dikatakan bahwa Pertama dijaman pertapa Sumedha, sudah ada mengenai "Gunung himalaya"
masa sih Gunung Himalaya di India itu? ga salah ya :)
			
			
			
				Himalaya adalah sebuah barisan pegunungan di Asia, yang memisahkan anak benua India dari Dataran Tibet.
Himalaya merupakan tempat di mana gunung-gunung tertinggi di dunia, misalnya Gunung Everest dan Kanchenjunga, berada. Secara etimologi, Himalaya berarti "tempat kediaman salju" dalam bahasa Sansekerta (dari hima "salju", dan aalaya "tempat kediaman").
Himalaya memanjang sepanjang lima negara — Pakistan, India, China, Bhutan dan Nepal. Ia adalah sumber dua sistem sungai besar dunia — Sungai Indus dan Sungai Ganga-Brahmaputra. Sekitar 750 juta orang tinggal di daerah sekitar aliran air dari Himalaya, yang termasuk Bangladesh.
wiki :P
			
			
			
				yang namanya "Gunung Himalaya" bukan cuma di planet ini.. ;D
			
			
			
				Apalagi di Jataka, ada kota Benares di masa kappa-kappa lalu???
masa sih yg di India itu? ga salah ya
 ;D
			
			
			
				masalah nama, sudah pernah dibahas bahwa nama pada hakikatnya tergantung bahasa pada waktu itu. misalkan sugih, memiliki nama lain dengan arti yang sama pada bahasa jerman.
			
			
			
				Quote from: chingik on 05 December 2009, 08:30:16 PM
Apalagi di Jataka, ada kota Benares di masa kappa-kappa lalu???
masa sih yg di India itu? ga salah ya
 ;D
Boleh yakin atau tidak !, terhadap Sutta yang ada di Tipitaka.
Kembali kepada masing2 batin untuk memahaminya.
 _/\_
			
 
			
			
				Coba baca Ananda Vagga dari Anguttara Nikaya berikut ini...
Quote from: Ananda Vagga - Anguttara NikayaPada suatu ketika, Bhikkhu Ananda pergi menemui Sang Bhagava. Ketika bertemu, ia kemudian menghormat Sang Bhagava, lalu duduk di samping. Setelah duduk ia berkata kepada Sang Bhagava sebagai berikut: "Bhagava, saya sendiri pernah mendengar dari Sang Bhagava, di depan Sang Bhagava, saya menerima kata–kata ini: 'Ananda, murid Buddha Sikkhi yang bernama Abhibhu berada di alam Brahma (Brahma Loka) dan ia dapat memperdengarkan suaranya sampai sejauh seribu tata surya yang lain.'
"Bhagava, berapa jauh seribu tata surya yang lain? Bhagava, berapa jauh seorang Sammasambuddha dapat memperdengarkan suara-Nya?"
 
