Forum Dhammacitta

Buddhisme dan Kehidupan => Lingkungan => Topic started by: kullatiro on 27 October 2010, 08:26:19 PM

Title: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: kullatiro on 27 October 2010, 08:26:19 PM
QuoteVIVAnews -- Nasib juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan sudah diketahui. Pria bernama asli Mas Penewu Suraksohargo ini diyakini tewas.  Anggota Tim SAR, Subur Mulyono, yang menyampaikan kabar duka ini.

Jenazah Mbah Maridjan ditemukan pukul 05.00 Waktu Indonesia Barat tadi pagi. "Mbah Maridjan ditemukan dalam posisi sedang sujud di dekat rumahnya," kata Subur di RS Sardjito, Yogyakarta, Rabu 27 Oktober 2010.

Saat dievakuasi, posisi Mbah Maridjan masih sujud dengan luka bakar di tubuhnya. Subur mengaku mengenali jenazah tersebut dari batik yang dikenakan jenazah.

apa tanggapan kalian tentang juru kunci yang cari mati bersama banyak orang ini, padahal sudah di beritahu untuk mengungsi.
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: dewi_go on 27 October 2010, 08:55:44 PM
menurut bro? apa karena rasa bertanggung jawab sebagai juru kunci n abdi keraton or hanya sebatas cari 'sensasi'?
kalo menurutku dia yang memilih jalan hidupnya seperti apa yang ada saat ini, setidaknya hinggan ajalnya juga akan ada yang mengingatnya sebagai 'juru kunci merapi'
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 27 October 2010, 10:05:57 PM
Quote from: daimond on 27 October 2010, 08:26:19 PM
QuoteVIVAnews -- Nasib juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan sudah diketahui. Pria bernama asli Mas Penewu Suraksohargo ini diyakini tewas.  Anggota Tim SAR, Subur Mulyono, yang menyampaikan kabar duka ini.

Jenazah Mbah Maridjan ditemukan pukul 05.00 Waktu Indonesia Barat tadi pagi. "Mbah Maridjan ditemukan dalam posisi sedang sujud di dekat rumahnya," kata Subur di RS Sardjito, Yogyakarta, Rabu 27 Oktober 2010.

Saat dievakuasi, posisi Mbah Maridjan masih sujud dengan luka bakar di tubuhnya. Subur mengaku mengenali jenazah tersebut dari batik yang dikenakan jenazah.

apa tanggapan kalian tentang juru kunci yang cari mati bersama banyak orang ini, padahal sudah di beritahu untuk mengungsi.

bro diamond yg baik,
memang dijaman sekarang mungkin orang akan berpendapat "Mati Konyol" tapi mohon anda jangan menyama-ratakan pandangan ini dg orang2 ABDI DALEM, mereka semua akan setia kepada Sri Sultan hingga akhir hayat, mereka walau tidak digajipun tetap akan bersedia mati demi Sri Sultan. apabila mereka telah mengikrarkan diri sbg Abdi dalem maka mereka akan setia hingga ajalnya, demikian pula bila mereka telah bersumpah akan "menjaga" maka nyawa adalah taruhannya. sungguh SULIT menemukan orang2 yang sedemikian tingginya kesetiaannya kepada raja, mungkin masih kita temui di kisah2 kuno ttg kaisar China atau Mesir Kuno yg akan membunuh semua para pekerja yg membangun makam raja agar tidak bocor lokasi itu, atau penyimpanan harta raja, dll.

semoga Mbah Marijan terlahir di alam bahagia sesuai kebajikan yg telah ditimbun nya (***mohon ucapan ini tidak dikaitkan dg cara mati beliau***).

just for info, sy pernah menjadi bagian dari keluarga kerabat keraton selama 20 thn, jadi sedikit mengerti bagaimana budaya di lingkungan tsb.

mettacittena,
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: kullatiro on 27 October 2010, 10:09:01 PM
oh abdi keraton toh? baru tahu. makanya aneh tah kok dah suruh mengungsi masih bandel tinggal di sana.
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 27 October 2010, 10:29:28 PM
Quote from: daimond on 27 October 2010, 10:09:01 PM
oh abdi keraton toh? baru tahu. makanya aneh tah kok dah suruh mengungsi masih bandel tinggal di sana.

hehe... ;D

memang kita kadang sulit mengerti kok ada orang yg aneh2, tapi kalo kita mempelajari budaya mereka maka kita akan paham, misalnya dg cara mati mbah Maridjan ini, maka ketika kita membaca berita tsb seketika itu juga akan terlintas dibenak kita bhw ini orang mati konyol ato B**o, tp ketika kita mengetahui budayanya maka kita akan memahaminya, demikian pula dg budaya di Srilanka, ketika kita melihat video anggota monastik demonstrasi, maka kita pasti MENGHUJAT dan MENGUTUK perbuatan mereka, namun perlu dipelajari juga budaya latar belakangnya krn budaya ini telah berjalan sejak abad 3SM hingga saat ini berarti telah berlangsung selama lebih dari 2300 thn bhw Sangha memiliki power dlm masyarakat dan pemerintahan.

mettacittena,
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: johan3000 on 27 October 2010, 11:01:55 PM
adakah manfaat kalau gunung meletus kita masih berada di area bahaya (debu maupun lahar ?) ?
kalau debu panas kan sulit nafas tohhh! kenapa masih mau menetap disana ?
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 27 October 2010, 11:18:56 PM
Quote from: johan3000 on 27 October 2010, 11:01:55 PM
adakah manfaat kalau gunung meletus kita masih berada di area bahaya (debu maupun lahar ?) ?

bro Saceng yang baik,
memang tidak ada manfaatnya bagi siapapun, orang udah jelas2 disuruh ngungsi... namun tidak sama dikala ketemu falsafah jawa "sedoyo gesang kawulo ngabdi ngerso dalem"..... ;D


