Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Studi Sutta/Sutra => Topic started by: Sumedho on 09 December 2009, 05:33:03 AM

Title: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: Sumedho on 09 December 2009, 05:33:03 AM
MN 10 pada tipitaka adalah Satipaṭṭhāna Sutta tetap khusus pada tipitaka versi burma, kenapa jadi MahaSatipaṭṭhāna Sutta? Koq direplace dengan DN 22 *jadi MN10 dan DN22 pada edisi burma adalah sama persis*
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: char101 on 09 December 2009, 08:18:29 AM
Mungkin yang bikin versi digitalnya copy-paste ;D
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: Sumedho on 09 December 2009, 08:22:54 AM
nda koq, ini official dari sananya. Di Tipitaka PTS juga ada kasih remark demikian kalau versi burma MN10 nya itu jadi maha. konon sih katanya di konsili ke 5 diganti
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: char101 on 09 December 2009, 08:45:16 AM
Jangan-jangan memang aslinya hanya ada satu mahasatipatthana sutta. Toh memang sutta yang sama kan. Kalau satipatthana sutta itu, sekarang acuannya dari tipitaka versi mana ;D
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: Nevada on 09 December 2009, 08:59:49 AM
Isinya memang sama persis. Jadi untuk merekonsiliasi kedua Sutta ini, mungkin di Burma mengambil tindakan win-win solution. Daripada menghapus salah satu sutta, lebih baik menyamakan kedua nama Sutta itu menjadi "Mahasatiaptthana Sutta".

IMHO
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: char101 on 09 December 2009, 09:18:52 AM
Quote from: upasaka on 09 December 2009, 08:59:49 AM
Isinya memang sama persis.

Yang di digha nikaya ada penjelasan cattariariya saccani di bagian akhirnya.
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: Nevada on 09 December 2009, 09:26:10 AM
Quote from: char101 on 09 December 2009, 09:18:52 AM
Quote from: upasaka on 09 December 2009, 08:59:49 AM
Isinya memang sama persis.

Yang di digha nikaya ada penjelasan cattariariya saccani di bagian akhirnya.

Ok, nanti saya coba baca lagi keduanya... Thanks.
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: Sumedho on 09 December 2009, 01:53:18 PM
bentul. belakangan ada penjelasan 4 noble truth aja kalau versi maha.

dibandingkan sutta2x lain kan ada versi cula dan maha nya tidak direplace.
ini direplace dan sama persis pulak isinya :) apakah kesalahan teknis?
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: char101 on 09 December 2009, 02:28:22 PM
Quote from: Sumedho on 09 December 2009, 01:53:18 PM
dibandingkan sutta2x lain kan ada versi cula dan maha nya tidak direplace.
ini direplace dan sama persis pulak isinya :) apakah kesalahan teknis?

sutta2x lain yang ada cula dan mahanya kan memang sutta yang berbeda, tapi apa mahasatipattahana dan satipatthana itu dibabarkan Sang Buddha di waktu yang berbeda? sepertinya sih itu memang sutta yang sama.
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: Sumedho on 09 December 2009, 02:50:20 PM
pertanyaan yg tidak bisa dijawab... :)
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: Jerry on 09 December 2009, 11:19:39 PM
Sama-sama dibabarkan kepada kaum Kuru di kota Kammasadhamma. Ada pernyataan scholar buddhis yg mengatakan agak janggal ketika sebuah sutta yang sangat penting dibabarkan hanya di satu tempat - yaitu kammasadhamma - yang pada zaman modern dekat New Delhi. Pada masa itu, daerah kammasadhamma bisa dikatakan daerah terujung dari wilayah ajaran Sang Buddha. Ditambah, sutta yang sama dibabarkan hingga 2x di tempat yg sama, yaitu pasar Kuru di kota Kammasadhamma. Pertanyaannya, mengapa?

