Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Studi Sutta/Sutra => Topic started by: marcedes on 22 August 2009, 05:58:17 PM

Title: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: marcedes on 22 August 2009, 05:58:17 PM
5 kamma terburuk yang menyebabkan seseorang terlahir dialam AVICI....

1. membunuh ayah
2.membunuh ibu
3.melukai Sammasambuddha.
4.membunuh arahat.
5.memecah belah sangha.

6. menghina sutra/sutta


QuoteDengarkanlah nasib mereka yang telah menghina Sutta seperti ini, baik selama hidup-Ku maupun setelah Ku-capai Nirwana, ataupun mereka yang telah menghina para Bhiksu.

Setelah musna dari lingkungan manusia, mereka akan berdiam dalam neraka yang paling dalam (Avici) selama satu kalpa penuh dan kemudian mereka akan jatuh makin dalam, orang-orang bodoh itu akan melewati kelahiran berulang-ulang selama banyak kalpa.

Dan setelah mereka musnah dari lingkungan penghuni neraka, mereka selanjutnya akan turun dalam keadaan garang, sebagai anjing atau serigala dan menjadi sasaran permainan bagi orang lain.

Dalam keadaan demikian mereka menjadi berwarna hitam, berbisul-bisul, diliputi penyakit, gatal-gatal, lebih lanjut tak berambut dan lemah, mereka semua yang menentang Penerangan-Ku Yang Unggul ini.

Mereka selalu dipandang hina dilingkungan binatang, dilempar-lempari gumpalan tanah atau kena senjata, mereka menjerit-jerit, dimana-mana diperlakukan dengan tongkat dan badannya menjadi kurus karena lapar dan haus.

Kadang-kadang mereka menjelma onta atau keledai pengangkut beban, selalu dipukul dengan cambuk dan tongkat, mereka selalu memikirkan makan, demikianlah orang-orang bodoh yang selalu menghina Ajaran Buddha.

sungguh ironis, jadi semua yang agama Isla*, Kriste* , Hind* , Katoli*
yang menentang dan menghina ajaran buddha hidup nya seperti ini????  ampun dah..  ^:)^ ^:)^ ^:)^

Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: marcedes on 22 August 2009, 06:00:39 PM
lengkap nya

QuoteDan bilamana mereka mendapat tubuh manusia, mereka dilahirkan pincang, cacad, bongkok, bermata satu, buta, dungu dan hina, mereka tak ada Kepercayaan terhadap Sutta-Ku.

Tak ada orang yang mendekat, bau busuk selalu keluar dari mulutnya, mahluk-mahluk halus yang jahat memasuki badan siapa saja yang tak percaya kepada Penerangan Sejati ini.

Miskin, harus melakukan pekerjaan kasar, selalu menjadi budak orang lain, lemah dan menjadi korban bermacam-macam penyakit, mereka di dunia tanpa ada yang melindungi.

Orang yang kebetulan menjadi majikannya, tak bersedia memberi upah banyak, dan apa yang diberikan cepat-cepat habis. Itulah hasilnya orang-orang berdosa.

Obat-obatan baik yang disediakan oleh Mereka yang mampu, dalam keadaan demikian bahkan akan menambah sakitnya dan penderitaannya tak habis-habis.

Ada yang melakukan pencurian, keributan, serangan atau tindak kejahatan, sedang yang lain menjadi perampok, hal-hal yang demikian menimpa setiap orang berdosa.

Tak pernah mereka melihat Raja Dunia, Raja DiRaja yang memerintah Bumi, karena mereka ditakdirkan hidup pada waktu yang salah, mereka yang menghina Ajaran Buddha dari-Ku.

Orang bodoh itupun tak mendengarkan Ajaran, ia tuli dan tak berperasaan, ia tak akan mendapatkan ketentraman karena menghina Penerangan ini.

Selama ratusan ribu koti kalpa, sama dengan jumlah pasir di Sungai Gangga, ia akan tetap dungu dan lemah pikirannya, karena menghina Sutta ini.

Neraka adalah tempat kediamannya, tempat sial lingkungannya, ia selalu hidup diantara keledai, babi, serigala, dan anjing.

Dan bila menjelma dalam badan manusia, ia akan buta, tuli, dungu, budak dari orang lain dan selalu miskin.

Penyakit-penyakit, ribuan luka dibadan, kudis, gatal-gatal, kurap, kusta, bisul dan bau busuk meliputi badannya.

Pandangannya gelap untuk dapat memperbedakan mana yang nyata, Kemarahan menguasai dirinya dan nafsunya sangat dahsyat, ia selalu menikmati rahim binatang.

Bila Ku-teruskan, Sariputra, selama se-kalpa penuh menyebut kebusukan orang yang menghina Sutta-Ku, tak akan habis-habis.

Dan karena Aku menyadarinya, Ku-perintahkan Kau Sariputra, jangan Kau Uraikan Sutta seperti ini kepada orang-orang bodoh.

kemudian

QuoteTetapi mereka yang berakal sehat, terlatih, penuh perhatian, pandai dan terpelajar, yang mencari Penerangan Mulia dan Tertinggi, kepada Mereka uraikanlah arti yang sesungguh-Nya.

Mereka yang telah melihat Ribuan Buddha, telah menanam akar Kebaikan tak terhitung banyaknya, dan menempuh niat yang teguh, kepada Mereka uraikanlah arti yang sesungguh-Nya.

Mereka yang penuh semangat, telah lama memperkembangkan Kemurahan hati, telah mengorbankan raga dan jiwanya, kepada Mereka Kau boleh menerangkan Sutta ini.

Mereka yang menunjukkan saling rasa cinta dan hormat, tidak berhubungan dengan orang-orang bodoh dan puas hidup dalam gua-gua dipegunungan, kepada Mereka uraikan Sutta yang suci ini.

Bila Kau jumpai Putera-Putera Buddha yang berhubungan degan teman-teman Bajik, menjauhi teman-teman jahat, jelaskan Sutta ini kepada Mereka.

Putera-Putera Buddha itu yang tak mengingkari sumpahnya kebaikan, adalah bagaikan batu mulia dan permata dan mengkhususkan Diri untuk mempelajari Sutta-Sutta Besar.
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: hatRed on 22 August 2009, 06:09:36 PM
bentar...

ney daritadi sutra mahayana kah?
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Mr.Jhonz on 22 August 2009, 07:04:43 PM
Sutra apa ituuu?

Gaharr!!
Sungguh tidak mencerminkan buddhism

bandingkan dgn sutta ini
"mereka yang memendam kebencian di dalam dirinya (dan berpikir):
"ia telah menyiksa diriku, ia telah memukuli tubuhku,ia telah mengalahkan aku dan telah merampas barang-barangku",maka kebencian tidak akan lenyap dari batinnya".dhammapada I,III

mana yg benar??
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: yanfei on 22 August 2009, 07:18:43 PM
kata agama tetangga aja, yg firman2nya nakutin manusia

gw gak yakin ada sutra itu
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Adhitthana on 22 August 2009, 11:10:29 PM
Astagaaaa  :o

Garuka-kamma point ada 5 ..... kok nambah 1 ?

jadi inget diforum lain .....
Garuka kamma ditambahkan Tidak bervegetarian oleh Aliran M
kalo ini dimasukan ..... di pastikan Neraka avicci Full  :))
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: marcedes on 22 August 2009, 11:58:01 PM
Quote from: yanfei on 22 August 2009, 07:18:43 PM
kata agama tetangga aja, yg firman2nya nakutin manusia

gw gak yakin ada sutra itu

sutra ini dimana Buddha Gotama berkata pada Sariputta bahwa nanti Sariputta akan menjadi Sammasambuddha..

Namo Aupamyaparivartah Arya SriSaddharmapundarika Suttram...
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Nevada on 23 August 2009, 12:15:07 AM
Itu petikan dari Saddharma Pundarika Sutra.

[spoiler=Saddharma Pundarika Sutra]Bab I Pembukaan

Sutra ini dikhotbahkan di Rajagraha di Gunung Grdhrakuta.


"Demikianlah yang telah kami dengar. Pada suatu ketika Sang Budha
bersemayam di Rajagraha di Gunung Grdhrakuta."

Yang hadir pada saat Sutra ini dibabarkan:
a) Para Arahat yang namanya telah terkenal: Ajnata Kaundiya,
Mahakasyapa, Uruvilva Kasyapa, Gaya Kasyapa, Nadi Kasyapa, Sariputra,
Maha Maudgalyayana, Katyayana, Anirudha, Kapphina, Gavampati, Revata,
Pilindavatsa, Vakkula, Maha Kaushthila, Nanda, Sundara Nanda, Purna,
Maitrayaniputra, Subhuti, Ananda, dan Rahula.

b) 2000 orang Saiksha dan Asaiksha

c) Para Bhiksuni : Bhiksuni Mahaprajapati dan 6000 orang
pengikutnya, Bhiksuni Yasodhara, ibu dari Pangeran Rahula, beserta
pengikutnya.

d) Para Bodhisattva Mahasattva, yang dalam Sutra ini dikatakan
berjumlah 80.000 orang. Para Bodhisattva ini semuanya bertekad untuk
mencapai Penerangan Sempurna (Bodhi), yang berkat bimbingan Sang
Budha telah melaksanakan amal kebajikan sebagai kebiasaan hidup
sehari-hari.

Mereka dengan kebajikannya yang telah diamalkan dalam kehidupannya
telah berhasil menyelamatkan ratusan ribu makhluk. Kemudian
disebutkan nama-nama beberapa Bodhisattva yang menghadiri persamuan
Dharma tersebut: Manjushri, Avalokitesvara, Mahastamaprapta,
Sarvathanaman, Nityadyukta, Anikshiptadhura, Ratnapani,
Baishajyaraja, Pradanasura, Ratnakandra, Ratnaprabha, Purnacandra,
Mahavikramin, Trailokavikramin, Anantavikramin, Mahapratibhana,
Satasamitabhiyukta, Dharanidhara, Akshayamati, Padmasri,
Nakshatraraga, Maitreya, dan Simha.

e) Sakra Dewa Indra, diikuti oleh 20.000 Putera Dewata antara
lain: Candra, Surya, Samantaganda, Ratnapraha.

f) Empat Maharaja Langit, yakni: Dhrtarashtra, Viradhuka,
Virupaksha, Vaisravana, dengan 10.000 orang Putera Dewata yang
menyertai.

g) Dewa Isvara dan Mahesvara diikuti oleh 30.000 orang Putera
Dewata

h) Maha Brahma Sikhin, penguasa alam semesta dan Maha Brahma
Gyatipraba dan lain-lain disertai 12.000 orang Putera Dewata

i) Delapan Raja Naga, yakni Nanda, Upananda, Sagara, Vasuki,
Takshala, Anavapta, Marasvin, Utpalaka.

j) Empat Raja Garuda, yakni: Mahatega, Mahakaya, Mahapurna,
Maharddiprapta, masing-masing dengan beberapa ratus ribu pengikutnya.

k) Raja Ajasatru, putra Vaidehi dengan ratusan pengikutnya.


Kemudian Sang Budha memasuki samadhi yang disebut "Pangkalan Tanpa
Batas" dimana raga dan pikiran tak bergerak, lalu turun hujan bunga
surgasi dan dari UrnaNya (lingkaran rambut putih yang berada di
antara kedua keningNya) keluarlah pancaran cahaya yang menyinari ke
18.000 negara-negara di sebalah timur, dan menembus hingga ke Neraka
Avici dan Surga Akanistha.

Kegaiban Agung ini menimbulkan keingintahuan di hati yang menghadiri
persamuan ini.

Maka Yang Mulia Bodhisattva Maitreya bemaksud menanyakannya pada Yang
Mulia Bodhisattva Maitreya bermaksud menanyakannya pada Yang Mulia
Bodhisattva Manjushri, yang selalu berhubungan dengan bersujud kepada
para Budha pada masa lampau dan pernah pula menyaksikan tanda-tanda
kegaiban seperti pada saat itu.

Beliau kemudian menjelaskannya dalam bentuk syair-syair yang indah.
Bodhisattva Manjushri menjelaskan kepada anggota persamuan Dharma
tersebut, bahwa Sang Budha akan membabarkan Hukum Kesunyataan yang
sebelumnya memang Para Budha dari masa lampau akan memancarkan cahaya
yang demikian sebelum membabarkan Dharma Hukum Kesunyataan ini.
Beliau memancarkan sinar ini sebagai suatu cara untuk membuat semua
makhluk mendengar dan memahami Hukum Agung yang sangat sulit
dipercayai seluruh dunia.

Yang Arya Manjushri selanjutnya meriwayatkan pula tentang seorang
Budha di masa lampau yang bernama Candrasuryapradipa. Selanjutnya ada
seorang Budha lagi yang juga bernama sama, dan begitu seterusnya
hingga mencapai 20.000 Budha. Budha yang terakhir dari ke 20.000
Budha itu mempunyai 8 orang putri, yang masing-masing bernama:
Sumali, Anantamati, Viseshamati, Vimatisamudghatin, Goshamati,
Dharmamati, dan Agita. Sang Budha ini rela meninggalkan istanaNya
demi mencapai kebudhaan, hal ini juga diikuti oleh kedelapan putri
Beliau.

Kemudian Sang Budha Candrasuryapradipa mengajarkan sutra-sutra yang
dinamakan "Pangkalan Tanpa Batas", setelah mengajarkan sutra-sutra
itu beliau memasuki samadhi yang juga dinamakan "Pangkalan Tanpa
Batas". Pada saat bangun dari samadhiNya Beliau mengajarkan Sutra
Dharmaparyaya, yang dinamakan "Sutra Bunga Teratai" yang merupakan
pegangan bagi Para Bodhisattva, kepada seorang Bodhisattva bernama
Varaprabha.

Beliau juga meramalkan bahwa kelak Sang Bodhisattva, akan menjadi
Budha dengan nama Tathagatha Vimalanetra Samyaksambudha, setelah itu
parinirvanalah Sang Budha Candrasuryapradipa.

Kedelapan putri raja ini mengangkat Bodhisattva Varaprabha sebagai
guru mereka dan semuanya masing-masing juga mencapai kebudhaan. Yan
terakhir mencapai kebudhaan diantara kedelapan putri raja ini adalah
Dipankara Tathagata.

Beliau mempunyai 8000 penganut, diantaranya bernama Yasaskama, yang
gila hormat dan sanjungan.

Ternyata Bodhisattva Varaprabha itu adalah Bodhisattva Manjushri
sendiri pada masa sekarang, sedangkan Yasaskama ternyata adalah
Bodhisattva Maitreya.


Bab II Upaya Kausalya

Sang Budha menyapa Yang Arya Sariputra setelah Beliau bangkit dari
perenunganNya dengan tenang dan damai sebagai berikut:

"Kebijaksanaan para Budha sangat dalam dan tak terbatas. Latihan
kebijaksanaan mereka sungguh sulit untuk dimengerti dan ditembusi
sehingga para sravaka dan pratyekabudha tidak mampu memahaminya."

...

Kutipan Butir-butir Dharma dari Bab II ini

"Wahai Sariputra, dan kalian semua, percayalah padaKu bahwa di dalam
ajaran Sang Budha tidak terdapat satupun ajaran yang palsu."

...

"Wahai Sariputra! Semua ajaran-ajaran itu dimaksudkan untuk
memantapkan pengetahuan yang sempurna dari Satu Kendaraan Budha.
Wahai Sariputra! Di seluruh alam semesta ini sesungguhnyalah tidak
terdapat dua kendaraan, apalagi yang ketiga."

"Wahai Sariputra! Para Budha selalu turun di dalam masa yang jahat
dari lima kehancuran yaitu kehancuran kalpa, kehancuran karena
kesengsaraan, kehancuran semua makhluk hidup, kehancuran pendapat,
dan kehancuran usia hidup. Dengan demikian wahai Sariputra! Karena di
dalam masa kehancuran kalpa yang menggelisahkan itu semua umat
menjadi begitu bernoda karena rasa tamak dan iri yang membawa mereka
ke arah kedewasaan setiap akar kejahatan, maka para Budha dengan
segala kekuatan-kekuatan yang penuh kebijaksanaan dan di dalam Satu
Kendaraan Budha menerangkan dan memperbeda-bedakan ke-Tiga kendaraan."