Quote from: johan3000 on 27 October 2010, 11:01:55 PM

kalau debu panas kan sulit nafas tohhh! kenapa masih mau menetap disana ?

mau dibilang gimana lagi... ;D
klo pikiran kita mgk akan berpikir "sapa tahu dia mo test abhinna"  ;D

mettacittena,
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: johan3000 on 27 October 2010, 11:26:57 PM
Quote from: pannadevi on 27 October 2010, 11:18:56 PM
Quote from: johan3000 on 27 October 2010, 11:01:55 PM
adakah manfaat kalau gunung meletus kita masih berada di area bahaya (debu maupun lahar ?) ?

bro Saceng yang baik,
memang tidak ada manfaatnya bagi siapapun, orang udah jelas2 disuruh ngungsi... namun tidak sama dikala ketemu falsafah jawa "sedoyo gesang kawulo ngabdi ngerso dalem"..... ;D


Quote from: johan3000 on 27 October 2010, 11:01:55 PM

kalau debu panas kan sulit nafas tohhh! kenapa masih mau menetap disana ?

mau dibilang gimana lagi... ;D
klo pikiran kita mgk akan berpikir "sapa tahu dia mo test abhinna"  ;D

mettacittena,

begitu sis Pannadevi,
kalau sultan gak pernah mengatakan... elu nunggu disana sampai meletus dehhh....

maka dalam hal ini terjadi SALAH TAFSIR...........yg mengakibatkan kematian....

kecuali dibuatin capsul sepecial yg bisa tahan lahar gunung berapi tuhhhhh baru sippp dehhh...

dan apa tugasnya juru kunci ?.... apa harus ikut hangus dgn lahar ? nah kalau udah hangus kan lebih repot lagi nyari juru kunci yg lain.....

sorry lhoooo kalau sembarang ngomong ya...
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: johan3000 on 27 October 2010, 11:28:35 PM
jadi marijan meninggal karna panas, atau karna gak bisa nafas ya ?
apakah diadakan otopsi ? dan menjelaskan bagaimana bisa meninggal ?

kenapa juru kunci gak disediakan baju anti api dan masker oksigen sekalian ?
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 27 October 2010, 11:32:58 PM
Quote from: johan3000 on 27 October 2010, 11:26:57 PM
Quote from: pannadevi on 27 October 2010, 11:18:56 PM
Quote from: johan3000 on 27 October 2010, 11:01:55 PM
adakah manfaat kalau gunung meletus kita masih berada di area bahaya (debu maupun lahar ?) ?

bro Saceng yang baik,
memang tidak ada manfaatnya bagi siapapun, orang udah jelas2 disuruh ngungsi... namun tidak sama dikala ketemu falsafah jawa "sedoyo gesang kawulo ngabdi ngerso dalem"..... ;D


Quote from: johan3000 on 27 October 2010, 11:01:55 PM

kalau debu panas kan sulit nafas tohhh! kenapa masih mau menetap disana ?

mau dibilang gimana lagi... ;D
klo pikiran kita mgk akan berpikir "sapa tahu dia mo test abhinna"  ;D

mettacittena,

begitu sis Pannadevi,
kalau sultan gak pernah mengatakan... elu nunggu disana sampai meletus dehhh....

maka dalam hal ini terjadi SALAH TAFSIR...........yg mengakibatkan kematian....

kecuali dibuatin capsul sepecial yg bisa tahan lahar gunung berapi tuhhhhh baru sippp dehhh...

dan apa tugasnya juru kunci ?.... apa harus ikut hangus dgn lahar ? nah kalau udah hangus kan lebih repot lagi nyari juru kunci yg lain.....

sorry lhoooo kalau sembarang ngomong ya...

begitu baca postingan anda, maka siapapun akan maklum anda pasti bukan orang JAWA, maka TIDAK PAHAM budaya ini...Abdi dalem tidak akan beranjak dari tempat tinggalnya apapun yg akan terjadi walau nyawa taruhannya....

utk selanjutnya sy memilih baca aja, krn sy bukan Abdi dalem ato Jubir Keraton, sory ya bro....mohon jangan salah paham, sy disini belajar dhamma....(***peace bro...***)

mettacittena,
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: hengki on 27 October 2010, 11:34:10 PM
salut banget bahwa di jaman skrg masih ada org seperti Mbah Marijan yg begitu SETIA. Jd sedih.
Di saat moral sebagian besar bangsa Indonesia ini yg sudah hancur...masih tersisa org yg begitu sederhana, setia sehingga mw bekerja walaupun gajinya minim. Yg saya dengar bahwa penghasilan dr iklan Extra Joss, Beliau bagi2kan kpd org2, Beliau tidak makan sendiri.
Masih ada org yg begitu Sederhana, Lugu, Baik jaman skrg dimana sifat Jujur, Setia, Tidak Egois sudah menjadi barang yg SANGAT LANGKA
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: johan3000 on 27 October 2010, 11:54:53 PM
Quote from: pannadevi on 27 October 2010, 11:32:58 PM
Quote from: johan3000 on 27 October 2010, 11:26:57 PM
Quote from: pannadevi on 27 October 2010, 11:18:56 PM
Quote from: johan3000 on 27 October 2010, 11:01:55 PM
adakah manfaat kalau gunung meletus kita masih berada di area bahaya (debu maupun lahar ?) ?

bro Saceng yang baik,
memang tidak ada manfaatnya bagi siapapun, orang udah jelas2 disuruh ngungsi... namun tidak sama dikala ketemu falsafah jawa "sedoyo gesang kawulo ngabdi ngerso dalem"..... ;D


Quote from: johan3000 on 27 October 2010, 11:01:55 PM

kalau debu panas kan sulit nafas tohhh! kenapa masih mau menetap disana ?

