Proses Diskusi Dalam Thread Mahayana menjadi sangat terhambat, terkendala, dan menjadi tidak efektif karena apabila disusupi oleh individu yang sama sekali tidak mengerti konsep Mahayana, namun masuk ke dalam komunitas ini untuk membuat kekacauan. Demikian juga tidaklah etis bila seseorang yang tidak mengerti konsep tradisi Theravada lalu masuk ke dalam Thread tersebut untuk membuat kekacauan berupa penghinaan, pelecehan dan menebar kebencian, ini bukanlah bentuk diskusi yang sehat.
Ibarat sebuah kelas yang sedang berdiskusi tiba-tiba kemasukan seorang pengganggu dengan kata-kata kotor dan penghinaan, maka proses belajar mengajar dalam kelas tersebut menjadi terhambat.
Dalam Thread Mayahana, sangat kami akui bahwa masih terdapat banyak kekurangan, mungkin juga terdapat cara pengeluaran pendapat yang tidak sesuai dengan semangat moralitas dan teladan dari Sang Buddha. Namun dengan setulusnya, kelompok diskusi ini sangat antusias untuk belajar melangkah sebisa mungkin agar dapat mensejajarkan diri dengan spiritualitas sejati dari Sang Jina. Tentu ini butuh proses yang panjang, namun tidak akan mengurangi semangat dalam menapaki jalan ini walau ada saatnya terjatuh dan terperosot.
Oleh karena itu, Masukan anda akan sangat kami hargai dalam bagaimana menindak lanjuti permasalahan ini. Terima kasih.
Betul sekali, kita disini untuk belajar bukan untuk saling menghina, gunakanlah ucapan yang baik.
Semoga pengetahuan kita lebih berkembang dengan baik _/\_
Setuju ... _/\_
" Your Mouth is Your Tiger "
Bagaimana kalau orang yang antipati dengan Mahayana dibanned aja masuk ke thread Mahayana biar dia gak bisa ngacau dengan opini2 dia yang ngawur dan gak jelas juntrungannya.
Ajaran Mahayana sebenarnya sangat bagus hanya harus diakui bahwa keterbatasan literatur2 Mahayana dan penceramah2 yang berkualitas yang membuat Mahayana kurang berkembang dan membuat orang salah pengertian tentang Mahayana.
Teman saya Ci Kelly membuat terobosan dengan cara menterjemahkan, mencetak dan menyebarkan VCD2 Dharma terutama aliran Mahayana serta mencetak Buku Keng untuk dibagikan gratis ke Vihara2 di daerah2.
Ternyata menurut Ci Kelly, masih banyak Vihara2 yang membutuhkan Buku Keng.
Banyak Vihara2 yang minta Buku Keng pada Ci Kelly. Sekarang Dana yang masuk setiap bulan untuk mencetak Buku Keng kira2 15 juta. Sekarang kelompok Buku Keng Ci Kelly mau membantu Buku Keng untuk Vihara2 di Aceh yang kena Tsunami.
Hp Ci Kelly : 0818171885
Semoga bermanfaat.
silahkan ban saya kalo mao...terserah...
aku cuma gk tahan kalo liat ajaran2 Hindhu yg masuk dalam agama Buddha dan dipertahankan...
it's very stupid!
oh iyah...aku lupa...
katane mao mencapai tahap kebodhisatvaan? begitukah cara Mahayana untuk bertindak jika melihat orang yg tidak disukainya? dengan meng-press dia agar dia tidak dapat mengungkapkan pendapatnya lage? HAHAHA..pantas saja pada India kuno Hinayana kalah debat sama Mahayana..umat2 Hinayana yg jujur di back stab oleh umat2 Mahayana yg berdogma...
gk beda sama Selam!
Mungkin tidak perlu sampai di banned, karena setiap orang mempunyai hak suara untuk bertanya dan mempertanyakan suatu ajaran ...
Hanya saja bagi yang hendak bertanya dan mempertanyakan ajaran mahayana, sepantasnyalah menggunakan bahasa yang baik dan bijak serta bertanya karena ingin mengetahui seluk beluk dari ajaran mahayana dan bukan untuk menghujat ... Karena dengan menghujat itu sudah bertentangan dengan ajaran Dhamma ... Ya khan ? ...
Tidak ada yang pintar maupun bodoh, setiap ajaran memiliki kelebihan masing2 ... Karena alam semesta ini sangatlah luas dan banyak rahasia2 alam yang tidak dapat di telusuri hanya dengan teori2 semata, tetapi juga perlu praktek dan pemahaman dengan meditasi. Sang Buddha sudah mengajarkan untuk Ber - Ehipassiko ... Apakah kita semua sudah meng Ehipassiko semua ajaran Buddha ? ... Mari kita saling membimbing walau kita berbeda aliran tetapi tetap satu dalam ajaran Dhamma ...
Maaf kalau ada kata2 yang keliru .. Semoga kita semua di forum ini semakin maju dalam Praktek Dhamma, bukan hanya teori semata ... _/\_
Quote from: Felix Thioris on 02 March 2008, 05:10:50 PM
Mungkin tidak perlu sampai di banned, karena setiap orang mempunyai hak suara untuk bertanya dan mempertanyakan suatu ajaran ...
Hanya saja bagi yang hendak bertanya dan mempertanyakan ajaran mahayana, sepantasnyalah menggunakan bahasa yang baik dan bijak serta bertanya karena ingin mengetahui seluk beluk dari ajaran mahayana dan bukan untuk menghujat ... Karena dengan menghujat itu sudah bertentangan dengan ajaran Dhamma ... Ya khan ? ...
Tidak ada yang pintar maupun bodoh, setiap ajaran memiliki kelebihan masing2 ... Karena alam semesta ini sangatlah luas dan banyak rahasia2 alam yang tidak dapat di telusuri hanya dengan teori2 semata, tetapi juga perlu praktek dan pemahaman dengan meditasi. Sang Buddha sudah mengajarkan untuk Ber - Ehipassiko ... Apakah kita semua sudah meng Ehipassiko semua ajaran Buddha ? ... Mari kita saling membimbing walau kita berbeda aliran tetapi tetap satu dalam ajaran Dhamma ...
Maaf kalau ada kata2 yang keliru .. Semoga kita semua di forum ini semakin maju dalam Praktek Dhamma, bukan hanya teori semata ... _/\_
_/\_
Mohon maaf momod dan rekan lain yang sudah panas.
Saya rasa usul ini perlu dipertimbangkan lagi..
Di satu sisi, kata-kata bro El Sol emang tajam. Tapi IMO kata2 yang tajam itu bisa dianggap suatu bentuk hinaan atau bisa juga dianggap suatu bentuk latihan kesabaran dan mencoba menanamkan pengertian ke El Sol tidak dalam bentuk "punishment" berupa ban / dsb tapi dengan menunjukkan kepada El Sol ini lho Mayahana yang sebenarnya melalui perbuatan dan tindakan. Karena hanya bisa di internet, maka bisa ditunjukkan salah satunya melalui dengan penggunaan bahasa yang baik.
Karena IMO, mem-ban El Sol di thread ini tidak akan menyelesaikan masalah.
El Sol sendiri tetap akan anti pada Mahayana. Akan tetapi saya juga tidak membenarkan kata2 El Sol. Saya secara pribadi harap bro El Sol lebih bisa belajar untuk berbahasa yang lebih baik.
Jadi intinya saya harap bentuk hukuman yang terberat bagi El Sol bukanlah berupa ban tetapi berupa penghapusan kata2 / thread yang dapat menyakiti umat Mahayanis dengan dilengkapi alasan yang logis seperti yang dilakukan oleh Bro Medho sebelumnya.
Dalam hal ini, saya harap Bro Chingik sebagai moderator lebih bersabar. Karena Buddhism baik Theravada atau pun Mahayana dan Tantrayana bukanlah sesuatu yang dihafal melainkan sesuatu yang dipraktekkan. Salah satu bentuk praktek Buddhism adalah kesabaran.
Maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan.
Sep sep sep ......
Setuju dengan fox.
Sebenarnya untuk el sol hanya agar lebih bijak dalam pemilihan kata2 jika memang itu sebuah kritikan, entah elsol suka atau tidak terhadap Mahayana,itu bukan masalah karena semua dalam proses pembelajaran. Kita pun memaklumi semua peserta diskusi pasti ada kelemahan dan kelebihan. Banned itu pun bukan suatu penyelesaian yg harus disikapi dengan terburu-buru tetapi disikapi secara bijaksana, cinta kasih lah yg harus di tonjolkan di forum ini. Api harus dilawan dengan air. Emosi adalah hal yg wajar, yg penting jangan kebablasan.
Theravada, Mahayana,Tantrayana, all of them love Buddha. So we are brother and sister actually.
Love and Patient. Ciayo
Mettacitena. _/\_
bukan bermaksud ngebelain, saya cuman mau menawarkan satu sudut pandang lain...
terlepas dari kata2 kasar dan ketidakmampuannya untuk menjelaskan argumennya, tentu kengototan elsol lahir dari rasa penasaran dan rasa tidak puasnya karena banyak pertanyaan2 dan ganjalan2 dihatinya yg (menurutnya) tidak bisa dijawab dengan memuaskan oleh penganut mahayana yg lebih mengerti mengenai konsep2 mahayana tersebut. saya mengajak kaum mahayana agar juga instrospeksi ke dalam dan berusaha untuk bisa menyajikan jawaban yg lebih jelas, konsisten dan menyeluruh mengenai konsep2 mahayana yg kadang terlihat bertentangan dengan konsep2 yg ada di kanon pali...
mungkin ada baiknya anda mengejar dan menggali lebih dalam dan memaksa elsol untuk menjelaskan dengan lebih rinci pendapat2nya... kalo memang misalnya anda tidak bisa menjelaskan pertanyaan2 elsol dengan memuaskan, mungkin ini bisa menjadi bahan diskusi menarik bagi sesama mahayanis sendiri...
contohnya, elsol mengklaim kala mahayana banyak mengkopi ajaran2 hindu... mungkin perlu dirincikan, ajaran yg mana yg dikopi, ajaran mahayana yg mana, dari literatur apa... kalo dia tidak mampu memberikan argumen apa2 dan rincian lainnya (ciri2nya, elsol udah memakai kata 'pokoknya'), bolehlah elsol dicap asal njeplak dan kedogolannya persis kayak selam yg dibencinya. tapi selama elsol bisa memberikan rinciannya dan anda tidak bisa menjawab dengan memuaskan (ciri2nya, anda udah memakai kata 'pokoknya'), jangan salahkan rasa penasaran elsol menjadi2...
tentu saja kalo ketidaktertiban dan sampah musti dibersihkan, namun selama masih ada isi di dalamnya, janganlah dibungkam begitu saja...
fair kan? ;D
Jujur harus diakui bahwa di Indonesia perkembangan Mahayana kalah dibandingkan dengan Theravada karena Theravada sangat baik organisasinya dan juga Bhante2nya pintar berceramah dan mengerti dengan baik Dhamma, terus buku2nya juga banyak, lain dengan Mahayana yang sangat minim buku2 Dharma begitupula Bhikkhu2nya kurang pintar berceramah jadi wajar kalau umat Mahayana sendiri kurang mengerti Ajaran Mahayana apalagi yg dari Theravada.
Hanya kalau ada yang gak mengerti Mahayana tapi langsung mencaci maki dan menghina Mahayana maka gak pantas. Kalau gak mengerti, kita diskusikan saja baik2 agar tidak timbul konflik yang gak perlu.
Oh iya ada yang ketinggalan.
Kalau ada Vihara2 Mahayana yang butuh Buku Keng untuk Kebaktian bisa menghubungi saya di 0819-29483128 atau Ci Kelly.
Karena berdasarkan survey dan pengalaman, ternyata masih banyak Vihara2 Mahayana yang belum ada atau sedikit memiliki Buku Keng untuk Kebaktian.
Semoga Buddha Dharma semakin maju dan berkembang serta tersebar luas di bumi Indonesia ini.
_/\_
Quote from: hengki on 02 March 2008, 07:15:25 PM
Jujur harus diakui bahwa di Indonesia perkembangan Mahayana kalah dibandingkan dengan Theravada karena Theravada sangat baik organisasinya dan juga Bhante2nya pintar berceramah dan mengerti dengan baik Dhamma, terus buku2nya juga banyak, lain dengan Mahayana yang sangat minim buku2 Dharma begitupula Bhikkhu2nya kurang pintar berceramah jadi wajar kalau umat Mahayana sendiri kurang mengerti Ajaran Mahayana apalagi yg dari Theravada.
Hanya kalau ada yang gak mengerti Mahayana tapi langsung mencaci maki dan menghina Mahayana maka gak pantas. Kalau gak mengerti, kita diskusikan saja baik2 agar tidak timbul konflik yang gak perlu.