"Ketahuilah wahai Sariputra!
Dahulu kala Aku berprasetya
Karena ingin membuat seluruh makhluk
Menduduki tingkatan yang sama denganKu tanpa ada perbedaan
Sesuai dengan prasetya yang Aku ucapkan dahulu
Sekarang seluruhnya telah terpenuhi
Untuk merubah semua para umat
Dan membimbingnya memasuki jalan Kebudhaan
Bilamanapun juga Aku bertemu dengan setiap umat
Aku ajar mereka dengan jalan Kebudhaan."

"Tetapi orang yang bodoh tetap saja bingung
Dan tersesat karena tidak pernah menerima ajaranKu
Aku tahu bahwa makhluk-makhluk ini semua
Tiada pernah menjalankan dasar-dasar kebajikan
Terpancang kokoh pada kelima keinginan
Dan melalui kebodohan, mereka berada dalam kesengsaraan
Karena alasan-alasan nafsu-nafsu keinginan ini,
Mereka terjatuh ke dalam tiga jalan iblis
Pada perpindahan dalam enam bentuk perwujudan
Mereka menderita kesengsaraan yang hebat
Diterima di dalam rahim, dalam bentuk yang hina
Kehidupan demi kehidupan mereka berkembang
Berkepribadian nista dan berkebahagiaan kecil
Mereka tertindih oleh segala penderitaan
Mereka telah memasuki pandangan yang salah
Seperti "ada" dan "tiada"
Bersandar pada 62 pandangan yang keliru ini."

"Sekarang biarlah di dalam persidangan agung ini
Semuanya terlepas dari rasa ragu dan bingung
Para Budha tidaklah berbeda pernyataannNya
Hanyalah ada satu kendaraan dan tidak ada yang kedua
Berkalpa-kalpa yant tak terhitung jumlahnya yang telah lalu
Para Budha yang telah muksha yang tanpa bilangan banyaknya
Beratus, beribu, dan berjuta
Jumlah-jumlah itu tidak dapat dihitung

Semua para Budha yang agung seperti ini,
Dengan berbagai alasan dan perumpamaan
Dengan kekuatan kebijaksaan yang banyak sekali
Telah memaklumkan beraneka ragam hukum
Tetapi semua yang agung ini
Memaklumkan Satu Kendaraan Hukum
Dengan merubah para umat yang tak terhitung jumlahnya
Untuk memasuki jalan Kebudhaan."

"Bahkan seseorang yang dengan pikiran kacau
Hanya dengan sekuntum bunga,
Telah memuliakan lukisan Sang Budha itu
Sedikit demi sedikit ia akan melihat para Budha
Ataupun mereka yang telah mempersembahkan puja dan puji
Seandainya hanya dengan merangkapkan tangannya saja
Ataupun bahkan mengangkat satu tangannya
Ataupun dengan sedikit menundukkan kepala
Dengannya ia memuliakan lukisan itu
Lambat laun ia melihat para Budha,
Mencapai Jalan Agung,

Menyelamatkan para umat yang begitu besarnya,
Dan memasuki nirvana yang tak berwujud,
Seperti halnya jika kayu bakar habis maka matilah sang api
Jika terdapat seseorang dengan pikiran kalut
Memasuki stupa ataupun candi
Dan menangis meskipun hanya mengucapkan "Namah Budha"
Ia telah mencapai jalan Kebudhaan."

"Kemudian Aku menyadari pikiran ini:
Alasan mengapa Sang Tathagata muncul ialah untuk mengkhotbahkan
kebijaksanaan Sang Budha,
Sekaranglah saatnya."

"Munculnya Para Budha di dunia
Adalah berjauhan dan jarang terjadi
Ketika mereka benar-benar turun di dunia,
Pun dengan kelangkaan Mereka mengkhotbahkan Hukum ini
Bahkan sampai berkalpa-kalpa yang tak terhitung banyaknya."

Tiga Kendaraan (yana) dari Sang Budha

"Demi seluruh makhluk ini
Hatiku merasa sangat kasihan
Pada pertama kali Aku duduk di atas tahta kebijaksanaan,
Dengan memandang pohon itu dan berjalan mengitarinya
Selama 3 kali 7 hari
Aku merenungkan masalah-masalah seperti ini:

`Kebijaksanaan yang telah aku peroleh
Sangat begitu menakjubkan dan begitu agung
Tetapi semua umat begitu rendah kemampuannya
Terikat oleh nafsu dan terbutakan oleh ketidak tahuan
Golongan makhluk-makhluk seperti ini,
Bagaimana mereka dapat diselamatkan?'

Kemudian semua para raja Kebrahman
Dan Sang Sakra serta seluruh para dewa,
Keempat makhluk kedewaan yang menjaga dunia
Juga dewa Sang Maharaja Agung,
Dan seluruh makhluk-makhluk surga yang lain,
Beserta ratusan ribu laksa pengikut,
Dengan takzimnya menghormati dengan tangan terkatub,
Dengan memohonKu agar memutar Roda Dharma.

Kemudian Aku merenung dalam diriKu sendiri:
`Seandainya Aku hanya memuja kendaraan Budha saja,
Semua umat yang jatuh ke dalam kesengsaraan,
Tidak akan mampu mempercayai Hukum ini,
Dan dengan melanggar Hukum lewat ketidak percayaan,
Akan terjatuh ke dalam tiga jalan iblis,
Lebih baik Aku tidak mengkhotbahkan Hukum itu,
Tetapi masuk nirvana saja dengan segera.

Namun ketika aku ingat akan apa yang telah dilakukan oleh
Para Budha terdahulu dengan kekuasaan-kekuasaan mereka yang bijak,
Aku berpikir : Jalan yang telah aku capai
Harus Aku khotbahkan sebagai tiga kendaraan.
Sementara Aku sedang merenung demikian itu,
Seluruh Para Budha di alam semesta bermunculan
Dan dengan suara yang mulia, mereka menggembirakan Aku.

`Bagus sekali ! Wahai Sang Sakyamuni!
Pemimpin utama!
Setelah mencapai Hukum yang agung ini,
Engkau telah mengikuti semua Para Budha
Dalam mempergunakan kekuatan-kekuatan yang bijaksana.
Kamipun juga telah memperoleh

Hukum yang maha menakjubkan dan agung ini,
Tetapi demi beberapa golongan makhluk
Kami membagi dan mengkhotbahkannya dalam tiga kendaraan
Mereka yang berkebijaksanaan rendah yang menyukai hukum-hukum rendah,
Tidaklah percaya bahwa mereka dapat menjadi para Budha,
Oleh karenanya, dengan cara-cara yang arif,
Kami membagi dan mengkhotbahkan hasil-hasil yang wajar.


Bab III Perumpamaan

Inti dari bagian ini adalah sebuah perumpamaan mengenai sebuah rumah
yang terbakar.
Sang Budha mengajar Dharma dengan memberikan sebuah perumpamaan
sebagai berikut:

Adalah seorang kepala keluarga yang kaya raya, ia sudah tua renta,
tetapi hidup berkecukupan. Ia mempunyai banyak ladang, ruman, serta
pelayan. Rumahnya besar lagi luas, tetapi pintu keluarnya hanya
sebuah. Rumah itu dapat didiami bahkan hingga lima ratus orang. Rumah
itu benar-benar sudah tua, dinding-dinding dan penyangganya sudah
rapuh dan sangat berbahaya.

Sekonyong-konyong timbullah kebakaran pada tiap-tiap sisi rumah itu.
Anak-anak dari kepala keluarga tersebut masih di dalam rumah, dan dia
sangat terkejut. Anak-anaknya masih sibuk dengan permainannya masing-
masing dan tidak menyadari ataupun peduli dengan kebakaran itu.
Kepala keluarga tersebut menegur dan memerintahkan anak-anaknya
dengan kata-kata lembut agar segera keluar dari rumah tersebut,
tetapi anak-anaknya masih terpikat oleh permainan masing-masing dan
segan untuk keluar, sedangkan api masih terus menyala.

Akhirnya kepala keluarga tersebut menemukan cara jitu untuk membujuk
anak-anaknya agar mau keluar meninggalkan rumah celaka tersebut, dia
berkata bahwa di luar ada barang mainan yang bagus seperti kereta
domba, rusa, dan lembu, untuk mereka pakai bermain-main. Mendengar
hal itu mereka langsung berebut untuk keluar dari rumah itu. Dan
setelah saling dorong mendorong dengan susah payah mereka berhasil
keluar.

Setibanya di luar hatinya merasa senang karena anak-anaknya sudah
berhasil selamat semua. Kemudian si anak masing-masing menagih barang
mainan yang dijanjikan si ayah.

Ternyata kepala keluarga itu malah memberikan kereta sebenarnya yang
jauh lebih berharga, dihiasi dengan batu-batu permata kepada masing-
masing anaknya.

Selanjutnya Sang Budha menjelaskan makna dari perumpamaan ini kepada
Yang Arya Sariputra.

Ayah atau kepala keluarga yang baik itu melambangkan Sang Budha.
Beliau lahir di dunia yang penuh penderitaan ini, yang mana
disimbolkan dengan rumah yang terbakar itu. Beliau melihat semua
makhluk itu terancam oleh nyala api kelahiran, umur tua, sakit,
cemas, dan macam-macam penderitaan yang lainnya. Anak-anak itu adalah
semua makhluk tersebut, karena Sang Budha memandang semua makhluk
hidup tersebut sebagai anak-anakNya. Sang Budha lahir di dunia ini
untuk menyelamatkan segenap makhluk tersebut dari penderitaan. Sang
Budha yang mulia tersebut berpikir sebagai berikut, "Aku adalah ayah
dari segenap makhluk hidup dan haruslah Kurenggut mereka dari derita
serta memberikan mereka berkah daripada kebijaksanaan Budha yang
kekal dan tanpa batas......"

Makhluk-makhluk hidup tersebut tidak menyadari bahaya yang mengancam
mereka dan terhanyut dalam kebahagiaan dan kesenangan duniawi. Mereka
tidak terdorong untuk mencari pembebasan. Meskipun akan mendapat
penderitaan besar, mereka tidak menjadi cemas karenanya.
Sang ayah tersebut kemudian menjanjikan kepada anak-anaknya ketiga
kereta seperti: kereta domba, rusa dan lembu. Demikian juga Sang
Budha juga menguraikan Dharma dalam tiga macam kereta : Kereta
Sravaka (murid), kereta Pratyekabudha, dan kereta Bodhisattva.
Bagi yang berkeinginan untuk segera bebas dari penderitaan dan
mencapai Nirvana bagi dirinya sendiri, maka ia menggunakan kereta
Sravaka, sebagaimana, anak-anak dari orang kaya tersebut yang
menghendaki kereta domba.

Kemudian ada lagi yang menghendaki untuk mendapatkan kebijaksanaan
seorang diri, menikmati keseimbangan kebaikan-kebaikannya pribadi
serta mahir dalam perkara sebab-musabab hukum, mereka menggunakan
kereta yang disebut kereta Pratyekabudha, sebagaimana anak-anak yang
menghendaki kereta rusa.

Sedangkan bagi mereka yang menaruh belas kasihan kepada makhluk-
makhluk lainnya, meringankan penderitaan mereka, menyelamatkan
segenap makhluk, jadi bukan hanya pembebasan pribadi mereka saja,
mereka menggunakan kendaraan yang disebut kendaraan Bodhisattva,
sebagaimana anak-anak yang menginginkan kereta lembu.

Namun pada akhirnya Sang Budha memberikan hanya satu kendaraan Budha
yang lebih berharga yang menghasilkan Penerangan Sempurna yang sama
denganNya. Kendaraan yang lebih berharga itu adalah Mahayana,
sehingga tidak hanya menghasilkan nirwana pribadi melainkan juga
Nirwana yang bersama-sama Sang Tathagata.

Pada bagian ini Sang Budha juga menjelaskan bahwa kelak Yang Arya
Sariputra akan menjadi Budha dengan nama Padmaprabha, dimana dunianya
akan disebut Viraga murni tanpa noda.

Selanjutnya Sang Budha menjelaskan akibat-akibat dari menghina ajaran
Sang Budha, yang beberapa kutipannya adalah sebagai berikut:

"Dengarkanlah akibat ngeri bila seseorang menghina kecakapanKu dan
Ajaran-ajaran Budha yang telah ditetapkan di dunia, bila seseorang
dengan kepala batu menghina Kendaraan.

"Dengarkanlah nasib mereka yang telah menghina Sutra seperti ini,
baik selama hidupKu maupun setelah Kucapai Nirwana, ataupun mereka
yang telah menghina para bhiksu

"Setelah musnah dari lingkungan manusia, mereka akan berdiam dalam
neraka yang paling dalam (avici) selama satu kalpa penuh dan kemudian
mereka akan jatuh makin dalam, orang-orang bodoh itu akan melewati
kelahiran berulang ulang selama banyak kalpa."

"Dalam keadaan demikian mereka menjadi berwarna hitam berbisul-bisul,
diliputi penyakit, gatal-gatal, lebih lanjut tak berambut dan lemat,
mereka semua yang menentang PeneranganKu yang unggul ini."

"Miskin, harus melakukan pekerjaan kasar, selalu menjadi budak orang
lain, lemah dan menjadi korban bermacam-macam penyakit, mereka di
dunia tanpa ada yang melindungi."

"Orang yang kebetulan menjadi majikannya, tak bersedia memberi upah
banyak, dan apa yang diberikan cepat-cepat habis. Itulah hasilnya
orang berdosa."

"Neraka adalah tempat kediamannya, tempat sial lingkungannya, ia
selalu hidup di antara keledai, babi, serigala, dan anjing."


........
[/spoiler]
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: adi lim on 23 August 2009, 07:29:08 AM
Memang hebat, Pengarang Saddharma Pundarika Sutra ?

Jadi silahkan para pembaca memberikan penilaian sendiri melalui Bathin masing-masing
Dapatkah sutra ini di jadikan pedoman !

IMO, Nehi !

_/\_




Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: indera_9 on 23 August 2009, 08:40:28 AM
Quote from: marcedes on 22 August 2009, 05:58:17 PM
5 kamma terburuk yang menyebabkan seseorang terlahir dialam AVICI....

1. membunuh ayah
2.membunuh ibu
3.melukai Sammasambuddha.
4.membunuh arahat.
5.memecah belah sangha.

6. menghina sutra/sutta


QuoteDengarkanlah nasib mereka yang telah menghina Sutta seperti ini, baik selama hidup-Ku maupun setelah Ku-capai Nirwana, ataupun mereka yang telah menghina para Bhiksu.

Setelah musna dari lingkungan manusia, mereka akan berdiam dalam neraka yang paling dalam (Avici) selama satu kalpa penuh dan kemudian mereka akan jatuh makin dalam, orang-orang bodoh itu akan melewati kelahiran berulang-ulang selama banyak kalpa.

Dan setelah mereka musnah dari lingkungan penghuni neraka, mereka selanjutnya akan turun dalam keadaan garang, sebagai anjing atau serigala dan menjadi sasaran permainan bagi orang lain.

Dalam keadaan demikian mereka menjadi berwarna hitam, berbisul-bisul, diliputi penyakit, gatal-gatal, lebih lanjut tak berambut dan lemah, mereka semua yang menentang Penerangan-Ku Yang Unggul ini.

Mereka selalu dipandang hina dilingkungan binatang, dilempar-lempari gumpalan tanah atau kena senjata, mereka menjerit-jerit, dimana-mana diperlakukan dengan tongkat dan badannya menjadi kurus karena lapar dan haus.

Kadang-kadang mereka menjelma onta atau keledai pengangkut beban, selalu dipukul dengan cambuk dan tongkat, mereka selalu memikirkan makan, demikianlah orang-orang bodoh yang selalu menghina Ajaran Buddha.

sungguh ironis, jadi semua yang agama Isla*, Kriste* , Hind* , Katoli*
yang menentang dan menghina ajaran buddha hidup nya seperti ini????  ampun dah..  ^:)^ ^:)^ ^:)^



Wah, kok Buddhisme sekarang sudah mirip dengan agama tetangga ya ... Sungguh memprihatinkan ...