mau dibilang gimana lagi... ;D
klo pikiran kita mgk akan berpikir "sapa tahu dia mo test abhinna"  ;D

mettacittena,

begitu sis Pannadevi,
kalau sultan gak pernah mengatakan... elu nunggu disana sampai meletus dehhh....

maka dalam hal ini terjadi SALAH TAFSIR...........yg mengakibatkan kematian....

kecuali dibuatin capsul sepecial yg bisa tahan lahar gunung berapi tuhhhhh baru sippp dehhh...

dan apa tugasnya juru kunci ?.... apa harus ikut hangus dgn lahar ? nah kalau udah hangus kan lebih repot lagi nyari juru kunci yg lain.....

sorry lhoooo kalau sembarang ngomong ya...

begitu baca postingan anda, maka siapapun akan maklum anda pasti bukan orang JAWA, maka TIDAK PAHAM budaya ini...Abdi dalem tidak akan beranjak dari tempat tinggalnya apapun yg akan terjadi walau nyawa taruhannya....

utk selanjutnya sy memilih baca aja, krn sy bukan Abdi dalem ato Jubir Keraton, sory ya bro....mohon jangan salah paham, sy disini belajar dhamma....(***peace bro...***)

mettacittena,

Bila tubuh kena panas yg tinggi spt api, maka akan terjadi gerakan reflex...
dan gerakan tsb tidak perlu menunggu maupun mendpt restu dari OTAK....

QuoteAbdi dalem tidak akan beranjak dari tempat tinggalnya apapun yg akan terjadi walau nyawa taruhannya....
apakah ada perintah dari Sultan bahwa dia jangan bergerak kalau gunung meletus ?

sebenarnya gw pingin sekali main cetak2an dari lahar panas yg keluar dari gunung tsb.....

tetapi setelah ngomong sama beberapa orang, mereka tertawa.....katanya gw akan hangus terbakar.....

gw juga sadar itu sihhhh.... tapi gimana lagi... ada keinginan utk main cetak mencetak lahar panas...

(wuuee pernah lihat orang barat melakukannya....untung dia masih selamat dehhhhh)  :o :o :o
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: EVO on 28 October 2010, 12:35:20 AM
Kalau bkn org jawa emang susah ngerti...main2 dah ke yogya jadi bisa tau kok mau ya mbah gitu...kalau mau main cetak2 lahar panas...main peleburan emas ndak jauh2 amat warna dan panasnya hehe
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: Mr.Jhonz on 28 October 2010, 05:42:40 AM
:jempol: buat mbah marijan..
Setidaknya,beliau mati bukan sebagai pengecut..
*patut,di jadikan tokoh inspirasi
tidak seperti pejabat2 negeri kita yg tahunya cuma mengrogoti kekayaan negeri sendiri..
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: dilbert on 28 October 2010, 09:39:18 AM
Quote from: Mr.Jhonz on 28 October 2010, 05:42:40 AM
:jempol: buat mbah marijan..
Setidaknya,beliau mati bukan sebagai pengecut..
*patut,di jadikan tokoh inspirasi
tidak seperti pejabat2 negeri kita yg tahunya cuma mengrogoti kekayaan negeri sendiri..

Kalau menurut saya, bukan persoalan mati sebagai pengecut ataupun pemberani. Hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa Meninggal-nya Mbah Maridjan karena "TIDAK MAU DI-UNGSI-kan" adalah karena perbuatannya sendiri, yaitu menolak untuk di-ungsi-kan. Terlepas dari niat mbah maridjan sendiri, maka ketika kondisi sudan mendukung, yaitu datangnya abu panas vulkanik (yang konon bersuhu di atas 500 derajat), maka tidak akan ada makhluk hidup yang dapat bertahan tanpa peralatan maupun perlindungan.

Jadi menurut saya lebih "bijaksana" adalah
Quote from: Mr.Jhonz on 28 October 2010, 05:42:40 AM
:jempol: buat mbah marijan..
Setidaknya,beliau mati bukan sebagai pengecut..
*patut,di jadikan tokoh inspirasi
tidak seperti pejabat2 negeri kita yg tahunya cuma mengrogoti kekayaan negeri sendiri..

Banyak juga yang meninggal karena menolak di-ungsi-kan, Mengapa Mbah Maridjan saja yang di-sebut-sebut ? Karena memang media lebih "menjual" ketika meng-ekspose Mbah Maridjan...
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: sobat-dharma on 28 October 2010, 10:13:05 AM
Beliau bukan saja orang yang setia, namu juga orang yang bijaksana. Dalam artikel Kompas hari ini diceritakan pada suatu ketika Mbah Maridjan pernah mengutarakan pandangannya tentang manusia:

"'Kebutuhan orang itu, ya, 'rasa kekurangan' itu," katanya, mendadak berkomentar tentang bencana banjir dan longsor di mana-mana akibat ulah manusia. "Meski diberi sebanyak apa pun, manusia akan merasa kekurangan, karena kekurangan itulah kebutuhan manusia,"

Kata-kata ini rasa sungguh mengena pada kita semua....

Baca selengkapnya di:
[spoiler]http://regional.kompas.com/read/2010/10/28/08340068/Arti.Merapi.Bagi.Mbah.Maridjan...-4[/spoiler]
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: hatRed on 28 October 2010, 10:30:10 AM
lah manknya sang sultan bukannya dah suruh ngungsi?

berarti gak setia donk sama sultan :P
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: bond on 28 October 2010, 10:59:41 AM

Quote
memang tidak ada manfaatnya bagi siapapun, orang udah jelas2 disuruh ngungsi... namun tidak sama dikala ketemu falsafah jawa "sedoyo gesang kawulo ngabdi ngerso dalem"..... ;D

[at]  samaneri

Bisa diterjemahkan ke bahasa indonya  , yang saya bold biru sam?. Bahasanya kromo inggil  ora ngerti. ;D

Metta.
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: Elin on 28 October 2010, 11:06:04 AM
Salut thd kesetiaan nya sbg abdi dalem keraton..
Hebat banget..