Kemudian Sang Bhagava menjawab: "Ananda, Abhibhu masih seorang murid, suara Tathagata adalah tidak terukur jangkauannya."
Untuk kedua kali dan ketiga kalinya, Ananda menanyakan hal tersebut, maka Sang Bhagava pun menjawab:
"Ananda, apakah kau pernah mendengar tentang seribu culanika loka dhatu (seribu tata surya kecil)?"
"Sekarang saatnya, Bhagava, sekarang saatnya, Sugata, bagi Sang Buddha untuk berkata. Para bhikkhu akan memperhatikan dengan sungguh–sungguh apa yang akan Sang Bhagava jelaskan".
"Maka dengarkanlah, Ananda, perhatikanlah, Aku akan berbicara."
"Ya, Bhagava", jawab Ananda.
Kemudian Sang Bhagava bersabda:
"Ananda, sejauh matahari dan bulan berotasi pada garis orbitnya, dan sejauh pancaran sinar matahari dan bulan di angkasa; sejauh itulah luas seribu tata surya. Di dalam seribu tata surya terdapat seribu matahari, seribu bulan, seribu Gunung Sineru, seribu Jambudipa, seribu Apara yojana, seribu Uttarakuru, seribu Pubbavidehana, empat ribu maha samudra, empat ribu maha raja, seribu Catummaharajika, seribu Tavatimsa, seribu Yama, seribu Tusita, seribu Nimmanarati,seribu Parinimmita Vassavati, dan seribu alam brahma. Inilah Ananda, yang dinamakan seribu tata surya kecil  (sahasi culanika lokadhatu). Ananda, seribu kali sahasi culanika lokadhatu dinamakan sebagai dvisahassa majjhimanika lokadhatu. Ananda, seribu kali dvisahassa majjhimanika lokadhatu dinamakan sebagai tisahassi mahasahassi lokadhatu. Ananda, bilamana Sang Tathagata mau, maka Beliau dapat memperdengarkan suara-Nya sampai terdengar di tisahassi mahasahassi lokadhatu, ataupun melebihi itu lagi."
"Bhagava, bagaimana hal itu bisa terjadi?"
"Ananda, dalam hal ini Sang Tathagata diliputi cahaya tisahassi mahasahassi lokadhatu. Bila makhluk-makhluk di tata surya itu melihat cahaya ini, maka Sang Tathagata akan berkata–kata dan suara-Nya dapat didengar mereka. Demikianlah hal ini terjadi."
Setelah mendengar hal ini, Bhikkhu Ananda berkata kepada Bhikkhu Udayi: "Suatu keuntungan bagiku, pendapatan yang baik sekali bagiku, karena Guruku memiliki kekuatan dan kemampuan yang hebat sekali."
Lalu Bhikkhu Udayi berkata kepada Bhikkhu Ananda: "Avuso Ananda, apakah manfaatnya bagimu, walaupun Gurumu memiliki kekuatan dan kemampuan yang hebat seperti itu?"
Mendengar kata–kata ini, Sang Bhagava berkata kepada Bhikkhu Udayi: "Janganlah berkata begitu, Udayi, janganlah berkata begitu!" Andaikata Ananda meninggal tanpa mencapai Pembebasan, tapi dengan keyakinan teguh ini, ia akan tujuh kali menguasai para dewata, tujuh kali ia akan menjadi maharaja Jambudipa ini. Tetapi, Udayi, pada kehidupan ini Ananda akan mencapai Parinibbana.
Dalam kosmologi Buddhisme, di setiap bumi pasti ada satu Jambudipa. Di Dalam Jambudipa ini, pasti ada Himava (pegunungan Himalaya). Arti dari pegunungan Himalaya sudah disinggung oleh Bro The Ronald; yaitu sebuh daerah kawasan pegunungan yang diapit dua benua dan satu samudra. Di dalam pegunungan Himalaya, ada sebuah gunung yang dianggap sebagai rajanya gunung dalam kosmologi Buddhisme, yaitu Gunung Sineru (Pali) – Sanskrit: Gunung Sumeru; dalam istilah internasional lebih dikenal dengan nama Gunung Meru.
Setelah membaca referensi ini, dapat kita cermati bahwa Gunung (pegunungan) Himalaya di zaman Petapa Sumedha memang ada. Tapi bukanlah sama dengan Gunung (pegunungan) Himalaya di Planet Bumi di masa kita ini. 
Gunung (pegunungan) Himalaya di zaman Petapa Sumedha itu hanyalah sebuah nama pegunungan di masa itu, yang memiliki kriteria sama persis dengan karakteristik Gunung (pegunungan) Himalaya di masa kita sekarang ini.
			
				oh, kirain nama himalaya itu sebuah nama gunung yg tak jelas...seperti g.merapi,dsb-nya
QuoteHimalaya merupakan tempat di mana gunung-gunung tertinggi di dunia, misalnya Gunung Everest dan Kanchenjunga, berada. Secara etimologi, Himalaya berarti "tempat kediaman salju" dalam bahasa Sansekerta (dari hima "salju", dan aalaya "tempat kediaman").
			
				Zamannya Sang Buddha sih oleh Sang Buddha disebut Himavanta. Sejak kapan jadi Himalaya sih aye ga tau.. :)
Pegunungan Himalaya merupakan pegunungan yg terbentuk oleh benturan antara lempeng anak benua India dengan lempeng benua Asia.
			
			
			
				nah, kemudian dalam RAPB di ceritakan kuda boddhisatta Kanthaka sangat sedih dan meninggal.. aneh nya terlahir di alam dewa...
bukankah dalam beberapa Tipitaka, bisa disimpulkan bahwa jika makhluk itu 99% terlahir melalui kondisi pikiran terakhir..jika bahagia maka ke alam dewa, kalau sedih yah ke alam rendah....gimana itu?
tetapi aneh nya RAPB mengatakan Kelahirannya ke alam dewa, dikarenakan kegembiraannya ketika mendengar boddhisatta ingin melepas keduniawian....jelas saja ini terdengar ANEH..
jadi sebenarnya kuda kanthaka itu meninggal karena apa? sedih atau bahagia sih.
---------------------------------------------------------------
kemudian ketika Boddhisatta bermeditasi di bawah pohon bodhi dan bertekad untuk tidak mengubah postur tubuh
banyak dewa datang memberi puji-pujian,bahkan dewa dan Mahabrahma datang dari seluruh 10 ribu alam semesta berkumpul
tetapi ketika Mara dari vasavatti datang bersama pasukannya dikatakan sangat besar hingga ujung 10 ribu alam semesta
dan pada waktu itu seluruh dewa dan brahma yg datang berkumpul sebelumnya lari terbirit-birit/terlulu lantang menjauh....
apakah ini tidak kedengaran aneh?....
alam semesta 10 ribu memiliki ujung,
kemudian apakah penduduk yg Vasavatti dewa itu lebih banyak dari jumlah dewa dari 10ribu alam semesta?
ataukah penulis nya yang terlalu mem blow up.
			
