Banyak yg mengatakan agama ibarat 'Jari Yg Menunjuk Bulan'.
Ketika Orang Bijaksana menunjuk ke arah bulan, maka si Bodoh akan melihat 'jari'-nya...
'Bulan' yg ditunjuk tsb adalah tujuan setiap insan: Bersatu dengan Allah, Cinta kasih tanpa batas, masuk surga, Nibbana, tak terkatakan, dsbnya.... Jari yg menunjuk adalah 'cara untuk merealisasi' ke arah tsb....
'Jari' tsb adalah ajaran2 agama yg dituangkan dalam kitab2: Alquran, Injil, Tipitaka, dll. Memahami kitab2 ini membutuhkan perenungan yg sangat dalam, membutuhkan implementasi dan 'hati'. Tidak dapat memahami kitab2 ini hanya dengan 'pikiran' semata. Dapatkah anda memahami indahnya matahari tenggelam dengan 'pikiran'? Dapatkah anda menikmati desiran angin dan suara kicauan burung dengan pikiran? Memahami 'Jari' (agama) membutuhkan 'hati': cinta kasih, belas kasihan, simpati dan ketenangan....
Seorang yg bodoh, yg belum mampu (tidak mau) melihat ke arah bulan, namun terus berkutat dengan jari telunjuk (kitab2 dan ayat2), yg memeras pikirannya untuk membedah kitab, sangat menyia-nyiakan ajaran agama-nya. Agama menjadi tidak berguna bagi (pencapaian) dirinya. Parahnya, ketika ia mengajarkan hal yg bodoh tsb kpd yg lain, maka pada saat itu ia menjadi bertanggung jawab atas kesalahpahaman orang lain tsb... ia menyesatkan orang lain tsb, ia menjerumuskan orang lain tsb... kata agama samawi ia akan menanggung dosa, kata agama Buddha ia telah menanam karma buruknya sendiri...
dari koran: Padang Ekspress terbitan Minggu 19 Juli 2009, Pada kolom: Konsultasi
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi327.photobucket.com%2Falbums%2Fk476%2Fwillibordus%2Fsharing%2FReligionisPoison.jpg&hash=08906207eaf46e5db0d2a9691c2df156b22aaead)
::
itu uda ga heran, bagi umat I, agama lain adalah kafir dan upahnya adalah neraka, jadi menurut mereka buat apa didoain susah2 klo ujung2 nya neraka. ???
makanya mereka jihad dan membunuh orang juga dianggap masuk surga dan dapat 72 bidadari cantik. 8)
nb : ini contoh orang yg telah dicuci otaknya pake rinso (dogma agama) sehingga pikirannya jadi plong ;D
nice posting, oh iya.. [at] TS
tolong dong, tunjukan dalilnya dalam kitab, jika itu Allah dalam islam, silahkan berikan rujukan anda,
jika itu alla dalam kr****n, demikian pula,
tks, diskusi yang menarik.
oh iya, saya sudah lihat sajian ayat diatas, maaf
kalau saya menafsirkan lain, begini:dalam surat at taubah itu.
Allah hanya ingin menunjukan kepada manusia,
bahwa tiada guna memohonkan ampun atas kesalahan mereka jika bukan mereka sendiri yang
bertobat langsung kepada Allah, karena ini menyangkut dosa hamba kepada pemiliknya.
karena itu masuk area hak preogratif tuhan.
kecuali dosa kepada sesama manusia, maka kita boleh memberi ampunan/ memaafkan mereka.
Dalam islam. Penghapusan dosa itu berdasar kepada ampunan dari manusia yg dia rugikan ya?
Tidak mengampuni orang yg minta ampun, trmsk dosa gak?
Quote from: hatRed on 19 July 2009, 05:21:15 PM
Dalam islam. Penghapusan dosa itu berdasar kepada ampunan dari manusia yg dia rugikan ya?
kalau nggak salah, nggak tepat begitu bro hatred meskipun andil manusia sangat besar dalam hal ini.