Semoga ia bisa terlahir dialama yang lbh baik lagi.. _/\_
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: andry on 28 October 2010, 11:11:43 AM
gak gak gak....
merapi di lawan...

peace...
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: johan3000 on 28 October 2010, 11:29:06 AM
Quote from: bond on 28 October 2010, 10:59:41 AM

Quote
memang tidak ada manfaatnya bagi siapapun, orang udah jelas2 disuruh ngungsi... namun tidak sama dikala ketemu falsafah jawa "sedoyo gesang kawulo ngabdi ngerso dalem"..... ;D

[at]  samaneri

Bisa diterjemahkan ke bahasa indonya  , yang saya bold biru sam?. Bahasanya kromo inggil  ora ngerti. ;D

Metta.

tebakan gw sih...
kalau udah ngabdi di kerajaan sultan (dalem), mati pun rela menjalankan tugas tsb.

apakah begitu ?
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: Mr.Jhonz on 28 October 2010, 04:20:40 PM
Quote from: hatRed on 28 October 2010, 10:30:10 AM
lah manknya sang sultan bukannya dah suruh ngungsi?

berarti gak setia donk sama sultan :P
Mbah Marijan menjalankan amanat sri sultan IX,dan sri sultan ke IX udah wafat..
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: adi lim on 28 October 2010, 08:15:57 PM
Quote from: pannadevi on 27 October 2010, 10:29:28 PM
Quote from: daimond on 27 October 2010, 10:09:01 PM
oh abdi keraton toh? baru tahu. makanya aneh tah kok dah suruh mengungsi masih bandel tinggal di sana.

hehe... ;D

memang kita kadang sulit mengerti kok ada orang yg aneh2, tapi kalo kita mempelajari budaya mereka maka kita akan paham, misalnya dg cara mati mbah Maridjan ini, maka ketika kita membaca berita tsb seketika itu juga akan terlintas dibenak kita bhw ini orang mati konyol ato B**o, tp ketika kita mengetahui budayanya maka kita akan memahaminya, demikian pula dg budaya di Srilanka, ketika kita melihat video anggota monastik demonstrasi, maka kita pasti MENGHUJAT dan MENGUTUK perbuatan mereka, namun perlu dipelajari juga budaya latar belakangnya krn budaya ini telah berjalan sejak abad 3SM hingga saat ini berarti telah berlangsung selama lebih dari 2300 thn bhw Sangha memiliki power dlm masyarakat dan pemerintahan.

mettacittena,

saya tidak setuju 'budaya' para Bhikkhu unjuk rasa/demo dipertahankan walaupun sudah dua ribuan tahun.
bukankah tujuan jadi Bhikkhu adalah melatih diri ?


_/\_
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 28 October 2010, 10:20:56 PM
Quote from: EVO on 28 October 2010, 12:35:20 AM
Kalau bkn org jawa emang susah ngerti...main2 dah ke yogya jadi bisa tau kok mau ya mbah gitu...kalau mau main cetak2 lahar panas...main peleburan emas ndak jauh2 amat warna dan panasnya hehe

hehe...ide yg smart.... ;D ;D

yang satu hanya buat batu hasil akhirnya, klo yg satunya menghasilkan kekayaan, sebenernya batu juga bisa jadi kaya klo udah jadi bangunan...tp batu dg emas tentu lebih mahal harganya emas dg berat yg sama.... ;D ;D
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 28 October 2010, 10:30:46 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 28 October 2010, 05:42:40 AM
:jempol: buat mbah marijan..
Setidaknya,beliau mati bukan sebagai pengecut..
*patut,di jadikan tokoh inspirasi
tidak seperti pejabat2 negeri kita yg tahunya cuma mengrogoti kekayaan negeri sendiri..

hehe... ;D ;D

saya sebenarnya hanya mau baca aja, tapi kok jadi posting lagi nih (gawat ntar dibilang jilat ludah sendiri)....ok deh sy batasin....saya mohon jangan ada salah paham, kemarin sy nulis utk selanjutnya sy hanya mau baca aja, maksudnya sy tidak ingin ada debat kusir masalah budaya "Mengabdi" di dlm budaya Keraton Yogyakarta, krn sy bukan Jubir Keraton juga sy bukan Abdi Dalem, jadi hanya akan menjadi debat tanpa manfaat...

Mr.Jhonz yg baik,
jenasah diketemukan dlm keadaan bersujud, ini menunjukkan beliau sudah tahu ajal mendekat, jadi beliau melakukan Sholat terakhir kali, dlm kepercayaan I***m, mati dlm keadaan sholat maka akan masuk surga (***pls jangan dijadikan debat lo...***), jadi beliau memang telah mengetahui dan menyongsong kematiannya dg penuh keyakinan. untuk jaman sekarang ini sudah langka ada kesetiaan kepada negara dan bangsa, kalo pejabat2 kita begitu tahu ada bahaya cepat2 kabur ke LN... ;D ;D

mettacittena,
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 28 October 2010, 10:36:06 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 28 October 2010, 04:20:40 PM
Quote from: hatRed on 28 October 2010, 10:30:10 AM
lah manknya sang sultan bukannya dah suruh ngungsi?

berarti gak setia donk sama sultan :P
Mbah Marijan menjalankan amanat sri sultan IX,dan sri sultan ke IX udah wafat..

bro Hatred yg baik,
udah tahu khan jawaban nya.... ;D ;D

nice post mr.Jhonz...anda pantas dpt GRP sayang ga punya amunisi...hehe...

mettacittena,
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 28 October 2010, 10:43:03 PM
Quote from: bond on 28 October 2010, 10:59:41 AM

Quote
memang tidak ada manfaatnya bagi siapapun, orang udah jelas2 disuruh ngungsi... namun tidak sama dikala ketemu falsafah jawa "sedoyo gesang kawulo ngabdi ngerso dalem"..... ;D

[at]  samaneri

Bisa diterjemahkan ke bahasa indonya  , yang saya bold biru sam?. Bahasanya kromo inggil  ora ngerti. ;D

Metta.