			
			
				^
^
Berdasarkan yang saya baca dr Bro Mercedes...
dikatakan Kuda Kanthaka meninggal disebabkan terlalu sedih,, jikalaupun penyebabnya adalah sedih, belum tentu pada saat menjelang detik detik kematiaannya kesadarannya mengambil object kesedihan, bisa saja dia teringat akan kebajikannya kepada Buddha, shg pas wkt itu jg dia lgsg lahir di alam dewa.. Yg dikatakan kan penyebab, bukan dikatakan ketika menjelang kematiannya dia masih sedihhh.. hehe
Sedangkan mengenai Ujung 10 Ribu Alam semesta, saya no comment bisa saja ini membuat kesan agar lebih waduhaiiii, hehe atao memberi suatu batasan bahwa hanya mencapai 10 ribu alam semesta doang.....
Namasteeee
			
			
			
				apapun yg di buat manusia, pasti ada kesalahan
seperti buku kuliah, ada revisi dan ada errata
di koreksi terus
nah apalagi "kitab suci" [agama apapun]yg sudah begitu lama
kalau mau di revisi dan di buat errata pasti banyak hasilnya
cuma pada "gengsi" aja kale
			
			
			
				Saya menerima semua kesalahan sebagai tanggung jawab saya, silahkan mencaci maki penerjemah, walaupun saya sudah berusaha keras untuk meminimalisir error, namun pasti saya masih melakukan kesalahan.
berikut ini penjelasan menurut pendapat saya **bukan pembelaan diri**
seandanya tidak ada translation error maka
mungkin saja penulis menggunakan gaya bahasa demikian untuk memudahkan penyampaian makna yang terkandung dalam teks
			
			
			
				Wewww...
hahaha, semestinya kita semua harus menghargai para penerjemah, karena mereka sudah berusaha dgn keras...
karena ada penerjemah ini kita bisa baca buku dan mengerti, memang kadang ada sedikit kejanggalan pengunaan kata atao kalimat, tp mungkin itu adalah kalimat yg digunakan yg paling mendekati arti sebenarnya...
 _/\_
			
			
			
				maaf Bro Indra yang baik,
saya tidak melihat kesalahan dari pihak anda, mengapa anda mengambil alih dan memikul semua kesalahan, bukankah cerita2 tsb sdh benar sesuai aslinya, memang dikatakan kuda Sang Buddha sedih berpisah dg Sang Buddha, tapi terlahir di alam Dewa setelah meninggal, juga tentang cerita2 yang lain. saya jadi heran kesalahan apa yg anda lakukan? memang saya melihat di RAPB anda sebagai penerjemah, tapi yg anda tulis udah sesuai kok.
semoga saya tidak salah tangkap, sepertinya masalah yang ditanyakan rekan2 member adalah cerita nya, bukan terjemahannya, karena selama ini yg ada versi dlm bhs inggris, bagi yg terbatas kemampuannya bhs inggrisnya tentu lebih memilih membaca yg bhs.indonesia, jadi mereka tidak membaca dari edisi tsb, begitu baca yg edisi bhs.indonesia mereka jadi menanyakan, padahal bhs inggrispun jg mencantumkan hal tsb.
may u always keeping well n happy.
may all beings be happy.
mettacittena,
			
			
			
				 [at]  pannadevi: karena akan lebih fatal jika menyalahkan sang penulis (Mingun Sayadaw), lebih aman bagi bro marcedes untuk menyalahkan saya, karena saya bukan seorang ariya.
			
			
			
				dikatakan bahwa bodhisatta tidak akan terlahir sebagai mara
kenapa di komentar dikatakan bahwa mara pada waktu jaman itu adalah bodhisatta?
			
			
			
				ujung 10 ribu alam semesta bukan berarti alam semesta punya ujung. ini seperti dianalogikan dengan mengatakan pluto berada pada ujung tata surya, bukan berarti tata surya memiliki ujung.
			
			
			
				Quote from: gachapin on 07 December 2009, 09:41:16 PM
dikatakan bahwa bodhisatta tidak akan terlahir sebagai mara
kenapa di komentar dikatakan bahwa mara pada waktu jaman itu adalah bodhisatta?
mungkin maksudnya adalah bodhisatta yg pada saat itu masih belum sah bodhisatta.
			
 
			
			
				Quote from: Jerry on 07 December 2009, 09:42:14 PM
ujung 10 ribu alam semesta bukan berarti alam semesta punya ujung. ini seperti dianalogikan dengan mengatakan pluto berada pada ujung tata surya, bukan berarti tata surya memiliki ujung.
tata surya kan suatu ruang, apa salahnya ruang memiliki batas ujung?
			
 
			
			
				memang seingat saya upagupta tidak menyebut secara explicit bahwa mara adalah bodhisatta, melainkan bercita-cita menjadi bodhisatta. mungkin saja mara masih mengumpulkan parami, sama seperti calon bodhisatta 20 asankheyya kappa yang lampau masih beradithana secara mental, belum verbal dan di"iya"kan
			
			
			
				tentang pegunungan himalaya setuju dengan masukan dan reply-reply yang dikasi.. tentang ujung 10 ribu alam semesta itu, juga setuju, ruang pasti memiliki ujung koq.. so? 
dan mengenai kuda bodhisatva, dia kan sedih berkepanjangan sampai meninggal, tapi kita tidak tau pikiran apa yang muncul di akhir hidupnya waktu itu... 
tapi, thanks atas kritis-nya, terus terang begitu membaca juga postingan ini, bener juga ya apa yang ditanyakan, tapi sudah clear kan... ;D :)
			
			
			
				Quote from: Indra on 07 December 2009, 09:48:35 PM
Quote from: Jerry on 07 December 2009, 09:42:14 PM
ujung 10 ribu alam semesta bukan berarti alam semesta punya ujung. ini seperti dianalogikan dengan mengatakan pluto berada pada ujung tata surya, bukan berarti tata surya memiliki ujung.
tata surya kan suatu ruang, apa salahnya ruang memiliki batas ujung?
kenyataannya ruang semesta ini memiliki batas (anta) atau tanpa batas (ananta) itu yg sering diperdebatkan para filsuf jaman Sang Buddha, dan Sang Buddha mengatakan spekulasi2 demikian timbul dari ayoniso manasikara dan not related dengan apa yg diajarkan beliau. Seandainya ruang memiliki batasan maka Sang Buddha tentu telah mengatakan alam semesta memiliki batasan, demikian pula sebaliknya. Dan dalam konsep fisika modern, ada kepercayaan bahwa alam semesta mungkin berbentuk seperti bola pula. Nah seperti bola bumi ini, adakah batasannya? Sang Buddha sendiri menghindari membahas topik demikian, siapa saya ini berani melangkahi beliau? :D
			
 
			
			
				hmm.. ujung alam semesta.., btw istilah ujung bumi pun ada...padahal klo jalan terus..lurus.. pasti balik juga ke tempat asal, cuma istilah
ujung alam semesta itu lebih kek seluruhnya, tampa kecuali 
Quotetetapi ketika Mara dari vasavatti datang bersama pasukannya dikatakan sangat besar hingga ujung 10 ribu alam semesta
semua pasukan mara dari 10ribu alam semesta dtg tampa kecuali..mungkin gitu makna sebenarnya
Quotejadi sebenarnya kuda kanthaka itu meninggal karena apa?
karena tidak makan...
Quotebukankah dalam beberapa Tipitaka, bisa disimpulkan bahwa jika makhluk itu 99% terlahir melalui kondisi pikiran terakhir..jika bahagia maka ke alam dewa, kalau sedih yah ke alam rendah....gimana itu?
iya itu kesimpulan kelahiran kembali berdasarkan pikiran
tp kenyataan kelahiran kembali tidak hanya berdasarkan pikiran, karma juga pengaruh
kuat mana, karma atau pikiran? tinggal di cari tau, yg pasti karma kuda kanthaka, pastilah sangat bagus, selain keturunannya bagus, kuat, dan lahir saat yg tepat, kurasa klo memang bukan calon siswa buddha , bisa saja dia calon bodhisatta, atau malah bodhisatta.., mungkin
			
				wah, saya tidak menyalahkan siapa-siapa...saya membaca dan melihat kejanggalan....maka saya tanyakan...
kan harus kritis juga waktu membaca, masa menerima semua kata apapun dari buku tsb secara langsung...yah di pikir-pikir dulu la...
 [at] bro Indra
anda kan membaca text english nya...jadi mungkin anda lebih tau text asli english.....
------------------------------------------------------------------------------------
yg aneh adalah, apakah "mara" dari vasavatti lebih banyak jumlahnya dari pada seluruh dewa dan brahma dari 10 ribu alam semesta? hingga mencapai ujung 10 ribu alam semesta, kalau lebih kan 11ribu. ^^
^
^
^
 [at] ronald
bukankah pikiranlah yg menyebabkan kamma itu...mengapa membandingkan kamma dan pikiran?
			
			
			
				Quote from: marcedes on 08 December 2009, 11:52:27 PM
wah, saya tidak menyalahkan siapa-siapa...saya membaca dan melihat kejanggalan....maka saya tanyakan...
kan harus kritis juga waktu membaca, masa menerima semua kata apapun dari buku tsb secara langsung...yah di pikir-pikir dulu la...
 [at] bro Indra
anda kan membaca text english nya...jadi mungkin anda lebih tau text asli english.....
ketika menerjemahkan, saya hanya menerjemahkan apa adanya, saya tidak berwenang melakukan koreksi seenaknya tanpa berkonsultasi dengan penulisnya yang sayangnya penulisnya sudah tidak ada lagi di dunia ini. namun bukan berarti saya tidak mungkin salah, justru sebaliknya kemungkinannya adalah saya salah menginterpretasikan. jujur aja, dulu saya bahkan tidak lulus saat ujian english
			
 
			
			
				Quote from: marcedes on 08 December 2009, 11:52:27 PM[at] ronald
bukankah pikiranlah yg menyebabkan kamma itu...mengapa membandingkan kamma dan pikiran?
yup pikiran adalah pelopor, tp yg saya maksud di sini karma akibat perbuatan yg di sertai niat.. ada bedanya karma yg hanya di akibatkan hanya oleh pikiran
yah misalkan kmu hari ini berniat untuk membantu org, berdana dll...tp ternyata gak di laksanakan.. apa kmu sudah mendapat karma baik hanya dgn berpikir?
klo demikian, tiap hari cara menggumpulkan karma baik, yah cuma dgn cara itu :)
dalam kasus kematian, pikiran yg terkonsentrasi, akan membantu seseorg lahir di suatu alam, dalam hal ini karma pun akan tertunda (bukan hilang)
tp bukan berarti saat kematian kita berkonsentrasi untuk tidak terlahir kembali, maka tidak akan terlahir, saat itu karma yg menentukan, krn konsentrasi pikirannya tanpa landasan
landasan ini mirip perumpamaan batu di taruh di atas air.. (batu itu karma), air itu di andaikan alam kehidupan yg harusnya dia masuki
ketika batu di taruh di atas air maka langsung tengelam, tp dgn adanya landasan yg kuat, seperti perahu, maka batu itu tidak tenggelam
itu sebabnya saya membedakan pikiran dan karma, dalam proses kelahiran kembali
itu sebabnya di bedakan...
Quoteyg aneh adalah, apakah "mara" dari vasavatti lebih banyak jumlahnya dari pada seluruh dewa dan brahma dari 10 ribu alam semesta? hingga mencapai ujung 10 ribu alam semesta, kalau lebih kan 11ribu. ^^
hmm.. bukan Mara nya, tp pasukannya, Mara keknya cuma 1, sama dgn Maha Brahma, tp Brahmanya banyak
klo pasukannya mara lebih banyak dari pasukan para dewa, kurasa iya, org jahat lebih banyak dari org baik..
yg terlahir di alam, binatang..lebih banyak dari pada yg terlahir di alam manusia
			
 
			
			
				Quote from: The Ronald on 09 December 2009, 08:48:04 AM
Quote from: marcedes on 08 December 2009, 11:52:27 PM[at] ronald
bukankah pikiranlah yg menyebabkan kamma itu...mengapa membandingkan kamma dan pikiran?
yup pikiran adalah pelopor, tp yg saya maksud di sini karma akibat perbuatan yg di sertai niat.. ada bedanya karma yg hanya di akibatkan hanya oleh pikiran
yah misalkan kmu hari ini berniat untuk membantu org, berdana dll...tp ternyata gak di laksanakan.. apa kmu sudah mendapat karma baik hanya dgn berpikir?
klo demikian, tiap hari cara menggumpulkan karma baik, yah cuma dgn cara itu :)
dalam kasus kematian, pikiran yg terkonsentrasi, akan membantu seseorg lahir di suatu alam, dalam hal ini karma pun akan tertunda (bukan hilang)
tp bukan berarti saat kematian kita berkonsentrasi untuk tidak terlahir kembali, maka tidak akan terlahir, saat itu karma yg menentukan, krn konsentrasi pikirannya tanpa landasan
landasan ini mirip perumpamaan batu di taruh di atas air.. (batu itu karma), air itu di andaikan alam kehidupan yg harusnya dia masuki
ketika batu di taruh di atas air maka langsung tengelam, tp dgn adanya landasan yg kuat, seperti perahu, maka batu itu tidak tenggelam
itu sebabnya saya membedakan pikiran dan karma, dalam proses kelahiran kembali
itu sebabnya di bedakan...
Quoteyg aneh adalah, apakah "mara" dari vasavatti lebih banyak jumlahnya dari pada seluruh dewa dan brahma dari 10 ribu alam semesta? hingga mencapai ujung 10 ribu alam semesta, kalau lebih kan 11ribu. ^^
hmm.. bukan Mara nya, tp pasukannya, Mara keknya cuma 1, sama dgn Maha Brahma, tp Brahmanya banyak
klo pasukannya mara lebih banyak dari pasukan para dewa, kurasa iya, org jahat lebih banyak dari org baik..
yg terlahir di alam, binatang..lebih banyak dari pada yg terlahir di alam manusia
jadi bagaimana dengan kasus memancarkan metta melalui metta bhavana..itu bukan kamma baik?
kan kita cuma duduk diam....
Quote from: Indra on 09 December 2009, 12:24:28 AM
Quote from: marcedes on 08 December 2009, 11:52:27 PM
wah, saya tidak menyalahkan siapa-siapa...saya membaca dan melihat kejanggalan....maka saya tanyakan...
kan harus kritis juga waktu membaca, masa menerima semua kata apapun dari buku tsb secara langsung...yah di pikir-pikir dulu la...
 [at] bro Indra
anda kan membaca text english nya...jadi mungkin anda lebih tau text asli english.....
ketika menerjemahkan, saya hanya menerjemahkan apa adanya, saya tidak berwenang melakukan koreksi seenaknya tanpa berkonsultasi dengan penulisnya yang sayangnya penulisnya sudah tidak ada lagi di dunia ini. namun bukan berarti saya tidak mungkin salah, justru sebaliknya kemungkinannya adalah saya salah menginterpretasikan. jujur aja, dulu saya bahkan tidak lulus saat ujian english
ia sih dan minta nya di ujian kenaikan gelar professor oleh dosen amerika atau universitas cambrige bagian sastra english.... :))
kalau ujian english di tingkat indonesia saya rasa sudah mampu kok.....btw, bisa copy text asli english nya?
			
 
			
			
				aku ga tau cara memancarkan metta ... gimana jawabnya...hmm..
klo memancarkan  metta, merupkan suatu tindakan atau  ada yg merasa hasilnya, itu bisa di kategorikan karma karena ada mahluk lain yg mendapat buah/hasil dari pemancaran metta tsb
bandingkan dgn hanya berpikir akan  berdana, tp tidak melakukannya sama sekali, apakah ada yg merasakan manfaatnya? atukah ada mahluk lain yg merasakan hasil dari pemikiran tsb?
			
			
			
				Quote from: marcedes on 09 December 2009, 09:23:05 AM
ia sih dan minta nya di ujian kenaikan gelar professor oleh dosen amerika atau universitas cambrige bagian sastra english.... :))
kalau ujian english di tingkat indonesia saya rasa sudah mampu kok.....btw, bisa copy text asli english nya?
maaf, copyrighted material
			
 
			
			
				Menyoal kamma dan pikiran (berkehendak/proses berpikir), memang dibedakan.
ref ke: faktor2 yg menentukan keadaan kita sekarang:
C citta: apa yg sering kita pikirkan
U Uttu: pengaruh lingkungan tempat kita tinggal
K Kamma: kumpulan perbuatan lampau kita
A Ahara: makanan yg kita konsumsi
Dalam proses kematian dan terlahir kembalipun, kamma dan pikiran juga dibedakan: kamma yg kuat atau pikiran terakhir saat citta padam, dsbnya...
::
			
			
			
				kamma itu niat
			
			
			
				^
betul sekali.
dalam konteks lain: apa yg kita pikirkan (kehendaki) sesungguhnya sudah menjadi kamma baru kita pada saat itu juga (cash basis/energi potensial yg akan berbuah sewaktu2 jika kondisinya pas). 
tergantung konteks pembicaraannya
::
			
			
			
				Quote from: gachapin on 09 December 2009, 10:47:05 AM
kamma itu niat
Kamma muncul dari Citta
Niat itu adalah cetana 29 yg bersekutu dengan citta.
_/\_ :lotus:
			
 
			
			
				Quote from: The Ronald on 09 December 2009, 09:36:59 AM
aku ga tau cara memancarkan metta ... gimana jawabnya...hmm..
klo memancarkan  metta, merupkan suatu tindakan atau  ada yg merasa hasilnya, itu bisa di kategorikan karma karena ada mahluk lain yg mendapat buah/hasil dari pemancaran metta tsb
bandingkan dgn hanya berpikir akan  berdana, tp tidak melakukannya sama sekali, apakah ada yg merasakan manfaatnya? atukah ada mahluk lain yg merasakan hasil dari pemikiran tsb?
kalau menurut paham saya, walau berdana melalui pikiran saja itu sudah kamma baik walau belum di lengkapi dengan ACT...
tapi memang sih melalui pikiran,ucapan,act merupakan 4 sehat 5 sempurna.^^
misalkan saja ketika seseorang gembira dan kita ikut bermudita walau melalui pikiran saja.....itu sudah termasuk kamma baik loh....
atau menyumbangkan ide untuk sebuah acara baksos jg kamma baik....
Quote from: Indra on 09 December 2009, 10:07:20 AM
Quote from: marcedes on 09 December 2009, 09:23:05 AM
ia sih dan minta nya di ujian kenaikan gelar professor oleh dosen amerika atau universitas cambrige bagian sastra english.... :))
kalau ujian english di tingkat indonesia saya rasa sudah mampu kok.....btw, bisa copy text asli english nya?
maaf, copyrighted material
ow, ga bebas toh....
			
 
			
			
				Quote from: Indra on 07 December 2009, 09:37:51 PM
 [at]  pannadevi: karena akan lebih fatal jika menyalahkan sang penulis (Mingun Sayadaw), lebih aman bagi bro marcedes untuk menyalahkan saya, karena saya bukan seorang ariya.
Quote from: marcedes on 08 December 2009, 11:52:27 PM
wah, saya tidak menyalahkan siapa-siapa...saya membaca dan melihat kejanggalan....maka saya tanyakan...
kan harus kritis juga waktu membaca, masa menerima semua kata apapun dari buku tsb secara langsung...yah di pikir-pikir dulu la...
 [at] bro Indra
anda kan membaca text english nya...jadi mungkin anda lebih tau text asli english.....
Quote from: Indra on 09 December 2009, 10:07:20 AM
Quote from: marcedes on 09 December 2009, 09:23:05 AM
ia sih dan minta nya di ujian kenaikan gelar professor oleh dosen amerika atau universitas cambrige bagian sastra english.... :))
kalau ujian english di tingkat indonesia saya rasa sudah mampu kok.....btw, bisa copy text asli english nya?
maaf, copyrighted material
Bro Marcedes,
Memang sy juga melihat tidak ada niat menyalahkan di komentar anda, tp menanyakan.
Bro Indra yg baik, boleh tuh saran Bro Marcedes... ;D ;D
sy pikir ada baiknya utk merelease jg english versionnya jd sy juga bisa ambil...hehehe...lumayan buat ngerjakan PR...
			
 
			
			
				http://web.ukonline.co.uk/buddhism/gcob.htm (http://web.ukonline.co.uk/buddhism/gcob.htm)
ada sebagian englishnya online
			
			
			
				Quote from: gachapin on 12 December 2009, 10:18:20 PM
http://web.ukonline.co.uk/buddhism/gcob.htm (http://web.ukonline.co.uk/buddhism/gcob.htm)
ada sebagian englishnya online
great, thank u so much my bro in dhamma Bro Gachapin.
u always help me.
may u always keeping well n happy
mettacittena,
			
 
			
			
				Quote from: pannadevi on 12 December 2009, 10:04:46 PM
Quote from: Indra on 07 December 2009, 09:37:51 PM
 [at]  pannadevi: karena akan lebih fatal jika menyalahkan sang penulis (Mingun Sayadaw), lebih aman bagi bro marcedes untuk menyalahkan saya, karena saya bukan seorang ariya.
Quote from: marcedes on 08 December 2009, 11:52:27 PM
wah, saya tidak menyalahkan siapa-siapa...saya membaca dan melihat kejanggalan....maka saya tanyakan...
kan harus kritis juga waktu membaca, masa menerima semua kata apapun dari buku tsb secara langsung...yah di pikir-pikir dulu la...
 [at] bro Indra
anda kan membaca text english nya...jadi mungkin anda lebih tau text asli english.....
Quote from: Indra on 09 December 2009, 10:07:20 AM
Quote from: marcedes on 09 December 2009, 09:23:05 AM
ia sih dan minta nya di ujian kenaikan gelar professor oleh dosen amerika atau universitas cambrige bagian sastra english.... :))
kalau ujian english di tingkat indonesia saya rasa sudah mampu kok.....btw, bisa copy text asli english nya?
maaf, copyrighted material
Bro Marcedes,
Memang sy juga melihat tidak ada niat menyalahkan di komentar anda, tp menanyakan.
Bro Indra yg baik, boleh tuh saran Bro Marcedes... ;D ;D
sy pikir ada baiknya utk merelease jg english versionnya jd sy juga bisa ambil...hehehe...lumayan buat ngerjakan PR...
 [at]  Samaneri & Mercy,
english version dari buku ini dapat diperoleh dengan membeli dari Myanmar
			