Dengan beberapa bukti disertakan, kurang lebihnya yg saya ingat 1 poin sih konon teks2 Buddhisme telah mengalami evolusi tak terkecuali sutta yg 1 ini. Dan jika memang demikian, bisa dikatakan bahwa MN Satipatthana Sutta merupakan bentuk awalnya yg lalu dikembangkan menjadi DN Maha-satipatthana Sutta.
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: gajeboh angek on 09 December 2009, 11:30:16 PM
kalau menilik kebiasaan, mungkin saja ada dua sutta.
kan sering disebutkan pikiran seseorang sudah lembut, maka Sang Buddha mengajarkan empat kebenaran ariya, dan seterusnya. jadi menurut saya sering sekali sutta yang sama dibabarkan berkali-kali.
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: Jerry on 11 December 2009, 01:26:13 AM
memang ada juga kemungkinan utk itu, ada 2 sutta yg diturunkan di pasar yg sama di kota yg sama pd kaum yg sama. dan ada pula kemungkinan sutta yg dianggap penting telah dievolusikan dan lalu dilabeli "digha nikaya". kenyataannya tiap 1 landasan kesadaran yg dikembangkan secara penuh saja, pikiran orang sudah pasti jadi lembut dan merealisasi 4KM koq dan bisa jd arahat, minimal anagami jika masih ada sedikit kemelekatan. ini diindikasikan dengan kalimat:
"Or his mindfulness that 'There is/are ......' is maintained to the extent of knowledge & remembrance. And he remains independent, unsustained by (not clinging to) anything in the world."
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: luis on 11 December 2009, 09:18:46 AM
Kalau dari telaah Tipitaka Palinya Ajahn Sujato, beliau mengatakan bahwa Maha Satipatthana Sutta itu merupakan satu2nya sutta yang tidak ditemukan di Dharmaguptaka Dirgha Agama (padanannya Digha Nikaya). Sutta ini juga tidak terdapat di Sarvastivada Dirgha Agama. Jadi memang kemungkinan besar, Maha Satipatthana Sutta ini merupakan evolusi dari Satipatthana sutta, apalagi penambahan eksposisi dari 4 KM identik dengan Sacca Vibhanga Sutta (MN 141). Penjabaran analisis KM 2 and 3, diduga menjadi cikal bakal cittavithi alias penjabaran proses kognitif di Abhidhammikas. Dengan kata lain, Ajahn Sujato menyimpulkan kalau evolusi Satipatthana --> Maha Satipatthana itu menjadi jembatan untuk Abhidhamma awal.

Selengkapnya bisa dibaca di free e-book nya http://www.bswa.org/PDF/A_History_of_Mindfulness.pdf

Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: gajeboh angek on 11 December 2009, 10:40:16 AM
menilik ada tulisan ini dari buku yang sama:
"the Theravada Abhidhamma scholars, for all their insistence on radical momentariness, still betray a nervousness, amounting almost to neurosis, in their obsessively repetitive texts, a massive attempt to freeze the Dhamma in a matrix of abstract, contextless, and bloodless dhammas"

perhatikan "neurosis"

dia menuduh Abhidhamma bukan perkataan Sang Buddha, melainkan kerjaan sekelompok orang yang hampir sakit jiwa...

mendingan pendapatnya Ajahn Sujato jangan terlalu dimakan bulet-bulet deh.
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: Peacemind on 11 December 2009, 11:50:47 AM
Menurut beberapa  Buddhist scholars memang Mahāsatipaṭṭhānasutta dari Dighanikāya merupakan evolusi dari Satipaṭṭhanasutta dari Majjhimanikāya. Namun dua sutta ini tidak begitu bermasalah karena setidaknya pada bagian akhir, sutta ini memiliki perbedaan. Mungkin jga seperti kata temen3 di atas bahwa Sang Buddha membabarkan khotbah ini dua kali. Jadi ketika pikiran suku Kuru sudah lembut, selain membabarkan khotbah yang sama, Sang Buddha menambahkan Empat Kesunyataan Mulia di akhir penjelasan Dhammānupassana. Perlu diingat di sini bahwa Empat Kesunyataan Mulia juga sering dikatakn sebgai Ukkaṃsika dhammadesana (Exalted discourses) yang dikhotbahkan Sang Buddha sebgai final khotbah ketika mengetahui pikiran para pendengar sudah menjadi fleksible.

Terlepas dari sutta di atas, dalam Tipitaka ada juga beberapa sutta yang terkadang di ulang kata demi kata. Sebagai contoh, Vaseṭṭhasutta dari Majjhimanikāya juga ditemukan dalam Suttanipāta. Karaniyamettasutta, Ratanasutta dan Mangalasutta, selain ditemukan di Suttanipāta, juga ditemukan di Kuddhakapatha.
Title: Re: MN 10: Satipa??h?na Sutta -> versi Burma -> Mahasatipa??h?na (sama dengan DN 22)
Post by: seniya on 24 February 2010, 10:20:09 PM
 [at] peace mind:
What an excellent answer,bro. :thumbs: