mengutarakan paramita itu bagaimana ya?buat dikit kebaikan dah digede2in..biar pada tao kalo dia itu suci...trus mulai menghina Theravada bilank kalo Theravada itu egois karena mementingkan diri sendiri..padahal kita..umat Theravada ada membantu yg lain juga..cuma ajah gk digede2in kayak Mahayana..dikit2..masukin ke koran..ato gk dikit2 bilank Bodhicitta..bla bla...I'm sick of it!
bukannya hal yg bagus kalau ada mahkluk lain yg ber-inspirasi utk menjadi Buddha di masa mendatang demi membantu yg lain terbebas dari penderitaan? :hammer:bagus..seh..tapi majority di Mahayan itu menurut aye cuma pura2...
soal apakah parami mereka sudah cukup atau belum utk menyatakan aspirasi mereka, menurutku ga jadi soal deh :palar..menurut gw Mahayana skarang itu pura2 doank lar..diluar ngomong mao sempurnain paramita demi makhluk lain..tapi didalemnye itu mao diri sendiri menjadi Sammsambuddha
paling tinggal dikumpulin lagi paraminya beberapa asenkheya kappa lagi...
& perlu diingat, yg dapat ber-aspirasi menjadi Buddha itu bahkan tidak memasuki tingkat kesucian pertama, so sangat beresiko utk melakukan akusala kamma yg berat2 di waktu mendatang...
sebuah pengorbanan yg sangat besar.
:lotus:
> mengumpulkan paramita untuk menjadi Samyaksambuddha itu egois!!Buddha Gotama melakukan paramita dengan tidak memandang paramita..tetapi kalian Mahayana melaksanakan paramita dengan mengandalkan Paramita itu sendiri...ngerti yg gw maksud? menurut gw kalian tidak akan mencapai tahap Sammsambuddha..karena kemelekatan pada paramita itu sendiri...
Bro Elsol, yang dilakukan oleh Buddha Gotama saat menjadi Bodhisatta memang begitu. Tapi bukan egois, Beliau bahkan mengorbankan tubuhnya demi memenuhi paramita itu. Yang penting visi dan misinya demi manfaat semua makhluk. Kalo tidak ada orang yang bercita2 mencapai Sammasambuddha, bagaimana bisa muncul Arahat Savaka? Bagaimana dhamma bisa diketahui oleh makhluk2 yang seperti dalam kubangan lumpur? Sedangkan para Pacceka Buddha tidak mengajarkan dhamma seperti halnya seorang Sammasambuddha.
pada saat PENGEN terlahir sebagai seorang Samyaksambuddha..bukankah PENGEN itu sebenarnya adalah cermin dari KEINGINAN kita untuk DIRI KITA SENDIRI MENCAPAI KESEMPURNAAN SEMPURNA?jalan terbaik menurut gw adalah jadi Arahat of course...kalo pengen jadi seorang Sammsambuddha..kayakne gk perlu deh sok sok ambil sumpah paramita dan merendahkan mereka yg tidak mengambil sumpah paramita...
Memang benar itu adalah cerminan dari keinginan sendiri, tapi keinginan yang membawa manfaat kepada makhluk lain, itu keinginan yang berlandaskan pada kusala citta.
Kalo penjelasan di atas tidak memuaskan, menurut bro El Sol, mesti bagaimana jalan yang terbaik? Mohon pencerahannya. Lha kita2 ini lagi belajar, kalo bro yang mencapai kesucian terlebih dulu, dan ternyata saya jatuh ke alam neraka karena mempraktikkan jalan yang sesat, mohon bimbingannya, saya percaya pertemuan kita di sini adalah suatu ikatan jodoh kamma juga, so...pls.. :)
buat dikit kebaikan dah digede2in..biar pada tao kalo dia itu suci...trus mulai menghina Theravada bilank kalo Theravada itu egois karena mementingkan diri sendiri..padahal kita..umat Theravada ada membantu yg lain juga..cuma ajah gk digede2in kayak Mahayana..dikit2..masukin ke koran..ato gk dikit2 bilank Bodhicitta..bla bla...I'm sick of it!
bagus..seh..tapi majority di Mahayan itu menurut aye cuma pura2...
alar..menurut gw Mahayana skarang itu pura2 doank lar..diluar ngomong mao sempurnain paramita demi makhluk lain..tapi didalemnye itu mao diri sendiri menjadi Sammsambuddha
Memang benar itu adalah cerminan dari keinginan sendiri, tapi keinginan yang membawa manfaat kepada makhluk lain, itu keinginan yang berlandaskan pada kusala citta.
gk ada Mahayana yg menghina gw...buat dikit kebaikan dah digede2in..biar pada tao kalo dia itu suci...trus mulai menghina Theravada bilank kalo Theravada itu egois karena mementingkan diri sendiri..padahal kita..umat Theravada ada membantu yg lain juga..cuma ajah gk digede2in kayak Mahayana..dikit2..masukin ke koran..ato gk dikit2 bilank Bodhicitta..bla bla...I'm sick of it!