Buddhisme justru adalah ajaran yang universal, yang menuntut penganutnya jangan menjadi seorang yang "blind faith".

Justru dalam Brahmajala Sutta (DN), Sang Buddha mengatakan janganlah kita tersinggung, marah, atau benci terhadap siapapun yang menghina / melecehkan / menghujat ajaran Beliau ...

SUNGGUH MEMPRIHATINKAN ...
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: marcedes on 23 August 2009, 02:13:50 PM
jadi apakah sutra ini sama seperti sutra bakti orang tua yang isi nya heboh tapi ternyata palsu...?

Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: wen_kiwi on 23 August 2009, 05:15:31 PM
ada yg kek gitu yah? well.. g bpegang ama dhammapada aj ^^ lbh logis menurut gw.. yg itu keknya serem bgt dah.. hahaha.. rada btentangan ama dhamma..
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: indera_9 on 23 August 2009, 05:17:16 PM
Quote from: marcedes on 23 August 2009, 02:13:50 PM
jadi apakah sutra ini sama seperti sutra bakti orang tua yang isi nya heboh tapi ternyata palsu...?



Isi suttanya seperti apa bro mercy ??
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: kullatiro on 23 August 2009, 06:14:55 PM
garuka kamma yah cuma 5 saja itu, kalo menghina sutta wa rasa ada kamma nya tapi tidak termasuk garukka kamma yang 5 macam itu rasanya.
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: tesla on 23 August 2009, 08:45:50 PM
ehipassiko
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Jerry on 23 August 2009, 08:47:17 PM
bukan garuka kamma tp sangat sangat tidak disarankan utk menghina siapapun apalagi seorang suciwan/wati. ;)
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Indra on 23 August 2009, 09:44:02 PM
Quote from: tesla on 23 August 2009, 08:45:50 PM
ehipassiko

maksudnya?
ayo bunuh ibu sendiri, buktikan bener gak masuk avici, begitu kah?
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Nevada on 23 August 2009, 10:17:00 PM
Quote from: Indra on 23 August 2009, 09:44:02 PM
Quote from: tesla on 23 August 2009, 08:45:50 PM
ehipassiko

maksudnya?
ayo bunuh ibu sendiri, buktikan bener gak masuk avici, begitu kah?

Ayo hina ajaran ini. Buktikan benar gak masuk avici. Mungkin bisa juga begitu...
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Adhitthana on 23 August 2009, 10:26:30 PM
"Jika siapa pun yang mengkritik Aku (Tathāgata), Dhamma, atau Sangha, engkau tidak seharusnya menjadi marah, benci atau bingung karenanya. Karena jika engkau menjadi demikian, hal itu akan mengganggumu, dan engkau tidak akan dapat mengetahui apakah mereka berkata benar atau salah. Maukah engkau menjadi seperti itu?"

"Tidak, Bhante."

"Jadi, jika orang-orang lain mengkritik Aku, Dhamma, atau Sangha, dengan mudah engkau dapat menjelaskan apa saja yang tidak tepat dengan mengatakan, 'itu tidak tepat, itu tidak benar, itu bukan cara kami, kami tidak berbuat itu.' Tetapi juga, jika orang-orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha, engkau tidak seharusnya menjadi gembira, senang atau angkuh karenanya. Karena jika engkau menjadi demikian, hal itu akan mengganggumu. Jadi jika orang-orang memuji-Ku, Dhamma atau Sangha, dengan mudah engkau dapat menjelaskan apa saja yang benar dengan mengatakan, 'Itu tepat, itu benar, itulah cara kami, itulah yang kami perbuat.'" [Dīgha Nikāya I : 3]

[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fphotos-g.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc1%2Fhs122.snc1%2F5260_1129305311014_1178643001_30353998_1369471_n.jpg&hash=913fd60333fff6cde3ea750ff21e34a64c839caf)[/spoiler]
Kerenn nieee ada tulisan Dhammacitta  :D

Sumber Facebook : Hindharta Wirawan    _/\_
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: tesla on 24 August 2009, 06:01:04 AM
Quote from: Indra on 23 August 2009, 09:44:02 PM
Quote from: tesla on 23 August 2009, 08:45:50 PM
ehipassiko

maksudnya?
ayo bunuh ibu sendiri, buktikan bener gak masuk avici, begitu kah?

ini referensi Ehipassiko bro Indra:
"Karena itu, warga suku Kalama, itulah yang Kumaksud dengan mengatakan, 'Janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu; atau oleh karena sesuatu yang merupakan tradisi; atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang dikatakan di dalam kitab-kitab suci (termasuk kitab suci agama Buddha sendiri); juga apa yang katanya sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya merupakan hasil dari suatu penelitian; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang terlihat cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.'
Tetapi, warga suku Kalama, kalau setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan,' maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."



Kemudian mengenai cara menyelidiki & mengetahui, tidak selalu harus dicoba. misalnya: seseorang tidak perlu memotong tangannya utk mengetahui itu sakit. tidak perlu memotong kepalanya utk tau itu bisa menyebabkan kematiannya, tidak perlu mencoba narkoba utk tau itu menyebabkan ketergantungan.

Ehipassiko adalah anjuran utk menyelidiki bukan utk mencoba.
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Sumedho on 24 August 2009, 08:04:56 AM
 [at] Virya:

cek disini http://dhammacitta.org/perpustakaan/gambar/wallpaper/rupam-dan-matahari-terbenam (http://dhammacitta.org/perpustakaan/gambar/wallpaper/rupam-dan-matahari-terbenam)
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: ryu on 24 August 2009, 08:32:42 AM
Quote from: marcedes on 22 August 2009, 05:58:17 PM
5 kamma terburuk yang menyebabkan seseorang terlahir dialam AVICI....

1. membunuh ayah
2.membunuh ibu
3.melukai Sammasambuddha.
4.membunuh arahat.
5.memecah belah sangha.

6. menghina sutra/sutta


QuoteDengarkanlah nasib mereka yang telah menghina Sutta seperti ini, baik selama hidup-Ku maupun setelah Ku-capai Nirwana, ataupun mereka yang telah menghina para Bhiksu.

Setelah musna dari lingkungan manusia, mereka akan berdiam dalam neraka yang paling dalam (Avici) selama satu kalpa penuh dan kemudian mereka akan jatuh makin dalam, orang-orang bodoh itu akan melewati kelahiran berulang-ulang selama banyak kalpa.

Dan setelah mereka musnah dari lingkungan penghuni neraka, mereka selanjutnya akan turun dalam keadaan garang, sebagai anjing atau serigala dan menjadi sasaran permainan bagi orang lain.

Dalam keadaan demikian mereka menjadi berwarna hitam, berbisul-bisul, diliputi penyakit, gatal-gatal, lebih lanjut tak berambut dan lemah, mereka semua yang menentang Penerangan-Ku Yang Unggul ini.

Mereka selalu dipandang hina dilingkungan binatang, dilempar-lempari gumpalan tanah atau kena senjata, mereka menjerit-jerit, dimana-mana diperlakukan dengan tongkat dan badannya menjadi kurus karena lapar dan haus.

Kadang-kadang mereka menjelma onta atau keledai pengangkut beban, selalu dipukul dengan cambuk dan tongkat, mereka selalu memikirkan makan, demikianlah orang-orang bodoh yang selalu menghina Ajaran Buddha.

sungguh ironis, jadi semua yang agama Isla*, Kriste* , Hind* , Katoli*
yang menentang dan menghina ajaran buddha hidup nya seperti ini????  ampun dah..  ^:)^ ^:)^ ^:)^


asik khan, berarti bisa kasih sutra ini ke mereka biar bertobat dan menerima Buddha sebagai juru selamat ;D
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: purnama on 24 August 2009, 10:14:23 AM
Quote from: marcedes on 23 August 2009, 02:13:50 PM
jadi apakah sutra ini sama seperti sutra bakti orang tua yang isi nya heboh tapi ternyata palsu...?


Semua sutta dan sutra Buddhis tuh ngak ada yang asli, Semuanya tuh buatan murid - muridnya Buddha, Buddha sendiri ngak pernah menulis.
Quote from: adi lim on 23 August 2009, 07:29:08 AM
Memang hebat, Pengarang Saddharma Pundarika Sutra ?

Jadi silahkan para pembaca memberikan penilaian sendiri melalui Bathin masing-masing
Dapatkah sutra ini di jadikan pedoman !

IMO, Nehi !

_/\_





Pengarang Sandapurika Sutra tuh Sariputta sendiri.

Sutra ini ditujukan untuk satu emang betul supaya orang budhis itu tidak menghina suttra sendiri, aliasnya bersifat kurang ajar, Supaya mau menghormati semua ajaran sang Buddha, supaya tidak merasa dirinya hebat sendiri. Bukan ditunjukan orang yang tidak percaya betul, maksud nya Orang yang sudah belajar, sudah mendengar, tapi malah menghina, malah merasa sok jagoan duluan, Orang tersebut ada didalam suttra ini, supaya orang tersebut mau mampu menjaga ajaran Dhamma
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Indra on 24 August 2009, 10:19:58 AM
Quote from: purnama on 24 August 2009, 10:14:23 AM
Quote from: marcedes on 23 August 2009, 02:13:50 PM
jadi apakah sutra ini sama seperti sutra bakti orang tua yang isi nya heboh tapi ternyata palsu...?


Semua sutta dan sutra Buddhis tuh ngak ada yang asli, Semuanya tuh buatan murid - muridnya Buddha, Buddha sendiri ngak pernah menulis.
Quote from: adi lim on 23 August 2009, 07:29:08 AM
Memang hebat, Pengarang Saddharma Pundarika Sutra ?

Jadi silahkan para pembaca memberikan penilaian sendiri melalui Bathin masing-masing
Dapatkah sutra ini di jadikan pedoman !

IMO, Nehi !

_/\_





Pengarang Sandapurika Sutra tuh Sariputta sendiri.

Sutra ini ditujukan untuk satu emang betul supaya orang budhis itu tidak menghina suttra sendiri, aliasnya bersifat kurang ajar, Supaya mau menghormati semua ajaran sang Buddha, supaya tidak merasa dirinya hebat sendiri. Bukan ditunjukan orang yang tidak percaya betul, maksud nya Orang yang sudah belajar, sudah mendengar, tapi malah menghina, malah merasa sok jagoan duluan, Orang tersebut ada didalam suttra ini, supaya orang tersebut mau mampu menjaga ajaran Dhamma


Sah2 aja bro mengajak orang agar tidak menghina sutra, tapi apakah harus dengan ancaman? dan apakah ancaman ini benar?
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: purnama on 24 August 2009, 10:25:28 AM
Quote from: Indra on 24 August 2009, 10:19:58 AM
Quote from: purnama on 24 August 2009, 10:14:23 AM
Quote from: marcedes on 23 August 2009, 02:13:50 PM
jadi apakah sutra ini sama seperti sutra bakti orang tua yang isi nya heboh tapi ternyata palsu...?


Semua sutta dan sutra Buddhis tuh ngak ada yang asli, Semuanya tuh buatan murid - muridnya Buddha, Buddha sendiri ngak pernah menulis.
Quote from: adi lim on 23 August 2009, 07:29:08 AM
Memang hebat, Pengarang Saddharma Pundarika Sutra ?

Jadi silahkan para pembaca memberikan penilaian sendiri melalui Bathin masing-masing
Dapatkah sutra ini di jadikan pedoman !

IMO, Nehi !

_/\_





Pengarang Sandapurika Sutra tuh Sariputta sendiri.

Sutra ini ditujukan untuk satu emang betul supaya orang budhis itu tidak menghina suttra sendiri, aliasnya bersifat kurang ajar, Supaya mau menghormati semua ajaran sang Buddha, supaya tidak merasa dirinya hebat sendiri. Bukan ditunjukan orang yang tidak percaya betul, maksud nya Orang yang sudah belajar, sudah mendengar, tapi malah menghina, malah merasa sok jagoan duluan, Orang tersebut ada didalam suttra ini, supaya orang tersebut mau mampu menjaga ajaran Dhamma


Sah2 aja bro mengajak orang agar tidak menghina sutra, tapi apakah harus dengan ancaman? dan apakah ancaman ini benar?

itu bukan ancaman Bro indra itu merupakan bentuk kamma, kalo seseorang yang sudah mengikuti ajaran sang Buddha, yang sudah mendengar, yang sudah mempercayainya tapi melakukan perbuatan tercela, sebagai contoh ngak usah jauh - jauh Devata itu salah satunya, Suttra ini untuk menghindari adanya Devata berikutnya, maka sutra ini tercipta.
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: naviscope on 24 August 2009, 10:35:41 AM
Quote from: xuvie on 23 August 2009, 08:47:17 PM
bukan garuka kamma tp sangat sangat tidak disarankan utk menghina siapapun apalagi seorang suciwan/wati. ;)

^
se7 bro

walaupun bukan garuka karma
tapi menghina sutra ato sutta ajaran sang budha tidak dibenarkan
walau pun hukuman nya belum tahu benar ato tidak, yang jelas menghina sutra ato sutta itu perbuatan yang tidak baik (no good)...

dan agama buddha adalah agama yang penuh toleransi, bahkan jangankan agama tetangga, agama sendiri juga tidak boleh dihina loh :hammer:
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Nevada on 24 August 2009, 10:40:40 AM
Quote from: purnama on 24 August 2009, 10:25:28 AM
Quote from: Indra on 24 August 2009, 10:19:58 AM
Quote from: purnama on 24 August 2009, 10:14:23 AM
Quote from: marcedes on 23 August 2009, 02:13:50 PM
jadi apakah sutra ini sama seperti sutra bakti orang tua yang isi nya heboh tapi ternyata palsu...?


Semua sutta dan sutra Buddhis tuh ngak ada yang asli, Semuanya tuh buatan murid - muridnya Buddha, Buddha sendiri ngak pernah menulis.
Quote from: adi lim on 23 August 2009, 07:29:08 AM
Memang hebat, Pengarang Saddharma Pundarika Sutra ?

Jadi silahkan para pembaca memberikan penilaian sendiri melalui Bathin masing-masing
Dapatkah sutra ini di jadikan pedoman !

IMO, Nehi !

_/\_





Pengarang Sandapurika Sutra tuh Sariputta sendiri.

Sutra ini ditujukan untuk satu emang betul supaya orang budhis itu tidak menghina suttra sendiri, aliasnya bersifat kurang ajar, Supaya mau menghormati semua ajaran sang Buddha, supaya tidak merasa dirinya hebat sendiri. Bukan ditunjukan orang yang tidak percaya betul, maksud nya Orang yang sudah belajar, sudah mendengar, tapi malah menghina, malah merasa sok jagoan duluan, Orang tersebut ada didalam suttra ini, supaya orang tersebut mau mampu menjaga ajaran Dhamma


Sah2 aja bro mengajak orang agar tidak menghina sutra, tapi apakah harus dengan ancaman? dan apakah ancaman ini benar?

itu bukan ancaman Bro indra itu merupakan bentuk kamma, kalo seseorang yang sudah mengikuti ajaran sang Buddha, yang sudah mendengar, yang sudah mempercayainya tapi melakukan perbuatan tercela, sebagai contoh ngak usah jauh - jauh Devata itu salah satunya, Suttra ini untuk menghindari adanya Devata berikutnya, maka sutra ini tercipta.

Devadatta masuk Neraka Avici karena memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha. Bukan karena menghina Ajaran Sang Buddha.

Dan kalau memang ingin ditekankan agar tidak ada pemberontak / Devadatta berikutnya, alangkah lebih efektif dan efisien apabila dengan memberlakukan vinaya (peraturan) untuk "tidak boleh menghina Ajaran Sang Buddha". Itu pun kalau Aliran Mahayana memang merasa perlu membuat ketetapan baru seperti itu. Daripada membuat Sutra yang panjang seperti itu...
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: purnama on 24 August 2009, 10:50:27 AM
Quote from: upasaka on 24 August 2009, 10:40:40 AM
Quote from: purnama on 24 August 2009, 10:25:28 AM
Quote from: Indra on 24 August 2009, 10:19:58 AM
Quote from: purnama on 24 August 2009, 10:14:23 AM
Quote from: marcedes on 23 August 2009, 02:13:50 PM
jadi apakah sutra ini sama seperti sutra bakti orang tua yang isi nya heboh tapi ternyata palsu...?