Jawabannya sama dengan thread ini :
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1684.0
Pertanyaannya :
Mengapa dengan umat kr****n kita bisa sabar ?
Sedangkan dengan umat Buddha sendiri walau beda aliran kita tidak bisa sabar ?
Intinya saya ingin menekankan kita tidak perlu menjalankan politik mercusuar seperti yang dilakukan oleh Bung Karno era orde lama, di mana Bung Karno membangun Senayan, dll demi memperlihatkan betapa megahnya Indonesia di mata dunia padahal di Indonesia sendiri waktu itu rakyat sangat miskin.
Sama dengan umat Buddha sendiri, tidak perlu menunjukkan betapa toleransi dan sabarnya umat Buddha walau dihina kepada umat lain, tetapi lebih melihat ke dalam diri sendiri dengan bersabar dulu sesama umat Buddha antaraliran.
Sedangkan perkembangan Mahayana yang lambat bisa diatasi dengan rajin dan giat mempelajari Mahayana itu sendiri. Dan anggaplah kata2 tajam bro El Sol sebagai cambukan untuk mempelajari Mahayana. Intinya saya sependapat dengan bro Morph. El Sol terlepas dari kata2 yang tajam, sebenarnya dia hanya mengungkap hal2 yang tidak dia mengerti. Dan sebagai umat Mahayana yang baik harusnya menjelaskan dan menganggap ini sebagai KASUS yang harus dibahas bukannya MENBUNGKAM KASUS. Jadikanlah El Sol ini sebagai "bug tracer", jadi umat Mahayana akan tahu mana2 yang tidak dimengerti oleh umat awam dan bisa mendapatkan jawabannya dengan mempelajari Mahayana lebih dalam.
Maaf jika ada kata2 yang tidak berkenan. Saya tidak membenarkan El Sol tetapi saya merasa sangat disayangkan bila El Sol sebagai "bug tracer" ini diban dan bisa dijadikan sebagai cambukan untuk mempelajari Mahayana lebih baik.
Mengutip dari iklan Rinso.. : Tiada Noda.. Tak Belajar.
:)) EL SOL THE MAHAYANA SLAYERS . IMO semua bisa jadikan pelajaran dan bercermin, sol di sini fungsinya sebagai 'penanya' mungkin bisa lebih menahan 'bahasa yang vulgarnya' dan bisa menghargai sedikit pandangan orang lain yang mungkin tidak sefaham dengan sol, dan yang lain 'mahayana' bisa memberikan penjelasan yang sebaik2nya. Soalnya aye sendiri juga baru menyadari sekarang bahwa vihara yang dulu aye datangi itu mahayana dan aye tidak mendapatkan apapun ketika di vihara itu, justru aye dapetnya di buku2 yang dijual dan di forum ini lho.
so mohon penjelasan dari suhu2 sekalian hehehehe...... Peace all
hidup el sol ^-^ ^-^
ingin share pengalaman saya (bukan di thread ini lah :P ),
sering kali tanpa ada niatan utk 'mencari celah' ataupun 'menghina', tetapi lawan diskusi (Mahayanist) menaruh kecurigaan terhadap saya bahwa saya sedang mencari celah. padahal seandainya lawan diskusi tidak menjawab pertanyaan saya pun saya tidak akan menghinanya. kadang2 juga saya ingin menshare pengetahuan saya (mungkin karena berkesan Theravada), tetapi yg diterima lawan diskusi, seolah2 saya sedang menconvert dia menjadi Theravadin.
semoga dg adanya moderator, diskusi bisa jadi lebih netral. tanpa ada dugaan2 lawan berniat menjatuhkan mahayana.
:lotus:
Anumodana all~~
:))
aku akan berusaha untuk...tidak menggunakan kata2 kasar...<--gk yakin kalo bisa... ;D
Namatthu Buddhassa,
Saudara2 sedhamma di mana pun anda berada, semoga anda bahagia....:D
Jinaraga masih 'hijau' dalam dhamma....mohon bimbingan saudara2 sekalian....
Dan mohon maaf atas kelancangan jinaraga turut serta dalam thread ini :D
Jinaraga gak pande ceramah...tapi untuk mencermati thread ini, mungkin jinaraga hanya mampu memberikan secuil cerita singkat :) Selamat menikmati :D
QuotePada suatu ketika ada seorang guru yang dihormati orang. Setiap hari sekelompok orang berdiri di depan pintu rumahnya untuk mencari nasehat, mengharapkan penyembuhan atau berkat dari orang suci itu.
Dan setiap kali guru berbicara, orang-orang akan mematuhi ucapannya dan menelan semua kata-katanya. Namun diantara pendengarnya itu ada orang yang tidak baik yang selalu mencari kesempatan untuk menentang sang guru. Ia mencari kelemahan-kelemahan guru dan menertawakan kekurangan-kekurangan itu.Murid-murid guru itu tidak senang akan dia dan mulai menganggapnya sebagai jelmaan setan.
Pada suatu hari 'setan' itu jatuh sakit dan mati. Semua orang merasa lega, secara lahiriah mereka kelihatan berduka cita, akan tetapi dalam hati mereka senang karena kata-kata guru yang begitu inspiratif tidak akan diganggu lagi dan tingkah lakunya yang mengandung kecaman tidak akan dikritik lagi oleh orang yang tidak sopan itu.
Orang-orang terkejut melihat sang guru tenggelam dalam duka cita sejati yang mendalam pada saat penguburan. Kemudian ketika ditanya oleh seorang murid apakah ia berduka cita atas nasib kekal orang yang mati itu, ia berkata, "Tidak, tidak. Mengapa saya harus berduka cita atas teman kita yang sekarang ada di surga ? Saya berduka cita untuk diri saya sendiri.
Orang itu adalah satu-satunya kawan saya. Disini saya dikelilingi oleh orang-orang yang menghormati saya. Ia yang satu-satunya menentang saya. Saya takut setelah kepergiannya, saya tidak berkembang lagi. Dan ketika guru itu mengucapkan kata-kata ini, ia menangis tersedu-sedu.
------------------------------------------------------------------------------------------
Pandangan orang bijaksana dan orang biasa selalu berbeda.
Orang biasa menganggap hal-hal yang menentang mereka sebagai musuh, tetapi orang bijaksana berpikir hal itu adalah guru bagi mereka untuk menuju kebebasan sejati.
Semoga bermanfaat...
Sabbe satta bhavantu sukhitatta..
Salam metta.
Anumodana atas kisah yang mencerahkan , Jinaraga ...
Musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri ... _/\_
_/\_ atas pencerahannya
Quote from: El Sol on 03 March 2008, 09:24:40 AM
Anumodana all~~
:))
aku akan berusaha untuk...tidak menggunakan kata2 kasar...<--gk yakin kalo bisa... ;D
Pasti bisa ... ;) .. nanti kita2 bantu deh .. ok :)
_/\_
musti dari diri sendiri ada niat untuk berubah.
biarpun orang kasih dorongan, motivasi, dll tapi kalau dari dalam diri sendiri gak ada kemauan utk berubah, yah percuma aja :)
Ada kalanya yang lebih dewasa dituntut lebih bersabar dalam menghadapi yang lebih muda.. Tetapi tidak berarti yang muda boleh kurang ajar.
Namun yang lebih dewasa haruslah bisa menjadi contoh yang baik.
Karena orang dihargai bukan karena usianya tetapi dihargai karena sikapnya yang baik. Dan salah satu sikap yang baik adalah sabar dalam bertindak.
Pendapat Ko Hengki dan Bro Hedi, kedua2nya benar ... Pertama harus ada kemauan dari diri sendiri untuk berubah , kedua untuk yang lebih dewasa harus lebih bersabar untuk membimbing yang muda2, terutama El Sol ... :))
El Sol sudah menyatakan akan berusaha untuk mengubah penulisan kata2 kasarnya ... Marilah kita membantu El Sol ... Ok :)
_/\_
kita lihat aja buktinya. :)
gak fair kalau yg tua harus selalu ngertiin yang muda terus....nanti yang muda malah jadi ngelunjak dan besar kepala :).
seperti anak kecil yang kalau terus dimanjakan dan dimaafkan tanpa dikasih hukuman atau pelajaran sekali2 maka anak itu akan menjadi rusak nantinya.
Jadi jangan dianggap hukuman atau pelajaran itu salah dan kejam karena itu juga suatu bentuk metta dan tujuannya untuk jangka panjang. :)
Perlu diluruskan mengerti itu besar maknanya.
Mengerti bukan berarti memanjakan dan memaafkan tanpa hukuman.
Bukan bermaksud menggurui ko hengki, tapi dari awal sampai saya lihat post nya ko hengki hanya berisi "kita lihat saja buktinya", "musti dari diri sendiri untuk berubah". Apakah bisa mengubah sikap El Sol dengan hanya melihat / hanya memberitahu El Sol, elu musti dari diri sendiri berubah, tanpa sikap / tindakan yang jelas.
Mohon maaf jika akan menyinggung ko hengki, bisa diperjelas bentuk metta manakah yang Anda maksud dan tujuan jangka panjang dari sikap dan tindakan ko hengki ?
Mohon ko hengki yang lebih dewasa bisa lebih bersabar dan membimbing tidak hanya melalui perintah saja.
Sebelumnya saya minta maaf jika post ini agak offensif. Namun saya rasa ini untuk kebaikan kita bersama. Saya berusaha memahami perasaan ko Hengki, tapi alangkah baiknya bila hati panas, namun kepala tetap dingin..
mulai memanas tampaknya saudara...
sol loe kgk usah hadir... tanpa loe juga udah panas...
Quote from: Hendra Susanto on 03 March 2008, 07:44:37 PM
mulai memanas tampaknya saudara....
Karena bro Hendra bilang akan memanas, ada baiknya saya akhiri kritikan ini.
Inti yang saya sampaikan sudah sangat jelas. Terima kasih atas peringatan bro Hendra.
iya nih panas banget bro hen......gue sampai buka baju nih :))
Pantas El Sol gak pernah sadar2...wong dia punya Team FPE bukan FPI loh :)) alias Front Pembela El Sol :))
Ya sudah terserah kalian aja....kalau memaki dan mengeluarkan kata2 kasar dan kotor apalagi sampai Menghina dan Melecehkan Bodhisattva itu termasuk Karma Buruk yang gak kecil loh. Saya cuma sekedar mengingatkan saja...pilihan tergantung pada kamu sendiri.
Peace Man :)
Quote from: hengki on 03 March 2008, 09:03:05 PM
iya nih panas banget bro hen......gue sampai buka baju nih :))
Pantas El Sol gak pernah sadar2...wong dia punya Team FPE bukan FPI loh :)) alias Front Pembela El Sol :))
Ya sudah terserah kalian aja....kalau memaki dan mengeluarkan kata2 kasar dan kotor apalagi sampai Menghina dan Melecehkan Bodhisattva itu termasuk Karma Buruk yang gak kecil loh. Saya cuma sekedar mengingatkan saja...pilihan tergantung pada kamu sendiri.
Peace Man :)
_/\_
suatu jawaban dari rekan kita sdr dartono yang patut direnugkan.:
walaupun semuanya punya banyak buku bacaan, jurus copy
paste atau-pun sudah merasa luar biasa dalam
penafsiran buddha dharma, pintar, kepintaran...lebih
pintar lagi dari kepintaran....mbok kalau di milis itu
jangan membodoh
bodohkan...g****k-g****kan...maki-makian...apapun
alasannya....apapun alasannya....
sing sabar..eling...penuh kasih sayang...
biar kita nyaman mengikuti jalan ceritanya gitu....
wong sama2 masih menderita aja koq bego gitu lho...
nah..jadi ikutan kan...
semoga kita sema berbahagia ya??....
salam,
dartono
Lanjutan dari rekan kita Sdr Gunasaro:
Sdr Dartono & Sdr Wi Tjong...
Yah... akur sekali; prinsip dari 2 reminder ini berdendang bagaikan serenada
(wuih, berlaga puitis...).
Terlalu sering bathin kita terperangkap oleh tendensi tipikal yang sudah
mencorak dari usia tidak terhitung. Utk reverse kepada kondisi ideal, artinya
memang perlu effort ultra biasa. Berbahagia lah ada kalyana-mitta yang
senantiasa memberikan soft-reminder...
Kadang memang (bahkan sering), kita masih doyan mempraktikkan "Teori Even" yg
kita anut, teladani, & praktikkan dengan spontan dalam keseharian. Disinggung
sekali oleh orang lain; balas singgung = impasss... Kalo perlu ditambahkan
discount/bonus dari kita; dengan ceritain kepada orang lain lagi...
Mencaci-maki kotoran yg bau (memang benar sih, karena itu memang bau); namun
tidak menjadikan caci-maki itu sendiri sebagai bentuk kebenaran atau kepatutan.