bagus..seh..tapi majority di Mahayan itu menurut aye cuma pura2...
alar..menurut gw Mahayana skarang itu pura2 doank lar..diluar ngomong mao sempurnain paramita demi makhluk lain..tapi didalemnye itu mao diri sendiri menjadi Sammsambuddha
mungkin El Sol ada pengalaman buruk dg Mahayana,
mungkin ada Mahayana yg sudah menghinamu...
jangan pukul rata donk...
ga semua Mahayana menghina Theravada,
dan ga semua Theravada 'tidak' menghina Mahayana ^-^“All beings are as they are conditioned by their kamma”
:lotus:
kusala citta itu Niat baik khan? Akusala citta itu niat jahat khan?Memang benar itu adalah cerminan dari keinginan sendiri, tapi keinginan yang membawa manfaat kepada makhluk lain, itu keinginan yang berlandaskan pada kusala citta.
mending bahas ini deh...
apakah keinginan menjadi SammasamBuddha adalah kusala citta?
kalau pendapatku, bukan kusala citta, bahkan akusala citta.
dg mempertahankan keinginan ini seorang Boddhisatta bahkan tidak mematahkan satu belenggupun agar tetap terlahir di samsara menyempurnakan 10 paraminya...
mending bahas ini deh...
apakah keinginan menjadi SammasamBuddha adalah kusala citta?
kalau pendapatku, bukan kusala citta, bahkan akusala citta.
dg mempertahankan keinginan ini seorang Boddhisatta bahkan tidak mematahkan satu belenggupun agar tetap terlahir di samsara menyempurnakan 10 paraminya...
Buddha Gotama melakukan paramita dengan tidak memandang paramita..tetapi kalian Mahayana melaksanakan paramita dengan mengandalkan Paramita itu sendiri...ngerti yg gw maksud? menurut gw kalian tidak akan mencapai tahap Sammsambuddha..karena kemelekatan pada paramita itu sendiri...Ya...pendapat anda benar. Itu pula yang selama ini dilakukan oleh Praktisi Mahayana sejati. Pendapat anda ini sangat selaras dengan Sutra Intan-->Buddha menasihati bhw seorang Bodhisatva tidaklah boleh melekat pada hal-hal seperti itu.
buat dikit kebaikan dah digede2in..biar pada tao kalo dia itu suci...trus mulai menghina Theravada bilank kalo Theravada itu egois karena mementingkan diri sendiri..padahal kita..umat Theravada ada membantu yg lain juga..cuma ajah gk digede2in kayak Mahayana..dikit2..masukin ke koran..ato gk dikit2 bilank Bodhicitta..bla bla...I'm sick of it!
jalan terbaik menurut gw adalah jadi Arahat of course...kalo pengen jadi seorang Sammsambuddha..kayakne gk perlu deh sok sok ambil sumpah paramita dan merendahkan mereka yg tidak mengambil sumpah paramita...Pilihan setiap orang memang beda-beda. Itu hak masing masing. Saya sendiri tetap merasa lebih afdol mengikuti jejak guru Buddha Gotama. Beliau sebenarnya sanggup mencapai Arahat saat di masa Buddha Dipankara, tapi beliau akhirnya memilih Sammasambuddha. Berkat Buddha Gotama lah, maka kehidupan ini saya dapat mengenal Dhamma yg begitu indah. Maka pilihan saya adalah mengikuti jejak Buddha Gotama, yakni menjadi Sammasambuddha. Tapi ini pilihan yang sulit. Berhubung bro bilang pilihan ini adalah pilihan yang sok, maka saya jadi agak ciut, tapi saya balik renung lagi, memang sulit pilihan ini, tapi lain lalang lain belalang, saya masih tetap memilihnya :)
menurut gw kalo emnak bener2 mao menjadi seorang sammasambuddha..pikiran untuk menjadi sammasambuddha itu dihilangkan dulu, lalu...lupakan paramitta..dan bantulah makhluk lain tanpa memikirkan diri sendiri...ya...ya..benar. Kalo ingin jadi Arahat harus demikian juga bukan? Jadi mari kita saling mengingatkan :P
oh iyah tambahan..kalo bisa yg bener2 pengen jadi Samyaksambuddha..tinggalkan keduniawian sekarang juga..gk usah tunggu lage..kalo masih tunggu2..itu namane pura2 ato diluar doank ngakune mao jadi Samyaksambuddha
banyak Mahayana menghina Theravada karena memang mereka diajarkan untuk memandang diri mereka lebih superior daripada Theravada...lebih tepat bukan salah umat Mahayana..tetapi salah yg buat Mahayana...si Nagarjuna!Sekali lagi, Mahayana tidak menghina Theravada kecuali Umat Mahayana yang Bodoh. Kalo memandang Mahayana lebih superior dari Theravada, itu kebodohan seorang pelajar Mahayana, jangan terlalu digubris. Nagarjuna tidak pernah menghina Theravada, Beliau hanya mengkritik kaum Hinayana yang benar2 egois. Theravada tidak egois bukan? jadi tidak perlu merasa kesal sama Nagarjuna. Oya, Nagarjuna bukan pembuat Mahayana, karena beliau belajar dari guru2 Mahayana yang sudah turun temurun juga. Beliau hanya membuatnya menjadi populer. Demikian infonya. :)
Jika memandang rendah orang yang tidak mengambil sumpah paramita, maka tenang bro El sol, saya juga memberi jaminan orang seperti itu tidak akan mencapai Sammasambuddha. namun terima kasih telah mengingatkan. Oya, dalam Sutra Mahayana ada bahas ttg ini, jadi saya percaya, orang yg memandang rendah itu pasti belum baca Sutra seperti itu..
