_/\_
Mohon bagi pengetahuannya donk...
Bagaimana menurut kk sekalian. melihat kehidupan hewan yang membunuh hewan lainnya, hanya demi kelangsungan hidupnya?
Misalnya : ikan Arwana, Srigala, Harimau, Ikan Hiu dll-nya?
Bagaimana pendapatan kk skalian melihat,,, Hewan2 tsbt, yang terus mengerjakan hal yang dianggap buruk, "bagi kita rekan Se-Dharma" bagaimana pula nasib mereka di kemudian harinya dan di kehidupan mendatang? Apa gak tambah buruk y??? :'( :'( :'(
MAlang dan Sungguh Kasihan nasib mereka... :'( :'( :'(
lebih parah manusia lah...
bukan hanya demi kelangsungan hidup, namun jg demi kenikmatan hidup
rantai makanan bung... sesuatu yang alami
menurut saya, karena hewan tidak memiliki kemampuan berpikir, maka dia sendiri pun "tidak tahu" apa yg sebaiknya dimakan atau tidak. Apa yg mereka lakukan semata-mata karena naluri .. (meskipun dalam beberapa kasus dewasa ini naluri tidak sepenuhnya berperan) dan meniru apa yg dilakukan oleh generasi sebelumnya .. contoh ayam memberi anaknya makan cacing, jadi anak ayam melihat cacing merasa bahwa itu makanannya ..
soal baik buruknya hal itu, tidak dapat saya katakan dengan pasti .. karena ada cetana (kehendak) si hewan untuk memangsa, sementara tidak ada kemampuan untuk berpikir bahwa apa yg dilakukannya mungkin kurang sesuai dg sila ..
correct me if i'm wrong,
_/\_
kalau di discovery channel... judulnya
Predator... satu predator merupakan predator yg lain....
dan manusia berada diposisi paling atas..............
kalau gw sih enjoy aja film tsb... itulah seleksi alam... dan bagaimana alam bekerja...
enjoy aja... no problem....sama sekali..............
ya begitulah, Adi Buddha memakan Adi Buddha =))
yg dipikirkan adalah:
bagaimana caranya agar tidak bertumimbal lahir sbg binatang.
Quote from: pemula on 27 June 2010, 01:09:42 PM
_/\_
Mohon bagi pengetahuannya donk...
Bagaimana menurut kk sekalian. melihat kehidupan hewan yang membunuh hewan lainnya, hanya demi kelangsungan hidupnya?
Misalnya : ikan Arwana, Srigala, Harimau, Ikan Hiu dll-nya?
Bagaimana pendapatan kk skalian melihat,,, Hewan2 tsbt, yang terus mengerjakan hal yang dianggap buruk, "bagi kita rekan Se-Dharma" bagaimana pula nasib mereka di kemudian harinya dan di kehidupan mendatang? Apa gak tambah buruk y??? :'( :'( :'(
MAlang dan Sungguh Kasihan nasib mereka... :'( :'( :'(
makanye Buddha membabarkan Dhamma, agar manusia harus mempraktekkan ajarannya agar tidak terlahir di alam apaya -> salah satunya alam hewan ;D
Quote from: pemula on 27 June 2010, 01:09:42 PM
_/\_
Mohon bagi pengetahuannya donk...
Bagaimana menurut kk sekalian. melihat kehidupan hewan yang membunuh hewan lainnya, hanya demi kelangsungan hidupnya?
Misalnya : ikan Arwana, Srigala, Harimau, Ikan Hiu dll-nya?
Bagaimana pendapatan kk skalian melihat,,, Hewan2 tsbt, yang terus mengerjakan hal yang dianggap buruk, "bagi kita rekan Se-Dharma" bagaimana pula nasib mereka di kemudian harinya dan di kehidupan mendatang? Apa gak tambah buruk y??? :'( :'( :'(
MAlang dan Sungguh Kasihan nasib mereka... :'( :'( :'(
diangap buruk bagi manusia tapi tidak bagi hewan. karena manusia membunuh demi kepuasan di lidah dan hewan makan daging(memangsa hewan lain) karena sudah digariskan/kodratnya sebagai pemakan daging.