Miriplah dengan kasus umat tetangga kita yg "hobby" mengambing-hitamkan
setan/iblis sebagai biang-kaladi dari perbuatan negativ umat manusia. Sudah
menderita karena lahir di alam sengsara, yang sepantasnya dikasihani
(empati/karuna) ~ ehhh... malah dikambing-hitamkan.
Mirip (kembali) dengan kotoran yg bau itu; sudah bau masih dicaci/dibicarakan ~
toch cacian itu sendiri gak bikin kotoran itu menjadi wangi yah...
Kembali lagi ke formula awal... Kotoran, iblis, bunga, dewa/i, dll merupakan
obyek² dari keenam (maksimal) indera yg kita miliki. Yang secara hakikinya
adalah: NETRAL... Ketika semuanya berpadu & berproses (= KONDISI) dalam
pancakkhandha, dannn TERPERANGKAP dalam KONSEP; itulah dukkha sejati, sehalus
apapun bentuknya... Yah, kita sih masih dealing dengan dukkha² mayor, yg
ukurannya jumbo² itu lho...
Sukhi Hotu,
G u n a s a r o
^-^, postingan dartono ... :hammer: ... dia bilangnya gitu, lha wong kamu tau sendiri andry, bagaimana kata2nya si dartono jika berdiskusi di milis SP ... apalagi bahasan ttg boddhisatvva yang dulu itu ... jadi teringat masa2 "panas" di milis ... :)) Semoga dartono berbahagia juga yah.. ( kalo dia baca ) .. ;D
^:)^ _/\_
:backtotopic:
hahaha
benar-benar tepat nih tread.....mari saling mengingatkan....
mau ketawa lagi ah......hahaha
ingaa... ingaa... tingg
karrrrr..........
hahahahahahha biar engak lupa yah....
jadi ingaa...ingaa..tingg
^-^ ^-^ ^-^
Namo Buddhaya,... _/\_
Only one book is worth reading: the heart :lotus:
Use our heart to listen to the Teachings, not our ears.
_/\_
Quote from: Hendra Susanto on 03 March 2008, 07:44:37 PM
mulai memanas tampaknya saudara...
sol loe kgk usah hadir... tanpa loe juga udah panas...
kamu yg panas ato kita yg panas?
Quote from: hengki on 03 March 2008, 09:03:05 PM
iya nih panas banget bro hen......gue sampai buka baju nih :))
Pantas El Sol gak pernah sadar2...wong dia punya Team FPE bukan FPI loh :)) alias Front Pembela El Sol :))
Ya sudah terserah kalian aja....kalau memaki dan mengeluarkan kata2 kasar dan kotor apalagi sampai Menghina dan Melecehkan Bodhisattva itu termasuk Karma Buruk yang gak kecil loh. Saya cuma sekedar mengingatkan saja...pilihan tergantung pada kamu sendiri.
Peace Man :)
FPE? haha..
keren juga tuh...
seandainya beneran ada...
menurut gw memang benar melecehkan Boddhisatva itu adalah Kamma buruk yg besar...tapi apakah...Avalo itu adalah Boddhisatva? apakah manjusri adalah Boddhisatva? apakah yamantaka adalah Yidam? apakah patung dengan simbol sex itu adalah benar2 ajaran sang Buddha? apakah keberadaan tara benar2 pernah disabdakan oleh sang Buddha?
aku rasa..semua diatas..bahkan para Mahayana juga cuma bisa menjawab...maybe...
Bagiku Hanya Metteya saja yg benar2 seorang Boddhisatva yg akan mengantikan Buddha Gotama!
_/\_
waduh-waduh kenapa jd begini yah :o
bagi saya pribadi kalau kita saling mencaci maki dan saling menghina....biarpun belajar dharma di forum ini atau dimanapun sampai puluhan tahun pun itu percuma. tidak akan ada perkembangan sama sekali....
tujuan kita belajar ajaran Sang Buddha buat apa sih skg...? jawabah dalam hati diri sendiri ....
hanya diri sendiri yang tahu.... :>-
:lotus:
[at] atas
bagi Mahayana kamu egois loh...seharusnye itu bantu orang lain dulu baru bantu diri sendiri...
;D
Quote from: sefung on 04 March 2008, 01:45:12 AM
_/\_
waduh-waduh kenapa jd begini yah :o
bagi saya pribadi kalau kita saling mencaci maki dan saling menghina....biarpun belajar dharma di forum ini atau dimanapun sampai puluhan tahun pun itu percuma. tidak akan ada perkembangan sama sekali....
tujuan kita belajar ajaran Sang Buddha buat apa sih skg...? jawabah dalam hati diri sendiri ....
hanya diri sendiri yang tahu.... :>-
:lotus:
jelas kite belajar Dhamma agar diri kita dan orang lain bisa merealisasikan Nibbana alias ketenangan sejati yg tidak terikat akan sukha maupun dukha...
tapi...
sadarkah engkau kalo kamu terlalu egois karena kamu ingin menolong diri sendiri dengan belajar Dhamma? karena menurut ajaran Mahayana yg agung dan indah(diluar saja)..kamu tidak seharusnya belajar Dhamma dulu..tetapi kamu seharusnya keluar...jadi mengorbankan diri kamu...untuk dunia ini..mulai sekarang..ambillah nuklir..dan berjihadlah untuk Mahayana yg agung...amen...
bagi Mahayana..setiap makhluk yg belajar Dhamma untuk dirinya sendiri adalah makhluk2 Hinayana..karena menurut Mahayana yg agung dan Indah(di luar saja) belajar Dhamma itu tidak ada gunanya..karena mencapai tahap Arahat itu EGOIS...sama sekali tidak dianjurkan!...
bler...
_/\_
ga bgt ngerti soal mahayana nih bro sol
_/\_
begono loh, bagaimana pandangan kita terhadap tokoh agama lain (atau bahkan tuhan) ? Apakah menghina tokoh tersebut menurut agama lain itu berdosa besar ? Kalau menurut kita yah tidak, hanya hinaan biasa tanpa bobot karena si objek itu orang "khusus". Menurut mereka ? tentu itu dosa BESAR (huruf besar juga biar mewakili ^-^)
Kesimpulan, tolak ukur kita tentu tidak bisa dipakai untuk orang lain dan sebaliknya juga
Quotesadarkah engkau kalo kamu terlalu egois karena kamu ingin menolong diri sendiri dengan belajar Dhamma? karena menurut ajaran Mahayana yg agung dan indah(diluar saja)..kamu tidak seharusnya belajar Dhamma dulu..tetapi kamu seharusnya keluar...jadi mengorbankan diri kamu...untuk dunia ini..mulai sekarang..ambillah nuklir..dan berjihadlah untuk Mahayana yg agung...amen...
Memang ada ajaran jihad seperti itu di aliran Mahayana sol ?
mantap nih tread sesuai banget judulnya...
tinggal tergantung yang di ingatkan nihhhh
^-^
Di dunia ini tidak ada yg salah dan benar, termasuk kejahatan dan kebaikan, ajaran sesat atau tidak sesat, Dhamma atau bukan dhamma.
Kita harus mengingat bahwa dualisme diatas hanya persepsi kita, yg sesungguhnya semua itu berjalan sesuai hukum sebab akibat. Hukum inilah yg berlaku pada semua hal yg berkondisi. So biarlah segala sesuatu berjalan sesuai dengan aliran air masing2.Dengan demikian ada keharmonisan.
Saya akan mencuplik dari buku di luar Buddhism(mohon maaf) tetapi memiliki makna yg baik untuk direnungkan.
Setelah hilang Kebenaran hakiki(Tao) muncul De(budi pekerti)
Setelah hilang De, muncul Ren(kebajikan)
Setelah Ren hilang, muncul Yi(persaudaraan)
Setelah hilang yi, muncul Li (Tatakrama)
_/\_
Namo Buddhaya All Dhamma Soldier _/\_
Maaf sebelumnya kepada rekan2 & Para senior dhamma sekalian, sy akan coba menetralkan sedikit ttg kasus di tread ini.
Pengetahuan sy pribadi ttg Mahayana terus terang masih sgt dangkal,...namun menurut sy pribadi (pandangan awam) sesungguhnya semua Perguruan (Agama/Aliran) manapun sama, asalnya hanya satu menuju satu tujuan, yang membuat berbeda adl. pengikutnya. Dlm hal mempelajari sesuatu, secara Psikologis Manusia mempunyai cara yang berbeda-beda agar mudah dicerna oleh alat vital kita masing-masing yaitu 'Otak'. Sama halnya seperti kita belajar di kursi sekolah atau dilingkungan kita sehari-hari, berbeda juga tujuan kita masing2 dlm berjuang selama hidup kita di dunia ini,...tetapi kembali lagi tujuan akhir kita hanya satu!
Bagaikan air dalam gelas kita masing-masing yang memiliki rasa yang berbeda-beda. Bila sy mengatakan "Gelas di air sy rasanya manis lho", Apakah Anda sekalian percaya akan rasa Manis pada air di gelas sy bila tidak mencoba? Apakah bila Anda menyukai air yang manis bisa sama seleranya dengan manis yang sy rasakan? Mungkin bisa saja berbeda,...mengapa kita tidak sama-sama mencicipi saja rasa air yang ada didalam gelas teman kita masing-masing?
Maka dari pandangan inilah terjadi perbedaan pendapat kepada pengikutnya dmn menyebabkan munculnya banyak perguruan.
Semua Perguruanpun intinya mengajarkan yang sama pula (kecuali perguruan yg bisa dibilang 'Sesat') yaitu memberikan yang terbaik buat lingkungan sekeliling kita, memberikan yang terbaik buat Orang tua kita, memberikan yang terbaik buat teman-teman & sodara-sodara kita dsb, dengan kita masing-masing baik dr perguruan manapun juga mengeluarkan & berlomba menjadikan diri kita sebagai panutan yang baik bagi lingkungan sekeliling kita. Bukan kah demikian haiii para Tentara Dhamma?
Sudahkah kita masing melakukan yang terbaik buat lingkungan kita? sudahkah kita mengorbankan kaki tangan kita, mengorbankan tubuh kita yang masih berguna ini buat lingkungan kita? Pernahkan kita berfikir bila suatu saat kita tidak dapat melihat, tidak dapat mendengar, tidak dapat berbicara atau tiba2 lumpuh badan kita,...perbuatan baik apakah yang sudah kita lakukan untuk lingkungan2 kita? Dana apakah yang sudah kita berikan buat mereka semua?
"Every Day is Our Last Day", setiap hari hidup kita seperti bermain judi, kita tidak mengetahui hari esok.
Sewaktu kita menggenggam tangan kita, maka sebesar tangan kita masing-masing lah jantung kita masing-masing,...sewaktu kita lahir maka mulailah elastisitas jantung bekerja,...tanpa henti-hentinya,...entah sampai kapan hanya karma kita masing2 yang dpt menjawab.
Sebenarnya kenapa sih kita harus belajar Agama? Agama itu apa seh? Sedikit ulasan cerita: Bagaikan Kertas, Pensil & Penggaris. Tubuh kita adl. Pensil; Dunia kita adl. kertas; Kita berjalan & berjalan terus di atas kertas, berputar-putar terus diatas kertas dengan meninggalkan jejak kaki dari pensil kita yang akan dilihat oleh Sang Penikmat; Bagaimana langkah kita bisa lurus bila tidak menggunakan penggaris yaitu Agama sebagai pagar betis yang selalu mengingatkan kita?
Sesungguhnya pertemuan kita semua dalam forum ini adl. jodoh,...karma kita masing2 sedang bertemu dlm forum ini, seperti diibaratkan kita berjalan di jalan setapak kita masing2 selangkah demi selangkah untuk mencapai tujuan akhir. Sampai titik tertentu kita semua ditengah jalan berpapasan, entah sampai kapan. Alangkah lebih baik kita sama-sama memanfaatkan forum ini dgn sebaik-baiknya.
Sy kira sekian tambahan dr sy,...semoga bisa berguna & menetralisir rasa air yang berlebihan dalam gelas kita masing2 :)
Sabbe satta bhavantu sukhitatta,...
semoga jasa-jasa kebajikan yang telah kami peroleh baik kini maupun di masa lampau dpt berguna utk semua mahkluk dimanapun berada, tak terhingga tak ternilai, baik yang netral atau bermusuhan, baik yang dekat maupun jauh, semoga semuanya berbahagia,...
Gate Gate Paragate Parasamgate Bodhisvaha
Sadhu...sadhu...sadhu... Namobuddhaya _/\_
NP: Jadikanlah Dhamma yang Indah pada awalnya, Indah pada tengahnya & Indah pula pada akhirnya ;)
Quote from: Sumedho on 04 March 2008, 06:51:58 AM
Quotesadarkah engkau kalo kamu terlalu egois karena kamu ingin menolong diri sendiri dengan belajar Dhamma? karena menurut ajaran Mahayana yg agung dan indah(diluar saja)..kamu tidak seharusnya belajar Dhamma dulu..tetapi kamu seharusnya keluar...jadi mengorbankan diri kamu...untuk dunia ini..mulai sekarang..ambillah nuklir..dan berjihadlah untuk Mahayana yg agung...amen...
Memang ada ajaran jihad seperti itu di aliran Mahayana sol ?
gk ada seh... :| haha... :))
itu kan cuma pendapat dia pribadi aja yang menyatakan bahwa Mahayana mengatakan bahwa Theravada egois.
Lebih baik kamu latihan dulu aja sampai mencapai taraf Kesucian jadi gak cuma berdasarkan text book aja.
Dhamma untuk dipraktekkan bukan untuk diperdebatkan dan mencari menang atau kalah dan salah atau benar.
Quote from: hengki on 04 March 2008, 04:10:39 PM
itu kan cuma pendapat dia pribadi aja yang menyatakan bahwa Mahayana mengatakan bahwa Theravada egois.
Lebih baik kamu latihan dulu aja sampai mencapai taraf Kesucian jadi gak cuma berdasarkan text book aja.
Dhamma untuk dipraktekkan bukan untuk diperdebatkan dan mencari menang atau kalah dan salah atau benar.
Agree. Mungkin Bro Hengki bisa memberikan tips2 gimana cara latihannya yang ko Hengki praktekkan selama ini
hahaha..... saya mah masih belum mencapai apa2 cuma saya gak sok pinter dan memaki dan menghujat aliran lain.
Saya juga masih dalam taraf belajar koq :).
Berbeda itu wajar koq. Yang beda dari kita kan bukan berarti musuh yang harus dihajar, dilecehkan, difitnah, dll. Entar kaya jaman Orde Baru dulu apa2 harus seragam...yang berbeda dihajar dan disikat habis entar malah jadi kaya FPI hehehe.......
Quote from: hengki on 04 March 2008, 04:10:39 PM
itu kan cuma pendapat dia pribadi aja yang menyatakan bahwa Mahayana mengatakan bahwa Theravada egois.
Lebih baik kamu latihan dulu aja sampai mencapai taraf Kesucian jadi gak cuma berdasarkan text book aja.
Dhamma untuk dipraktekkan bukan untuk diperdebatkan dan mencari menang atau kalah dan salah atau benar.
pendapat gw yg bilank kalo Mahayana bilank Theravada itu egois?!
loe baca deh sutra2 Mahayana..banyak tuh yg menghina pencapaian Arahat!
ah masa sih :)
kalau memang benar begitu...kenapa Bhante2 Theravada gak menggugat?
itu mah bukan menghina coy....... cuma beda dalam motivasi dan aspirasi aja.
Quote from: hengki on 04 March 2008, 04:37:17 PM
hahaha..... saya mah masih belum mencapai apa2 cuma saya gak sok pinter dan memaki dan menghujat aliran lain.
Saya juga masih dalam taraf belajar koq :).
Berbeda itu wajar koq. Yang beda dari kita kan bukan berarti musuh yang harus dihajar, dilecehkan, difitnah, dll. Entar kaya jaman Orde Baru dulu apa2 harus seragam...yang berbeda dihajar dan disikat habis entar malah jadi kaya FPI hehehe.......
kalo belum ngerti apa2..jangan bacot... ;D
_/\_
hahaha......el SOK sewot =))
Theravada juga bilang ajarannya yang paling asli.
ngapain gue musti percaya sama loe yang gak jelas dan text book banget :)).
Gue mah lebih percaya sama Dalai Lama, Master Chin Kung, dll daripada sama loe hahaha.....
Hahaha.. Hanya saya yang tidak menghujat.. :hammer:
Cerita Zen banget sih? :P
_/\_
Quote from: El Sol on 04 March 2008, 04:49:40 PM
Quote from: hengki on 04 March 2008, 04:10:39 PM
itu kan cuma pendapat dia pribadi aja yang menyatakan bahwa Mahayana mengatakan bahwa Theravada egois.
Lebih baik kamu latihan dulu aja sampai mencapai taraf Kesucian jadi gak cuma berdasarkan text book aja.
Dhamma untuk dipraktekkan bukan untuk diperdebatkan dan mencari menang atau kalah dan salah atau benar.
pendapat gw yg bilank kalo Mahayana bilank Theravada itu egois?!
loe baca deh sutra2 Mahayana..banyak tuh yg menghina pencapaian Arahat!
Sol ente bisa kasi tau referensinya sutta mahayananya? Soale gua juga baru tau nih.
_/\_
Quote from: hengki on 04 March 2008, 05:03:56 PM
hahaha......el SOK sewot =))
Theravada juga bilang ajarannya yang paling asli.
ngapain gue musti percaya sama loe yang gak jelas dan text book banget :)).
Gue mah lebih percaya sama Dalai Lama, Master Chin Kung, dll daripada sama loe hahaha.....
emank sapa yg suruh loe percaya ama Theravada?
gw suruh loe percaya ama logika loe! dan bukanne buku2 kuno yg gk ngerti isine!...EHIPASIKO!
Quote from: bond on 04 March 2008, 06:02:22 PM
Quote from: El Sol on 04 March 2008, 04:49:40 PM
Quote from: hengki on 04 March 2008, 04:10:39 PM
itu kan cuma pendapat dia pribadi aja yang menyatakan bahwa Mahayana mengatakan bahwa Theravada egois.
Lebih baik kamu latihan dulu aja sampai mencapai taraf Kesucian jadi gak cuma berdasarkan text book aja.
Dhamma untuk dipraktekkan bukan untuk diperdebatkan dan mencari menang atau kalah dan salah atau benar.
pendapat gw yg bilank kalo Mahayana bilank Theravada itu egois?!
loe baca deh sutra2 Mahayana..banyak tuh yg menghina pencapaian Arahat!
Sol ente bisa kasi tau referensinya sutta mahayananya? Soale gua juga baru tau nih.
_/\_
salah satune..Diamond Sutra...kamu baca ajah..
sudahlah....gak usah maksain pemikiran kamu ke orang lain
Cobalah kamu yang memahami orang lain......jangan hanya ingin dimengerti orang.
Bila ingin dihargai orang....harus menghargai orang lain
Damai2 yahh ... Kalau begini terus hanya akan menambah kotoran batin saja lho ... Lebih baik kita Berpelukann .. >:)< .. :))
Ya dah .. El Sol buka thread baru saja jika ada yang ingin di bahas tentang mahayana, tapi dengan jelas tanyanya dan juga ada bukti2 atau sumber2 info yang elsol pertanyakan ... ok ...
Ko Hengki ... Nantinya bisa membantu Bro Chingik untuk menjawab pertanyaan2 seputar mahayana dari el sol .. Jawabnya dengan baik2 juga yahh, ko ...
Akur2 ... Cuaca dah panas nih, tapi usahakan hati dan pikiran tetap dingin yahh ... :))
Ayo mari berdiskusi dengan sehat dan pikiran terbuka ...
_/\_
iya buka thread baru aja buat el sol jadi dia gak ngacak2 thread Mahayana.
Orang yang mau belajar Mahayana jadi kacau gara2 posting2 yang mendiskreditkan Mahayana
Quote from: hengki on 04 March 2008, 09:47:49 PM
sudahlah....gak usah maksain pemikiran kamu ke orang lain
Cobalah kamu yang memahami orang lain......jangan hanya ingin dimengerti orang.
Bila ingin dihargai orang....harus menghargai orang lain
maaf yak..gk pernah aku ngehargain *****... ;)
:)) :)) :)) :)) :)) :))
mantep nech...
MAJU TAK GENTAR !
sep el sol... saya mulai paham pola pikir anda..
_/\_
Quote from: andry on 04 March 2008, 11:39:28 PM
sep el sol... saya mulai paham pola pikir anda..
_/\_
pola pikir???...-_-" :|
Quote from: hengki on 04 March 2008, 10:04:20 PM
iya buka thread baru aja buat el sol jadi dia gak ngacak2 thread Mahayana.
Orang yang mau belajar Mahayana jadi kacau gara2 posting2 yang mendiskreditkan Mahayana
biar yg mao belajar Mahayana bisa bertanya2 dan membandingkan Mahayana dengan Dhamma sang Buddha dulu sebelum asal telen ajah...
mulianya diriku... :))
Orang gila lagi ceramah =))
Baru belajar Dhamma secara teori aja udah bangga banget dan udah sok ngajarin orang. Ngaca oi ngaca......
Mendingan loe ceramah di pinggir jalan aja....palingan sebentaran udah bonyok loe.
Orang kaya loe mah gak ada nyali....cuma berkoar-koar di internet aja :))
Bro El Sol and Ko Hengki..
:outoftopic: :backtotopic:
Andai ku tahu....
Kapan tiba ajalku...
Ku akan memohon tuhan tolong panjangkan umurku...
Andai ku tahu...
Kapan tiba masaku...
Ku akan memohon tuhan jangan kau ambil nyawaku...
Aku takut akan semua dosa dosaku...
Aku takut dosa yg terus membayangiku...
Andai ku tahu...
Malaikatmu kan menjemputku...
Izinkan aku mengucap kata taubat padamu...
Aku takut akan semua dosa dosaku...
Aku takut dosa yg terus membayangiku...
Ampuni aku dari segala dosa dosaku...
Ampuni aku menangis ku bertaubat padamu...
Aku manusia yang takut neraka...
Namun aku juga tak pantas disurga...
Andai ku tahu....
Kapan tiba ajalku...
Izinkan aku mengucap kata taubat padamu...
Aku takut akan semua dosa dosaku...
Aku takut dosa yg terus membayangiku...
Ampuni aku dari segala dosa dosaku...
Ampuni aku menangis ku bertaubat padamu...
utk lanjutan diskusi diamon sutra yang diposting oleh oleh bro tesla, kita lanjutkan di board studi sutra/sutta saja yah
yah... kok dipindahin suhu?
lain thread lain suasana ;)
kalo di sono lebih objektif, tidak berpihak dari aliran manapun gitu loh
;D ;D ;D ^-^ ^-^ ^-^ :)) :)) :))
_/\_
Namanya juga topik saling mengingatkan. Mengingatkan masing masing utk saling menghormati.
Ajaran Buddha sangat mulia karena terkenal dengan ajaran moralitasnya yang universal. Buddha mengajarkan moralitas utk umat awam seperti sikap saling menghormati. Jangankan kepada kaum non Buddhis, kepada makhluk bukan manusia ,seperti hewan pun Buddha memiliki welas asih yang besar.
Dari pijakan ini, mari kita saling menghormati. walaupun berbeda pendapat mari kita tidak saling mengcemooh atau mencela. Karena sikap demikian bagaimanapun juga hanya akan merugikan diri sendiri. Jika memahami hal demikian, maka untuk apa kita mencela. Jika saudara2 merasa pernah dihina/dicela maka jelaskan secara objektif dan arif bahwa anda tidak demikian adanya, sementara itu kita tidak perlu balas mencela, karena pihak yang mencela sendiri telah menanam benih karma buruk, maka untuk apa kita ikut terpancing yang akhirnya merugi diri sendiri juga?
Bro El Sol merasa telah dihina oleh kaum Mahayana, maka bro El Sol berhak untuk balas menghina/mencela ajaran/kaum Mahayana, namun patut direnungkan kembali bahwa meskipun demikian tetap tidak membawa kemajuan batin。 Demikian juga kaum Mahayana yang telah menghina tidak akan membawa kemajuan batin juga.
Namun ada kesimpulan yang perlu kita tekankan disini:
bahwa sudah menjadi kenyataan bahwa agama Buddha telah berkembang sedemikian rupa hingga terbentuk menjadi tiga aliran utama, yakni Theravada, Mahayana dan Tantrayana. Namun telah ada sepakatan bersama bhw ketiga aliran ini membangun sikap saling menghormati dan menjaga keharmonisan.
Jadi bila masih ada nada-nada yang saling menjelekkkan2, sebaiknya tidak perlu digubris, dan alangkah baiknya kita justru mengembangkan rasa simpati karena sang pencela telah mengembangkan kekotoran batinnya, dan menjauhi pemurnian batin.
Semoga dengan adanya saling mengingatkan ini, kita tetap berada pada jalur Sati dan Maitri karuna. Sikap sati bukan monopoli aliran manapun, siapapun yang memiliki pemahaman yang baik akan mampu mempraktikkan Sati, demikian juga Sikap maitri karuna juga bukan monopoli siapapun, apapun alirannya sejauh masih memiliki kesadaran akan sanggup mempraktikkan Maitri karuna.
_/\_
[at] atas
kata2 yg indah dan bagus...kalo gw jadi guru dan murid gw tulis karangan seindah gitu..mungkin gw bakal kasih nilai 100.. :jempol:
tapi kenyataanya..tetap saja Mahayana menghina Hinayana..dalam sutra2 mereka...
Dhammapada 3 , 4 & 5
"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya". Selama seseorang masih menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir.
"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya". Jika seseorang sudah tidak lagi menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian akan berakhir.
Kebencian tak akan pernah berakhir apabila dibalas dengan kebencian. Tetapi, kebencian akan berakhir bila dibalas dengan tidak membenci. Inilah satu hukum abadi.
Dhammapada 399
Seseorang yang tidak marah yang dapat menahan hinaan, penganiayaan, dan hukuman, yang memiliki senjata kesabaran, maka ia Kusebut seorang 'brahmana'.
[at] ko Fox
iyah bener...^^
seandainya saya bisa gitu...^^
Tidak bisa bukan berarti mustahil kan..
Mari belajar sama2.. _/\_
Quote from: chingik on 06 March 2008, 04:47:50 PM
Namun telah ada sepakatan bersama bhw ketiga aliran ini membangun sikap saling menghormati dan menjaga keharmonisan.
Jadi bila masih ada nada-nada yang saling menjelekkkan2, sebaiknya tidak perlu digubris, dan alangkah baiknya kita justru mengembangkan rasa simpati karena sang pencela telah mengembangkan kekotoran batinnya, dan menjauhi pemurnian batin.
bang chingik, saya sih setuju2 aje buat ide saling menghormati dan menjaga keharmonisan. cuman saya merasa, jauh lebih lebih bagus kalo saling menghormati itu berdasarkan pengertian. pengertian macam apa? pengertian mengenai adanya perbedaan.
kalo saya boleh kritik dikit, saya ngeliat mahayanis di forum ini kurang open dan agak males2an menjelaskan konsep2 dan dasar pemikiran mahayana itu sendiri. menurut saya, sikap "gak perlu digubris" seperti di atas agak pasif dan kurang cinta kasih kepada orang2 yg kurang mengerti mahayana. mungkin si elsol tetep kepala batu gak mau mengerti konsep2 mahayana, tapi pernahkah anda membayangkan berapa banyak orang yg membaca forum ini bisa memiliki pengertian atas konsep2 mahayana? berapa banyak yg tetap bertanya2 dengan sikap "gak perlu digubris" seperti di atas?
saya gak meminta anda untuk mengkonvert semua pembaca termasuk elsol menjadi mahayana. saya hanya meminta mahayanis di sini mengembangkan cinta kasihnya membuat orang2 mengerti bahwa theravada dan mahayana itu berbeda. itu aja...
sungguh mengecewakan melihat buddhis yg baru berhadapan dengan sedikit kata2 kotor saja udah patah semangat. apakah buddhis hanya bisa mengembangkan cinta kasihnya di kondisi yg ideal saja? di vihara2 yg mewah, bantal meditasi yg empuk, suasana yg adem, orang2 yg bersahabat? gak bisakah kita melatih dan mendiskusikan dhamma di tempat yg kotor, bau dan panas? gak bisakah buddhis tetap adem, tetap tenang dan sabar menghadapi orang2 yg panasan?
maafkan bahasa saya kalo anda tersinggung...
Namatthu Buddhassa,
Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa,
dalam pertengkaran mereka akan binasa;
tetapi mereka, yang dapat menyadari kebenaran ini;
akan segera mengakhiri semua pertengkaran. (Dhammapada I: 6)
Jinaraga pernah membaca di salah satu sutta yg isinya kira2 mengatakan :
jangan merasa marah / tersinggung jika ada yg menghina / menjelekkan buddhadhamma...tapi seharusnya kita menjelaskan kepada mereka bahwa buddhadhamma tidak dan bukanlah demikian...
Dan jangan merasa tinggi hati dan sombong jika ada yg memuji buddhadhamma.
Tetapi jelaskanlah hal yg sebenarnya.
(maaf lupa di sutta bagian mana...jika saudara2 sedhamma mengetahuinya, mohon mengingatkan jinaraga yah...anumodana)
Maaf...jika ada kata2 yg tidak berkenan..
Semoga semua makhluk berbahagia..
Salam metta..
Quote from: morpheus on 07 March 2008, 10:38:23 AM
sungguh mengecewakan melihat buddhis yg baru berhadapan dengan sedikit kata2 kotor saja udah patah semangat. apakah buddhis hanya bisa mengembangkan cinta kasihnya di kondisi yg ideal saja? di vihara2 yg mewah, bantal meditasi yg empuk, suasana yg adem, orang2 yg bersahabat? gak bisakah kita melatih dan mendiskusikan dhamma di tempat yg kotor, bau dan panas? gak bisakah buddhis tetap adem, tetap tenang dan sabar menghadapi orang2 yg panasan?
Gak ada noda.. Gak belajar **Iklan Rinso.. :)
I like your statement bro..
Quote from: morpheus on 07 March 2008, 10:38:23 AM
Quote from: chingik on 06 March 2008, 04:47:50 PM
Namun telah ada sepakatan bersama bhw ketiga aliran ini membangun sikap saling menghormati dan menjaga keharmonisan.
Jadi bila masih ada nada-nada yang saling menjelekkkan2, sebaiknya tidak perlu digubris, dan alangkah baiknya kita justru mengembangkan rasa simpati karena sang pencela telah mengembangkan kekotoran batinnya, dan menjauhi pemurnian batin.
bang chingik, saya sih setuju2 aje buat ide saling menghormati dan menjaga keharmonisan. cuman saya merasa, jauh lebih lebih bagus kalo saling menghormati itu berdasarkan pengertian. pengertian macam apa? pengertian mengenai adanya perbedaan.
kalo saya boleh kritik dikit, saya ngeliat mahayanis di forum ini kurang open dan agak males2an menjelaskan konsep2 dan dasar pemikiran mahayana itu sendiri. menurut saya, sikap "gak perlu digubris" seperti di atas agak pasif dan kurang cinta kasih kepada orang2 yg kurang mengerti mahayana. mungkin si elsol tetep kepala batu gak mau mengerti konsep2 mahayana, tapi pernahkah anda membayangkan berapa banyak orang yg membaca forum ini bisa memiliki pengertian atas konsep2 mahayana? berapa banyak yg tetap bertanya2 dengan sikap "gak perlu digubris" seperti di atas?
saya gak meminta anda untuk mengkonvert semua pembaca termasuk elsol menjadi mahayana. saya hanya meminta mahayanis di sini mengembangkan cinta kasihnya membuat orang2 mengerti bahwa theravada dan mahayana itu berbeda. itu aja...
sungguh mengecewakan melihat buddhis yg baru berhadapan dengan sedikit kata2 kotor saja udah patah semangat. apakah buddhis hanya bisa mengembangkan cinta kasihnya di kondisi yg ideal saja? di vihara2 yg mewah, bantal meditasi yg empuk, suasana yg adem, orang2 yg bersahabat? gak bisakah kita melatih dan mendiskusikan dhamma di tempat yg kotor, bau dan panas? gak bisakah buddhis tetap adem, tetap tenang dan sabar menghadapi orang2 yg panasan?
maafkan bahasa saya kalo anda tersinggung...
ternyata kamu wise juga yak...
aku kira... :))
Quote from: FoxRockman on 07 March 2008, 06:51:53 AM
Tidak bisa bukan berarti mustahil kan..
Mari belajar sama2.. _/\_
_/\_
mari saling mengingatkan
sudahkah anda menjalakan jalan beruas 8??
Quote from: andry on 07 March 2008, 04:23:49 PM
mari saling mengingatkan
sudahkah anda menjalakan jalan beruas 8??
blommmm, baru jalan mulia berunsur 1
Maaf jika ada kesalah pahaman. Maksud saya untuk tidak menggubris adalah tidak terpancing atas sikap celaannya.
JIka balas mencela tentu menjadi konfilik yang tidak ada habisnya dan merugikan kedua belah pihak.
Makanya kita tetap saling mengingatkan. :P
Sebagai tambahan, saya ingin menjelaskan lagi bahwa Mahayana tidak menghina Theravada maupun Hinayana.
Statement dalam Sutra Intan tidak bermaksud demikian.
Sama seperti dalam Sutta, Buddha mengkritik kaum brahmana, tetapi tidak berarti Buddha menghina kaum brahmana ataupun mendiskreditkannya. Bahkan Buddha mengajarkan bagaimana menjadi brahmana yang sesungguhnya.
Dalam Mahayana, Buddha mengkritik orang yang berprilaku Hinayanis, tidak berarti Buddha menghina.
[at] atas
Buddha gk mungkin mengkritik Hinayana karena sang Buddha sendiri yg mengajarkan cara2 untuk mencapai Kearahatan...
jangan pernah bilank kalo sang Buddha itu mengkritik Hinayana..yg mengkritik Hinayana adalah Mahayana!..
Quote from: chingik on 08 March 2008, 09:58:38 AM
Sebagai tambahan, saya ingin menjelaskan lagi bahwa Mahayana tidak menghina Theravada maupun Hinayana.
Statement dalam Sutra Intan tidak bermaksud demikian.
Sama seperti dalam Sutta, Buddha mengkritik kaum brahmana, tetapi tidak berarti Buddha menghina kaum brahmana ataupun mendiskreditkannya. Bahkan Buddha mengajarkan bagaimana menjadi brahmana yang sesungguhnya.
Dalam Mahayana, Buddha mengkritik orang yang berprilaku Hinayanis, tidak berarti Buddha menghina.
Sdr. Chingik, boleh saya bertanya?
Apa dan siapa yang anda maksud Hinayana dan Hinayanis ? Dan apa dan siapa yang anda maksud Mahayana dan Mahayanis?
hahahhah mantap nih el sol.............
cinta mati dia ama yang namanya mahayana....... ^-^ :D
semua yang merasa mahayana.....harus thanks berat nih ama el sol
dia udah mengkondisikan kalian untuk mencapai bhodhisatva.........
selamat....... selamat....... ;D
kalau arahat kan dia berlatih untuk melihat batinnya sendiri....
ini bodhisatva.....udah berbaik hati mengajak........mencapai bodhisatva....
:)) :))
[at] atas
aneh kamu... ^-^
Sudah berkali-kali sudah dijelaskan bahwa istilah Hinayana hanya mengacu pada orang yang berprilaku rendah dan egois. Di sini kok malah berkesan teman2 seperti bro Elsol ngotot mengklaim sendiri berprilaku rendah dan merasa diri sendiri dihina, pada jelas2 dalam Sutra Mahayana tidak ada satu kata pun yang menghina Theravada apalagi mengatakan Theravada berprilaku rendah, dan tidak ada satu kata pun yang menyebutkan Hinayana adalah Theravada. Jika ada, itu hanya pendapat dari segelintir orang yang tidak mengkaji Theravada secara mendalam. Mengapa gitu aja kok repot ribut2 bahwa Mahayana menghina Theravada, padahal pendapat segelintir orang tidak berarti ucapan mereka mewakili komunitas itu secara keseluruhan.
Cape deh... :))
Contoh kasus:
Seseorang mencuri. Kemudian saya mengatakan jangan jadi pencuri karena itu adalah prilaku buruk. Adalah aneh jika ada yang marah dengan nasihat ini, kecuali dia benar2 pencuri yang sesungguhnya.
Nah, apakah Theravada adalah Hinayana, silahkan anda menilainya sendiri. (Mumpung anda2 sering lupa, saya tekankan sekali lagi Mahayana tidak pernah menghina Theravada, jika pun ada itu hanya pendapat dari kaum Mahayana yang belum paham ttg Theravada dan makna Hinayana yg sesungguhnya).
bang chingik, mungkin ada baiknya jawaban anda dibikin lebih komplit beserta analisa sutra2nya. soalnya di luaran definisi hinayana itu bener2 simpang siur. anda gak bisa bilang "pokoknya definisi gua itu adalah orang yg berperilaku egois, blablabla", sementara diluaran sana (contohnya dibawah) mengatakan hal yg berlawanan.
berikut kutipan dari Epstein, Ronald B., Ph.D, compiler, Buddhist Text Translation Society's Buddhism A to Z:
Quote
Mahayana and Hinayana Compared
"Maha" means great, "yana" means "vehicle", hence "Great Vehicle"; "Hinayana" means "Small Vehicle" or "Lesser Vehicle".
The modern representatives of the Hinayana belong to the Theravada School of Buddhism, which is found in Sri Lanka and most of Southeast Asia such as Burma (Myanmar) and Cambodia. Because Hinayana is a pejorative term, it is sometimes referred to as Southern Buddhism, while Mahayana is called Northern Buddhism because it came to be found in China, Vietnam, Korea, Japan, and Tibet.
Mahayana and Hinayana began not as separate schools but as alternative goals which were a matter of personal choice. The adherents of each lived and practiced together. Over the centuries they developed into different schools and eventually spread into different geographic areas.
What then are the different goals? The goal of the Hinayana is that of ending attachment to self and, thereby, becoming an Arhat, who undergoes no further rebirth. The Mahayana teaches that Arhatship is not an ultimate goal; its adherents follow the Path of the Bodhisattva, which leads to Buddhahood. The Bodhisattva is reborn voluntarily in order to aid all living beings to become enlightened. The realization of Buddhahood includes not only realization of the emptiness of self but also of the emptiness of dharmas, that is, of the entire psycho-physical world. (See emptiness.)
http://www.lotus-sutra.org/buddhist-ayurveda-encylopedia/mahayana_hinayana_compared_maha-yana_hina_great-vehicle_small-lesser-theravada_ta-cheng-syau-cheng.htm
mari kita simpulkan istilah dan pertentangan ini dengan jawaban yg komplit dan menyeluruh biar semuanya lega dan punya pijakan yg teguh atas jawaban tersebut (tanpa pake "pokoknya").
[at] atas
u sum up what I wanted to say...in more..informative and polite way...^^ nice2..
well, you should learn from him ;D
saya lebih suka secara tegas mengacu pada Sutra langsung. Dalam Sutra jelas2 tidak ada satu katapun yang mengatakan Theravada adalah Hinayana. Ini acuan paling objektik yang saya sodorkan.
Kemudian ada yang selalu menuduh Mahayana mengatakan Hinayana hanya mengejar kearahatan, itu juga tidak sepenuhnya benar. Mengapa ? Dalam Mahayana, tokoh Sariputra, Ananda, MahaKassapa adalah Arahat, dan mereka tidak mengejar pencapaian Sammasambuddha, tetapi Buddha tidak bilang mereka Hinayana, malahan walaupun mereka tidak bercita2 jadi Buddha, Sang Buddha tetap meramalkan mereka akan mencapainya pada tak terhitung kalpa yang akan datang. Ini acuan Sutra, bukan acuan pada pendapat sesepuh A, B atau C. bukan mengacu pada pendapat skolar picik yang sok pintar bilang Theravada =Hinayana. Mengapa tulisan Epstein, Ronald B., Ph.D harus dianggap mewakili pendapat Mahayana, dan saya tidak berhak? sama saja itu pendapat dari masing2 pribadi. Anda ingin mengacu dari siapa? Maka saya sodorkan dari Sutra, bukan dari pendapat para skolar picik.
Mengapa harus merasa ada satu juta orang bilang Hinayana = Theravada, maka satu juta orang itu mewakili Mahayana? Mengapa harus terpancing oleh pendapat khalaya ramai? Sekarang ada berapa juta umat di dunia yang tidak menganggap Buddha adalah jalan mencapai pembebasan, apakah berarti pendapat mereka benar? tentu tidak, jika kita mau menggalinya secara objektif berdasarkan catatan Sutta dan Sutra, bukan berdasarkan pendapat dari segi kuantitas orang yang menilainya, maka kita tidak perlu terpancing sampai merasa dihina.
Theravada juga mengajarkan 10 paramita dan memberi apresiasi pada pencapaian Buddha dalam kitab Buddhavamsa. Jadi Theravada tidak bisa dikatakan Hinayana. Dan Mahayana tidak bisa dikatakan menghina Theravada, Jika menghina, maka Sariputra dkk juga terhina dong, tapi tidak demikian bukan??
Semua ini acuan dari Sutra, apakah itu kurang?
ehm..well done _/\_
sip sip...
mari saya simpulkan jawaban bang chingik:
* definisi hinayana yg valid ada di sutra2 mahayana (referensinya dong)
* hinayana tidak direpresentasikan oleh sekte manapun (yg bilang begitu adalah picik dan gak valid dan gak mewakili mahayana sejati)
* theravada bukan hinayana
* goal theravada berbeda dengan mahayana
sekarang, apakah ada yg menemukan sesuatu yg bertolak belakang yg terdapat di sutra2 dengan apa yg dikatakan oleh bang chingik?
if anyone here has any objections, let them speak now or forever hold their peace!
now i pronounce you mister and mrs.. oops... *kebiasaan mantan pastor*
satu lagi yg sering jadi sumber kesimpangsiuran theravada dan mahayana yg belom anda luruskan. apakah bertujuan jadi arahat itu picik dan egois (dalam hal ini pantas dicap: hina/rendah)? apakah kebhikkhuan yg memfokuskan perkembangan batin sendiri sampai tercerahkan itu picik dan egois (dalam hal ini pantas dicap: hina/rendah)?
silaken dijawab *gong*
aku ada pendapat dikit...
sekali Term Hinayana diberikan kepada pada orang2 yg ingin mencapai kearahatan...
dan..
Tradisi2 yg ingin mencapai kearahatan..mereka menolak panggilan Hinayana yg diberikan oleh Mahayana...makane gk ada nama2 spesifik aliran Hinayana didalam Sutta..karena pada zaman dulu..emank Hinayana itu banyak sekte dan bukan cuma 1..dan kata "Hinayana" itu merujuk pada sekte2 bukan cuma 1 sekte..
Theravada adalah anak dari Hinayana...and the only one that still survive..
ngerti yg gw maksud?
so, the point is that...yah iyalar kalo dalam sutra Mahayana gk ada tulisan THERAVADA..wong Mahayana menggunakan kata HINAYANA untuk merujuk pada sekte2 yg mao jadi Arahat..
2nd, dalam Mahayana arahat itu tetap lebih rendah daripada Boddhisatva..so,sariputta dkk..itu dalam Mahayana emank sebenarnya gk ada tempat sama sekali..mereka cuma bumbu2 sampingan yg tidak berasa sama sekale...
buktinya..
Mahayana hanya mengidolakan Boddhisatva tapi tidak pernah mengidolakan Arahat...
:-? kayanya diskusinya masih panjang nih
Seperti 2 orang yang berdiskusi mempertahan kan argumennya tentang angin yang bergerak meniup bendera/bendera yang bergerak di tioup angin.
bang chingik, barusan anda ngomong panjang lebar mengenai definisi hinayana yg paling mantab dan tepat, eee... tau2 ada yg gak sependapat ama anda:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1825.0
gimana nih bang?
apa kita bisa simpulkan sesuatu?
^-^ ^-^ :)) :))
;D
_/\_
Jika sang buddha masih hidup, kita pasti akan dicerahkan oleh beliau.
Quote from: morpheus on 14 March 2008, 06:33:13 PM
bang chingik, barusan anda ngomong panjang lebar mengenai definisi hinayana yg paling mantab dan tepat, eee... tau2 ada yg gak sependapat ama anda:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1825.0
gimana nih bang?
apa kita bisa simpulkan sesuatu?
Saya tetap mengacu pada Sutra.
Jadi kita tetap crosscheck ke Sutra, dan tetap tidak ditemukan bahwa Theravada = Hinayana.
Argumentasi saya sudah cukup jelas. Dalam Sutra Mahayana-->Sariputta, Moggallana, Maha Kassapa , dkk adalah siswa Arahat, tapi tetap saja tidak disebut Hinayana.
Mahayana menggembar gemborkan Jalan Bodhisatva,tapi hingga pada masa pembabaran Saddharmapundarika Sutra, Buddha juga mengatakan bahwa tidak ada kendaraan lain (mau Bodhisatva kek..mau Sravaka kek..mau Pratyeka kek..) semuanya bermuara pada Kendaraan Buddha. Jadi jika kita kaji Sutra itu secara mendalam, ternyata Buddha mengajarkan jalan Kearahatan yang disebutnya Sravakayana, Jalan Bodhisatva yang disebutnya Bodhisatvayana dan Jalan Kearahatan hasil pereungan pada Patticasammutpada yang disebutnya Pratyekayana. . Dan ketiga jalan itu , Buddha mengatakan akan bermuara pada kendaraan Buddha. Dari ketiga jalan ini,
Sravakayana yang merupakan kendaraan Kearahatan samasekali berbeda dengan Hinayana. Saat pembabaran Saddharmapundarika Sutra, ada siswa dari kelompok Sravakayana, yaitu para siswa Arahat, kemudian dari kelompok bodhisatvayana yaitu para siswa bodhisatva. Semua ini hadir pada pembabaran Sutra Teratai. Dan SATU HAL PENTING. PAda saat itu, ada kelompok yang meninggalkan pesamuan dengan perasaan tinggi hati, kelompok inilah yang Buddha sebut sebagai orang yang berprilaku Hinayana, mereka berbeda dengan siswa Sravakayana yang menempuh jalan kearahatan. Jadi jelas kan perbedaannya??
Jadi Kesimpulannya, walaupun dalam Mahayana ada menyebutkan istilah HInayana, namun ada juga yang namanya Sravakayana. Dan Sravakayana baru termasuk dalam kelompok yang benar2 mengikuti ajaran Buddha, yaitu mereka yang bercita2 mencapai kearahatan yang tetap mendapat pujian dari Buddha. (jangan salah paham lagi gara2 ada sebutan Yana lalu disebut aliran. Bukan begitu.., tapi ada semacam jalur yang ditempuh gitu..).
Ada skolar Mahayana yang mengatakan walaupun istilah Theravada tidak disebutkan dalam Sutra, namun dari inti jalan yang ditempuh memang merupakan jalan Hinayana. Saya sendrii menampik cara pandang seperti itu. Yang benar2 disebut Hinayana adalah orang yang belum mencapai kesucian namun mengaku dirinya mencapai kesucian. Ini disebut sebagai orang yang tinggi hati. Orang2 seperti inilah baru disebut Hinayana. Dan ketika menyebutkan orang2 seperti ini, ada saja siswa2 Savaka yang tetap berada pada sisi Buddha, nah...yang inilah baru disebut siswa yg menempuh sravakayana yg benar2 merupakan kendaraan dari ajaran Buddha sejati berbarengan dengan kendaraan bodhisatva.
Silahkan kaji Saddharmapundarika. Saya merekomendasikan pengkajian pada versi Sanskrit dan mandarin. Terjemahan bhs.Indonesia masih terdapat banyak kekurangan.
Mudah2an cukup jelas deh.. ;)
_/\_ sekedar sharing...sutra awal Mahayana mengenal kata Hinayana.Theravada terbentuk sekitar seribu tahun lebih merupakan perkembangan dari yang disebut Hinayana pada awalnya.nah pada periode itu, Tripitaka Sansekerta telah terkumpulkan lengkap. Pertanyaan apakah Mahayana akan meng-update Tripitaka dengan menambahkan bahwa Buddha menjelaskan Mahayana dan Theravada bla..bla...bla..justru akan sangat ridiculous dan terdengar menggelikan.
Mengenai tulisan bro chingik soal Kassapa hanya ingin mencapai Arahat tidak punya cita-cita menjadi Buddha namun Buddha meramalkan berapa kalpa dia akan menjadi Buddha.itu akan sangat kontradiktif dengan ajaran Buddha karena baik Arahat,Paccekabuddha halte terakhirnya adalah Nibbana. tidak akan terlahir dimana-mana lagi lenyap seperti api lilin yang padam.
Mahayana menganggap ini sangat disayangkan karena pencapaian susah2 kok ga diajarkan ke makhluk hidup agar ikutan cerah jadi Mahayana mengambil aspirasi Bodhisattva untuk terus kembali ke dunia saha dan menunda ke Buddhaan. (itulah kenapa ada ikrar Samantabhadra untuk Buddha ga segera masuk parinibbana dan selalu memutar Dhamma)
Bro chingik,saya kasih logisnya,jalan Buddha merupakan step-step yang dilengkapi.oleh karena itu, Buddha harus menerima ribuan kalpa step sampai ia mengerti ke Buddhaan dan itu ga bisa bilang,hey saya mau tolak ah di kehidupan ini saya menjadi bodhisattva trus di seribu tahun lagi saya jadi Buddha,tidak ada catatan seperti itu.
Tampaknya anda terjebak dengan kisah heroik yang sering digambarkan dalam kitab bahwa Buddha masih mengajarkan dhamma setelah beliau parinibbana dan mewujudkan diri dalam model bodhisattva.contoh Avalokitesvara adalah Buddha pada masa lampau namun ia memilih dilahirkan kembali jadi Bodhisattva,saya ingin bertanya kok ga ada lagi titisan Sakyamuni buddha jadi bodhisattva?
Ambil sisi logisnya.Mahayana mengajarkan cinta kasih bukan mistik2 ga jelas yang ga bisa dipertanggungjawabkan. kalau masih ada celah untuk berdebat berarti itu bukan Kebenaran Absolut. _/\_
Ketika Parinibbana,sekelompok bhikkhu menarik Ananda dan melakukan sidang " Kenapa Ananda tidak menyuruh Sang Buddha untuk tetap di dunia ini dan mengajarkan Dhamma yang begitu berharga". Mereka merasa sedih dan menyayangkan parinibbana Beliau tanpa melihat bahwa kematian adalah proses alami yang bahkan seorang Buddha harus menerimanya karena saat itu tubuh Buddha telah tua renta dimakan usia dan penyakit.