Tadi liat Ustad Jefri cerita, ketemu pendeta, pendeta nanya kenapa orang Islam mengatakan orang kr****n kafir, UJE balas tanya kalau di kr****n bilang orang islam itu apa? kafir kata pendeta, ya udah kalau gitu sesama orang kafir ga usah tanya2 lagi mending makan aja yuk kata UJE =)) =)) =))
Ada 1 hal yg gw bingung, yaitu kapasitas neraka. Jika dikatakan gak menganut agama tertentu maka nerakalah balasannya.
Jadi gw berpikir dr awal adam n hawa sampai ke zaman yesus / zaman nabi muhammad apa semua masuk neraka?
Neraka gak penuh? Dan mengapa tidak dibuat adanya agama terbenar pada awal zaman kehidupan? Jd gak ada yg masuk neraka.
Quote from: ryu on 19 July 2009, 05:39:52 PM
Tadi liat Ustad Jefri cerita, ketemu pendeta, pendeta nanya kenapa orang Islam mengatakan orang kr****n kafir, UJE balas tanya kalau di kr****n bilang orang islam itu apa? kafir kata pendeta, ya udah kalau gitu sesama orang kafir ga usah tanya2 lagi mending makan aja yuk kata UJE =)) =)) =))
Saya baru tahu ada pendeta menggunakan istilah arabic untuk menyebut orang yang lain agama dengannya. Biasanya kata "sesat" atau bahasa ibrani.
Kalau saya justru melihat bahwa Surat At Taubah itu berisi nada 'ajakan' untuk bertobat pada Allah dan Rasul-Nya. Pertobatan yang sesuai dengan-Nya tentu saja dengan menjadi Muslimin/ah yang taqwa. Dengan begitu, besar kemungkinannya jika Allah akan mengampuni semua dosa-dosa dari orang tersebut.
Pertanyaan saya :
- Jika ada orang Non-Muslin yang baik hati, apakah Umat Muslim diharamkan untuk mendoakan kesejahteraan baginya?
- Jika ada orang Muslim yang kurang baik hati, apakah Umat Muslim diharuskan untuk mendoakan kesejahteraan baginya?
Quote from: upasaka on 19 July 2009, 07:47:29 PM
Kalau saya justru melihat bahwa Surat At Taubah itu berisi nada 'ajakan' untuk bertobat pada Allah dan Rasul-Nya. Pertobatan yang sesuai dengan-Nya tentu saja dengan menjadi Muslimin/ah yang taqwa. Dengan begitu, besar kemungkinannya jika Allah akan mengampuni semua dosa-dosa dari orang tersebut.
:)) Sebelum jauh, jika benar bahwa seseorang itu sesat karena kehendaknya sendiri, tapi bagaimana kalau ternyata yang membuat seseorang sesat adalah si pembuat aturan yang memegang otoritas pengampunan itu sendiri?? ^-^
Quis custodiet ipsos custodes? ^-^
Kalo baca dari surat Al-Taubah di potongan artikel di atas sih merujuk ke orang2 munafik. Bukan orang-orang yg beda agama. Apa definisi dari munafiqin itu? Di atas tertulis yaitu orang-orang yg mencela org mukmin yg memberi sedekah secara sukarela; dan mencela orang-orang yg tdk memperoleh utk disedekahkan selain sekadar kesanggupannya.
Jadi sebenarnnya tidak perlu dipermasalahkan karena yg mengutip kalimat dari surat itu sendiri salah..
Seharusnya kalau mau dikutip perihal pertanyaan Rasul pada Allah soal bagaimana nasib pamannya Abu Thalib di akhirat yg seorg kafir tapi sepenuh hati membesarkan dia, dan dijawab kurang lebih begini oleh Allah: "Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memohonkan ampunan Allah bagi orang-orang musyrik."
Quote from: Forte on 19 July 2009, 05:57:56 PM
Ada 1 hal yg gw bingung, yaitu kapasitas neraka. Jika dikatakan gak menganut agama tertentu maka nerakalah balasannya.
Jadi gw berpikir dr awal adam n hawa sampai ke zaman yesus / zaman nabi muhammad apa semua masuk neraka?
Neraka gak penuh? Dan mengapa tidak dibuat adanya agama terbenar pada awal zaman kehidupan? Jd gak ada yg masuk neraka.
agama itu untuk diselami
bukan untuk dipikirkan
Allah melarang mendoakan orang Beda Agama?
maksudnya adalah
janganlah engkau mendoakannya..
namun berikanlah apa yang ia tauladan
contoh dari umat ku (umat allah)
Quote from: andry on 19 July 2009, 09:21:38 PM
Quote from: Forte on 19 July 2009, 05:57:56 PM
Ada 1 hal yg gw bingung, yaitu kapasitas neraka. Jika dikatakan gak menganut agama tertentu maka nerakalah balasannya.
Jadi gw berpikir dr awal adam n hawa sampai ke zaman yesus / zaman nabi muhammad apa semua masuk neraka?
Neraka gak penuh? Dan mengapa tidak dibuat adanya agama terbenar pada awal zaman kehidupan? Jd gak ada yg masuk neraka.
agama itu untuk diselami
bukan untuk dipikirkan
jadi inti dari selaman nya ?
kalau tidak dipikirkan => gak logic donk
betul, namun tidak semua perlu dipetakan dengan logika...
jadi ada beberapa sayur yang anda cukup ketahui rasanya dan anda makan
namun ada beberapa sayur yang harus anda ketahui komposisi dan racikannya...
jadi inti dari selaman nya ialah, dingin dan asinnya air laut...
(harafianya ialah, ketika anda ke laut, baru anda tau rasa air laut.. getu bozz)
bukan..
maksud gw.. tentu gak adil jika manusia yang ada sebelum zaman yesus / nabi muhammad itu masuk neraka semua..
jadi tidak menyelami secara buta..
[at] ^
oh.. hahaha.. ta kira apa.. maap2 gak mudeng.. lage errorr tegangan tingkat tinggi
Quote from: Forte on 19 July 2009, 09:55:01 PM
bukan..
maksud gw.. tentu gak adil jika manusia yang ada sebelum zaman yesus / nabi muhammad itu masuk neraka semua..
jadi tidak menyelami secara buta..
kalo org kr****n blang, pas yesus mo koit. Dia nyuruh mayat mayat yg kudus biar bangkit en turut terbang sama dia
Ya, saya melihat dua permasalahan dari cuplikan koran tersebut:
1. Ajaran itu sendiri yg dituangkan dengan bahasa yg kontroversial, sehingga seringkali memakai azaz ganda. Maksudnya: Sabda tuhan ditafsirkan sesuai tujuan, kadangkala diterjemahkan secara langsung, apa adanya... kadangkala diterjemahkan secara tafsiran. Tidak konsisten.
2. Bergantung pada juru tafsir. Point ke dua ini yg lebih berbahaya dan menjadi fokus topik saya kali ini. Karena umat (dididik untuk) tidak (berani) menafirkan sendiri, sehingga umat bergantung pada 'juru bicara' tuhan.
Cuplikan koran diatas adalah contoh kasus dimana akal sehat / hati nurani dikalahkan oleh ayat2.
Mengenai si ahli tafsir tsb, ada dua kemungkinan:
1. Dia sengaja menguatkan ide fanatik-nya dgn memplesetkan ayat2 Qur'an
atau
2. dia memang stupid
::
Jadi inget kisah zen yg membakar kitab
Jadi inget kisah zen yg membakar kitab
Itu penafsiran yang kurang tepat. Yang ditanyakan dalam artikel itu adalah "bolehkan mendoakan orang beda agama?" BUKAN "bolehkan kita mendoakan orang munafiq?"