Tidak bermasalah binatang makan binatang.
cos mereka lagi menjalani karmanya binatang.
binatang saling memangsa itu dikarenakan hukum kamma dimasa masa yang sudah terjadi karena suatu sebab akan ber akibat dimasa mendatang. buddha sendiri mengalami ini sebelum ia terlepas dari hukum sebab dan akibat ini. yang seharus nya kita lihat dari pandangan ini adalah sebuah pelajaran (hikmah) untuk diri kita sendiri untuk menjadi lebih baik dan bijaksana dalam melangkah dimasa kini. bila kita melihat binatang saling memangsa sebijaknya kita membuat kejadian itu sebagai renungan dalam batin kita. sebagaimana saya ketahui buddha pun mendapat sesuatu kebijaksanaan dari sebuah perenungan. demikian pendapat saya massf terjadi selisih pandang dan kata. salam damai
Quote from: tania on 27 June 2010, 02:55:29 PM
menurut saya, karena hewan tidak memiliki kemampuan berpikir, maka dia sendiri pun "tidak tahu" apa yg sebaiknya dimakan atau tidak. Apa yg mereka lakukan semata-mata karena naluri .. (meskipun dalam beberapa kasus dewasa ini naluri tidak sepenuhnya berperan) dan meniru apa yg dilakukan oleh generasi sebelumnya .. contoh ayam memberi anaknya makan cacing, jadi anak ayam melihat cacing merasa bahwa itu makanannya ..
soal baik buruknya hal itu, tidak dapat saya katakan dengan pasti .. karena ada cetana (kehendak) si hewan untuk memangsa, sementara tidak ada kemampuan untuk berpikir bahwa apa yg dilakukannya mungkin kurang sesuai dg sila ..
correct me if i'm wrong,
_/\_
Justru karena kebodohan (moha), hewan (hampir) mustahil bisa memahami bahwa memangsa hewan lain adalah perbuatan buruk. Jadi meskipun mereka tidak mengerti apa itu perbuatan baik dan buruk, yang jelas ketika mereka membunuh dan memangsa hewan lain:
itulah perbuatan buruk yang mereka lakukan.
IMO kalo memangsa mahluk lain yah sudah merupakan sebuah kamma buruk bagi mahluk tsb n sudah vipaka dari mahluk tersebut terlahir pemangsa sehingga kondisinya memperparah kamma buruknya, namun ia pun melakukan kamma baik dengan memberi makan kepada anak2nya. sehingga mahluk tersebut akan terus tumimbal lahir d alam rendah sampai vipakanya buruknya habis n d gantikan vipaka yg baik, maka kadang kala di ibaratkan bila sudah terlahir d alam rendah apaya loka4 sulit untuk naik menuju k alam yg lebih baik bagaikan seekor prnyu buta yg muncul d permukaan lautan 100 tahun sekali n memasukan kepalanya ke dalam ikatan jerami yg mengapung d lautan
Quote from: upasaka on 28 June 2010, 10:14:07 AM
Justru karena kebodohan (moha), hewan (hampir) mustahil bisa memahami bahwa memangsa hewan lain adalah perbuatan buruk. Jadi meskipun mereka tidak mengerti apa itu perbuatan baik dan buruk, yang jelas ketika mereka membunuh dan memangsa hewan lain: itulah perbuatan buruk yang mereka lakukan.
sekedar bertanya ya .. bukan bermaksud meyinggung .. saya jadi merasa bahwa "level" kelahiran sebagai binatang2 herbivora lebih tinggi daripada binatang karnivora, apa benar demikian? karena dg menjadi hewan herbivara berarti tidak melanggar sila pertama ..
Quote from: tania on 28 June 2010, 02:36:28 PM
sekedar bertanya ya .. bukan bermaksud meyinggung .. saya jadi merasa bahwa "level" kelahiran sebagai binatang2 herbivora lebih tinggi daripada binatang karnivora, apa benar demikian? karena dg menjadi hewan herbivara berarti tidak melanggar sila pertama ..