Sekelompok Bhikkhu yang bersedih menginginkan figur Buddha tetap ada dan mereka menelurkan sebuah ide bahwa Buddha walaupun telah parinibbana namun tetap mengajarkan Dhamma.dan mereka bercita-cita agar setelah mendapat Kebenaran.mereka akan terus lahir ke dunia ini untuk mengajarkan Kebenaran ini.sekelompok bhikkhu ini akhirnya mengambil ide Mahayana melawan konsep Arahat yang kalo sudah parinibbana ya sudah habis. _/\_ inilah pemikiran awal yang melandasi terbentuknya istilah Mahayana dan Hinayana
saya pernah mengikuti beberapa seminar yang dibawa oleh beberapa bhiksu Mahayana,didalam setiap kesempatannya,mereka akan mengatakan bahwa Mahayana (Da Shen)lebih hebat daripada Hinayan(Xiao Shen).dalam sebuah kesempatan saya bertanya,Xiao Shen itu Buddhist apa?mereka memberikan jawaban Buddhism Selatan yang terbagi atas Sri Lanka,Thailand,Burma,dkk sedangkan Da Shen adalah yang tersebar ke China,Tibet,Jepang. bro chingik,bisa anda memberikan penjelasan untuk hal ini?
Maaf kita tidak sedang membahas tentang konsep pencapaian.
Kita sedang membahasa ttg konteks Hinayana dalam Mahayana. Dan silahkan baca treads ini lebih lengkap, jadi tidak perlu putar2 lagi bahas yang agak oot. biar alurnya bisa berkembang.
Mengenai perbedaan konsep yang logis atau tidak, silahkan baca pemaknaan logika yang dipostinng oleh bro Tan. _/\_
wah Chingik kok malah~~...menghindar?
hindar..
indar..
ndar...
dar...
ar...
r........
jangan2 kamu selama ini berbohong yak? -Just Asking with PURE motives-
_/\_
Quote from: El Sol on 18 March 2008, 12:42:32 PM
wah Chingik kok malah~~...menghindar?
hindar..
indar..
ndar...
dar...
ar...
r........
jangan2 kamu selama ini berbohong yak? -Just Asking with PURE motives-
_/\_
emang saya banyak ngutang..pake menghindar segala...hehe ;D
gak deh,...kalo mau bahas ini, dibuka topik baru lagi...kalo nggak, alur diskusi slalu ga menentu.. ;)
oops,sori bro chingik.....saya bukan orang yang pro aliran sana sini lho.cuma sekedar meluruskan pandangan.sama seperti ketika bro buka obrolan ini akhirnya lari sana sini deh. hehehehe.makanya benang kusut perlu dirapiin balik.fiuh tantangan lho bro
Quote
saya pernah mengikuti beberapa seminar yang dibawa oleh beberapa bhiksu Mahayana,didalam setiap kesempatannya,mereka akan mengatakan bahwa Mahayana (Da Shen)lebih hebat daripada Hinayan(Xiao Shen).dalam sebuah kesempatan saya bertanya,Xiao Shen itu Buddhist apa?mereka memberikan jawaban Buddhism Selatan yang terbagi atas Sri Lanka,Thailand,Burma,dkk sedangkan Da Shen adalah yang tersebar ke China,Tibet,Jepang. bro chingik,bisa anda memberikan penjelasan untuk hal ini?
Penjelasan saya sudah cukup jelas pada tread di atas, mereka hanya menyimpulkan berdasarkan pandangan kelompok saja. Bilang Mahayana lebih hebat dari Hinayana, itu kan sikap dualitas yang harus dihindari dalam praktik mahayana sendiri. Menyimpulkan bahwa Hinayana adalah Buddhist selatan sperti Theravada juga tetap pandangan kelompok, bukan berdasarkan acuan Sutra. Kalo baca tread saya di atas akan lebih jelas.
thanks untuk pelurusannya.makanya dengan buka topik seperti ini,kita akan meluruskan kembali beberapa pemikiran yang mungkin agak jauh.
Sejauh yang saya pelajari dalam Mahayana,memang terkadang konsepsi pikiran Hina dan Maha akan muncrat dari mulut seseorang dengan posisi mengejek,hal ini mengapa saya sendiri jarang mau mendengarkan ceramah2 kosong yang ga ada habisnya. merujuk dari history,tipitaka dan Buddhadhamma dalam keseharian,kita sudah menemukan bahwa Kebenaran Universal tidak ada scopenya.
Quote from: nyanadhana on 18 March 2008, 05:08:41 PM
thanks untuk pelurusannya.makanya dengan buka topik seperti ini,kita akan meluruskan kembali beberapa pemikiran yang mungkin agak jauh.
Sejauh yang saya pelajari dalam Mahayana,memang terkadang konsepsi pikiran Hina dan Maha akan muncrat dari mulut seseorang dengan posisi mengejek,hal ini mengapa saya sendiri jarang mau mendengarkan ceramah2 kosong yang ga ada habisnya. merujuk dari history,tipitaka dan Buddhadhamma dalam keseharian,kita sudah menemukan bahwa Kebenaran Universal tidak ada scopenya.
baik sekali tanggapan anda,menyadarkan saya bahwa anda termasuk orang yang cukup open minded. saya juga masih banyak kurangnya,jadi mudah2an kita disini bisa saling menukar pikiran
I have proof kalo HINAYANA = THERAVADA
QuoteThe Buddha's Dharma, can be divided to two vehicles, the Hinayana and the Mahayana. The Hinayana itself can be divided into the vehicle of the shravakas and the vehicle of the pratyekabuddhas. The shravakas and pratyekabuddhas can be differentiated according to the relative inferiority and superiority of their faculties and the results they obtain, but the doctrinal features of the paths they follow are basically the same. People with a propensity to follow these two Hinayana vehicles take them up for the sake of merely their own emancipation, because they turn their backs on bearing the burden of the aims of others. Since the main cause of bondage in samsara is grasping at a self, the main cause of obtaining the freedom of liberation is the wisdom that realizes the meaning selflessness. Thus, shravakas and pratyekabuddhas, like bodhisattvas, realize selflessness. They meditate on is accompanied by the other paths of moral conduct, meditative concentration and so forth, and thus extinguish all their passions, greed, hatred, ignorance and so forth.
aku kutip dari website DALAI LAMA..
hxxp://www.dalailama.com/page.22.htm
neh...
CHINGIKKKK..WHERE ARE YOU?
apakah Chingik lebih hebat dari murid2 Dalai Lama dan Dalai Lama? ;D :P
ato selama ini salah interpretasi?
berarti emank tepat kalo sang Buddha gk mungkin menghina Hinayana..
1.karena sang Buddha yg mengajarkan jalan Arahat
2.karena term Hinayana dan Mahayana belum ada pada saat sang Buddha masih idup..
oleh sebab itu..
Diamond Sutra palsu.. ;D
ambil inti pelajaran dari sutra ini aj diluar palsu apa kaga,soalnya susah ngejudge beginian,toh yang menulis adalah murid yang mendengar dari Sang Buddha bisa saja saat itu dia tambahin bumbu kayak gitu....hehehhee.....bukankah tipitaka ditulis oleh Arahat tapi Arahatnya ngajak perang Hinayana dan Mahayana,,,ada ada aja
Damai2....
Sama2 umat Buddha kok debat terus?
Apakah dengan begini perkembangan agama Buddha dapat lebih maju ??
Semua aliran Buddha pada dasarnya sama Baiknya , saya rasa tergantung kepribadian individu yang menjalankan sudah sesuaikah dengan ajaran2 Buddha.
Apakah diajarkan untuk menghina atau mencela? Tiap orang berhak mengemukakan pendapatnya namun jangan sampai menyinggung perasaan pihak lain ( karena akan mendapatkan buah karma sendiri ). Buddha mengajarkan kepada semua makhluk untuk saling mengasihi yang penuh dengan metta, karuna , upekkha dan mudhita.
Jangan melanggar 5 sila.
El Sol "berarti emank tepat kalo sang Buddha gk mungkin menghina Hinayana.." = tepat , gak mungkin lah , saya setuju
"Diamond Sutra palsu.." = apa bisa kamu buktikan sendiri? Buddha said " jangan percaya pada apa yang dikatakan/dituliskan/diajarkan oleh orang lain kecuali sudah terbuktikan kebenarannya sendiri.
Semoga Semua Makhluk Bahagia
Om Mani Padme Hum
:lotus:
emang nya waktu masa sang buddha itu ada...
agama atau aliran apa seh yang di ajarkan????
sampai ada yang palsu dan asli...
Dhamma itu ibarat samudra luas,aliran itu ibarat cabang sungai menuju ke lautan,ada yang menemui jalan buntu,ada yang bergabung dengan anak sungai lain dan ada yang langsung menuju lautan bebas.
silahkan mau ikut sungai yang mana....
hmm aku pernah dengar kata-kata ini dari temanku yang buddhis juga...tapi beda aliran....
baru-baru ini temanku dari india...dia bilang katanya agama buddha itu bagian dari agama hindu...
aku seh pikirnya mungkin karna sang buddha lahir di india...dan pada saat itu agama di india adalah hindu...
dan mungkin yang di ajarkan sang buddha itu ada kesamaan di ajaran sebelumnya...hingga temanku bisa bil agama buddha bagian dari agama hindu...
kalau aku perhatikan juga....dhamma yang di bawakan oleh bhikkhu bule...bhikkhu chines...itu beda...
contoh nyata yang aku amati...bhikkhu yang belajar diindo sama bhikkhu yang belajar dari nyanmar itu beda...baik tingkat spritual..pola pandang/pikir nya beda....
aku amati keknya ada pengaruh dari budaya setempat juga....
tapi inti pertanyaan ku itu....
adalah...jaman sang buddha hidup itu aliran apa yang di ajarkan???
_/\_ kalo dari Sutta ,tidak ada yang namanya aliran sana sini,Buddha mengajarkan the simple way - Jalan Tengah.udah,muncul aliran sana sini kan setelah Buddha Parinibbana.
Itulah ego manusia.....merasa dirinya (pendapatnya) paling benar. maka muncullah aliran sana sini.... ;D
_/\_ :lotus:
Quote
"Diamond Sutra palsu.." = apa bisa kamu buktikan sendiri? Buddha said " jangan percaya pada apa yang dikatakan/dituliskan/diajarkan oleh orang lain kecuali sudah terbuktikan kebenarannya sendiri.
eh..
kalo baca jangan dari tengah..baca dari depan yak..buktine di depan..
Quote from: Lily W on 27 March 2008, 12:04:06 PM
Itulah ego manusia.....merasa dirinya (pendapatnya) paling benar. maka muncullah aliran sana sini.... ;D
_/\_ :lotus:
ada karna kebutuhan atau karna ego???
kalau aku amatin neh sama seperti pendidikan...
dulu yang ada dr....tapi sekarang dah ada spesialis...dan spesialis juga udah terbagi lagi...dan ini timbul karna kebutuhan biar bisa fokus pada satu materi aja....putar...putar...putar...kek balik jaman dulu lagi da.....
dulu makan pakai daun pisang.....lalu pakai batok kelapa...lalu pakai piring...piring ada macam-macam...pakai piring kertas....pakai plastik....ehhhh sekarang balikkk lagi pada mau pakai daun pisang....putar putar putar....
dalam perekonomian juga gitu dah...gtafik nya naik turun naikkkk turunnn naikkkkkkkk turunnnnnnnnnnn balik lagi....
hmmmmmm...akurasa aliran ada karna kebutuhan manusia...yang beragam...
putar...putar..putarrr kek bumi ya....
sol dah jadi bodhisatva you ya :P
:)) kalao Vajrachedika Sutra mau dia palsu ataupun benar adanya menurut aku yah yang penting isinya.toh agak susah menilai apel dari sisi luarnya saja.
yang diributin kan cuman tulisan label Hinayana aje,ya biarin,kita juga ga tahu sebenarnya yang nambah2 atau kurang2in kata2 dalam Sutra,toh 2500thn,wew,bisa aja ada penyusup yang agak rese ntah itu siapa.
Vajrachedika punya beberapa manfaat yang dirasa oleh yang baca untuk membuka wawasan Dhamma mengenai pikiran.cuman itu aja sih.hampir kayak baca Abhidhamma kosa
[at] Evo
ogah gw jadi Boddhisatva..karena seseorang itu tidak akan mendapat gelar boddhisatva kecuali dia sudah pernah menjadi Sammasambuddha..
bahkan dewa yg bakal terlahir sebagai Buddha Metteya(Maitreya) tidak akan kupanggil dia sebagai Boddhisatva..
aku panggil beliau sebagai dewa..setelah dia benar2 menjadi seorang Sammasambuddha..barulah saya panggil dia sebagai Buddha dan pada masa sebelum dia menjadi Buddha sebagai Boddhisatva..
Boddhisatva never exist in the 1st place.. hanya gelar..
Quote from: nyanadhana on 27 March 2008, 12:31:13 PM
:)) kalao Vajrachedika Sutra mau dia palsu ataupun benar adanya menurut aku yah yang penting isinya.toh agak susah menilai apel dari sisi luarnya saja.
yang diributin kan cuman tulisan label Hinayana aje,ya biarin,kita juga ga tahu sebenarnya yang nambah2 atau kurang2in kata2 dalam Sutra,toh 2500thn,wew,bisa aja ada penyusup yang agak rese ntah itu siapa.
Vajrachedika punya beberapa manfaat yang dirasa oleh yang baca untuk membuka wawasan Dhamma mengenai pikiran.cuman itu aja sih.hampir kayak baca Abhidhamma kosa
ngapaen mengakui sutta yg gk gitu benar kalo ada Abhidhamma yg benar2 suci, murni dan mendalam?
QuoteSutra,toh 2500thn,wew,bisa aja ada penyusup yang agak rese ntah itu siapa.
:)) :)) :)) aku ketawa dulu dengan apa yang terpikir oleh ku...
boleh baca tapi tak bolh tersunging ;D
jangan jangan nehhh si elsol..penyusupnya :)) :))
dia lahir lagi untuk bayar kamma yang dia buat....dia mau memurnikan dhamma yang asli...biar kamma nya habis...lahir lagi jadi bodhisatva :)) :)) :))
jangan...jangan..nehhh bodhisatva maitreya :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :))
[at] atas
loe mending coba ke RS jiwa..cek2 saraf..masih ok gk.. :))
:)) y itu urusan tuh aliran lah huehehehhe,kita urus diri kita sendiri.... :D
Quote from: nyanadhana on 27 March 2008, 12:47:31 PM
:)) y itu urusan tuh aliran lah huehehehhe,kita urus diri kita sendiri.... :D
kalo urus diri ktia sendiri dulu nanti dituduh egois ama Mahayana...
:)) hehehehehhe.biarin mereka ngomong ape,***** mengonggong,kita berlalu aja.hehehehe
[at] atas
aku mao menjadi Mahayana yg baek dengan cara membersihkan Mahayana dari unsur2 agama/tradisi laen..contohne Hindhu, Tao..dll
Ada 3 jenis Bodhisattva menurut Mahayana :
Yang seperti raja, mencapai pencerahan terlebih dahulu, baru menolong orang lain
Yang seperti kapten kapal, membawa orang lain bersama-sama mencapai pencerahan,
Yang seperti gembala, menunggu sampai semua orang mencapai pencerahan, baru diri sendiri mencapai pencerahan.
Raja = Arahat
Kapten kapal = Sammsambuddha
Gembala = si bodoh yg gk tao kalo sebenarnya makhluk dialam semesta ini tidak bisa habis..
Quote from: El Sol on 27 March 2008, 12:56:29 PM
[at] atas
aku mao menjadi Mahayana yg baek dengan cara membersihkan Mahayana dari unsur2 agama/tradisi laen..contohne Hindhu, Tao..dll
:)) :)) :))masih engak nyadar dia :))
lebih baik sakit jiwa tapi sadar :))
dari pada sadar tapi jiwanya sakit :)) :)) :))binggung kan :))
ini namanya gila dibuat-buat :P
hahhahhaha mantappppppppp ;D
dari pada gila beneran :)) :)) :))
*gila mode on*
ha?
*gila mode off*
:hammer:
Quote
kalo urus diri ktia sendiri dulu nanti dituduh egois ama Mahayana...
Sebenarnya wawasan Mahayana tidak seperti itu Sol, mohon jangan terlalu mengeneralisir. Lebih jelasnya ada tahapan2 praktik dalam Mahayana. Dalam Prajnaparamita Sastra, ada ajaran yang menganjurkan bahwa sebelum sanggup menolong makhluk lain, ada baiknya diri kita sendiri bersandar pada perlindungan abhina Buddha utk sementara, sambil belajar sambil menguasai dharma hingga bisa menolong, baru masuk ke tahapan Mahayana.
dia (el sol) kan memang cari2 alasan untuk nyerang Mahayana, jadi biar dijelasin kaya apa juga gak akan masuk ke otak dia.
cuma kasihan dia aja tanam karma buruk terus hanya untuk membuktikan kebenaran dari hukum karma.
benar2 bodoh :)
Quote from: chingik on 27 March 2008, 06:13:34 PM
Quote
kalo urus diri ktia sendiri dulu nanti dituduh egois ama Mahayana...
Sebenarnya wawasan Mahayana tidak seperti itu Sol, mohon jangan terlalu mengeneralisir. Lebih jelasnya ada tahapan2 praktik dalam Mahayana. Dalam Prajnaparamita Sastra, ada ajaran yang menganjurkan bahwa sebelum sanggup menolong makhluk lain, ada baiknya diri kita sendiri bersandar pada perlindungan abhina Buddha utk sementara, sambil belajar sambil menguasai dharma hingga bisa menolong, baru masuk ke tahapan Mahayana.
apakah menurut loe gw akan percaya kata2 kamu? -_-" wong dari pertama ajah dah kontradiksi apa yg kamu pelajari dengan para ahli/pakar Mahayana..
Quote from: hengki on 27 March 2008, 06:56:30 PM
dia (el sol) kan memang cari2 alasan untuk nyerang Mahayana, jadi biar dijelasin kaya apa juga gak akan masuk ke otak dia.
cuma kasihan dia aja tanam karma buruk terus hanya untuk membuktikan kebenaran dari hukum karma.
benar2 bodoh :)
aku bukan mencari alasan...aku mencari bukti!
aku tanam kamma buruk? hah..biarlah gw yg terima..setidaknya aku mencari kebenaran..
Quote from: El Sol on 27 March 2008, 08:11:01 PM
Quote from: chingik on 27 March 2008, 06:13:34 PM
Quote
kalo urus diri ktia sendiri dulu nanti dituduh egois ama Mahayana...
Sebenarnya wawasan Mahayana tidak seperti itu Sol, mohon jangan terlalu mengeneralisir. Lebih jelasnya ada tahapan2 praktik dalam Mahayana. Dalam Prajnaparamita Sastra, ada ajaran yang menganjurkan bahwa sebelum sanggup menolong makhluk lain, ada baiknya diri kita sendiri bersandar pada perlindungan abhina Buddha utk sementara, sambil belajar sambil menguasai dharma hingga bisa menolong, baru masuk ke tahapan Mahayana.
apakah menurut loe gw akan percaya kata2 kamu? -_-" wong dari pertama ajah dah kontradiksi apa yg kamu pelajari dengan para ahli/pakar Mahayana..
para ahli/pakar Mahayana? haha...bukannya slama ini kamu anggap semua umat Mahayana itu bodoh. :))
Saya tidak minta kamu percaya. Alangkah bagusnya ternyata kamu sedang mencari kebenaran, tapi masak sih udah lupa bahwa kebenaran hanya bisa dicari dalam olahan batin. :)
Dari pada menghujat Mahayana di Forum Mahayana, (itu tidak etis lho.., kecuali mau hujat di forum lain ya terserah) , para teman2 Mahayanis lain sudah cukup sabar lho sama Sol. Kalo di forum lain mungkin kamu udah di kick. Tapi buat apa ya, kita kan cuma diskusi, jadi kami masih harap bro tetap bisa meredam rasa ketusnya. Mari kita diskusi secara baik, jangan melibatkan kata2 yang tidak elok apalagi sarkastis. Bagaimanapun seorang umat Theravada yang baik tidak akan bersikap seperti itu. Setuju?
:).
[at] atas
setuju..
akhirnya _/\_
hahaha....
peace all
Semoga Semua Makhluk Bahagia
Om Mani Padme Hum
:lotus:
_/\_
setujunya tulus ngak sol hihihihih ;D
[at] atas
gk seh..
gw cuma menunda ajah..
karena ada yg harus gw basmi dulu..
aliran Maitreya..
kalo Mahayana khan masih saudara... ;D urusan eksternal diberesin dulu..baru diskusi masalah internal..
[at] Bro Mangkok : Posting bro mengenai Hinanaya dan Mahayana di pindahkan ke http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,1825.60.html
_/\_
Quote from: El Sol on 28 March 2008, 11:31:10 AM
[at] atas
gk seh..
gw cuma menunda ajah..
karena ada yg harus gw basmi dulu..
aliran Maitreya..
kalo Mahayana khan masih saudara... ;D urusan eksternal diberesin dulu..baru diskusi masalah internal..
:|Ko Elsol.... seberapa besar kemampuan ko2 membasmi aliran maitreya?
_/\_
Quote from: Jinaraga on 29 March 2008, 11:43:10 AM
Quote from: El Sol on 28 March 2008, 11:31:10 AM
[at] atas
gk seh..
gw cuma menunda ajah..
karena ada yg harus gw basmi dulu..
aliran Maitreya..
kalo Mahayana khan masih saudara... ;D urusan eksternal diberesin dulu..baru diskusi masalah internal..
:|Ko Elsol.... seberapa besar kemampuan ko2 membasmi aliran maitreya?
_/\_
Jinaraga umur berape manggil elsol koko? :))
patut di acungi jempol atas perjuangan elsol dalam usahanya mempertahankan imannya melawan maitreya dan mahayana sendirian lho, ampe dia di banned _/\_
Quote from: ryu on 30 March 2008, 06:28:11 AM
Jinaraga umur berape manggil elsol koko? :))
patut di acungi jempol atas perjuangan elsol dalam usahanya mempertahankan imannya melawan maitreya dan mahayana sendirian lho, ampe dia di banned _/\_
Jinaraga masih hijau.... :))
Ko elsol di banned :o :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'(
QuotePada suatu ketika ada seorang guru yang dihormati orang. Setiap hari sekelompok orang berdiri di depan pintu rumahnya untuk mencari nasehat, mengharapkan penyembuhan atau berkat dari orang suci itu.
Dan setiap kali guru berbicara, orang-orang akan mematuhi ucapannya dan menelan semua kata-katanya. Namun diantara pendengarnya itu ada orang yang tidak baik yang selalu mencari kesempatan untuk menentang sang guru. Ia mencari kelemahan-kelemahan guru dan menertawakan kekurangan-kekurangan itu.Murid-murid guru itu tidak senang akan dia dan mulai menganggapnya sebagai jelmaan setan.
Pada suatu hari 'setan' itu jatuh sakit dan mati. Semua orang merasa lega, secara lahiriah mereka kelihatan berduka cita, akan tetapi dalam hati mereka senang karena kata-kata guru yang begitu inspiratif tidak akan diganggu lagi dan tingkah lakunya yang mengandung kecaman tidak akan dikritik lagi oleh orang yang tidak sopan itu.
Orang-orang terkejut melihat sang guru tenggelam dalam duka cita sejati yang mendalam pada saat penguburan. Kemudian ketika ditanya oleh seorang murid apakah ia berduka cita atas nasib kekal orang yang mati itu, ia berkata, "Tidak, tidak. Mengapa saya harus berduka cita atas teman kita yang sekarang ada di surga ? Saya berduka cita untuk diri saya sendiri.
Orang itu adalah satu-satunya kawan saya. Disini saya dikelilingi oleh orang-orang yang menghormati saya. Ia yang satu-satunya menentang saya. Saya takut setelah kepergiannya, saya tidak berkembang lagi. Dan ketika guru itu mengucapkan kata-kata ini, ia menangis tersedu-sedu.
------------------------------------------------------------------------------------------
Pandangan orang bijaksana dan orang biasa selalu berbeda.
Orang biasa menganggap hal-hal yang menentang mereka sebagai musuh, tetapi orang bijaksana berpikir hal itu adalah guru bagi mereka untuk menuju kebebasan sejati.
di banned ditempat lain. kalau disini sih, masih tetap ^-^
Quote from: Jinaraga on 29 March 2008, 11:43:10 AM
Quote from: El Sol on 28 March 2008, 11:31:10 AM
[at] atas
gk seh..
gw cuma menunda ajah..
karena ada yg harus gw basmi dulu..
aliran Maitreya.
kalo Mahayana khan masih saudara... ;D urusan eksternal diberesin dulu..baru diskusi masalah internal..
:|Ko Elsol.... seberapa besar kemampuan ko2 membasmi aliran maitreya?
_/\_
Jgn pngil koko -_-"
Gw cb sbisa mngkin kalo gk kbasmi jg gpp,yg pnting gw dah brusaha
[at] ko benny
sesajean yg wkt itu dpt gk? Kalo krng blng yak nanti gw cariin yg seksi dan import
:hammer: *gubrak*
Quote from: El Sol on 30 March 2008, 11:42:00 PM
[at] ko benny
sesajean yg wkt itu dpt gk? Kalo krng blng yak nanti gw cariin yg seksi dan import
boneka barbie ? =))
:backtotopic: