Forum Dhammacitta

Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Theravada => Topic started by: ferryblu3 on 01 February 2010, 08:07:44 PM

Title: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: ferryblu3 on 01 February 2010, 08:07:44 PM
spt yg tertulis pada topik, hal ini masih membuat saya ragu sampai saat ini.. banyak paritta pali dimana kata "ca" sering d baca menjadi "ce". hal ini paling sering d jumpai pada pembacaan karaniya metta sutta. dl, guru saya pernah blg kalau pembacaan paritta menggunakan "ce" it adalah pembacaan paritta yang salah. namun, belum lama ini, saya pernah sekilas membaca tulisan seorang bante dlm facebook yg mengatakan kalau pembacaan dgn "ce" it ga salah.. jd sbnrnya pembacaan "ca" menjadi "ce" it bnr ato salah sih? mohon pencerahannya.. ^^
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: FZ on 01 February 2010, 09:49:17 PM
ini cukup menarik.. saya juga gak tahu jawabannya, dan ikut up kan masalah ini..

waktu kebaktian dengan nobby di siripada, pas baca karaniya metta sutta, karena terbiasa di padang baca ca menjadi ce jadi kebawa2.. padahal di siripada dibacanya tetap ca.. dan kata nobby emang yang benar ca tetap dibaca jadi ca..

mohon informasinya juga..
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: Elin on 01 February 2010, 10:44:57 PM
IMO, kalau dibaca menurut Theravada, ca tetap dibaca ca..
lain lagi baca menurut Tridharma.. ca dibaca ce..

itu mirip juga dgn Tisarana..
Buddham Saranam Gacchami..
Theravada : Buddhang saranang gacami
Tridharma : BUddhang sarenang gacami

gak tau deh versi lain nya lagi selain Theravada & Tridharma...
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: Indra on 01 February 2010, 10:53:05 PM
ada yg bilang "gua" ada yg bilang "gue", artinya sama aja
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: ferryblu3 on 01 February 2010, 11:14:31 PM
klu ga salah sih kmrn ak dgr pembacaan "ca" blh d baca "ce" dr bhikkhu theravada lho. tp ak lupa bhikkhu yg mn.. soalnya sekilas baca wkt it..
biasa sih klu pembacaan "ce" jg bnyk d aliran Buddhayana.. tp ad jg yg blg klu "ca" d baca jd "ce" it ga blh.. apalg guru SMA ak dl.. bakal kena omel klu baca "ce".. jd sebenarnya "ca" d baca "ce" it blh ap ga sih? mse bingung...
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: Adhitthana on 03 February 2010, 12:22:26 AM
mungkin dari kebiasaan dan pengaruh dari bhs betawi  ;D

kita yg di Jakarta selalu memakai logat berakhiran E
Guru agama gw dulu di sekolah selalu ingin memperbaiki paritta
Yang seharusnya : Namo Tassa .... selalu disebut Namo Tasse
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: ferryblu3 on 03 February 2010, 01:57:30 AM
Quote from: Virya on 03 February 2010, 12:22:26 AM
mungkin dari kebiasaan dan pengaruh dari bhs betawi  ;D

kita yg di Jakarta selalu memakai logat berakhiran E
Guru agama gw dulu di sekolah selalu ingin memperbaiki paritta
Yang seharusnya : Namo Tassa .... selalu disebut Namo Tasse

y guru agama d skul ak dl jg spt it..
klu emg bahasa betawi, gmana pnyebaran ny ampe bnyk yg jd gt..
hehehehe..
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: FZ on 03 February 2010, 07:27:14 AM
Quote from: Virya on 03 February 2010, 12:22:26 AM
mungkin dari kebiasaan dan pengaruh dari bhs betawi  ;D

kita yg di Jakarta selalu memakai logat berakhiran E
Guru agama gw dulu di sekolah selalu ingin memperbaiki paritta
Yang seharusnya : Namo Tassa .... selalu disebut Namo Tasse
justru yang di tangerang, dibaca ca.. di padang yang dibaca ce.. :))
harusnya ikut bahasa minang.. dibaca co :hammer:
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: Juice_alpukat on 03 February 2010, 08:23:46 AM
Namo Taca atau Namo Tassa, namo Tacce atau Namo Tacca?
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: ferryblu3 on 03 February 2010, 09:49:30 AM
Quote from: Juice_alpukat on 03 February 2010, 08:23:46 AM
Namo Taca atau Namo Tassa, namo Tacce atau Namo Tacca?

kalau dalam buku paritta sih
Namo tassa bhagavato arahato sammasambuddha sa

tp ad yg bc tassa jd tasse.. sama kyk ca jd ce..
mse blm ad jawaban yg bs masuk k ak ny..
hehehe...
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: williamhalim on 03 February 2010, 10:09:26 AM
Quote from: Forte on 03 February 2010, 07:27:14 AM
Quote from: Virya on 03 February 2010, 12:22:26 AM
mungkin dari kebiasaan dan pengaruh dari bhs betawi  ;D

kita yg di Jakarta selalu memakai logat berakhiran E
Guru agama gw dulu di sekolah selalu ingin memperbaiki paritta
Yang seharusnya : Namo Tassa .... selalu disebut Namo Tasse
justru yang di tangerang, dibaca ca.. di padang yang dibaca ce.. :))
harusnya ikut bahasa minang.. dibaca co :hammer:


:))  :))  :))

namo tasso.... <--- cando iko bacanyo

::

Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: Peacemind on 05 February 2010, 09:19:45 PM
Quote from: ferryblu3 on 01 February 2010, 08:07:44 PM
spt yg tertulis pada topik, hal ini masih membuat saya ragu sampai saat ini.. banyak paritta pali dimana kata "ca" sering d baca menjadi "ce". hal ini paling sering d jumpai pada pembacaan karaniya metta sutta. dl, guru saya pernah blg kalau pembacaan paritta menggunakan "ce" it adalah pembacaan paritta yang salah. namun, belum lama ini, saya pernah sekilas membaca tulisan seorang bante dlm facebook yg mengatakan kalau pembacaan dgn "ce" it ga salah.. jd sbnrnya pembacaan "ca" menjadi "ce" it bnr ato salah sih? mohon pencerahannya.. ^^

Sebenarnya pembacaan 'ca' menjadi 'ce' adalah pembacaan paritta dan sutta ala Sri Lanka. Ini dibaca demikian untuk membedakan antara ca pendek (ca) dan ca panjang (cā). Kalau cā, di Sri Lanka dibaca ca. Sebagai contoh, kalimat 'Mettañca sabbalokasmiṃ, mānasaṃ bhāvaye aparimāṇaṃ' akan terbaca di Sri Lanka sebagai, 'Mettañce sabbelokasmiṃ, manesaṃ bhaveye eperimaṇaṃ. Karena di Indonesia pada awalnya memang diajar membaca paritta dari Sri Lanka khususnya dengn kedatangan Bhikkhu Narada dari Sri Lanka ke Indonesia,  cara pembacaan ini masih mempengaruhi beberapa umat BUddha di Indonesia. Setelah beberapa orang ditahbis di Thailand dan banyak umat Buddha condong kepada tradisi Theravāda dari Thailand, pembacaan paritta pun dipengaruhi oleh tradisi Thailand, yakni ca tetap dibaca ca namun pendek, dan cā dibaca ca panjang.

Namun demikian, jika kita belajar bahasa Pāli, terus terang saya pribadi lebih senang menggunakan cara pembacaan ala Sri Lanka karena a pendek (a) dan a panjang (ā) terdengar beda dan memang ditekankan. Namun, untuk tradisi Thailand, a dan ā terkadang terdengar sama sehingga sulit untuk membedakan kecuali jika mereka menggunakan pembacaan sarabhañña.

Be happy.

Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: gajeboh angek on 05 February 2010, 09:53:49 PM
berarti pengaruh Sri Lanka memang cukup banyak di Indonesia ya
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: ferryblu3 on 05 February 2010, 09:58:20 PM
Quote from: Peacemind on 05 February 2010, 09:19:45 PM
Quote from: ferryblu3 on 01 February 2010, 08:07:44 PM
spt yg tertulis pada topik, hal ini masih membuat saya ragu sampai saat ini.. banyak paritta pali dimana kata "ca" sering d baca menjadi "ce". hal ini paling sering d jumpai pada pembacaan karaniya metta sutta. dl, guru saya pernah blg kalau pembacaan paritta menggunakan "ce" it adalah pembacaan paritta yang salah. namun, belum lama ini, saya pernah sekilas membaca tulisan seorang bante dlm facebook yg mengatakan kalau pembacaan dgn "ce" it ga salah.. jd sbnrnya pembacaan "ca" menjadi "ce" it bnr ato salah sih? mohon pencerahannya.. ^^

Sebenarnya pembacaan 'ca' menjadi 'ce' adalah pembacaan paritta dan sutta ala Sri Lanka. Ini dibaca demikian untuk membedakan antara ca pendek (ca) dan ca panjang (cā). Kalau cā, di Sri Lanka dibaca ca. Sebagai contoh, kalimat 'Mettañca sabbalokasmiṃ, mānasaṃ bhāvaye aparimāṇaṃ' akan terbaca di Sri Lanka sebagai, 'Mettañce sabbelokasmiṃ, manesaṃ bhaveye eperimaṇaṃ. Karena di Indonesia pada awalnya memang diajar membaca paritta dari Sri Lanka khususnya dengn kedatangan Bhikkhu Narada dari Sri Lanka ke Indonesia,  cara pembacaan ini masih mempengaruhi beberapa umat BUddha di Indonesia. Setelah beberapa orang ditahbis di Thailand dan banyak umat Buddha condong kepada tradisi Theravāda dari Thailand, pembacaan paritta pun dipengaruhi oleh tradisi Thailand, yakni ca tetap dibaca ca namun pendek, dan cā dibaca ca panjang.

Namun demikian, jika kita belajar bahasa Pāli, terus terang saya pribadi lebih senang menggunakan cara pembacaan ala Sri Lanka karena a pendek (a) dan a panjang (ā) terdengar beda dan memang ditekankan. Namun, untuk tradisi Thailand, a dan ā terkadang terdengar sama sehingga sulit untuk membedakan kecuali jika mereka menggunakan pembacaan sarabhañña.

Be happy.



tp misal emg srilangka seperti it,
knyataan lapangan jg bd dgn hal ini..
Mettañca sabbalokasmiṃ, mānasaṃ bhāvaye aparimāṇaṃ
biasa d baca.. Mettance sabbalokasmim, manasam bhavaye aparimanam..
jd ad bagian yg benar n ad bagian yg salah jg..
hehehe..
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: Peacemind on 05 February 2010, 10:37:29 PM
Quote from: ferryblu3 on 05 February 2010, 09:58:20 PM
Quote from: Peacemind on 05 February 2010, 09:19:45 PM
Quote from: ferryblu3 on 01 February 2010, 08:07:44 PM
spt yg tertulis pada topik, hal ini masih membuat saya ragu sampai saat ini.. banyak paritta pali dimana kata "ca" sering d baca menjadi "ce". hal ini paling sering d jumpai pada pembacaan karaniya metta sutta. dl, guru saya pernah blg kalau pembacaan paritta menggunakan "ce" it adalah pembacaan paritta yang salah. namun, belum lama ini, saya pernah sekilas membaca tulisan seorang bante dlm facebook yg mengatakan kalau pembacaan dgn "ce" it ga salah.. jd sbnrnya pembacaan "ca" menjadi "ce" it bnr ato salah sih? mohon pencerahannya.. ^^

Sebenarnya pembacaan 'ca' menjadi 'ce' adalah pembacaan paritta dan sutta ala Sri Lanka. Ini dibaca demikian untuk membedakan antara ca pendek (ca) dan ca panjang (cā). Kalau cā, di Sri Lanka dibaca ca. Sebagai contoh, kalimat 'Mettañca sabbalokasmiṃ, mānasaṃ bhāvaye aparimāṇaṃ' akan terbaca di Sri Lanka sebagai, 'Mettañce sabbelokasmiṃ, manesaṃ bhaveye eperimaṇaṃ. Karena di Indonesia pada awalnya memang diajar membaca paritta dari Sri Lanka khususnya dengn kedatangan Bhikkhu Narada dari Sri Lanka ke Indonesia,  cara pembacaan ini masih mempengaruhi beberapa umat BUddha di Indonesia. Setelah beberapa orang ditahbis di Thailand dan banyak umat Buddha condong kepada tradisi Theravāda dari Thailand, pembacaan paritta pun dipengaruhi oleh tradisi Thailand, yakni ca tetap dibaca ca namun pendek, dan cā dibaca ca panjang.

Namun demikian, jika kita belajar bahasa Pāli, terus terang saya pribadi lebih senang menggunakan cara pembacaan ala Sri Lanka karena a pendek (a) dan a panjang (ā) terdengar beda dan memang ditekankan. Namun, untuk tradisi Thailand, a dan ā terkadang terdengar sama sehingga sulit untuk membedakan kecuali jika mereka menggunakan pembacaan sarabhañña.

Be happy.



tp misal emg srilangka seperti it,
knyataan lapangan jg bd dgn hal ini..
Mettañca sabbalokasmiṃ, mānasaṃ bhāvaye aparimāṇaṃ
biasa d baca.. Mettance sabbalokasmim, manasam bhavaye aparimanam..
jd ad bagian yg benar n ad bagian yg salah jg..
hehehe..

Soalnya belajarnya dari Sri Lanka dulunya memang nggak perfect sih.. Jadi ya gitu...separo2 aja.  ;D
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: Peacemind on 05 February 2010, 10:39:48 PM
Quote from: gachapin on 05 February 2010, 09:53:49 PM
berarti pengaruh Sri Lanka memang cukup banyak di Indonesia ya

Yap.. khususnya umat Buddha yang tua2 emang masih lebih terpengaruh dengan gaya pembacaan ala Sri Lanka karena dulunya memang diajari demikian.
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: ferryblu3 on 06 February 2010, 07:38:28 AM
hahahahaha... pke separuh2 jd ny emg ga jelas cara bacanya.. d blg Sri Lanka bkn, d blg Thailand jg ga.. membentuk cara baca sndri.. :p
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: Elin on 06 February 2010, 09:17:08 AM
Thanks bro peacemind atas informasi nya :)
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: Peacemind on 06 February 2010, 09:21:08 AM
 [at] Elin

You are the most welcome!
Title: Re: Permbacaan "ca" menjadi "ce" dalam paritta
Post by: kusalaputto on 06 February 2010, 10:23:12 AM
baru mau d jawab udah di jawab sama peacemind secara lengkap ;D ;D ;D
tapi klo g pribadi lebih suka ikutin tanda bacanya aja jadi lebih berkiblat k thailand jadi bacanya ca bukan ce.
soalnya klo ikutin yg lain baca paritanya pake ce bisanya d buddhayana lama n mendayu dayu jadi males banget d. ;D