btw sumpah paramita itu apa ya?
sama dengan sumpah bodhisatva?
& arti sumpah itu apa? (sebagaimana sepengetahuan saya, Buddhist tidak mengenal sumpah... CMIIW)
note: utk yg pernah membaca tentang parami / paramita, dalam teks pali (theravada) dikatakan ada 10, didalam teks sanskrit (mahayana) ada 6. Kalau kita di board Mahayana tentu secara implisit paramita itu mengacu pada yang 6
4. He relies on good friends who restrain him from evil and establish him in what is good.maka kalyana mittata sangat penting perannya...
note: utk yg pernah membaca tentang parami / paramita, dalam teks pali (theravada) dikatakan ada 10, didalam teks sanskrit (mahayana) ada 6. Kalau kita di board Mahayana tentu secara implisit paramita itu mengacu pada yang 6
logika apa ini?
Jangan sampai secuil kotoran nyemplung di danau, seluruh danau jadi bau.
[at] chingikBro ElSol, rasanya anda terlalu melekat pada terminologi yang teknis. Mengapa diri sendiri malah masih beranggapan Theravada adalah bagian dari Hinayana? Anda telah mendalami ajaran Theravada saja masih bisa salah kaprah atas perbedaan Hinayana dan Theravada, apalagi para umat Mahayana bodoh yang tidak begitu paham tentang Theravada?
oh iyah..lupa...
Hinayana itu bukan Theravada..tapi Theravada adalah bagian dari Hinayana..dan kitab2 Mahayana yg menghina2 Hinayana..saya rasa itu disebutkan oleh Boddhisatva dan Buddha...bukankah begitu?
apakah bagi sang Buddha ada perbedaan aliran? apakah mungkin sang Buddha menghina Hinayana?
Sekedar Info,baru tahu nih...
Dalam Mahayana juga terdapat 10 Paramita. Jika kita sering melihat 6 Paramita dalam Mahayana, itu hanya penjabaran singkat saja. Ibarat Sutta, ada yang teks Cula dan Maha gitu.., ada wejagnan singkat ada wejangan panjang dari Sang Buddha.
Sutra Mahayana yg membahas 10 paramita tentu sangat banyak. Salah satunya ada di MahaRatnaKuta Sutra, bagian Bodhisatva Aksayamati.
10 paramita versi mahayana: Dana, Sila, Ksanti, Viriya, Dhyana, Prajna, Upaya, Bala, Pranidhana, Bala dan Jnana.
baru tahu nih...
hasil dari googling dari Dasabhumika Sutra juga demikian.
Nah, karena ada 2 jenis pembagian, apakah mereka sejalan atau ada perbedaan? Yang mana yang harus kita jadikan acuan bro ?
jelas2 kalo term Hinayana itu ada setelah Buddha Parinibbana...[at] chingikBro ElSol, rasanya anda terlalu melekat pada terminologi yang teknis. Mengapa diri sendiri malah masih beranggapan Theravada adalah bagian dari Hinayana? Anda telah mendalami ajaran Theravada saja masih bisa salah kaprah atas perbedaan Hinayana dan Theravada, apalagi para umat Mahayana bodoh yang tidak begitu paham tentang Theravada?
oh iyah..lupa...
Hinayana itu bukan Theravada..tapi Theravada adalah bagian dari Hinayana..dan kitab2 Mahayana yg menghina2 Hinayana..saya rasa itu disebutkan oleh Boddhisatva dan Buddha...bukankah begitu?
apakah bagi sang Buddha ada perbedaan aliran? apakah mungkin sang Buddha menghina Hinayana?
Dalam pemahaman Mahayana, Buddha tidak menganggap Hinayana sebagai sebuah aliran, jadi mana mungkin ada perbedaan. Hinayana itu adalah sebuah istilah yang merujuk pada orang yagn beraspirasi rendah, berpandangan sempit dan egois. Wajar saja sang Buddha menkritik orang yang berpikiran demikian. Tetapi tidak berarti menghina. Sebagai contoh, dalam Dhammapada, Sang Buddha berkata "Bila seseorang malas, rakus, dan suka tidur, ia menjadi sama seperti babi hutan di dalam kandang penuh makanan; maka orang dungu seperti itu akan lahir dan terlahir kembali". Ucapan Sang Buddha seperti di atas bukanlah atas dasar penghinaan. Begitu juga ketika Buddha mengatakan bahwa seseorang itu disebut Hinayana bila memiliki sifat mementingkan diri sendiri dan beraspirasi rendah.
Bagaimana bisa disebut penghinaan?
Istilah Hinayana pada masa Kehidupan Buddha lebih mengacu pada konteks sikap, wawasan dan perilaku orang yang cenderung mengarah ke Akusala citta. Bukan sebuah sekte. Dan orang2 seperti itu tentu adalah wajar bila mendapat kritikan dari Buddha. Sama seperti Buddha mengkritik kaum Niganta. Semua ini bukan atas penghinaan.
Sang Buddha pernah berkata, "Tidak bergaul dengan orang bodoh, itulah berkah utama". Apakah lantas Sang Buddha menghina orang bodoh? Tentu tidak.
Begitu juga ketika Sang Buddha (dalam konteks Mahayana) menasihat para siswa agar tidak menjadi Hinayana, maka tidak berarti Sang Buddha menghina. Jadi kita mesti mencerna dulu apa makna Hinayana yang sesungguhnya. Dan sejauh yang saya pelajari, Theravada tentu tidak tampak seperti Hinayana, mengapa? Dalam kitab Pali, Buddha menasihati para siswa utk mengajarkan dhamma ke berbagai penjuru demi manfaat semua orang. Itu adalah aspirasi agung, mana mungkin bisa disebut Hinayana?
Jika punya pemahaman seperti itu, utk apa risau dengan tuduhan tak berdasar dari Pelajar Mahayana yang mereka sendiri tidak pernah tahu ttg Theravada?? Jika dalam Kitab Mahayana selalu mengkritik ttg Hinayana, yang mereka kritik adalah konteks perilaku mereka, sama seperti ketika Buddha mengkritik tentang orang yang suka mabuk-mabukan, membunuh, mencuri, dll, lalu apapula hubungannya dengan sebuah aliran seperti Theravada misalnya? dan mengapa anda tidak sadari dari konteks ini?
jelas2 kalo term Hinayana itu ada setelah Buddha Parinibbana...Bgm cara bro membuktikan kebenaran pernyataan di atas.
dan logika gk seh..kalo sang Buddha bilank Hinayana jelek bla bla bla..dan padahal umat2 Hinayana mengikuti jejak sang Buddha juga..yakni menjadi Arahat...Dalam konteks Mahayana, ada kasus di mana ada Arahat tertentu tidak 'benar-benar' mengikuti jejak Buddha. Mengikuti jejak Buddha yang sesungguhnya adalah mengusahakan dhamma dapat tersiar luas. Banyak bhikkhu Arahat yang melakukannya. Tetapi ada juga siswa2 baik bhikkhu maupun perumah tangga yang tidak menjalankan hal seperti itu. Bahkan ada bhikkhu pembuat onar. Mereka sekilas seperti mengikuti jejak Buddha, tetapi secara tersirat, mereka adalah Hinayana. Jadi mana bisa disebut mengikuti jejak Buddha??
jadi Arahat bukan egois..Arahat mencapai kesucian dan menagajar! para Arahat mengajar pada umatnya agar bisa membantu orang lain..agar bisa berbuat Kusala Kamma...apakah itu egois?
Dalam konteks Mahayana, ada kasus di mana ada Arahat tertentu tidak 'benar-benar' mengikuti jejak Buddha. Mengikuti jejak Buddha yang sesungguhnya adalah mengusahakan dhamma dapat tersiar luas. Banyak bhikkhu Arahat yang melakukannya. Tetapi ada juga siswa2 baik bhikkhu maupun perumah tangga yang tidak menjalankan hal seperti itu. Bahkan ada bhikkhu pembuat onar. Mereka sekilas seperti mengikuti jejak Buddha, tetapi secara tersirat, mereka adalah Hinayana. Jadi mana bisa disebut mengikuti jejak Buddha??
logika apa ini?
Jangan sampai secuil kotoran nyemplung di danau, seluruh danau jadi bau.
apakah yg kamu maksud,
jangan sampe secuil Suchamda nyemplung di danau, seluruh danau jadi bau?
kadang aku berpikir...untuk apa saya mengatasi sifat2 yg bisa menghancurkan Dhamma2 palsu...logika apa ini?
Jangan sampai secuil kotoran nyemplung di danau, seluruh danau jadi bau.
apakah yg kamu maksud,
jangan sampe secuil Suchamda nyemplung di danau, seluruh danau jadi bau?
Adikku El Sol, saya sama sekali tidak mengarahkan sindiran atau penghinaan kepadamu, mengapa kamu merasa demikian dan kemudian berkata-kata sesuatu yang tidak pantas demikian kepada saya?
Saya tidak mengapa dikatakan demikian, tapi apa yang membuat saya sedih adalah karena anda merasa mencintai Dharma, membela Dharma, akan tetapi sama sekali belum berjalan didalam koridor Dharma yang basic sekalipun.
Masalah terbesar yang saya lihat dalam diri kamu adalah besarnya nafsu kebencian dan kemarahan. Apakah kamu tidak berniat mengatasi hal itu? Saya rasa kamu akan banyak mendapat kemajuan bila bisa mengatasi sifat bawaan kamu yang satu itu.
Sekarang dengarkanlah penjelasan saya. Apa yang saya maksudkan dengan kata-kata "Jangan sampai secuil kotoran nyemplung di danau, seluruh danau jadi bau" adalah :
Sebagai praktisi Dharma, janganlah menjadikan hal-hal remeh dan bukan dharma seperti halnya kritik mengkritik aliran menjadi sesuatu yang mengacaukan keseluruhan pelatihan batin kita, dan juga mempertegang tali persaudaraan antar umat Buddhis yang berbeda-beda.
Saya rasa, anda dan saya sama-sama setuju bahwa Dharma harus dipraktekkan. Oleh karena itu maka sebaiknya kita berhati-hati terhadap kekotoran pikiran kita sendiri sehingga tidak merusak ketenangan seluruh danau batin kita.
Mohon anda simak juga bahwa saya berterimakasih atas tulisan kamu tersebut karena 'ujian' spt hal itu memang saya butuhkan saat ini dalam proses penggemblengan diri saya. Apa yg saya katakan ini bukan kepura-puraan, saya sadari secara penuh. Saya berharap suatu saat nanti kamu bisa mempelajarinya.
Kalau boleh saya beritahu, hal2 spt itu bukan hanya dari kamu saja tetapi juga dari berbagai pihak yg tak disangka-sangka. Jujur saja, memang saya pada awalnya merasakan kaget, tidak enak, tapi pelajaran spt ini membuat saya lebih maju selangkah lagi. Hanya saja, saya merasa akan lebih baik lagi bila anda bisa menunjukkan secara persis dimana letak kesalahan saya. Disitu saya akan banyak belajar dari anda.
Terima kasih.
Sekarang lihatlah masalah egoisme itu dalam sudut pandang ini. Apakah arti mempelajari sebuah ajaran yang non-egois tetapi tidak berarti apa-apa untuk menjadikan kita altruis (=mengutamakan orang lain)? Apakah orang yang egois bisa memahami apa makna dari non-egois ?
Bila batin anda jernih dan tidak dikotori dengan kemarahan-kemarahan itu, maka permasalahan yg dibahas di topik ini sama sekali tidak ada artinya buat menjadikan kita tidak egois.
Mudah-mudahan anda memahami.
IMO:dalam Mahayana kamu dianggap egois loh...karena cuma mementingkan pencerahan diri sendiri... :|
Menjaga Dhamma asli, hanya satu jalan yaitu dengan praktek Dhamma. Daripada kita mencoba menjaga Dhamma asli tetapi kita sendiri belum praktek, maka yg terjadi kehancuran diri sendiri dan kebingungan.
Jika ada yg menghina Theravada, adalah karena avijja. Tetapi jangan biarkan avijja lainnya hinggap kedalam diri kita. Biarkan hal yg baik dan buruk mengalir apa adanya didunia ini, karena semuanya tidak kekal, yg terpenting kita menyadari kemana aliran air kita mengarah. Baik dan benar sudah ada hukum2 yg mengaturnya, entah itu hukum alami ataupun yg artificial.
Avalokitesvara ada atau tidak ada, ambilah hikmahnya saja.Berjalannya dengan praktek pasti kita mengetahui dengan jelas. Mengasihi yg tersesat adalah bentuk cinta kasih dan welas asih tiada tara dan juga praktek Dhamma yg mulia.
Smoga bermanfaat untuk semuanya
_/\_
dalam Mahayana kamu dianggap egois loh...karena cuma mementingkan pencerahan diri sendiri... :|
maaf sdr. chingik,
yg Anda katakan jejak Buddha membabarkan dhamma adalah dari salah satu sudut pandang.
Bagaimana dapat dikatakan jejak sesungguhnya adalah membabarkan dhamma?
tidak ada keinginan utk berdebat, saya berharap sdr. chingik menjawabnya utk diri sendiri:
"apakah membabarkan dhamma menjadi hal yg lebih luhur melebihi pencapaian nibbana?"
mengenai perbedaan story yg ada di mahayana ataupun theravada, biarlah menjadi warna dalam perjalanan kita mencapai nibbana
hmm..logika juga...^^dalam Mahayana kamu dianggap egois loh...karena cuma mementingkan pencerahan diri sendiri... :|
kata bond sudah tepat banget sol,
tidak perlu merasa 'ter'-hina oleh ucapan yg dilontarkan karena kebodohan.
tidak ada seorangpun yg dapat melecehkanmu kecuali kamu
mengizinkannya.
dan lagi, setelah mengetahui anicca, apakah kamu masih mau menganggap tubuh 'El Sol' adalah kamu? kesadaran El Sol adalah kamu? Theravadin adalah kamu?
dan maaf atas kecuaian saya dalam mengendalikan Sati saya..sehingga bisa dikuasai oleh Dosa,Lobha dan Moha...semoga diriku bisa secepatnya lepas dari ketiga belenggu ini sehingga tidak menyakiti diri saya dan makhluk lain...Quote
tidak ada yang perlu dimaafkan....karna memang tidak ada yang perlu di maafkan....terima la apa adanya...
amatin saja dan sadari perasaan mu itu....telusuri...dari manakah semua itu....
seperti kau merasakan rasa capek...akhirnya kau malas untuk menghina....karna dah cape....
rasa cape itu sebab...akibatnya kau tak mau menhina lagi.....
tidak menghina lagi itu sebab....akibatnya kau tak melakukan kamma buruk....
sebab tidak melakukan kamma buruk....akibatnya kau terbebas....
sebab terbebas....akibatnya kau bahagia.....
sebab kau bahagia.....akibatnya kau mendekati nibanna itu sendiri.....
kalau kau tak lagi merasa bahagia pada saat itulah nibanna....
tiada konsep "rasa"....etc...
Tentu Theravada tidak berpandangan demikian. Mungkin ada yang bilang dalam Theravada menjadi Arahat sudah cukup dan itu sudah merupakan jalan terakhir dan terluhur, ya memang nggak apa-apa dan memang nggak salah kok. Cuma Mahayana menambahkan saja bahwa bila orang seperti itu jika mau menyebarkan dhamma, maka dia akan menjadi Buddha pada suatu saat.
Cuma Mahayana menambahkan saja bahwa bila orang seperti itu jika mau menyebarkan dhamma, maka dia akan menjadi Buddha pada suatu saat.
konon katanya sih ada. Ada perbedaan antara tidak mau dan tidak mampu :)???gk ngerti gw....
tidak mampu dalam artian bisa mencerahkan orang lain yah....
sebab, janji saya cuma "menolong semua orang dr semua kesusahan dan jalan yg salah"
semoga semua makluk berbahagia dan mencapai "penerangan sempurna"
halo, saya ga berani lo berharap2 utk lahir di alam Nibanna/arhat/Bodhisatva..malu bangett saya. saya ga mo munapik..tp, ini harapan ku. semoga bs terwujud.
_/\_
halo, saya ga berani lo berharap2 utk lahir di alam Nibanna/arhat/Bodhisatva..malu bangett saya. saya ga mo munapik..tp, ini harapan ku. semoga bs terwujud.
saya cm hrp kelak semua makluk berbahagia. biarlah saya tdk pernah mencapai Nibana atau Bodhisatva atau Arhat. asal semua org berbahagia dan mengerti, memahami dan melakukan Dhamma, saya sdh bahagia..meski hrs susah dan dilahirkan beribu2 kali..mampu ato ga sich, ga tau yach. soalnya saya serink sharing ttg Dhamma namun mrk ga pena ngerti. #-o
sebab, janji saya cuma "menolong semua orang dr semua kesusahan dan jalan yg salah"
semoga semua makluk berbahagia dan mencapai "penerangan sempurna"
Bagaimana mau menolong semua orang lepas dari penderitaan dan LDM jika diri kita sendiri tidak terbebas sepenuhnya?
Sang Buddha sendiri tidak sanggup mencerahkan semua makhluk.
apakah Sang Buddha ga sanggup mencerahkan semua makhluk?
Bagaimana mau menolong semua orang lepas dari penderitaan dan LDM jika diri kita sendiri tidak terbebas sepenuhnya?
Sang Buddha sendiri tidak sanggup mencerahkan semua makhluk.
sure, bro willy ? ::)
apakah Sang Buddha ga sanggup mencerahkan semua makhluk? ???
pendapatku, kalo Beliau ga sanggup mencerahkan semua makhluk, berarti Pencerahan-Nya tidak sempurna dong? CMIIW.
ato kitanya ga sanggup?
By : Zen
~ Sang Buddha saja tidak bisa mencerahkan semua makhluk.
tidak bisa / tidak sanggup, artinya sama, cuma lebih halus saja.
Dalam proses merealisasi pencerahan agung, Beliau meraih juga beberapa kesaktian.
Misalnya: kemampuan melihat di seluruh dunia dan alam lain, kemampuan mengunjungi alam lain, pengetahuan yg tidak terbatas, dsbnya.
Namun, Beliau bukanlah Mahakuasa, yang bisa mengubah pikiran / kamma seseorang.
Dalam tradisi Theravada, Pacceka Buddha itu juga sangat banyak variasinya, sama seperti Savaka. Janganlah dianggap Pacceka Buddha itu semacam "orang yang ga bisa ngajar apa-apa". Mereka BISA mengajar dhamma, namun memang tidak dapat merumuskan Buddha Dhamma.