Semua sutta dan sutra Buddhis tuh ngak ada yang asli, Semuanya tuh buatan murid - muridnya Buddha, Buddha sendiri ngak pernah menulis.
Quote from: adi lim on 23 August 2009, 07:29:08 AM
Memang hebat, Pengarang Saddharma Pundarika Sutra ?

Jadi silahkan para pembaca memberikan penilaian sendiri melalui Bathin masing-masing
Dapatkah sutra ini di jadikan pedoman !

IMO, Nehi !

_/\_





Pengarang Sandapurika Sutra tuh Sariputta sendiri.

Sutra ini ditujukan untuk satu emang betul supaya orang budhis itu tidak menghina suttra sendiri, aliasnya bersifat kurang ajar, Supaya mau menghormati semua ajaran sang Buddha, supaya tidak merasa dirinya hebat sendiri. Bukan ditunjukan orang yang tidak percaya betul, maksud nya Orang yang sudah belajar, sudah mendengar, tapi malah menghina, malah merasa sok jagoan duluan, Orang tersebut ada didalam suttra ini, supaya orang tersebut mau mampu menjaga ajaran Dhamma


Sah2 aja bro mengajak orang agar tidak menghina sutra, tapi apakah harus dengan ancaman? dan apakah ancaman ini benar?

itu bukan ancaman Bro indra itu merupakan bentuk kamma, kalo seseorang yang sudah mengikuti ajaran sang Buddha, yang sudah mendengar, yang sudah mempercayainya tapi melakukan perbuatan tercela, sebagai contoh ngak usah jauh - jauh Devata itu salah satunya, Suttra ini untuk menghindari adanya Devata berikutnya, maka sutra ini tercipta.

Devadatta masuk Neraka Avici karena memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha. Bukan karena menghina Ajaran Sang Buddha.

Dan kalau memang ingin ditekankan agar tidak ada pemberontak / Devadatta berikutnya, alangkah lebih efektif dan efisien apabila dengan memberlakukan vinaya (peraturan) untuk "tidak boleh menghina Ajaran Sang Buddha". Itu pun kalau Aliran Mahayana memang merasa perlu membuat ketetapan baru seperti itu. Daripada membuat Sutra yang panjang seperti itu...

Vinaya Mahayana sebenarnya juga ada, itu Sutra dibuat ada harus membuat manusia takut akan karma yang setelah kehidupan meninggal, Tak hanya budhism, agama lain juga ada bro upasaka, memang kadang harus membuat suatu peraturan atau hukum bahwa kehidupan setelah kematian pun ada hukuman, sehingga si pelaku takut akan perbuatanya sendiri, tujuannya kearah moralitas sebenarnya, hingga dia kalo berbuat seperti itu berpikir 2-3 kali dulu impactnya.

Kalo diliat story aslinya Devata tuh pernah menghina ajaran sang Buddha bro Upasaka, contohnya dia pernah mengatakan ke muridnya " pengetauannya jauh lebih hebat dari sang Buddha".
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Nevada on 24 August 2009, 11:04:19 AM
Quote from: PurnamaVinaya Mahayana sebenarnya juga ada, itu Sutra dibuat ada harus membuat manusia takut akan karma yang setelah kehidupan meninggal, Tak hanya budhism, agama lain juga ada bro upasaka, memang kadang harus membuat suatu peraturan atau hukum bahwa kehidupan setelah kematian pun ada hukuman, sehingga si pelaku takut akan perbuatanya sendiri, tujuannya kearah moralitas sebenarnya, hingga dia kalo berbuat seperti itu berpikir 2-3 kali dulu impactnya.

Kalo diliat story aslinya Devata tuh pernah menghina ajaran sang Buddha bro Upasaka, contohnya dia pernah mengatakan ke muridnya " pengetauannya jauh lebih hebat dari sang Buddha".

Pengetahuan saya akan Aliran Mahayana masih minim. Bisakah Bro Purnama menyertakan referensi vinaya di Mahayana, di mana dinyatakan untuk tidak boleh menghina Ajaran?

Setahu saya, selama ini Sang Buddha tidak pernah menakut-nakuti ataupun mengancam. Beliau selalu mengajarkan suatu hal dari sudut pandang orang yang diajar. Sang Buddha selalu menanamkan pemahaman dan pengertian benar kepada murid-Nya. Sehingga, semua murid-Nya yang bijak akan selalu bisa mengendalikan perbuatan. Bukan karena takut akan ancaman, tapi cenderung pada pengertian benar: "apakah hal ini bermanfaat atau tidak".


Devadatta memang tidak menghormati Sang Buddha. Tapi tindakannya yang memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha itu yang berimbas pada tumimbal lahir ke Neraka Avici.

Kalau cuma menghina Ajaran Sang Buddha, saya pikir hampir di setiap rumah di Jakarta ini ada yang melakukannya. Terus, pada waktu Sang Buddha kembali ke Kapilavathhu, banyak orang Sakya yang menghina Beliau. Selama masa pembabaran Dhamma, juga banyak yang menghina Sang Buddha dengan sebutan "petapa gundul". Apa semuanya itu masuk Neraka Avici?

Jadi kembali ke poin awal... Apakah isi Sutra ini memang benar? Atau hanya sekadar ancaman agar tidak ada yang berani menghina Ajaran?
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: marcedes on 24 August 2009, 12:52:39 PM
Quote from: upasaka on 24 August 2009, 11:04:19 AM
Quote from: PurnamaVinaya Mahayana sebenarnya juga ada, itu Sutra dibuat ada harus membuat manusia takut akan karma yang setelah kehidupan meninggal, Tak hanya budhism, agama lain juga ada bro upasaka, memang kadang harus membuat suatu peraturan atau hukum bahwa kehidupan setelah kematian pun ada hukuman, sehingga si pelaku takut akan perbuatanya sendiri, tujuannya kearah moralitas sebenarnya, hingga dia kalo berbuat seperti itu berpikir 2-3 kali dulu impactnya.

Kalo diliat story aslinya Devata tuh pernah menghina ajaran sang Buddha bro Upasaka, contohnya dia pernah mengatakan ke muridnya " pengetauannya jauh lebih hebat dari sang Buddha".

Pengetahuan saya akan Aliran Mahayana masih minim. Bisakah Bro Purnama menyertakan referensi vinaya di Mahayana, di mana dinyatakan untuk tidak boleh menghina Ajaran?

Setahu saya, selama ini Sang Buddha tidak pernah menakut-nakuti ataupun mengancam. Beliau selalu mengajarkan suatu hal dari sudut pandang orang yang diajar. Sang Buddha selalu menanamkan pemahaman dan pengertian benar kepada murid-Nya. Sehingga, semua murid-Nya yang bijak akan selalu bisa mengendalikan perbuatan. Bukan karena takut akan ancaman, tapi cenderung pada pengertian benar: "apakah hal ini bermanfaat atau tidak".


Devadatta memang tidak menghormati Sang Buddha. Tapi tindakannya yang memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha itu yang berimbas pada tumimbal lahir ke Neraka Avici.

Kalau cuma menghina Ajaran Sang Buddha, saya pikir hampir di setiap rumah di Jakarta ini ada yang melakukannya. Terus, pada waktu Sang Buddha kembali ke Kapilavathhu, banyak orang Sakya yang menghina Beliau. Selama masa pembabaran Dhamma, juga banyak yang menghina Sang Buddha dengan sebutan "petapa gundul". Apa semuanya itu masuk Neraka Avici?

Jadi kembali ke poin awal... Apakah isi Sutra ini memang benar? Atau hanya sekadar ancaman agar tidak ada yang berani menghina Ajaran?
harus nya ketika Bodhisatva menjadi pertapa jotipala dengan menghina Buddha Kassapa,
masuk neraka Avici...tapi kok tidak ya?
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Xcript on 24 August 2009, 12:57:59 PM
Hmm... selama membaca sutta2 yang saya pelajari...
tidak pernah saya dapati kata-kata guru Buddha yang
sedemikian sadisnya... seperti agama tetangga dan
menurutku sutta2 itu tidak valid, muncul di abad2
belakangan.
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: purnama on 24 August 2009, 01:04:20 PM
Quote from: upasaka on 24 August 2009, 11:04:19 AM
Quote from: PurnamaVinaya Mahayana sebenarnya juga ada, itu Sutra dibuat ada harus membuat manusia takut akan karma yang setelah kehidupan meninggal, Tak hanya budhism, agama lain juga ada bro upasaka, memang kadang harus membuat suatu peraturan atau hukum bahwa kehidupan setelah kematian pun ada hukuman, sehingga si pelaku takut akan perbuatanya sendiri, tujuannya kearah moralitas sebenarnya, hingga dia kalo berbuat seperti itu berpikir 2-3 kali dulu impactnya.

Kalo diliat story aslinya Devata tuh pernah menghina ajaran sang Buddha bro Upasaka, contohnya dia pernah mengatakan ke muridnya " pengetauannya jauh lebih hebat dari sang Buddha".

Pengetahuan saya akan Aliran Mahayana masih minim. Bisakah Bro Purnama menyertakan referensi vinaya di Mahayana, di mana dinyatakan untuk tidak boleh menghina Ajaran?

Setahu saya, selama ini Sang Buddha tidak pernah menakut-nakuti ataupun mengancam. Beliau selalu mengajarkan suatu hal dari sudut pandang orang yang diajar. Sang Buddha selalu menanamkan pemahaman dan pengertian benar kepada murid-Nya. Sehingga, semua murid-Nya yang bijak akan selalu bisa mengendalikan perbuatan. Bukan karena takut akan ancaman, tapi cenderung pada pengertian benar: "apakah hal ini bermanfaat atau tidak".


Devadatta memang tidak menghormati Sang Buddha. Tapi tindakannya yang memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha itu yang berimbas pada tumimbal lahir ke Neraka Avici.

Kalau cuma menghina Ajaran Sang Buddha, saya pikir hampir di setiap rumah di Jakarta ini ada yang melakukannya. Terus, pada waktu Sang Buddha kembali ke Kapilavathhu, banyak orang Sakya yang menghina Beliau. Selama masa pembabaran Dhamma, juga banyak yang menghina Sang Buddha dengan sebutan "petapa gundul". Apa semuanya itu masuk Neraka Avici?

Jadi kembali ke poin awal... Apakah isi Sutra ini memang benar? Atau hanya sekadar ancaman agar tidak ada yang berani menghina Ajaran?

Jawaban no 1. Vinaya tersebut ditunjukan untuk sangha sebenarnya tujuanya untuk tidak mengajarkan Dhama melenceng

2.Vinaya itu belum cukup Bro upasaka untuk mengatur kontrol sosial umat maupun sangha ada suatu bentuk peraturan yang dapat membuat diri kita berfikir lebih panjang, tak hanya Mahayana tapi juga Teravada. Contoh mudah buat apa buat menerangkan neraka avici, kepada umat, dan jenis jenis lapisan neraka Avici, tujuannya satu, Menjelaskan bahwa ada hukuman bagi orang orang yang melakukan pelanggran bila di dunia tidak dapat dihukum maka di akhirat kematian ada hukuman, ini tujuannya agar supaya tidak melanggar hukum.

3. Setahu saya, selama ini Sang Buddha tidak pernah menakut-nakuti ataupun mengancam. Beliau selalu mengajarkan suatu hal dari sudut pandang orang yang diajar. Sang Buddha selalu menanamkan pemahaman dan pengertian benar kepada murid-Nya. Sehingga, semua murid-Nya yang bijak akan selalu bisa mengendalikan perbuatan. Bukan karena takut akan ancaman, tapi cenderung pada pengertian benar: "apakah hal ini bermanfaat atau tidak".
===> point ini betul saya setuju, bukan menakuti sutra ini ngak ada tujuan menakuti tapi mengingatkan bahwa hukum kamma itu selalu ada.

4. Devadatta memang tidak menghormati Sang Buddha. Tapi tindakannya yang memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha itu yang berimbas pada tumimbal lahir ke Neraka Avici. ==> nah ini jawaban  anda untuk pertanyaan "Jadi kembali ke poin awal... Apakah isi Sutra ini memang benar? Atau hanya sekadar ancaman agar tidak ada yang berani menghina Ajaran?".
Ujung - ujungnya apa sama dengan isi dalam sutra ini bukan point yang sama yaitu adanya neraka avici dan hukum kamma bagi siapa yang melakukan pelangaran.

Kalau cuma menghina Ajaran Sang Buddha, saya pikir hampir di setiap rumah di Jakarta ini ada yang melakukannya. Terus, pada waktu Sang Buddha kembali ke Kapilavathhu, banyak orang Sakya yang menghina Beliau. Selama masa pembabaran Dhamma, juga banyak yang menghina Sang Buddha dengan sebutan "petapa gundul". Apa semuanya itu masuk Neraka Avici?
===> Dimaksud menghina bukan seperti menghina " Bhante gundul" juga bisa masuk neraka, ngak juga, belum tentu, tapi dimaksud menghina seperti contoh Ngak usah jauh jauh ada sanggha menjual Surga sokhavati dan surga lain lainnya dengan mengatakan bahwa dengan uang anda bisa masuk surga yang anda mau tuju, seperti itu menghina dimaksud itu membawa nama dhama demi kepentingan sendiri itu termasuk penghinaan.
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: purnama on 24 August 2009, 01:35:42 PM
Quote from: Xcript on 24 August 2009, 12:57:59 PM
Hmm... selama membaca sutta2 yang saya pelajari...
tidak pernah saya dapati kata-kata guru Buddha yang
sedemikian sadisnya... seperti agama tetangga dan
menurutku sutta2 itu tidak valid, muncul di abad2
belakangan.

Saya mau tanya kepada bro Xcript,
Buddha kita mengajarkan tentang neraka avici dan berbagai macam lapisan hukuman yang ada di neraka avici dan jenis apa kesalahan mahluk tersebut lakukan, termasuk sadis dong ajaran sang Buddha.
Saya mau tanya Ajaran tentang neraka avici termasuk sadis ngak ?
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: ryu on 24 August 2009, 09:37:57 PM
saya merasa itu bukan ucapan dari Buddha (Bpk. Hudoyo mode=on)
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Adhitthana on 24 August 2009, 10:22:31 PM
Quote from: Sumedho on 24 August 2009, 08:04:56 AM
[at] Virya:

cek disini http://dhammacitta.org/perpustakaan/gambar/wallpaper/rupam-dan-matahari-terbenam (http://dhammacitta.org/perpustakaan/gambar/wallpaper/rupam-dan-matahari-terbenam)
Keren n berseni  :jempol:
Napa gak dijadiin trade mark Dhammacitta? ..... kyk semacam Logo/simbol

[at] purnama
Neraka Avicci bukan suatu Ajaran kaleeee ..... tapi suatu keadaan
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: purnama on 25 August 2009, 11:02:03 AM
^
^
^

wa juga tau. bisa tau neraka avici dari mana dari sebuah ajaran bukan baru tau keadaannya.
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Elin on 29 September 2009, 11:18:02 AM
IMO, menghina sutta = menghina Buddha

CMIIW :)
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: williamhalim on 29 September 2009, 12:11:18 PM
Quote

Selama masa pembabaran Dhamma, juga banyak yang menghina Sang Buddha dengan sebutan "petapa gundul". Apa semuanya itu masuk Neraka Avici?


Sebenarnya Sang Buddha gundul apa nggak sih?

::

Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: kamala on 29 September 2009, 12:21:05 PM
Quote from: marcedes on 22 August 2009, 11:58:01 PM
Quote from: yanfei on 22 August 2009, 07:18:43 PM
kata agama tetangga aja, yg firman2nya nakutin manusia

gw gak yakin ada sutra itu

sutra ini dimana Buddha Gotama berkata pada Sariputta bahwa nanti Sariputta akan menjadi Sammasambuddha..