Mr.Bond yg baik,
darimana aja...baru kelihatan nih...arti kata2 tsb "seluruh hidup saya utk mengabdi kepada Sri Sultan" ...tapi tidak sesimple itu....hanya sekedar kata2 saja, tapi amat mendalam maknanya, karena mengabdi disini adalah seluruh jiwa raganya hanya utk diabdikan kepada Sri Sultan, walau tidak dibayar sekalipun, beliau bersedia mati demi Sri Sultan. mengabdi disini bukan hanya mengabdi bekerja sesuai jam kantor, selesai ya selesai jam tugas, bisa istirahat, tidak lah seperti itu...mengabdi disini dlm arti 24jam full, sulit dilukiskan kata2, karena kedalaman makna "mengabdi" beda dengan "bekerja", semoga apa yg berusaha sy jelaskan dpt mendekati gambaran yg dimaksud.

mettacittena,
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 28 October 2010, 10:46:42 PM
Quote from: Elin on 28 October 2010, 11:06:04 AM
Salut thd kesetiaan nya sbg abdi dalem keraton..
Hebat banget..

Semoga ia bisa terlahir dialama yang lbh baik lagi.. _/\_

iya sis Elin, memang semua Abdi Dalem spt itu, tidak hanya beliau aja, juru kunci makam raja2 itupun juga demikian, sayang tidak meletus, jadi tidak ada beritanya...hehe...

mettacittena,
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 28 October 2010, 10:48:36 PM
Quote from: andry on 28 October 2010, 11:11:43 AM
gak gak gak....
merapi di lawan...

peace...

hehe...bro Andry...bro Andry...ga bisa diterima akal sehat khan...emang susah klo udah berhadapan dg budaya...

mettacittena,
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: wiithink on 28 October 2010, 10:48:44 PM
salut ntuk kesetiaan mbah..

udah bisa di itung pake jari orang begini di dunia..

katanya, arah sujudnya mbah ke arah kraton yah..
membelakangi merapi. mungkin, wujud hormat terakhir kalinya ke kraton..

kain kafannya penuh darah, mungkin ditarik paksa kali yah, kaki dan tangan mbah marijan ntuk lurus dan bisa di kafanin.. kesian  :'(
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 28 October 2010, 10:50:41 PM
Quote from: johan3000 on 28 October 2010, 11:29:06 AM
Quote from: bond on 28 October 2010, 10:59:41 AM

Quote
memang tidak ada manfaatnya bagi siapapun, orang udah jelas2 disuruh ngungsi... namun tidak sama dikala ketemu falsafah jawa "sedoyo gesang kawulo ngabdi ngerso dalem"..... ;D

[at]  samaneri

Bisa diterjemahkan ke bahasa indonya  , yang saya bold biru sam?. Bahasanya kromo inggil  ora ngerti. ;D

Metta.

tebakan gw sih...
kalau udah ngabdi di kerajaan sultan (dalem), mati pun rela menjalankan tugas tsb.

apakah begitu ?

hehe... ;D

bro Saceng pinter deh...tapi sory baru kebaca setelah sy jawab pertanyaannya mr.Bond diatas...
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 28 October 2010, 10:58:09 PM
Quote from: adi lim on 28 October 2010, 08:15:57 PM
Quote from: pannadevi on 27 October 2010, 10:29:28 PM
Quote from: daimond on 27 October 2010, 10:09:01 PM
oh abdi keraton toh? baru tahu. makanya aneh tah kok dah suruh mengungsi masih bandel tinggal di sana.

hehe... ;D

memang kita kadang sulit mengerti kok ada orang yg aneh2, tapi kalo kita mempelajari budaya mereka maka kita akan paham, misalnya dg cara mati mbah Maridjan ini, maka ketika kita membaca berita tsb seketika itu juga akan terlintas dibenak kita bhw ini orang mati konyol ato B**o, tp ketika kita mengetahui budayanya maka kita akan memahaminya, demikian pula dg budaya di Srilanka, ketika kita melihat video anggota monastik demonstrasi, maka kita pasti MENGHUJAT dan MENGUTUK perbuatan mereka, namun perlu dipelajari juga budaya latar belakangnya krn budaya ini telah berjalan sejak abad 3SM hingga saat ini berarti telah berlangsung selama lebih dari 2300 thn bhw Sangha memiliki power dlm masyarakat dan pemerintahan.

mettacittena,

saya tidak setuju 'budaya' para Bhikkhu unjuk rasa/demo dipertahankan walaupun sudah dua ribuan tahun.
bukankah tujuan jadi Bhikkhu adalah melatih diri ?


_/\_

bro Adi Lim yg baik,
memang tujuan menjadi bhikkhu adalah melatih diri, bukan untuk demonstrasi, sedangkan budaya negara lain BUKAN HAK kita untuk ikut campur, termasuk budaya di Tibet yg Kepala Negaranya adalah Dalai Lama yang juga notabene seorang bhikkhu, lantas kita tidak setuju khan seorang bhikkhu tidak boleh jadi Kepala Negara....saya mohon agar anda dpt memilah belajar dhamma dan kehidupan bernegara suatu bangsa. mereka menjalankan negara dan bangsa mereka itu adalah HAK mereka, saya masih jauh dari sempurna, saya membutuhkan belajar yg masih panjang sekali....

mettacittena,
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 28 October 2010, 11:29:39 PM
Quote from: wiithink on 28 October 2010, 10:48:44 PM
salut ntuk kesetiaan mbah..

udah bisa di itung pake jari orang begini di dunia..

katanya, arah sujudnya mbah ke arah kraton yah..
membelakangi merapi. mungkin, wujud hormat terakhir kalinya ke kraton..