Tidak bisa disebut demikian. :) Dalam pandangan Buddhisme, kemuliaan suatu makhluk dinilai dari moralitas dan kebijaksanaannya. Bukan dinilai dari kelahiran. Hewan karnivora memang memangsa dan membunuh hewan lain. Namun bukan berarti mereka tidak bisa melakukan kebajikan sedikit pun.
Quote from: upasaka on 28 June 2010, 10:14:07 AM
Quote from: tania on 27 June 2010, 02:55:29 PM
menurut saya, karena hewan tidak memiliki kemampuan berpikir, maka dia sendiri pun "tidak tahu" apa yg sebaiknya dimakan atau tidak. Apa yg mereka lakukan semata-mata karena naluri .. (meskipun dalam beberapa kasus dewasa ini naluri tidak sepenuhnya berperan) dan meniru apa yg dilakukan oleh generasi sebelumnya .. contoh ayam memberi anaknya makan cacing, jadi anak ayam melihat cacing merasa bahwa itu makanannya ..
soal baik buruknya hal itu, tidak dapat saya katakan dengan pasti .. karena ada cetana (kehendak) si hewan untuk memangsa, sementara tidak ada kemampuan untuk berpikir bahwa apa yg dilakukannya mungkin kurang sesuai dg sila ..
correct me if i'm wrong,
_/\_
Justru karena kebodohan (moha), hewan (hampir) mustahil bisa memahami bahwa memangsa hewan lain adalah perbuatan buruk. Jadi meskipun mereka tidak mengerti apa itu perbuatan baik dan buruk, yang jelas ketika mereka membunuh dan memangsa hewan lain: itulah perbuatan buruk yang mereka lakukan.
imo, tidak bisa dinilai dari perbuatan, melainkan dari niat.
kalau dilihat dari niat nya sih, masih lebih mending hewan daripada manusia*...
niat hewan membunuh adalah mempertahankan kelangsungan hidup, sedangkan manusia cenderung membunuh demi kenikmatan hidupnya, bukan sekedar mempertahankan kelangsungan hidup.
* manusia pada umumnya yah
uniknya terlahir sebagai manusia adalah kita selalu punya pilihan atas perbuatan kita
Quote from: tesla on 28 June 2010, 04:49:15 PM
imo, tidak bisa dinilai dari perbuatan, melainkan dari niat.
kalau dilihat dari niat nya sih, masih lebih mending hewan daripada manusia*...
niat hewan membunuh adalah mempertahankan kelangsungan hidup, sedangkan manusia cenderung membunuh demi kenikmatan hidupnya, bukan sekedar mempertahankan kelangsungan hidup.
* manusia pada umumnya yah
uniknya terlahir sebagai manusia adalah kita selalu punya pilihan atas perbuatan kita
Seseorang yang tidak tahu membunuh adalah salah namun tetap membunuh, dia hanya salah satu kali. Namun seseorang yang sudah tahu membunuh adalah salah namun tetap membunuh, dia sudah salah dua kali.
maksud saya, karma untuk terlahir sebagai hewan herbivora dan karnivora itu lebih tinggi karma yg mana?
seperti pernah saya dengar (tidak tau ini benar atau salah) bahwa karma yg dibutuhkan untuk terlahir menjadi laki2 lebih banyak dibanding karma yg dibutuhkan untuk terlahir menjadi perempuan ..
karena terlepas dari kemampuan berpikir, moha, cetana dsb, jika terlahir menjadi hewan herbivora hampir tidak mungkin memangsa makhluk lain ..
Quote from: tania on 28 June 2010, 08:17:02 PM
maksud saya, karma untuk terlahir sebagai hewan herbivora dan karnivora itu lebih tinggi karma yg mana?
seperti pernah saya dengar (tidak tau ini benar atau salah) bahwa karma yg dibutuhkan untuk terlahir menjadi laki2 lebih banyak dibanding karma yg dibutuhkan untuk terlahir menjadi perempuan ..
karena terlepas dari kemampuan berpikir, moha, cetana dsb, jika terlahir menjadi hewan herbivora hampir tidak mungkin memangsa makhluk lain ..