 
			
			
				Quote from: marcedes
misalkan saja ketika seseorang gembira dan kita ikut bermudita walau melalui pikiran saja.....itu sudah termasuk kamma baik loh....
atau menyumbangkan ide untuk sebuah acara baksos jg kamma baik....
ikut bermudita dgn cara? hanyda di pikiran, tp muka masam :P kan tidak. tapi ikut memberi selamat, org yg lihat pun merasa senang, yah itu karma baik ( disini pikiran juga sebagai pelopor, karena bermudita biasanya di ikuti, dgn ucapan, maupun tindakan lain, klo cuma bermudita, dan memancarkan metta, kebetulan mahluk lain ikut merasakannya, yah itu karma baik)
menyumbangkan ide karma baik, karena ada yg merasa terbantu, ada yg merasa kmu membantu, yah itu karma baik (tp kurasa ini bukan berupa dana "pikiran", karena melalui ucapan maupun tulisan dalam penyampaiannya, disini pikiran lah sebagai pelopor )
agak beda klo anda punya kekuatan batin, dimana pikiran bisa menjadi perbuatan, apa yg anda pikir bisa terjadi.. tolong dibedakan
			
 
			
			
				Quote from: marcedes on 07 December 2009, 06:26:22 PM
nah, kemudian dalam RAPB di ceritakan kuda boddhisatta Kanthaka sangat sedih dan meninggal.. aneh nya terlahir di alam dewa...
bukankah dalam beberapa Tipitaka, bisa disimpulkan bahwa jika makhluk itu 99% terlahir melalui kondisi pikiran terakhir..jika bahagia maka ke alam dewa, kalau sedih yah ke alam rendah....gimana itu?
tetapi aneh nya RAPB mengatakan Kelahirannya ke alam dewa, dikarenakan kegembiraannya ketika mendengar boddhisatta ingin melepas keduniawian....jelas saja ini terdengar ANEH..
jadi sebenarnya kuda kanthaka itu meninggal karena apa? sedih atau bahagia sih.
---------------------------------------------------------------
kemudian ketika Boddhisatta bermeditasi di bawah pohon bodhi dan bertekad untuk tidak mengubah postur tubuh
banyak dewa datang memberi puji-pujian,bahkan dewa dan Mahabrahma datang dari seluruh 10 ribu alam semesta berkumpul
tetapi ketika Mara dari vasavatti datang bersama pasukannya dikatakan sangat besar hingga ujung 10 ribu alam semesta
dan pada waktu itu seluruh dewa dan brahma yg datang berkumpul sebelumnya lari terbirit-birit/terlulu lantang menjauh....
apakah ini tidak kedengaran aneh?....
alam semesta 10 ribu memiliki ujung,
kemudian apakah penduduk yg Vasavatti dewa itu lebih banyak dari jumlah dewa dari 10ribu alam semesta?
ataukah penulis nya yang terlalu mem blow up.
IMO, Ujung 10ribu alam semesta seperti ujung dari 1 buah galaksi. Kalo keluar dari ujung itu berarti akan menuju ke 1 galaksi lainnya yg merupakan sistem semesta lainnya lagi.  
			
 
			
			
				Quote from: Indra on 12 December 2009, 11:37:30 PM
 [at]  Samaneri & Mercy,
english version dari buku ini dapat diperoleh dengan membeli dari Myanmar
wahhh...makasih...makasih banget batara indra mo berdana...smg kebajikan yg tlh ditimbun anda sgr mematangkan kamma baik segera.sadhu3x.
			
 
			
			
				
hmmmff  :-?   Gitu aja kok repot sih
nih mobil pengen tahu jawabannya?? 
Sang budha sudah berpesan utk ehipasiko
jadi ngapain repot2 cari jawabannya, marcedes ikutin saja jejak sang budha, kalo sudah jadi budha kan bisa tahu semuanya.  buktikan saja sendiri  ;D
btw baru tahu gue p*n*s sang budha panjang banget; ^-^   by : Sunkmanitu Tanka Ob'waci
			
			
			
				Di RAPB semuanyaa ya janggall....
kenapa bisa begituu? :-? :-? :-? :-?