kain kafannya penuh darah, mungkin ditarik paksa kali yah, kaki dan tangan mbah marijan ntuk lurus dan bisa di kafanin.. kesian  :'(

waduhhh...harusnya manggil bro hatred dulu...klo di jampi2 ama orang Toraja (negaranya bro Hatred) malah bisa jalan sendiri lo... jadi ga perlu ditarik dg paksa...sebenarnya I***m pun ada doanya utk melenturkan jenasah, maka tubuh menjadi lentur mudah diposisikan apapun, kasihan juga ya...semoga beliau terlahir dialam bahagia...

mettacittena,
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: Adhitthana on 29 October 2010, 01:05:20 AM
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fimage.gepewe.com%2Fout.php%2Fi292_Capture142046.jpg&hash=aeb9e202ddc0e677b88111a1d8d336f6518abf61)

[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fimage.gepewe.com%2Fout.php%2Fi293_JenazahMbahMaridjanposisisujud.jpg&hash=9e4dba0089f5a3d66cbb77df33b2d23d3de6436e)[/spoiler]
Title: gimana info terakhirnya mbah Maridjan ?
Post by: johan3000 on 29 October 2010, 05:21:21 AM
Detik-detik Mbah Maridjan Selamat dari Semburan Wedus Gembel
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Setya Krisna Sumargo/Bramasto Adhy/Mussafiq

BANGKA POS.COM, YOGYAKARTA – Kesepuhan Mbah Maridjan nyata adanya. Menghadapi kondisi luar biasa bahaya yang mengancam nyawa, ia masih tampak tenang bahkan mengeluarkan guyonan yang mampu mengalihkan sedikit kekhawatiran dari ancaman wedhus gembel yang mengintip.
Dengar saja jawabannya saat diwawancarai Kru Tribunnews.com yang berhasil menemuinya sesaat sebelum semburan awan panas menyergap ke kawasan Desa Kinahardjo, tempat Mbah Maridjan bermukim, Selasa (26/10/2010) sekitar 17.58 WIB atau beberapa menit sebelum awan panas mencapai kawasan desa itu.
Seolah ia mengalihkan pembicaraan soal seputar Merapi. Mbah Marijan pun mulai ndagel (berguyon) dan sama sekali tidak menyinggung soal letusan merapi.
Guyunan pun mengalir dari soal perempuan sampai soal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Misalnya saja, bagaimana dia mengaku merasa tidak kenal saat bertemu SBY entah dimana.
"Lha aku ketemu SBY yo ra srawung (Saya ketemu SBY juga tidak akrab, red)," katanya tanpa menceritakan dimana dan kapan dia bertemu presiden.
Pun begitu, sedikit banyak soal Merapi pun tersebut dalam wawancara tersebut. Menurutnya, banyak wartawan salah memilih sumber berita soal letusan merapi. Sebagai orang biasa, sama seperti warga lainnya di Kinarejo, Mbah Marijan tidak bisa memprediksi soal letusan Merapi. "Kalau mau tau kapan meletus, yo tanya BPPTK atau Vulkanologi," kata Mbah Marijan,
Meski begitu, menurut Itong, Anggota Pecinta Alam di Yogjakarta yang kemarin kebetulan ikut menemani Tribun ngobrol dengan Mbah Maridjan, beberapa kali dia selalu bilang, apapun yang terjadi dengan Merapi, kali ini bukanlah letusan yang sebenarnya.
"Harnya batuk saja, seperti tahun 2006 itu," kata Itong menirukan Mbah Marijan, kemarin, yang ditanggapi dengan diam oleh Marijan.
Tidak hanya itu, menurut Itong, letusan yang terjadi pada 2006 dan kali ini, hanyalah untuk mbangun. "Pastinya, saya tidak tahu apa maksudnya mbangun. Sebagai pendaki, memang setelah letusan 2006 dan guguran kali ini, bentuk merapi jadi berubah," tambahnya, tanpa mau menjelaskan makna supranaturalnya.
Selain guyonan soal SBY, Marijan juga banyak bercerita soal perempuan. Menurutnya, banyak orang yang datang padanya untuk minta pengasihan agar dapat dicintai perempuan.
"Kalau ingin punya istri atau suami, ya harus PCRN (pacaran, red), bukan minta apa-apa ke saya. Wong-wong ki do aneh (orang-orang ini memang aneh, red)," katanya.
Ia pun kemudan bercerita sedikit soal merapi dengan menggunakan pertanda hubungan laki-laki perempuan. Menurutnya, kalau suami istri sedang berhubungan seks, pasti ditutupi. Demikian juga dengan Merapi, saat bergejolak dia akan tertutup kabut.
"Yo Ngono kui (ya begitu itu)," jawab Marijan saat Tribun menanyakan jam berapa kira-kira Merapi bisa dipotret.
Sambil terus terkekeh-kekeh, beberapa cerita pun terus meluncur dari mulut Mbah Marijan, hingga akhirnya terdengar gemuruh cukup panjang sebagai tanda terjadi letusan. Saat itu, Mbah Marijan masih sempat melempar guyonan.
"Itu, batuk lagi," katanya sambil mohon pamit mau masuk ke dalam rumah untuk melihat televisi.
Belum lama dia menikmati televisi di dalam rumah, sejumlah orang dari tim SAR berdatangan, termasuk Tutus Priyono yang belakangan ditemukan tewas. Mereka meminta agar Mbah Marijan bersedia turun.
"Informasinya, mbah Maridjan mau turun," kata Adam, seorang anggota Tim SAR itu.
Namun sayang, saat persiapan sedang dilakukan, rombongan dari PT PLN datang dan bermaksud bertemu untuk minta nasihat. Karena rombongan itu membawa kamera, Mbah Maridjan pun enggan menemui, termasuk menolak untuk dievakuasi.
Dia memilih pergi ke Masjid yang hanya berjarak 100 meter dari rumahnya untuk melakukan Salat Maghrib. Keputusan yang akhirnya menyelamatkan nyawanya. Saat evakuasi, ia ditemukan selamat meski dalam keadaan lemas dan sesak napas di dalam masjid.
Beberapa menit setelah itu, saat Maridjan baru masuk ke dalam masjid, sirene tanda letusan berbunyi. Rombongan Tim SAR pun semburat, termasuk di antaranya beberapa orang dari PLN tersebut. (tribunnews)
Title: Inilah Riwayat Hidup Mbah Maridjan
Post by: johan3000 on 29 October 2010, 05:27:48 AM
JAKARTA, KOMPAS.com Rabu, 27 Oktober 2010 | 08:24 WIB — Mbah Maridjan lahir tahun 1927 di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia mempunyai seorang istri bernama Ponirah (73), 10 orang anak (lima di antaranya telah meninggal), 11 cucu, dan 6 orang cicit.
Anak-anak Mbah Maridjan yang masih hidup bernama Panut Utomo (50), Sutrisno (45), Lestari (40), Sulastri (36), dan Widodo (30). Mereka ada yang memilih tinggal di Yogyakarta dan ada pula yang di Jakarta.
Di antara anak-anak Mbah Maridjan, juga ada yang siap mewarisi tugas sebagai juru kunci Gunung Merapi dan kini telah menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta.
Pada tahun 1970 Mbah Maridjan diangkat menjadi abdi dalem Keraton Kesultanan Yogyakarta dan oleh Sultan Hamengku Buwono IX diberi nama baru, yaitu Mas Penewu Suraksohargo1. Pada saat itu, sebagai abdi dalem, Mbah Maridjan diberi jabatan sebagai wakil juru kunci dengan pangkat Mantri Juru Kunci, mendampingi ayahnya yang menjabat sebagai juru kunci Gunung Merapi.
Pada saat menjadi wakil juru kunci, Mbah Maridjan sudah sering mewakili ayahnya untuk memimpin upacara ritual labuhan di puncak Gunung Merapi. Setelah ayahnya wafat, pada tanggal 3 Maret 1982, Mbah Maridjan diangkat menjadi juru kunci Gunung Merapi.
Sebagai seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta dengan jabatan juru kunci, Mbah Maridjan juga menunjukkan nilai-nilai kesetiaan tinggi. Meskipun Gunung Merapi memuntahkan lava pijar dan awan panas yang membahayakan manusia, dia bersikukuh tidak mau mengungsi.
Sikapnya yang terkesan mbalelo itu semata-mata sebagai wujud tanggung jawabnya terhadap tugas yang diamanatkan oleh Ngarsa Dalem.
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: Elin on 29 October 2010, 10:40:18 AM
Quote from: pannadevi on 28 October 2010, 10:46:42 PM
iya sis Elin, memang semua Abdi Dalem spt itu, tidak hanya beliau aja, juru kunci makam raja2 itupun juga demikian, sayang tidak meletus, jadi tidak ada beritanya...hehe...

mettacittena,

waduh.. kalo makam tsb meletus mah bisa lari ampe pipis dicelana :))
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: Kelana on 29 October 2010, 10:57:54 AM
Quote from: wiithink on 28 October 2010, 10:48:44 PM
salut ntuk kesetiaan mbah..

udah bisa di itung pake jari orang begini di dunia..

katanya, arah sujudnya mbah ke arah kraton yah..
membelakangi merapi. mungkin, wujud hormat terakhir kalinya ke kraton..

kain kafannya penuh darah, mungkin ditarik paksa kali yah, kaki dan tangan mbah marijan ntuk lurus dan bisa di kafanin.. kesian  :'(

O Ic, pantas waktu pemakamannya saya lihat di tv kok ada bantal dan kain bercorak merah, sepertinya tidak lazim untuk orang mati, ternyata darah toh.
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: bond on 29 October 2010, 01:11:34 PM
Kalau diperhatikan dengan seksama muka Mbah Maridjan mirip dengan tokoh pewayangan Semar apalagi kalau dia memakai belangkon  :)
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: HokBen on 29 October 2010, 03:34:00 PM
Quote from: pannadevi on 28 October 2010, 10:46:42 PM
Quote from: Elin on 28 October 2010, 11:06:04 AM
Salut thd kesetiaan nya sbg abdi dalem keraton..
Hebat banget..

Semoga ia bisa terlahir dialama yang lbh baik lagi.. _/\_

iya sis Elin, memang semua Abdi Dalem spt itu, tidak hanya beliau aja, juru kunci makam raja2 itupun juga demikian, sayang tidak meletus, jadi tidak ada beritanya...hehe...

mettacittena,

Dapet dari milis, yg salah satu topiknya juga lagi bahas seputar Alm. Mabh Maridjan. Memang pengabdian Abdi Dalem pada Keraton itu sungguh "dalem". :) dan sepertinya mereka (para abdi dalem) sangat memahami arti bersyukur...

Posted by: "siswantini_ss"
Thu Oct 28, 2010 6:50 pm (PDT)


Saya urun rembug dan setuju dengan pernyataan sdr Item. Saya sudah tahu dan kenal dg Mbah Maridjan sejak kuliah. Setiap teman2 mau ke Merapi, pasti mampir ke Kinahrejo. Dan sosok Mbah Maridjan tidak seperti yang digambarkan media massa selama ini. Dia sangat santun, ramah, dan senang bertanam. Malah kami sering mendapat jamuan sederhana. Tidak pernah berpikir neko-neko. Saat dia menjadi bintang iklan, tidak ada perubahan dalam sikap. Dia sosok sederhana dan bertanggungjawab terhadap tugas yang diembannya. Tapi kenapa justru skrg banyak org membenturkan dg kepentingan2 sesaat. Seorang abdi dalem, akan setia kepada raja yang mengangkatnya. Saya masih ingat saat Sri Sultan HB IX mangkat, seorang sais kuda yang mengiringi kepergian sang Raja mengungkapkan, hidup mati saya ikut dan patuh kepada Sinuwun (HB IX). Itulah kesetiaan dan tanggungjawab para abdi dalem yang gajinya tidak sampai Rp500 ribu, tapi kesetiaannya luar biasa. Mereka bahagia karena telah menjalankan tugas. Sebagaimana Mbah Maridjan contohkan. Dan hampir semua abdi dalem demikian sikapnya. Setia pd raja dan bertanggungjawab atas kewajiban yang dititahkan sang Raja.