Sulit juga untuk menjawab pertanyaan ini. Saya memilih untuk menjawab
tidak tahu, karena saya tidak bisa menjelaskan sesuatu yang di luar pengalaman saya.
Menurut saya, terlahir sebagai hewan herbivora atau karnivora tidak selalu bisa diukur berdasarkan beratnya kamma masa lampau. Terlahir sebagai hewan herbivora atau karnivora sepertinya lebih dikondisikan oleh kecenderungan perbuatan... Contohnya: Dahulu ada bhikkhu di zaman Sang Buddha yang bermoral dan baik hati. Namun karena kemelekatannya pada jubah bhikkhu, ketika dia meninggal; dia pun terlahir kembali menjadi kutu. Dalam hal ini, kita tidak bisa menyatakan bahwa terlahir menjadi hewan herbivora atau karnivora itu diakibatkan oleh kamma yang lebih tinggi daripada kelahiran sebagai kutu. Bagaimana menurut Anda?
hmmmm .. saya tidak begitu paham soal perbedaan karma2 itu .. saya juga belum mempelajari abidhamma sehingga tidak bisa memberi komentar lebih lanjut ..
namun soal bhikkhu yg terlahir menjadi kutu karena melekat pada jubah bhikkhunya saya pernah mendengar soal itu .. hanya saja, kenapa harus kutu? ;D
Quote from: tania on 29 June 2010, 10:41:28 AM
hmmmm .. saya tidak begitu paham soal perbedaan karma2 itu .. saya juga belum mempelajari abidhamma sehingga tidak bisa memberi komentar lebih lanjut ..
namun soal bhikkhu yg terlahir menjadi kutu karena melekat pada jubah bhikkhunya saya pernah mendengar soal itu .. hanya saja, kenapa harus kutu? ;D
Artinya: Terlahir menjadi kutu, hewan herbivora atau hewan karnivora disebabkan oleh kecenderungan pikiran, ucapan dan perbuatan; namun tidak bisa dinyatakan bahwa satu kelahiran disebabkan karena kamma yang lebih tinggi daripada kamma yang menyebabkan kelahiran yang lain.
Quote from: upasaka on 29 June 2010, 11:09:28 AM
Quote from: tania on 29 June 2010, 10:41:28 AM
hmmmm .. saya tidak begitu paham soal perbedaan karma2 itu .. saya juga belum mempelajari abidhamma sehingga tidak bisa memberi komentar lebih lanjut ..
namun soal bhikkhu yg terlahir menjadi kutu karena melekat pada jubah bhikkhunya saya pernah mendengar soal itu .. hanya saja, kenapa harus kutu? ;D
Artinya: Terlahir menjadi kutu, hewan herbivora atau hewan karnivora disebabkan oleh kecenderungan pikiran, ucapan dan perbuatan; namun tidak bisa dinyatakan bahwa satu kelahiran disebabkan karena kamma yang lebih tinggi daripada kamma yang menyebabkan kelahiran yang lain.
hmmm .. begitu juga soal lahir sbg pria atau wanita?
Quote from: tania on 29 June 2010, 08:35:15 PM
hmmm .. begitu juga soal lahir sbg pria atau wanita?
Ya, menurut saya kondisi kelahiran disebabkan oleh kecenderungan pikiran, ucapan dan perbuatan masa lampau. Jadi tidak bisa didefinisikan secara matematis: bila berbuat banyak kebaikan, tidak mungkin jadi hewan karnivora; atau bila berbuat banyak kebaikan, tidak akan terlahir menjadi wanita.
Tahu kisah kehidupan lampau Yasodhara dan Maha Pajapati Gotami? Mereka sudah mengumpulkan kebajikan dan parami sejak kappa yang tak terhitung jumlahnya. Namun tetap saja mereka sering terlahir sebagai wanita. Padahal saya yang kebajikannya tidak seberapa dengan mereka justru terlahir sebagai pria.
anumodana, atas penjelasan sdr Upasaka, saya akan mencari penjelasan lebih lanjut .. _/\_