Namo Aupamyaparivartah Arya SriSaddharmapundarika Suttram...

seorang Arahat tidak akan dilahirkan kembali dan
untuk menjadi seorang Sammasambuddha harus dilahirkan ke alam manusia jadi ..........????????
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: johan3000 on 29 September 2009, 01:03:29 PM
Quote from: ryu on 24 August 2009, 09:37:57 PM
saya merasa itu bukan ucapan dari Buddha (Bpk. Hudoyo mode=on)

setiap orang berhak MERASA bro..........
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: hardymika on 29 September 2009, 03:08:28 PM
disini kok banyak yang skeptis ya? Buddha dibilang sadis dan lain sebagainya?
Jika sutta ini memang benar adanya,... wahhhhh... banyak yg bakal masuk neraka nih.. haha

becanda aja larrrr.

hal hal yg begini ini sudah diluar kemampuan manusia biasa untuk membuktikannya.
siapa disini yg bisa melihat kehidupan masa lalu seseorang yg pernah menghina ajaran Buddha dan sekarang sedang berada di neraka avici?
sepertinya sih nggak ada ya...

jadi prinsip ehipassiko yg saya tangkap adalah membuktikannya dengan kemampuan nalar sendiri yg ada saat ini tanpa melakukan eksperimen berbahaya seperti membunuh orang tua ataupun mungkin -> menghina sutta...

karena untuk hal yg seperti ini masih belum saatnya kita memiliki kemampuan untuk membuktikannya, lebih baik kita menggunakan nalar dan kemampuan kita untuk membuktikan kebenaran dhamma yang masih dalam jangkauan kita sekarang ini. saya percaya kalau kita belajar dari dasar, perlahan lahan juga kita akan menapaki pengetahuan yg lebih tinggi, asalkan kita bisa terus konsisten dan waspada.

CMIIW... :)
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: markosprawira on 29 September 2009, 04:43:54 PM
Quote from: marcedes on 22 August 2009, 05:58:17 PM
5 kamma terburuk yang menyebabkan seseorang terlahir dialam AVICI....

1. membunuh ayah
2.membunuh ibu
3.melukai Sammasambuddha.
4.membunuh arahat.
5.memecah belah sangha.

6. menghina sutra/sutta


QuoteDengarkanlah nasib mereka yang telah menghina Sutta seperti ini, baik selama hidup-Ku maupun setelah Ku-capai Nirwana, ataupun mereka yang telah menghina para Bhiksu.

Setelah musna dari lingkungan manusia, mereka akan berdiam dalam neraka yang paling dalam (Avici) selama satu kalpa penuh dan kemudian mereka akan jatuh makin dalam, orang-orang bodoh itu akan melewati kelahiran berulang-ulang selama banyak kalpa.

Dan setelah mereka musnah dari lingkungan penghuni neraka, mereka selanjutnya akan turun dalam keadaan garang, sebagai anjing atau serigala dan menjadi sasaran permainan bagi orang lain.

Dalam keadaan demikian mereka menjadi berwarna hitam, berbisul-bisul, diliputi penyakit, gatal-gatal, lebih lanjut tak berambut dan lemah, mereka semua yang menentang Penerangan-Ku Yang Unggul ini.

Mereka selalu dipandang hina dilingkungan binatang, dilempar-lempari gumpalan tanah atau kena senjata, mereka menjerit-jerit, dimana-mana diperlakukan dengan tongkat dan badannya menjadi kurus karena lapar dan haus.

Kadang-kadang mereka menjelma onta atau keledai pengangkut beban, selalu dipukul dengan cambuk dan tongkat, mereka selalu memikirkan makan, demikianlah orang-orang bodoh yang selalu menghina Ajaran Buddha.

sungguh ironis, jadi semua yang agama Isla*, Kriste* , Hind* , Katoli*
yang menentang dan menghina ajaran buddha hidup nya seperti ini????  ampun dah..  ^:)^ ^:)^ ^:)^



sepertinya yg dimaksud adalah menghina dalam artian memegang pandangan salah/miccha ditthi secara terus menerus dan dilakukan utk periode yg lama

jika memang seperti itu maka itu sebenarnya bukan akusala garuka kamma melainkan akusala kamma biasa namun setelah meninggal, trend batinnya mendorong dia utk terlahir di mahatappana niraya (niraya di pinggir avici)
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Jerry on 29 September 2009, 05:05:48 PM
Quote from: williamhalim on 29 September 2009, 12:11:18 PM
Quote

Selama masa pembabaran Dhamma, juga banyak yang menghina Sang Buddha dengan sebutan "petapa gundul". Apa semuanya itu masuk Neraka Avici?


Sebenarnya Sang Buddha gundul apa nggak sih?

::
Kayanya sih gundul. Sama dg Buddha Kassapa yg diejek o/ Bodhisatta bakal Buddha Gotama sbg 'petapa gundul'. Hanya saja penggambaran belakangan yg lebih populer yg membuat Buddha berambut spt yg skrg.
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Indra on 29 September 2009, 06:38:08 PM
Quote from: xuvie on 29 September 2009, 05:05:48 PM
Quote from: williamhalim on 29 September 2009, 12:11:18 PM
Quote

Selama masa pembabaran Dhamma, juga banyak yang menghina Sang Buddha dengan sebutan "petapa gundul". Apa semuanya itu masuk Neraka Avici?


Sebenarnya Sang Buddha gundul apa nggak sih?

::
Kayanya sih gundul. Sama dg Buddha Kassapa yg diejek o/ Bodhisatta bakal Buddha Gotama sbg 'petapa gundul'. Hanya saja penggambaran belakangan yg lebih populer yg membuat Buddha berambut spt yg skrg.

Sang Bodhisatta memotong rambutnya pake pedang, setelah itu dikisahkan rambutnya gak tambah panjang lagi sampe parinibbana, berarti memang berambut, susah banget kan cukur habis pake pedang?
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Jerry on 29 September 2009, 08:39:12 PM
 [at]  Om Indro
Hak eksklusif kah utk tdk menggunduli rambut bagi seorang Samma Sambuddha? Gmn dg cerita beliau menyebut 'Petapa Gundul' thdp Buddha Kassapa dalam masa kehidupannya terdahulu sbg Bodhisatta? Ga mungkin Sang Buddha menyuruh pengikut utk menggunduli kepala bahkan para wanita, sementara beliau sendiri tdk menggunduli kepalanya.
Kalo soal style rambut kayanya sih krn dipengaruhi kebudayaan Hellenistik belakangan sehingga awalnya figur Sang Buddha rambutnya dibuat ikal spt orang Yunani, dan lama kelamaan akhirnya berevolusi menjadi spiral2 kecil. Plus pengaruh Sutta spt Mahapurisalakkhana menyebut ttg rambutnya yg spt bersorban akhirnya menjadikan spt yg skrg terlihat ini. Seharusnya kalo spt bersorban, mirip rambut Ahmad Albar atau Sai Baba gt dong. Atau biar lebih berstyle, kaya Giring Nidji. ;D
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Indra on 29 September 2009, 08:42:48 PM
konon cuma Buddha yg rambutnya gak numbuh lagi, kalo bhikkhu2 lain kan tetap tumbuh dan panjaaaang, jdi mesti dicukur, namanya juga Buddha, jangan terlalu dipikirin
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Jerry on 29 September 2009, 08:56:35 PM
Hehehe.. iya thanks Om.. ga terlalu mikirin koq. cm obrolan ringan. ;)

.....
He thought, "These locks of mine are not suited to a monk; but there is no one to cut the hair of a future Buddha. Therefore I will cut them off myself with my sword." And grasping a scimitar with his right hand, he seized his top-knot with his left hand, and cut it off, together with his jewelled turban. His hair thus became two finger-breadths in length, and curling to the right, lay close to his head. As long as he lived it remained of that length. (http://www.exoticindiaart.com/product/TH05/)

Seizing hold of his top-knot and diadem, he threw them into the air, saying: "If I am to become a Buddha, let them stay in the sky; but if not, let them fall to the ground."

The top-knot and the turban rose into the air for a distance of one league before Vasava (corresponding to the Indra), the chief of gods, perceiving them with his divine eyes, received them in an appropriate jewelled casket, and established them in heaven.

"His hair he cut, so sweet with many pleasant scents,
This Chief of men, and high impelled it towards the sky;
And there god Vasava, the god with a thousand eyes,
In golden casket caught it, bowing low his head."

......

Berarti panjang rambutnya cm 2 jari, sbgmn panjang max rambut yg diperbolehin utk bhikkhu-bhikkhuni. (http://sdhammika.blogspot.com/2009/01/hair.html)
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Indra on 29 September 2009, 08:59:25 PM
 [at] xuvie: sudah gaharu, cendana pulak
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Jerry on 29 September 2009, 09:06:10 PM
kaga ngerti maksudnya.. maklum orang muda skrg. :whistle:
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Indra on 29 September 2009, 09:09:56 PM
maksud loe? gue ...
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Jerry on 29 September 2009, 09:17:21 PM
:)) tua-tua keladi. makin tua makin tak tau diri :))
:outoftopic:  :backtotopic:

Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Indra on 29 September 2009, 09:19:35 PM
menghina mod, pelanggaran berat, akan diproses oleh dewan mod
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Jerry on 29 September 2009, 09:39:50 PM
OMG!! :o :o :o
:-SS :-SS :-SS
:( :( :(



Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Indra on 29 September 2009, 09:42:09 PM
dakwaan sekunder: gak sopan sama orang tua
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Jerry on 29 September 2009, 09:50:44 PM
weww.. ok deh.. terima aja.. setidaknya bukan garuka kamma mengejek mod ^-^
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: markosprawira on 30 September 2009, 09:27:24 AM
tujuan dari menggunduli rambut adalah utk mengikis kesombongan, karena hrs diakui walau gimana itu salah satu sarana yg dapat memperbesar AKU, mana/kesombongan

spt yg anda sebut diatas "lebih berstyle"  ^-^ bahkan janggut yg ada di paham tetangga aja, sering dijadikan sarana utk menampilkan image sebagai org yg beriman

jadi semua yg ada di bhikkhu termasuk vinaya, adalah pembatas yg dibuat untuk mengurangi kemungkinan2 bertambahnya LDM
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Sukma Kemenyan on 30 September 2009, 10:06:26 AM
Berhubung saya agak-agak tulalit.
Berarti confirm ya...
kalau sutta ini ga beres...
kalau sutta ini ngaco...
kalau sutta ini tidak valid...
kalau sutta ini sudah dibumbu2i...

Aduh...
dengan mengatakan ga beres, ngaco, tidak valid, berbumbu,
kelihatannya saya sudah termasuk berbuat garuka-kamma...

Tapi...
aduh... emang dahulu sudah ada yang namanya "Sutta / Sutra" ?
perasaan ucapan sang buddha didokumentasikan setelah buddha parinibbana...

Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: hatRed on 30 September 2009, 10:11:46 AM
emang neh thread pasti ada apa apanya
sampe2 baunya mengundah mbah kesini :P




jadi inget dulu buddha pernah cerita dia di kehidupan lampaunya menghina seorang pacceka buddha secara langsung
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: K.K. on 30 September 2009, 11:18:29 AM
Quote from: xuvie on 29 September 2009, 08:39:12 PM
Hak eksklusif kah utk tdk menggunduli rambut bagi seorang Samma Sambuddha? Gmn dg cerita beliau menyebut 'Petapa Gundul' thdp Buddha Kassapa dalam masa kehidupannya terdahulu sbg Bodhisatta? Ga mungkin Sang Buddha menyuruh pengikut utk menggunduli kepala bahkan para wanita, sementara beliau sendiri tdk menggunduli kepalanya.
Kalo soal style rambut kayanya sih krn dipengaruhi kebudayaan Hellenistik belakangan sehingga awalnya figur Sang Buddha rambutnya dibuat ikal spt orang Yunani, dan lama kelamaan akhirnya berevolusi menjadi spiral2 kecil. Plus pengaruh Sutta spt Mahapurisalakkhana menyebut ttg rambutnya yg spt bersorban akhirnya menjadikan spt yg skrg terlihat ini. Seharusnya kalo spt bersorban, mirip rambut Ahmad Albar atau Sai Baba gt dong. Atau biar lebih berstyle, kaya Giring Nidji. ;D

Sepertinya ketika keluar, Buddha juga kadang mengenakan turban. Misalnya dalam kisah Sundarika Bharadvaja, Samyutta Nikaya, ia melihat Buddha yang kepalanya tertutup kemudian ingin memberikan persembahan. Ketika Buddha membukanya, maka ia mengurungkan niatnya. Mungkin "model" Buddha dengan turban itu yang kemudian lebih populer daripada rambut tercukur. Barangkali karena gambaran orang dengan rambut tercukur biasanya dari kasta yang rendah, walaupun tentu saja ada juga kasta tinggi dengan rambut tercukur demikian.



Quote from: Kemenyan on 30 September 2009, 10:06:26 AM
Berhubung saya agak-agak tulalit.
Berarti confirm ya...
kalau sutta ini ga beres...
kalau sutta ini ngaco...
kalau sutta ini tidak valid...
kalau sutta ini sudah dibumbu2i...

Aduh...
dengan mengatakan ga beres, ngaco, tidak valid, berbumbu,
kelihatannya saya sudah termasuk berbuat garuka-kamma...

Tapi...
aduh... emang dahulu sudah ada yang namanya "Sutta / Sutra" ?
perasaan ucapan sang buddha didokumentasikan setelah buddha parinibbana...



Sutta/Sutra memang ditulis belakangan, tetapi, konon, penamaan khotbah tersebut memang sudah ada pada saat akhir khotbah. Misalnya pada akhir suatu pembabaran, Ananda menanyakan nama khotbah yang baru dibabarkan. Buddha berkata boleh menamakannya Atthajala Sutta, Dhammajala Sutta, dan sebagainya. Sutta ini kemudian kita kenal dengan Brahmajala Sutta.

Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: markosprawira on 30 September 2009, 01:04:20 PM
anumodana bro untuk informasinya yg mencerahkan........
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Jerry on 30 September 2009, 05:08:19 PM
 [at] Bro Kain
Thanks infonya.. Lsg search en ketemu di palikanon (http://www.palikanon.com/english/pali_names/s/sundarika_bhaaradvaaja.htm)

Di situ diceritakan meski Sundarika sempat mengurungkan niat, lalu ia mengingat bahwa bbrp Brahmana pun mencukur rambut dan ia bertanya ttg silsilah keturunan Sang Buddha. Sang Buddha menjawab bahwa apa yg penting bukanlah kelahiran/keturunan melainkan menjalankan kehidupan yg baik/suci. Merasa puas, Sundarika lalu mempersembahkan persembahan makanan tapi Sang Buddha menolak krn beliau tdk menerima persembahan sisa hasil persembahan thdp dewa sebelumnya.
Dan di situ diceritakan pula soal 'kepala yg tercukur' dari Sang Buddha.

So, the conclusion is ...
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: marcedes on 30 September 2009, 11:40:08 PM
astaga model rambut Buddha pun jadi pembicaraan......

memang dalam menghina batin pasti keadaan akusala...hanya saja saya pikir ini terlalu di blow up hingga bisa berakibat masuk avici..
bahkan dikatakan menghina buddha selama 1 kalpa[berhadapan] itu belum ada apa-apa nya dibanding menghina sutra.

Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: K.K. on 01 October 2009, 10:10:22 AM
Quote from: xuvie on 30 September 2009, 05:08:19 PM
[at] Bro Kain
Thanks infonya.. Lsg search en ketemu di palikanon (http://www.palikanon.com/english/pali_names/s/sundarika_bhaaradvaaja.htm)

Di situ diceritakan meski Sundarika sempat mengurungkan niat, lalu ia mengingat bahwa bbrp Brahmana pun mencukur rambut dan ia bertanya ttg silsilah keturunan Sang Buddha. Sang Buddha menjawab bahwa apa yg penting bukanlah kelahiran/keturunan melainkan menjalankan kehidupan yg baik/suci. Merasa puas, Sundarika lalu mempersembahkan persembahan makanan tapi Sang Buddha menolak krn beliau tdk menerima persembahan sisa hasil persembahan thdp dewa sebelumnya.
Dan di situ diceritakan pula soal 'kepala yg tercukur' dari Sang Buddha.

So, the conclusion is ...

Kalau yang saya baca, Buddha tidak menerimanya karena memang seorang Buddha tidak menerima makanan karena berkhotbah (seorang Bhikkhu menerima dana makanan, bukan upah dari pembabaran dhamma). Makanan itu kemudian dibuang karena semua makanan yang sudah diniati untuk diberikan kepada seorang Samma Sambuddha, tidak akan bisa dimakan oleh siapa pun (sama seperti kasus makanan yang diberikan pandai-besi Cunda khusus untuk Buddha).


Quote from: marcedes on 30 September 2009, 11:40:08 PM
astaga model rambut Buddha pun jadi pembicaraan......

memang dalam menghina batin pasti keadaan akusala...hanya saja saya pikir ini terlalu di blow up hingga bisa berakibat masuk avici..
bahkan dikatakan menghina buddha selama 1 kalpa[berhadapan] itu belum ada apa-apa nya dibanding menghina sutra.

Awalnya dibicarakan karena topik menghina "kepala gundul" Buddha Kassapa yang dilakukan oleh Bodhisatta Gotama. Saya rasa juga mungkin tidak sampai sebegitunya. Seseorang menghina kebenaran maka akibatnya ia akan jauh dari kebenaran. Kalau hanya menghina lalu masuk Avici, terus terang saya juga tidak mengerti.
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: markosprawira on 01 October 2009, 01:18:22 PM
Quote from: marcedes on 30 September 2009, 11:40:08 PM
astaga model rambut Buddha pun jadi pembicaraan......

memang dalam menghina batin pasti keadaan akusala...hanya saja saya pikir ini terlalu di blow up hingga bisa berakibat masuk avici..
bahkan dikatakan menghina buddha selama 1 kalpa[berhadapan] itu belum ada apa-apa nya dibanding menghina sutra.



kalo hanya dalam pengertian menghina lalu masuk avici, saya juga tidak sependapat.... terlalu berlebihan..

bahkan pandangan salah yg dipegang terus menerus pun, belum bisa menjerumuskan ke avici selama tidak melakukan 5 akusala garuka kamma

[at] marcedes : kalo bisa judul thread ini diganti karena garuka kamma itu ada akusala (yang 5) tapi ada juga kusala garuka kamma loh (misalnya mencapai jhana)
biar ga menimbulkan salah pengertian
Title: Re: garuka-kamma termasuk menghina buddha kah?
Post by: Lily W on 01 October 2009, 03:20:44 PM
^yup...sependapat dgn Bro Markos... sebaiknya topiknya diganti jadi "Akusala Garuka Kamma........."

_/\_ :lotus:
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: marcedes on 01 October 2009, 06:57:53 PM
terserah anda semua...silahkan..
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: Sumedho on 01 October 2009, 07:05:45 PM
*supaya kgk ganti topic*

nah soal kusala garuka kamma, ada yg punya rujukan sutta nya?
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: Jerry on 01 October 2009, 07:20:27 PM
*nunggu Bro Kain* 8->
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: markosprawira on 01 October 2009, 09:02:46 PM
ikutan nunggu mode : ON
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: K.K. on 02 October 2009, 04:53:14 PM
Kusala garuka kamma, saya tidak punya rujukan sutta-nya. Bahkan yang akusala pun tidak tahu ada di mana, hanya saja sering dibicarakan. Kalau dilihat dari "berat"-nya, sepertinya kebaikan dan keburukan yang dilakukan terhadap orang tua atau para ariya, tetap menghasilkan kamma berat. Hanya saja lebih umum dikenal akusala garuka kamma karena bersifat anantariya atau pasti terjadi pada kehidupan sekarang/berikutnya, sedangkan tidak demikian dengan garuka kusala kamma. Misalnya mencapai jhana termasuk kusala garuka kamma, tetapi tidak termasuk anantariya kamma. Contohnya Devadatta yang telah mencapai semua lokiya jhana, tidak terlahir di alam Brahma, namun di Avici.

Setahu saya, kusala kamma yang bersifat anantariya adalah pencapaian kesucian, di mana ketika seseorang mencapai kesucian, akar untuk melakukan anantariya akusala garuka kamma sudah hancur sama sekali, serta kamma apa pun tidak akan merintangi pencapaian kearahatannya. 


Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: marcedes on 02 October 2009, 05:46:16 PM
setahu saya, devadatta kehilangan semua jhana-nya sebelum beliau masuk avici.
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: Nevada on 02 October 2009, 05:54:25 PM
Untuk dapat terlahir di Alam Brahma, seseorang harus meninggal dalam kondisi jhana. Seseorang yang sudah mencapai jhana namun bila meninggal dalam kondisi penuh kebencian pun sebenarnya bisa terlahir di Alam Niraya.

Saya sampai saat ini juga belum menemukan rujukan sutta tentang Garuka Kamma. Namun dalam Teks Tipitaka seh memang ditunjukkan secara implisit; bahwa membunuh ayah, membunuh ibu, memecah-belah Sangha, membunuh Arahanta, melukai Sang Buddha, akan mengakibatkan terlahir di Avici. Banyak sutta yang menceritakan hal ini; seperti kehidupan lalu Mahamoggalana yang membunuh kedua orangtuanya sehingga ia akhirnya diceritakan bertumimbal lahir di Avici. Juga Devadatta yang memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha, juga diceritakan bertumimbal-lahir di Avici.

Karena belum jelasnya rujukan ini, seringkali kita menderngar referensi yang menyatakan bahwa menyebarkan ajaran sesat juga bisa mengakibatkan si pelaku bertumimbal lahir di Niraya Avici.
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: dipasena on 02 October 2009, 08:16:44 PM
upasaka :
apa patokan ajaran sesat itu ? jika ajaran sesat adalah mengajarkan suatu ajaran ke orang lain diluar kerangka buddhist apakah itu sesat ? jika mengajarkan ajaran buddhist tp sedikit melenceng baik disengaja atau tidak sengaja apakah itu tergolong sesat ?

other :
menghina sutta/sutra itu apakah perbuatan garuka kamma ? jika ya, maka pertanyaan nya adalah sutta/sutra yang mana ?

1. apakah sutta/sutra yang diucapkan secara langsung oleh buddha ? jika ya, maka sutta/sutra mana saja yg di ucapkan secara langsung oleh buddha ?

2. apakah sutta/sutra yang diucapkan oleh bhikkhu/bhante kemudian di tulis didalam pitaka ? jika ya, maka sutta/sutra mana saja yg di ucapkan secara langsung oleh para bhiikkhu/bhante ? bagaimana dengan sutta/sutra palsu ?


Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: marcedes on 02 October 2009, 09:47:10 PM
Quote from: dhanuttono on 02 October 2009, 08:16:44 PM
upasaka :
apa patokan ajaran sesat itu ? jika ajaran sesat adalah mengajarkan suatu ajaran ke orang lain diluar kerangka buddhist apakah itu sesat ? jika mengajarkan ajaran buddhist tp sedikit melenceng baik disengaja atau tidak sengaja apakah itu tergolong sesat ?

other :
menghina sutta/sutra itu apakah perbuatan garuka kamma ? jika ya, maka pertanyaan nya adalah sutta/sutra yang mana ?

1. apakah sutta/sutra yang diucapkan secara langsung oleh buddha ? jika ya, maka sutta/sutra mana saja yg di ucapkan secara langsung oleh buddha ?

2. apakah sutta/sutra yang diucapkan oleh bhikkhu/bhante kemudian di tulis didalam pitaka ? jika ya, maka sutta/sutra mana saja yg di ucapkan secara langsung oleh para bhiikkhu/bhante ? bagaimana dengan sutta/sutra palsu ?
sesat ada 2 bagi saya...
sesat = aliran yang mengajarkan batin ke akusala.[ definisi umum ]
sesat = aliran yang mengaburkan jalan ke nibbana.[ definisi khusus ]

Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: Nevada on 02 October 2009, 11:18:40 PM
Quote from: dhanuttono on 02 October 2009, 08:16:44 PM
upasaka :
apa patokan ajaran sesat itu ? jika ajaran sesat adalah mengajarkan suatu ajaran ke orang lain diluar kerangka buddhist apakah itu sesat ? jika mengajarkan ajaran buddhist tp sedikit melenceng baik disengaja atau tidak sengaja apakah itu tergolong sesat ?

other :
menghina sutta/sutra itu apakah perbuatan garuka kamma ? jika ya, maka pertanyaan nya adalah sutta/sutra yang mana ?

1. apakah sutta/sutra yang diucapkan secara langsung oleh buddha ? jika ya, maka sutta/sutra mana saja yg di ucapkan secara langsung oleh buddha ?

2. apakah sutta/sutra yang diucapkan oleh bhikkhu/bhante kemudian di tulis didalam pitaka ? jika ya, maka sutta/sutra mana saja yg di ucapkan secara langsung oleh para bhiikkhu/bhante ? bagaimana dengan sutta/sutra palsu ?

[at] dhanuttono

Dalam banyak referensi, dikatakan bahwa mengajarkan ajaran sesat bisa mengakibatkan kelahiran kembali ke Avici. Ajaran sesat di sini maksudnya adalah ajaran yang bertolak belakang dari moralitas dan kebijaksanaan. Ajaran 'palsu' atau domplengan, jika masih tetap mengarahkan pengikutnya kepada moralitas dan kebijaksanaan tidak termasuk di dalam hal ini.

Sekadar pendapat pribadi; menurut saya akusala garuka kamma adalah tindakan yang pasti akan menyebabkan kelahiran kembali di Niraya Avici. Di luar itu, seseorang juga bisa terlahir ke Niraya Avici apabila melakukan banyak sekali kamma buruk. Jadi tidak harus melakukan salah satu dari akusala garuka kamma untuk dapat terlahir di Niraya Avici.
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: markosprawira on 03 October 2009, 01:46:11 AM
Mengenai akusala garuka kamma bisa dibaca di Parikuppa Sutta; Anguttara Nikaya 5.129.


"There are these five inhabitants of the states of deprivation, inhabitants of hell, who are in agony & incurable. Which five?
One who has killed his/her mother,
one who has killed his/her father,
one who has killed an arahant,
one who — with a corrupted mind — has caused the blood of a Tathagata to flow, and
one who has caused a split in the Sangha.
These are the five inhabitants of the states of deprivation, inhabitants of hell, who are in agony & incurable."


Kalau mengenai kusala garuka kamma sih selama ini biasanya baca di abhidhammattasangaha, belom pernah ketemu sutta-nya
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: markosprawira on 03 October 2009, 01:57:47 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 02 October 2009, 04:53:14 PM
Kusala garuka kamma, saya tidak punya rujukan sutta-nya. Bahkan yang akusala pun tidak tahu ada di mana, hanya saja sering dibicarakan. Kalau dilihat dari "berat"-nya, sepertinya kebaikan dan keburukan yang dilakukan terhadap orang tua atau para ariya, tetap menghasilkan kamma berat. Hanya saja lebih umum dikenal akusala garuka kamma karena bersifat anantariya atau pasti terjadi pada kehidupan sekarang/berikutnya, sedangkan tidak demikian dengan garuka kusala kamma. Misalnya mencapai jhana termasuk kusala garuka kamma, tetapi tidak termasuk anantariya kamma. Contohnya Devadatta yang telah mencapai semua lokiya jhana, tidak terlahir di alam Brahma, namun di Avici.

Setahu saya, kusala kamma yang bersifat anantariya adalah pencapaian kesucian, di mana ketika seseorang mencapai kesucian, akar untuk melakukan anantariya akusala garuka kamma sudah hancur sama sekali, serta kamma apa pun tidak akan merintangi pencapaian kearahatannya. 




sifat anantariya yg pasti akan berbuah di 1 kehidupan yg akan datang, juga dimiliki oleh para pencapai jhana, bro....

hal ini dikarenakan konsentrasi mereka sudah sedemikian kuat, mereka sudah ahli dalam konsentrasi sehingga saat akan meninggal, citta terakhir yg muncul adalah jhana citta (mahagatta kusala citta 9) dan batin mereka akan selaras dengan alam brahma dan menjadi jhanalabhi (mahluk jhana)

kira2 demikian penjelasan mengenai anantariya untuk jhana

Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: markosprawira on 03 October 2009, 01:59:45 AM
Quote from: upasaka on 02 October 2009, 05:54:25 PM
Untuk dapat terlahir di Alam Brahma, seseorang harus meninggal dalam kondisi jhana. Seseorang yang sudah mencapai jhana namun bila meninggal dalam kondisi penuh kebencian pun sebenarnya bisa terlahir di Alam Niraya.

Saya sampai saat ini juga belum menemukan rujukan sutta tentang Garuka Kamma. Namun dalam Teks Tipitaka seh memang ditunjukkan secara implisit; bahwa membunuh ayah, membunuh ibu, memecah-belah Sangha, membunuh Arahanta, melukai Sang Buddha, akan mengakibatkan terlahir di Avici. Banyak sutta yang menceritakan hal ini; seperti kehidupan lalu Mahamoggalana yang membunuh kedua orangtuanya sehingga ia akhirnya diceritakan bertumimbal lahir di Avici. Juga Devadatta yang memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha, juga diceritakan bertumimbal-lahir di Avici.

Karena belum jelasnya rujukan ini, seringkali kita menderngar referensi yang menyatakan bahwa menyebarkan ajaran sesat juga bisa mengakibatkan si pelaku bertumimbal lahir di Niraya Avici.

sayangnya di parikuppa sutta hanya menyebutkan 5 akusala garuka kamma aja bro..... mengenai ajaran sesat, itu ada di mazhab lain yg saya juga sering dengar, bahwa ajaran sesat itu masuk avici
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: markosprawira on 03 October 2009, 02:04:40 AM
Quote from: upasaka on 02 October 2009, 11:18:40 PM
Sekadar pendapat pribadi; menurut saya akusala garuka kamma adalah tindakan yang pasti akan menyebabkan kelahiran kembali di Niraya Avici. Di luar itu, seseorang juga bisa terlahir ke Niraya Avici apabila melakukan banyak sekali kamma buruk. Jadi tidak harus melakukan salah satu dari akusala garuka kamma untuk dapat terlahir di Niraya Avici.

dear bro

berikut referensi yg saya dapat dari abhidhammattasangaha:

Pembagian akusala kamma dalam alam neraka:
1. membunuh manusia : terlahir di alam sanjiva niraya dan kalasutta niraya
2. membunuh binatang : terlahir di alam sanghata niraya dan roruva niraya
3. mencuri : terlahir di alam maharoruva niraya
4. membakar kota : terlahir di alam tapana niraya
5. mempunyai pandangan salah : terlahir di alam mahatapana niraya
6. 5 akusala garuka kamma : terlahir di alam avici niraya
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: Nevada on 03 October 2009, 09:06:09 AM
Quote from: markosprawira on 03 October 2009, 01:59:45 AM
Quote from: upasaka on 02 October 2009, 05:54:25 PM
Untuk dapat terlahir di Alam Brahma, seseorang harus meninggal dalam kondisi jhana. Seseorang yang sudah mencapai jhana namun bila meninggal dalam kondisi penuh kebencian pun sebenarnya bisa terlahir di Alam Niraya.

Saya sampai saat ini juga belum menemukan rujukan sutta tentang Garuka Kamma. Namun dalam Teks Tipitaka seh memang ditunjukkan secara implisit; bahwa membunuh ayah, membunuh ibu, memecah-belah Sangha, membunuh Arahanta, melukai Sang Buddha, akan mengakibatkan terlahir di Avici. Banyak sutta yang menceritakan hal ini; seperti kehidupan lalu Mahamoggalana yang membunuh kedua orangtuanya sehingga ia akhirnya diceritakan bertumimbal lahir di Avici. Juga Devadatta yang memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha, juga diceritakan bertumimbal-lahir di Avici.

Karena belum jelasnya rujukan ini, seringkali kita menderngar referensi yang menyatakan bahwa menyebarkan ajaran sesat juga bisa mengakibatkan si pelaku bertumimbal lahir di Niraya Avici.

sayangnya di parikuppa sutta hanya menyebutkan 5 akusala garuka kamma aja bro..... mengenai ajaran sesat, itu ada di mazhab lain yg saya juga sering dengar, bahwa ajaran sesat itu masuk avici


Ya, seringkali banyak referensi yang simpang-siur seputar hal ini. Tapi karena Parikuppa Sutta sudah menguraikannya, maka hal ini sudah menjadi jelas kiranya.


Quote from: markosprawira on 03 October 2009, 02:04:40 AM
Quote from: upasaka on 02 October 2009, 11:18:40 PM
Sekadar pendapat pribadi; menurut saya akusala garuka kamma adalah tindakan yang pasti akan menyebabkan kelahiran kembali di Niraya Avici. Di luar itu, seseorang juga bisa terlahir ke Niraya Avici apabila melakukan banyak sekali kamma buruk. Jadi tidak harus melakukan salah satu dari akusala garuka kamma untuk dapat terlahir di Niraya Avici.

dear bro

berikut referensi yg saya dapat dari abhidhammattasangaha:

Pembagian akusala kamma dalam alam neraka:
1. membunuh manusia : terlahir di alam sanjiva niraya dan kalasutta niraya
2. membunuh binatang : terlahir di alam sanghata niraya dan roruva niraya
3. mencuri : terlahir di alam maharoruva niraya
4. membakar kota : terlahir di alam tapana niraya
5. mempunyai pandangan salah : terlahir di alam mahatapana niraya
6. 5 akusala garuka kamma : terlahir di alam avici niraya

Terimakasih atas referensinya. :)
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: K.K. on 03 October 2009, 09:39:54 AM
Quote from: markosprawira on 03 October 2009, 01:57:47 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 02 October 2009, 04:53:14 PM
Kusala garuka kamma, saya tidak punya rujukan sutta-nya. Bahkan yang akusala pun tidak tahu ada di mana, hanya saja sering dibicarakan. Kalau dilihat dari "berat"-nya, sepertinya kebaikan dan keburukan yang dilakukan terhadap orang tua atau para ariya, tetap menghasilkan kamma berat. Hanya saja lebih umum dikenal akusala garuka kamma karena bersifat anantariya atau pasti terjadi pada kehidupan sekarang/berikutnya, sedangkan tidak demikian dengan garuka kusala kamma. Misalnya mencapai jhana termasuk kusala garuka kamma, tetapi tidak termasuk anantariya kamma. Contohnya Devadatta yang telah mencapai semua lokiya jhana, tidak terlahir di alam Brahma, namun di Avici.

Setahu saya, kusala kamma yang bersifat anantariya adalah pencapaian kesucian, di mana ketika seseorang mencapai kesucian, akar untuk melakukan anantariya akusala garuka kamma sudah hancur sama sekali, serta kamma apa pun tidak akan merintangi pencapaian kearahatannya. 




sifat anantariya yg pasti akan berbuah di 1 kehidupan yg akan datang, juga dimiliki oleh para pencapai jhana, bro....

hal ini dikarenakan konsentrasi mereka sudah sedemikian kuat, mereka sudah ahli dalam konsentrasi sehingga saat akan meninggal, citta terakhir yg muncul adalah jhana citta (mahagatta kusala citta 9) dan batin mereka akan selaras dengan alam brahma dan menjadi jhanalabhi (mahluk jhana)

kira2 demikian penjelasan mengenai anantariya untuk jhana



Yang saya maksud adalah setelah seseorang mencapai jhana, lalu kehilangan jhananya seperti hal-nya devadatta, maka garuka kamma tersebut tidak berbuah dalam kehidupan berikutnya.
Berbeda dengan seseorang melakukan anantariya akusala garuka kamma, seperti halnya Ajatasattu, yang walaupun sudah tidak membenci ayahnya dan juga berbuat jasa sangat banyak terhadap Buddha-sasana, tetap saja kamma itu berbuah dalam kehidupan selanjutnya. Jadi apa pun yang diperbuat selanjutnya, tetap tidak bisa menghalanginya berbuah (anantariya).





Quote from: upasaka on 02 October 2009, 05:54:25 PM
Untuk dapat terlahir di Alam Brahma, seseorang harus meninggal dalam kondisi jhana. Seseorang yang sudah mencapai jhana namun bila meninggal dalam kondisi penuh kebencian pun sebenarnya bisa terlahir di Alam Niraya.

Saya sampai saat ini juga belum menemukan rujukan sutta tentang Garuka Kamma. Namun dalam Teks Tipitaka seh memang ditunjukkan secara implisit; bahwa membunuh ayah, membunuh ibu, memecah-belah Sangha, membunuh Arahanta, melukai Sang Buddha, akan mengakibatkan terlahir di Avici. Banyak sutta yang menceritakan hal ini; seperti kehidupan lalu Mahamoggalana yang membunuh kedua orangtuanya sehingga ia akhirnya diceritakan bertumimbal lahir di Avici. Juga Devadatta yang memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha, juga diceritakan bertumimbal-lahir di Avici.

Karena belum jelasnya rujukan ini, seringkali kita menderngar referensi yang menyatakan bahwa menyebarkan ajaran sesat juga bisa mengakibatkan si pelaku bertumimbal lahir di Niraya Avici.

Pikiran sesaat sebelum meninggal tergolong dalam Asanna Kamma, bukan garuka kamma. Tanpa melakukan akusala garuka kamma pun, jika sesaat sebelum meninggal pikirannya terarah pada hal yang tidak baik, bisa terlahir di alam yang sangat buruk, termasuk Avici Niraya. Contohnya adalah Ratu Malika yang pikirannya sangat kacau karena mengingat kebohongannya pada Raja Pasenadi, terlahir di Avici Niraya selama 7 hari.

Mencapai alam Brahma juga bukan hanya dengan jhana menjelang kematian. Ketika seseorang meninggal dengan pikiran penuh kasih (metta/karuna/mudita), pikiran seimbang (upekkha), atau tanpa nafsu indriah, walaupun belum mencapai jhana, maka ia bisa terlahir di antara Brahma. Misalnya kisah dalam Dhammapada Atthakatha 338-343, di mana seorang putri raja yang melihat belatung di kakus, ia menyadari "kekotoran tubuh", dan ketika meninggal, ia terlahir kembali di alam Brahma.

Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: Nevada on 03 October 2009, 10:26:51 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 03 October 2009, 09:39:54 AM
Quote from: upasaka on 02 October 2009, 05:54:25 PM
Untuk dapat terlahir di Alam Brahma, seseorang harus meninggal dalam kondisi jhana. Seseorang yang sudah mencapai jhana namun bila meninggal dalam kondisi penuh kebencian pun sebenarnya bisa terlahir di Alam Niraya.

Saya sampai saat ini juga belum menemukan rujukan sutta tentang Garuka Kamma. Namun dalam Teks Tipitaka seh memang ditunjukkan secara implisit; bahwa membunuh ayah, membunuh ibu, memecah-belah Sangha, membunuh Arahanta, melukai Sang Buddha, akan mengakibatkan terlahir di Avici. Banyak sutta yang menceritakan hal ini; seperti kehidupan lalu Mahamoggalana yang membunuh kedua orangtuanya sehingga ia akhirnya diceritakan bertumimbal lahir di Avici. Juga Devadatta yang memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha, juga diceritakan bertumimbal-lahir di Avici.

Karena belum jelasnya rujukan ini, seringkali kita menderngar referensi yang menyatakan bahwa menyebarkan ajaran sesat juga bisa mengakibatkan si pelaku bertumimbal lahir di Niraya Avici.

Pikiran sesaat sebelum meninggal tergolong dalam Asanna Kamma, bukan garuka kamma. Tanpa melakukan akusala garuka kamma pun, jika sesaat sebelum meninggal pikirannya terarah pada hal yang tidak baik, bisa terlahir di alam yang sangat buruk, termasuk Avici Niraya. Contohnya adalah Ratu Malika yang pikirannya sangat kacau karena mengingat kebohongannya pada Raja Pasenadi, terlahir di Avici Niraya selama 7 hari.

Mencapai alam Brahma juga bukan hanya dengan jhana menjelang kematian. Ketika seseorang meninggal dengan pikiran penuh kasih (metta/karuna/mudita), pikiran seimbang (upekkha), atau tanpa nafsu indriah, walaupun belum mencapai jhana, maka ia bisa terlahir di antara Brahma. Misalnya kisah dalam Dhammapada Atthakatha 338-343, di mana seorang putri raja yang melihat belatung di kakus, ia menyadari "kekotoran tubuh", dan ketika meninggal, ia terlahir kembali di alam Brahma.

Benar. Saya tidak menyatakan bahwa pikiran yang penuh kebencian adalah kusala garuka kamma. Yang saya sampaikan di postingan sebelumnya adalah; bahwa karena pikiran yang penuh kebencian menjelang kematian, seseorang juga bisa terlahir ke Alam Niraya.

Benar lagi. Sang Buddha dalam Digha Nikaya pernah menyatakan kepada beberapa brahmana muda, bahwa sifat dari makhluk brahma adalah penuh metta, karuna, mudita, dan upekkha. Maka dengan mengembangkan keempat hal ini (Brahmavihara), seseorang sudah mengondisikan kehidupannya menjadi lebih baik; dan membuka kesempatan baginya untuk terlahir di Alam Brahma. Saya juga berpendapat bahwa batin seseorang yang berada dalam Brahmavihara menjelang kematian, bisa mengakibatkan dirinya terlahir kembali ke Alam Brahma.

Jadi saya ingin meralat sedikit tentang postingan saya sebelumnya. Bahwa seseorang yang meninggal dalam kondisi jhana akan mengakibatkan dirinya terlahir kembali di Alam Brahma. Namun batin orang yang berada dalam Brahmavihara, juga bisa mengakibatkan dirinya terlahir di Alam Brahma. :)
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: Lily W on 03 October 2009, 11:04:38 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 03 October 2009, 09:39:54 AM
Quote from: markosprawira on 03 October 2009, 01:57:47 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 02 October 2009, 04:53:14 PM
Kusala garuka kamma, saya tidak punya rujukan sutta-nya. Bahkan yang akusala pun tidak tahu ada di mana, hanya saja sering dibicarakan. Kalau dilihat dari "berat"-nya, sepertinya kebaikan dan keburukan yang dilakukan terhadap orang tua atau para ariya, tetap menghasilkan kamma berat. Hanya saja lebih umum dikenal akusala garuka kamma karena bersifat anantariya atau pasti terjadi pada kehidupan sekarang/berikutnya, sedangkan tidak demikian dengan garuka kusala kamma. Misalnya mencapai jhana termasuk kusala garuka kamma, tetapi tidak termasuk anantariya kamma. Contohnya Devadatta yang telah mencapai semua lokiya jhana, tidak terlahir di alam Brahma, namun di Avici.

Setahu saya, kusala kamma yang bersifat anantariya adalah pencapaian kesucian, di mana ketika seseorang mencapai kesucian, akar untuk melakukan anantariya akusala garuka kamma sudah hancur sama sekali, serta kamma apa pun tidak akan merintangi pencapaian kearahatannya.  




sifat anantariya yg pasti akan berbuah di 1 kehidupan yg akan datang, juga dimiliki oleh para pencapai jhana, bro....

hal ini dikarenakan konsentrasi mereka sudah sedemikian kuat, mereka sudah ahli dalam konsentrasi sehingga saat akan meninggal, citta terakhir yg muncul adalah jhana citta (mahagatta kusala citta 9) dan batin mereka akan selaras dengan alam brahma dan menjadi jhanalabhi (mahluk jhana)

kira2 demikian penjelasan mengenai anantariya untuk jhana



Yang saya maksud adalah setelah seseorang mencapai jhana, lalu kehilangan jhananya seperti hal-nya devadatta, maka garuka kamma tersebut tidak berbuah dalam kehidupan berikutnya.
Berbeda dengan seseorang melakukan anantariya akusala garuka kamma, seperti halnya Ajatasattu, yang walaupun sudah tidak membenci ayahnya dan juga berbuat jasa sangat banyak terhadap Buddha-sasana, tetap saja kamma itu berbuah dalam kehidupan selanjutnya. Jadi apa pun yang diperbuat selanjutnya, tetap tidak bisa menghalanginya berbuah (anantariya).





Quote from: upasaka on 02 October 2009, 05:54:25 PM
Untuk dapat terlahir di Alam Brahma, seseorang harus meninggal dalam kondisi jhana. Seseorang yang sudah mencapai jhana namun bila meninggal dalam kondisi penuh kebencian pun sebenarnya bisa terlahir di Alam Niraya.

Saya sampai saat ini juga belum menemukan rujukan sutta tentang Garuka Kamma. Namun dalam Teks Tipitaka seh memang ditunjukkan secara implisit; bahwa membunuh ayah, membunuh ibu, memecah-belah Sangha, membunuh Arahanta, melukai Sang Buddha, akan mengakibatkan terlahir di Avici. Banyak sutta yang menceritakan hal ini; seperti kehidupan lalu Mahamoggalana yang membunuh kedua orangtuanya sehingga ia akhirnya diceritakan bertumimbal lahir di Avici. Juga Devadatta yang memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha, juga diceritakan bertumimbal-lahir di Avici.

Karena belum jelasnya rujukan ini, seringkali kita menderngar referensi yang menyatakan bahwa menyebarkan ajaran sesat juga bisa mengakibatkan si pelaku bertumimbal lahir di Niraya Avici.

Pikiran sesaat sebelum meninggal tergolong dalam Asanna Kamma, bukan garuka kamma. Tanpa melakukan akusala garuka kamma pun, jika sesaat sebelum meninggal pikirannya terarah pada hal yang tidak baik, bisa terlahir di alam yang sangat buruk, termasuk Avici Niraya. Contohnya adalah Ratu Malika yang pikirannya sangat kacau karena mengingat kebohongannya pada Raja Pasenadi, terlahir di Avici Niraya selama 7 hari.

Mencapai alam Brahma juga bukan hanya dengan jhana menjelang kematian. Ketika seseorang meninggal dengan pikiran penuh kasih (metta/karuna/mudita), pikiran seimbang (upekkha), atau tanpa nafsu indriah, walaupun belum mencapai jhana, maka ia bisa terlahir di antara Brahma. Misalnya kisah dalam Dhammapada Atthakatha 338-343, di mana seorang putri raja yang melihat belatung di kakus, ia menyadari "kekotoran tubuh", dan ketika meninggal, ia terlahir kembali di alam Brahma.

Dalam proses kesadaran menjelang kematian ada kamma (perbuatan), kamma nimitta (simbol perbuatan), gati nimitta (symbol alam2 / tempat yg akan di tuju) sebagai obyek yg pasti.
Kamma Arammana (Obyek berupa perbuatan cth berdana dll), kamma nimitta Arammana (obyek berupa simbol perbuatan cth pisau dll), gati nimitta arammana (obyek berupa symbol alam2/tempat yg akan di tuju cth melihat api dll) yang salah satunya akan timbul dalam proses kesadaran menjelang kematian dan merupakan symbol untuk memberitahukan akan tumimbal lahir di alam kehidupan yang mana. Obyek-obyek itu timbul dengan 4 macam kekuatan kamma, yaitu :
1. Garuka kamma (kamma yg berat)
2. Asanna kamma (perbuatan baik & jahat yang dilakukan oleh seseorang sebelum saat ajalnya. Jika tidak ada garuka kamma, Asanna kamma ini memberikan hasil
3. Acinna Kamma (kamma kebiasaan yang baik dan jahat. Jika tidak ada Garuka kamma dan asanna kamma, acinna kamma yg memberikan hasil.
4. Katatta kamma (kamma yang tidak begitu berat di rasakan akibatnya dari perbuatan-perbuatan yang lampau. Jika tidak ada ke tiga macam kamma di atas, katatta kamma akan memberikan hasil).

Jadi...kalo tidak ada no. 1 (garuka kamma) maka yg terbayang adalah no. 2 (asanna kamma)...kalo tidak ada no. 2 maka yg terbayang adalah no. 3 (acinna kamma)....kalo tidak ada no. 3 maka yg terbayang adalah no. 4 (katatta kamma)... ;D

Oh yah...sebelumnya aku blm pernah dgr bahwa belum mencapai jhana, maka ia bisa terlahir di antara Brahma.

Quotekisah dalam Dhammapada Atthakatha 338-343, di mana seorang putri raja yang melihat belatung di kakus, ia menyadari "kekotoran tubuh", dan ketika meninggal, ia terlahir kembali di alam Brahma.

Kisah itu...ketika dia menyadari...apa yg terjadi di dlm batin dia? hmmm... :-?

_/\_ :lotus:

Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: Tekkss Katsuo on 03 October 2009, 12:02:37 PM
wew.. mengerikan sekali terlahir sebagai manusia, salah salah masuk neraka, apalagi kalo menjelang kematian, jika tdk mampu mempertahankan kesadarannya ditujuhkan pada hal yg baik, maka yg tdk baik muncul, mengerikan
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: markosprawira on 04 October 2009, 02:20:10 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 03 October 2009, 09:39:54 AM
Quote from: markosprawira on 03 October 2009, 01:57:47 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 02 October 2009, 04:53:14 PM
Kusala garuka kamma, saya tidak punya rujukan sutta-nya. Bahkan yang akusala pun tidak tahu ada di mana, hanya saja sering dibicarakan. Kalau dilihat dari "berat"-nya, sepertinya kebaikan dan keburukan yang dilakukan terhadap orang tua atau para ariya, tetap menghasilkan kamma berat. Hanya saja lebih umum dikenal akusala garuka kamma karena bersifat anantariya atau pasti terjadi pada kehidupan sekarang/berikutnya, sedangkan tidak demikian dengan garuka kusala kamma. Misalnya mencapai jhana termasuk kusala garuka kamma, tetapi tidak termasuk anantariya kamma. Contohnya Devadatta yang telah mencapai semua lokiya jhana, tidak terlahir di alam Brahma, namun di Avici.

Setahu saya, kusala kamma yang bersifat anantariya adalah pencapaian kesucian, di mana ketika seseorang mencapai kesucian, akar untuk melakukan anantariya akusala garuka kamma sudah hancur sama sekali, serta kamma apa pun tidak akan merintangi pencapaian kearahatannya. 




sifat anantariya yg pasti akan berbuah di 1 kehidupan yg akan datang, juga dimiliki oleh para pencapai jhana, bro....

hal ini dikarenakan konsentrasi mereka sudah sedemikian kuat, mereka sudah ahli dalam konsentrasi sehingga saat akan meninggal, citta terakhir yg muncul adalah jhana citta (mahagatta kusala citta 9) dan batin mereka akan selaras dengan alam brahma dan menjadi jhanalabhi (mahluk jhana)

kira2 demikian penjelasan mengenai anantariya untuk jhana



Yang saya maksud adalah setelah seseorang mencapai jhana, lalu kehilangan jhananya seperti hal-nya devadatta, maka garuka kamma tersebut tidak berbuah dalam kehidupan berikutnya.

Berbeda dengan seseorang melakukan anantariya akusala garuka kamma, seperti halnya Ajatasattu, yang walaupun sudah tidak membenci ayahnya dan juga berbuat jasa sangat banyak terhadap Buddha-sasana, tetap saja kamma itu berbuah dalam kehidupan selanjutnya. Jadi apa pun yang diperbuat selanjutnya, tetap tidak bisa menghalanginya berbuah (anantariya).

dear bro,

aturan dalam garuka kamma (sumber : abhidhammattasangaha) adalah bhw akusala garuka kamma lebih kuat dibanding kusala garuka kamma
hal inilah yg bisa kita lihat dalam kasus devadatta dimana akusala garuka kamma (melukai buddha, memecah belah sangha) yg berbuah terlebih dahulu dibanding kusala garuka kamma (jhana)
namun bukan berarti devadatta kehilangan jhananya loh...... namun kekuatan kusala garuka kamma-nya kalah dibanding akusala-nya

kalo dalam ajatasattu, sudah jelas bhw akusala garuka kamma-nya yg berbuah

namun dalam bnyk kisah pencapaian jhana tanpa ada akusala garuka kamma, sudah pasti menuju alam brahma

semoga pembedaanya jadi jelas yah bro
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: markosprawira on 04 October 2009, 02:32:50 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 03 October 2009, 09:39:54 AM
Quote from: upasaka on 02 October 2009, 05:54:25 PM
Untuk dapat terlahir di Alam Brahma, seseorang harus meninggal dalam kondisi jhana. Seseorang yang sudah mencapai jhana namun bila meninggal dalam kondisi penuh kebencian pun sebenarnya bisa terlahir di Alam Niraya.

Saya sampai saat ini juga belum menemukan rujukan sutta tentang Garuka Kamma. Namun dalam Teks Tipitaka seh memang ditunjukkan secara implisit; bahwa membunuh ayah, membunuh ibu, memecah-belah Sangha, membunuh Arahanta, melukai Sang Buddha, akan mengakibatkan terlahir di Avici. Banyak sutta yang menceritakan hal ini; seperti kehidupan lalu Mahamoggalana yang membunuh kedua orangtuanya sehingga ia akhirnya diceritakan bertumimbal lahir di Avici. Juga Devadatta yang memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha, juga diceritakan bertumimbal-lahir di Avici.

Karena belum jelasnya rujukan ini, seringkali kita menderngar referensi yang menyatakan bahwa menyebarkan ajaran sesat juga bisa mengakibatkan si pelaku bertumimbal lahir di Niraya Avici.

Pikiran sesaat sebelum meninggal tergolong dalam Asanna Kamma, bukan garuka kamma. Tanpa melakukan akusala garuka kamma pun, jika sesaat sebelum meninggal pikirannya terarah pada hal yang tidak baik, bisa terlahir di alam yang sangat buruk, termasuk Avici Niraya. Contohnya adalah Ratu Malika yang pikirannya sangat kacau karena mengingat kebohongannya pada Raja Pasenadi, terlahir di Avici Niraya selama 7 hari.

Mencapai alam Brahma juga bukan hanya dengan jhana menjelang kematian. Ketika seseorang meninggal dengan pikiran penuh kasih (metta/karuna/mudita), pikiran seimbang (upekkha), atau tanpa nafsu indriah, walaupun belum mencapai jhana, maka ia bisa terlahir di antara Brahma. Misalnya kisah dalam Dhammapada Atthakatha 338-343, di mana seorang putri raja yang melihat belatung di kakus, ia menyadari "kekotoran tubuh", dan ketika meninggal, ia terlahir kembali di alam Brahma.

berikut dhammapada atthahatha 338 - 343 :

QuoteSyair 338-343 (XXIV:2. Kisah Seekor Induk Babi Muda)

Suatu kesempatan, ketika Sang Buddha sedang berpindapatta di Rajagaha, ia melihat seekor induk babi muda yang kotor dan Beliau tersenyum. Ketika ditanya oleh Ananda, Sang Buddha menjawab, "Ananda, babi ini dulunya adalah seekor ayam betina di masa Buddha Kakusandha. Karena ia tinggal di dekat ruang makan di suatu vihara, ia biasa mendengar pengulangan teks suci dan khotbah Dhamma. Ketika ia mati, ia dilahirkan kembali sebagai seorang putri.

Suatu ketika, saat pergi ke kakus, sang putri melihat belatung dan ia menjadi sadar akan sifat yang menjijikkan dari tubuh. Ketika ia meninggal dunia, ia dilahirkan kembali di alam Brahma sebagai brahma puthujjana; tetapi kemudian karena beberapa perbuatan buruknya, ia dilahirkan kembali sebagai seekor babi betina. Ananda ! Lihat, karena perbuatan baik dan perbuatan buruk tidak ada akhir dari lingkaran kehidupan."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 338 sampai dengan 343 berikut ini :

Sebatang pohon yang telah ditebang masih akan dapat tumbuh dan bersemi lagi apabila akar-akarnya masih kuat dan tidak dihancurkan. Begitu pula selama akar nafsu keinginan tidak dihancurkan, maka penderitaan akan tumbuh berulang kali.

Apabila tiga puluh enam nafsu keinginan di dalam diri seseorang mengalir deras menuju obyek-obyek yang menyenangkan, maka gelombang pikiran yang penuh nafsu akan menyeret orang yang memiliki pandangan salah seperti itu.

Dimana-mana mengalir arus (nafsu-nafsu keinginan); dimana-mana tanaman menjalar tumbuh merambat. Apabila engkau melihat tanaman menjalar (nafsu keinginan) tumbuh tinggi, maka harus kau potong akar-akarnya dengan pisau (kebijaksanaan).

Dalam diri makhluk-makhluk timbul rasa senang mengejar obyek-obyek indria, dan mereka menjadi terikat pada keinginan-keinginan indria. Karena cenderung pada hal-hal yang menyenangkan dan terus mengejar kenikmatan-kenikmatan indria, maka mereka menjadi korban kelahiran dan kelapukan.

Makhluk-makhluk yang terikat pada nafsu keinginan, berlarian kian kemari seperti seekor kelinci yang terjebak. Karena terikat erat oleh belenggu-belenggu dan ikatan-ikatan, maka mereka mengalami penderitaan untuk waktu yang lama.

Makhluk-makhluk yang terikat pada nafsu keinginan, berlarian kian kemari seperti seekor kelinci yang terjebak. Karena itu seorang bhikkhu yang menginginkan kebebasan diri, hendaknya ia membuang segala nafsu-nafsu keinginannya.

disini saya justru melihat bhw si putri mempraktekkan meditasi asubha karena dalam pernyataan diatas bhw si putri menjadi brahma putthujhana, bukan brahma yg sudah ariya puggala

jadi wajar jika si putri bisa menjadi brahma putthujhana dengan melaksanakan samatha dengan obyek asubha

Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: markosprawira on 04 October 2009, 02:36:45 PM
Quote from: wangsapala on 03 October 2009, 12:02:37 PM
wew.. mengerikan sekali terlahir sebagai manusia, salah salah masuk neraka, apalagi kalo menjelang kematian, jika tdk mampu mempertahankan kesadarannya ditujuhkan pada hal yg baik, maka yg tdk baik muncul, mengerikan

kok ngeri sih bro? bukankah jika kita sudah diberi pilihan maka kita seharusnya bisa berjuang sekuatnya agar tidak masuk ke yg tidak baik?

lebih mengerikan mereka yg tidak mengenal dhamma loh..... karena sudah tidak tahu kusala/akusala, mereka juga tidak bisa latihan utk pikirannya karena misal dilatih pun, mereka akan bingung "ini buat apa yah?"
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: Tekkss Katsuo on 04 October 2009, 07:05:35 PM
Benar sich kt Bro Markos, kita selangkah lebih maju karena mengenal Dhamma, namun pikiran menjelang kematian pasti sgt sulit diarahkan, hahaha, makanya harus senantiasa menanamkan kebiasaan baik dan praktek Dhamma secara benar.. Semoga demikian menghindari kita jatuh di alamn menderita, dan bahkan kedepannya bisa merealisasikan Nibbana.
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: markosprawira on 05 October 2009, 09:22:34 AM
tenang aja bro, kalo kita ada keyakinan dengan perbuatan kita sendiri, perbuatan itu akan menjadi teman terbaik dalam mengarungi lautan kehidupan ini
bahkan dengan perbuatan baik, bisa membimbing sampai ke pacceka dan samma sambuddha

udah dinyatakan dengan jelas loh dalam nidhikanda sutta tuh :

Quote1 Walaupun harta seseorang ditimbun dalam-dalam di dasar sumur, Dengan tujuan : bila suatu saat diperlukan untuk pertolongan, harta yang disimpan itu dapat digunakan.

2 Atau ia berpikir : "Untuk pembebasan dari kemarahan raja, atau untuk uang tebusan bila aku ditahan sebagai sandera, atau untuk melunasi hutang-hutang bila keadaan sulit, atau mengalami musibah" Inilah alasan-alasan seseorang untuk menimbun harta.

3 Meskipun hartanya ditimbun dalam-dalam di dasar sumur, sama sekali tidak akan mencukupi semua kebutuhannya untuk selama-lamanya.

4 Jika timbunan harta itu berpindah tempat, atau ia lupa dengan tanda-tandanya, atau bila "Naga-Naga" mengambilnya, atau Yakkha-Yakkha mencurinya.

5 Mungkin juga timbunan harta itu dicuri oleh sanak keluarganya, atau ia tidak menjaganya dengan baik, atau bila buah KAMMA baiknya telah habis, semua hartanyapun akan lenyap.

6 Gemar berdana dan memiliki moral yang baik, dapat menahan nafsu serta mempunyai pengendalian diri, adalah timbunan "Harta" yang terbaik, bagi seorang wanita maupun pria.

7 "Harta" tersebut dapat diperoleh dengan berbuat kebajikan, kepada cetiya-cetiya atau Sangha, kepada orang lain atau para tamu, kepada Ibu dan Ayah, atau kepada orang yang lebih tua.

8 Inilah "Harta" yang disimpan paling sempurna, tidak mungkin hilang, tidak mungkin ditinggalkan, walaupun suatu saat akan meninggal, ia tetap akan membawanya.

9 Tak seorangpun yang dapat mengambil "Harta" itu, perampok-perampokpun tidak dapat merampasnya, oleh karena itu, lakukanlah perbuatan-perbuatan bajik, karena inilah "Harta" yang paling baik.

10 Inilah "Harta" yang sangat memuaskan, yang diinginkan para dewa dan manusia, dengan buah kebajikan yang ditimbunnya, apa yang diinginkan akan tercapai.

11 Wajah cantik dan suara merdu, kemolekan dan kejelitaan, kekuasaan dan pengikut, semua diperoleh berkat buah kebajikan itu.

12 Kedaulatan dan kekuasaan kerajaan besar, kebahagiaan seorang raja Cakkhavati, atau kekuasaan dewa di alam surga, semuanya diperoleh berkat buah kebajikan itu.

13 Setiap kejayaan manusia, setiap kebahagiaan surga, bahkan kesempurnaan Nibbana, semuanya diperoleh berkat buah kebajikan itu.

14 Memiliki sahabat-sahabat sejati, memiliki kebijaksanaan daan mencapai pembebasan, semuanya diperoleh berkat buah kebajikan itu.

15 Memiliki pengetahuan untuk mencapai pembebasan, mencapai kesempurnaan sebagai seorang siswa, menjadi Pacceka Buddha atau Samma Sambuddha, semuanya diperoleh berkat buah kebajikaan itu.

16 Demikian besar hasil yang diperoleh dari buah kebajikan itu, oleh karenanya orang Bijaksana selalu bertekad untuk menimbun "Harta" kebajikan.

sutta ini sangat bermanfaat sekali utk melihat betapa besar manfaat melaksanakan sila bagi batin kita

apalagi di saat ini dimana ada beberapa pandangan seolah yg terpenting HANYA meditasi saja, dan meremehkan pelaksanaan sila
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: Tekkss Katsuo on 05 October 2009, 10:18:21 AM
 _/\_

Thanks untuk Sharingnya GRP + 1 untuk Bapak Markos, telah mengingatkan kita betapa pentingnya harta kebajikan....

Sila, Samadhi dan Panya adalah satu kesatuan yang perlu dilaksanakan untuk memperoleh kebahagiaan baik di alam manusia maupun di alam dewa, membawa ke alam Brahma, dan akhirnya mampu merealisasikan Nibbana.....
Emank ada juga org yg lebih berpatokan pada meditasi saja tanpa begitu memandang sila, namun sesungguhnya sila merupakan dasar untuk mempersiapkan batin agar mampu bermeditasi dgn baik...

Ayo semangat untuk menimbun harta kebajikan yang tdk akan pernah dicuri oleh siapapun

_/\_
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: herwan2008 on 16 October 2009, 09:44:17 PM
dana...sila...bhavana
Title: Re: [Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?
Post by: Jerry on 16 October 2009, 10:50:47 PM
Quote from: herwan2008 on 16 October 2009, 09:44:17 PM
dana...sila...bhavana
herwan denger drmn tuh? ;D