Menurut tradisi Theravada, dalam satu tata surya kecil, hanya akan ada 1 Samma Sambuddha pada satu waktu (jadi tidak bisa muncul 2 sekaligus, tapi satu per satu). Untuk Savaka & Pacceka Buddha, bisa muncul sangat banyak dalam satu waktuPandangan ini bukan hanya tradisi Theravada, tetapi di Mahayana juga ada (walaupun tidak universal di berbagai Sekolah Mahayana). Jika ada 2 Sammasambuddha, tata surya akan hancur karena tidak bisa menampung 2 Sammasambuddha.
Memang demikian. Mereka bisa mengajar Dhamma, tapi konon bukan 4 kebenaran mulia. Mereka bisa memberikan sila, tapi bukan Sila Sangha. Mereka bisa berceramah Dhamma, tapi tidak ada yang tercerahkan. Perumpamaan mimpi orang bisu tuli itu diambil dari naskah2 Theravada.
Pandangan ini bukan hanya tradisi Theravada, tetapi di Mahayana juga ada (walaupun tidak universal di berbagai Sekolah Mahayana). Jika ada 2 Sammasambuddha, tata surya akan hancur karena tidak bisa menampung 2 Sammasambuddha.
Dalam tradisi Mahayana, dikenal dua jenis Pacceka Buddha (skrt:Pratyeka Buddha):
1. Pratyeka Buddha yang tercerahkan melalui pemahaman 12 hukum patticasammutpada.
2. Pratyeka Buddha yang tercerahkan melalui usaha sendiri (tanpa belajar dari seorang Sammasambbudha), misalnya memandang gugurnya daun dari sebuah pohon lalu tercerahkan.
(walaupun tidak universal di berbagai Sekolah Mahayana)---> boleh jelaskan tradisi Mahayana mana yang tidak menganggap demikian?Sori, kebiasaan ingat Sutra2 Mahayana, disebutkan banyak Bodhisatta berkumpul jadi satu, dan juga ada Nirmanakaya Dharmakaya, Samboghakaya, takut salah.
~ seorang yg tercerahkan dengan usaha sendiri (tanpa pernah belajar dari buddha manapun) seharusnya disebut disebut sammasambuddha?Ada 2, yang bisa mengajar sehingga seseorang tercerahkan, dan yang walaupun mengajar tidak ada yang tercerahkan.
meskipun seorang pacceka buddha tercerahkan dengan melihat daun jatuh, tapi sebelumnya ia telah belajar dhamma bukan? Bukannya tidak pernah belajar dhamma sedikitpun, lihat daun jatuh, tau2 tercerahkan...Sammasambuddha juga pernah belajar pada Buddha sebelumnya di kehidupan yang lampau..., tetapi pengetahuanNya timbul bukan karena ajaran sebelumnya, tetapi karena usaha sendiri.
1. Pratyeka Buddha yang tercerahkan melalui pemahaman 12 hukum patticasammutpada.
2. Pratyeka Buddha yang tercerahkan melalui usaha sendiri (tanpa belajar dari seorang Sammasambbudha), misalnya memandang gugurnya daun dari sebuah pohon lalu tercerahkan.
~ seorang yg tercerahkan dengan usaha sendiri (tanpa pernah belajar dari buddha manapun) seharusnya disebut disebut sammasambuddha?
meskipun seorang pacceka buddha tercerahkan dengan melihat daun jatuh, tapi sebelumnya ia telah belajar dhamma bukan? Bukannya tidak pernah belajar dhamma sedikitpun, lihat daun jatuh, tau2 tercerahkan...
Bro Chingik, yang no. 1 apakah yang dimaksud Srotapanna, Sakadagami, dan Anagami dan mencapai pencerahan di kehidupan yang akan datang di mana tidak ada Sasana?
hhmm...betul.Hmmm, ternyata itu toh sumbernya, benar dugaan saya.
Quotehhmm...betul.Hmmm, ternyata itu toh sumbernya, benar dugaan saya.
Riky_dave,
Menurut tradisi Theravada, dalam satu tata surya kecil, hanya akan ada 1 Samma Sambuddha pada satu waktu (jadi tidak bisa muncul 2 sekaligus, tapi satu per satu). Untuk Savaka & Pacceka Buddha, bisa muncul sangat banyak dalam satu waktu.
Saya bantu jawab ya, walaupun hanya copas ;Dwah..
Buddha ada 3 jenis:
1. Sammasambuddha
Mereka yang telah meraih kesempurnaan, dengan usaha sendiri, mampu mengajarkan ajarannya, dan yang diajar mampu meraih tingkat-tingkat kesucian.
Untuk menjadi seorang Sammasambuddha mereka harus menjadi Bodhisatta. Yang artinya Calon Buddha yang memiliki:
-Parami/Paramita (Kebajikan sempurna) sebanyak 100.000 kappa
1 kappa = 1 umur dunia (dari bumi terbentuk - hancur)
-Bodhisatta memiliki 3 jenis, dalam artian Sammasambuddha pun memiliki 3 jenis, antara lain:
a. Bodhisatta Pannadhika (Orang yang meraih Sammasambuddha dengan kekuatan kebijaksanaan) untuk itu mereka harus memiliki 100.000 kappa dan menyempurnakan 10 pangkat 40 kappa lagi.
b. Bodhisatta Saddhadhika (Orang yang meraih Sammasambuddha dengan kekuatan keyakinan) untuk itu mereka harus memiliki 100.000 kappa dan menyempurnakan 10 pangkat 80 kappa lagi.
c. Bodhisatta Viriyadhika (0rang yang meraih Sammasambuddha dengan kekuatan semangat) untuk itu mereka harus memiliki 100.000 kappa dan menyempurnakan 10 pangkat 160 kappa lagi.
-Kualitas Parami(Pali-Tex) / Paramita (sansekerta)
a. Parami rendah : Berbuat baik dengan mengorbankan seluruh harta benda
b. Parami sedang: Berbuat baik dengan mengorbangkan anggota tubuh
c. Parami tinggi: Berbuat baik dengan mengorbankan kehidupannya
-Kemunculannya:
a. Muncul dimana saat itu manusia berusia rata-rata 100 tahun - 80.000 tahun (hanya muncul di alam manusia)
b. Kemunculannya 1 per 1, hanya ada di ruang lingkup Buddhajatiketha
(wilayah keBuddhaan = 1 galaxy)
c. Muncul bila tidak ada sama sekali ajaran Sammasambuddha
d. Muncul ada di Majjhima Desa (diantara tempat yang tinggi sekali ilmu
pengetahuaanya dan ilmu filsafat (agamanya)
2. Pacceka Buddha
Mereka yang merealisasi kesempurnaan dengan usaha sendiri, sedikit mengajar Dhamma, yang diajarkan tidak mampu meraih tingkat-tingkat kesucian.
-Kualitas Paraminya:
a. Parami rendah dan sedang saja sebanyak 100.000 kappa saja
-Kemunculannya
a. pada saat tidak ada ajaran Sammasambuddha
b. Moral manusia sangat rendah
c. Muncul lebih dari 1 orang
3. Savaka Buddha
Mereka yang meraih kempurnaan dengan mempraktikkan ajaran Sammasambuddha, mampu mengajar Dhamma, dan yang diajar mampu meraih tingkat-tingkat kesucian.
-Kualitas Paraminya:
a. Parami rendah sebanyak 100.000 kappa saja
-Kemunculannya
a. pada saat masih terdapat ajaran Sammasambuddha
b. Moral manusia ada yang rendah dan luhur
c. Muncul lebih dari 1 orang
Sumber: http://dhammacitta.org/artikel/berpikir-cara-buddhis/sudahkah-maitreya-menjadi-buddha#comment-2280
Comment oleh Ali Sasana Putra
wah..Tidak ada yang kekal, semua bisa berubah sol :)
ini anak kok pura2 jadi Buddhist yak?!
saya ini tidak fanatik seperti anda bang el sol.... :P
ajaran apapun yang dapat membuat orang lebih baik (moralitas), berbakti kepada orang tua, dapat melepaskan dukkha dan mencapai kesempurnaan akan saya pelajari....
_/\_
saya ini tidak fanatik seperti anda bang el sol.... :P
ajaran apapun yang dapat membuat orang lebih baik (moralitas), berbakti kepada orang tua, dapat melepaskan dukkha dan mencapai kesempurnaan akan saya pelajari....
_/\_
:outoftopic: :backtotopic:1jawaban kan gpp??
saya ini tidak fanatik seperti anda bang el sol.... :Peh..
ajaran apapun yang dapat membuat orang lebih baik (moralitas), berbakti kepada orang tua, dapat melepaskan dukkha dan mencapai kesempurnaan akan saya pelajari....
_/\_
dia pura2 doank..Quotewah..Tidak ada yang kekal, semua bisa berubah sol :)
ini anak kok pura2 jadi Buddhist yak?!
time will tell, time will tell. :))Joke buat dinginkan suasana..
^
Nibbana yakni hilangnya dosa,lobha dan Moha..itu sama..
tetapi seorang Sammasambuddha lebih tinggi karena beliau ada kemampuan untuk mengajar dan kekuatan2 lainya...
..
yg aku katakan bukanlah Samyaksambuddha...yg aku katakan egois adalah makhluk2 Mahayana yg menyatakan didepan umum paramita mereka untuk menolong seluruh makhluk hidup...karena menurut gw..mereka menolong mereka(orang lain) untuk menolong diri mereka sendiri...sperti missionaries kr****n yg mengconvert orang lain agar diri mereka bisa masuk surga...
jika seorang Boddhisatta yg asli..aku rasa beliau tidak akan mengutarakan Paramita mereka..setoejoe?