Kebetulan saya punya dua paman yang sudah alm. Keduanya abdi dalem di Kraton Yogyakarta. Gaji yang diterima Rp100 ribu. Tapi setiap upacara sekaten, mendapat uang transport yang kalau dihitung dari ukuran orang Jakarta tidak cukup. Setiap upacara gunungan, ada uang transport Rp5000. Tapi apa kata paman-paman saya. Ini pemberian dari Ngarso Dalem, kami senang. Hidup adalah pilihan. Jangan kemudian dibenturkan dengan banyak opini masyarakat kosmopolitan. Dan sifat sederhana ini menjadi panutan masyarakat. Masyarakat tidak mengkultuskan, tapi menghormati karena keteladanan. Hidup sederhana, bertanggungjawab dan tidak korupsi.

Salam
SS
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: johan3000 on 02 November 2010, 01:12:27 PM
ada yg bilang Marijan menukarkan nyawanya supaya gunung Merapi cuma batuk2, dan mucrat dikit aja...
(sekitar 15 org yg menunggu Marijan sholat dan mau turun kebawah akhirnya.... meninggal)

jangan dikira....ehhhh gunung mau meletus koq "bodoh" banget diatas, gak mau turun...


Nah gimana menurut member2 adakah info tambahan ?
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 02 November 2010, 10:16:27 PM
Quote from: Elin on 29 October 2010, 10:40:18 AM
waduh.. kalo makam tsb meletus mah bisa lari ampe pipis dicelana :))

hehe...sis Elin lucuuu....
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 02 November 2010, 10:18:59 PM
Quote from: bond on 29 October 2010, 01:11:34 PM
Kalau diperhatikan dengan seksama muka Mbah Maridjan mirip dengan tokoh pewayangan Semar apalagi kalau dia memakai belangkon  :)

soalnya mau mirip mr.bond takut diajak main pilem....ga mirip aja udah beberapa kali di shooting, klo mirip ama mr.bond bisa dikontrak ntar....hehe...
Title: Re: Mbah Maridjan Meninggal
Post by: pannadevi on 02 November 2010, 10:21:46 PM
Quote from: HokBen on 29 October 2010, 03:34:00 PM
iya sis Elin, memang semua Abdi Dalem spt itu, tidak hanya beliau aja, juru kunci makam raja2 itupun juga demikian, sayang tidak meletus, jadi tidak ada beritanya...hehe...

mettacittena,


Dapet dari milis, yg salah satu topiknya juga lagi bahas seputar Alm. Mabh Maridjan. Memang pengabdian Abdi Dalem pada Keraton itu sungguh "dalem". :) dan sepertinya mereka (para abdi dalem) sangat memahami arti bersyukur...

Posted by: "siswantini_ss"
Thu Oct 28, 2010 6:50 pm (PDT)


Saya urun rembug dan setuju dengan pernyataan sdr Item. Saya sudah tahu dan kenal dg Mbah Maridjan sejak kuliah. Setiap teman2 mau ke Merapi, pasti mampir ke Kinahrejo. Dan sosok Mbah Maridjan tidak seperti yang digambarkan media massa selama ini. Dia sangat santun, ramah, dan senang bertanam. Malah kami sering mendapat jamuan sederhana. Tidak pernah berpikir neko-neko. Saat dia menjadi bintang iklan, tidak ada perubahan dalam sikap. Dia sosok sederhana dan bertanggungjawab terhadap tugas yang diembannya. Tapi kenapa justru skrg banyak org membenturkan dg kepentingan2 sesaat. Seorang abdi dalem, akan setia kepada raja yang mengangkatnya. Saya masih ingat saat Sri Sultan HB IX mangkat, seorang sais kuda yang mengiringi kepergian sang Raja mengungkapkan, hidup mati saya ikut dan patuh kepada Sinuwun (HB IX). Itulah kesetiaan dan tanggungjawab para abdi dalem yang gajinya tidak sampai Rp500 ribu, tapi kesetiaannya luar biasa. Mereka bahagia karena telah menjalankan tugas. Sebagaimana Mbah Maridjan contohkan. Dan hampir semua abdi dalem demikian sikapnya. Setia pd raja dan bertanggungjawab atas kewajiban yang dititahkan sang Raja.

Kebetulan saya punya dua paman yang sudah alm. Keduanya abdi dalem di Kraton Yogyakarta. Gaji yang diterima Rp100 ribu. Tapi setiap upacara sekaten, mendapat uang transport yang kalau dihitung dari ukuran orang Jakarta tidak cukup. Setiap upacara gunungan, ada uang transport Rp5000. Tapi apa kata paman-paman saya. Ini pemberian dari Ngarso Dalem, kami senang. Hidup adalah pilihan. Jangan kemudian dibenturkan dengan banyak opini masyarakat kosmopolitan. Dan sifat sederhana ini menjadi panutan masyarakat. Masyarakat tidak mengkultuskan, tapi menghormati karena keteladanan. Hidup sederhana, bertanggungjawab dan tidak korupsi.

Salam
SS
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

nah klo gini malah enak, diceritakan oleh yg ngalami sendiri langsung wlu melalui paman nya, lebih bisa detil...

nice post bro...sayang ga bisa kirim GRP...blm punya cukup amunisi...hehe...

mettacittena,