Ironisnya, sebetulnya pertanyaan mana pun yang dilontarkan, jawabannya bukan "tidak boleh". Dalam surah At Taubah, dikatakan bahwa didoakan (sampai 70x pun) atau tidak sama sekali, Allah tetap tidak mengampuni mereka. Jadi tetap bukan larangan mendoakan, tetapi bahwa keputusan tetap di tangan Allah.
Yang ke dua, jika penulis artikel tersebut menjawab "tidak boleh", maka dia menyamakan umat lain (kafir) sebagai munafik (munafiqun). Itu fatal sekali. Jika munafik dilihat dari ayat tersebut, maka jelas sekali tidak semua umat lain menghina pemberian sedekah (zakat), bahkan rasanya hampir semua agama memujinya.
Jika munafik dilihat dari surah 63 (yang memang membahas orang-orang munafik) adalah mereka yang mengaku percaya, menyatakan di depan umum, namun hatinya berbeda dan menjauh dari Allah. Tampak sekali menyamakan "orang beda agama" dengan "munafik" adalah tafsiran seenak perut.
Quote from: wentalau on 19 July 2009, 03:33:53 PM
itu uda ga heran, bagi umat I, agama lain adalah kafir dan upahnya adalah neraka, jadi menurut mereka buat apa didoain susah2 klo ujung2 nya neraka. ???
makanya mereka jihad dan membunuh orang juga dianggap masuk surga dan dapat 72 bidadari cantik. 8)
nb : ini contoh orang yg telah dicuci otaknya pake rinso (dogma agama) sehingga pikirannya jadi plong ;D
Sepertinya anda tidak tahu apa-apa tentang Islam dan ajarannya. Juga sedikitnya ada 3 tafsiran tentang 72 "hal" yang didapat dalam surga, tidak semua orang menafsirkannya sebagai "perawan" untuk disetubuhi sepanjang waktu.
72 juga merupakan angka metafora yang berarti banyak, sama seperti 500 atau 84000 dalam Tipitaka.
Jadi sebaiknya anda sendiri tidak usah menuduh orang lain otaknya sudah dicuci. Anda sendiri perlu menyadari apakah sudah dicuci otak untuk melihat Islam secara negatif.
mendiskusikan ajaran agama lain, apalagi sampai memvonis benar/salah, sepertinya bukan kapasitas kita sebagai buddhist, dan juga bukan kapasitas forum ini. jadi saya pikir sebaiknya topik ini tidak perlu diperpanjang lagi.
_/\_
Tujuan topik ini sesungguhnya bukan untuk men-vonis ajaran agama lain benar atau salah, namun sebagai contoh kasus bagi kita, karena sangat susah untuk melihat kelemahan diri sendiri... jauh lebih mudah melihat kelemahan ajaran lain....
bahwa ada kejadian dimana 'kepercayaan' semata apalagi sampai menggantungkan kepada juru tafsir, tanpa berani menyelami dan merenungkan sendiri, adalah perbuatan yg bodoh. Ini terkait dengan ehipassiko dalam Buddhisme.
Dari judul berita tsb saja sudah terdapat banyak kerancuan, misalnya: orang munafik disamakan dengan orang yg beda agama (seperti yg dijelaskan oleh Sdr. Kainyn), juga ayat2 yg berbeda digunakan untuk menguatkan pendapat si ahli tafsir, dan pemlesetan2 tsb dipampang di koran daerah yg (pastinya) akan dimakan mentah2 oleh sbgn besar umat...
Untuk ajaran Buddha sendiri, meskipun ayat-nya (kelihatannya) sudah sangat jelas, masih juga terdapat banyak selisih paham... seperti yg terjadi di DC dan juga di SP, hampir tiap hari terjadi selisih paham dalam membedah ayat2 Buddhisme.... pemecahannya, sama seperti contoh kasus agama lain tsb, selamilah sendiri dengan pikiran/ hati yg jernih, selamilah dengan pengalaman sendiri....
::
^Ehipassiko (kalama sutta).... :jempol:
_/\_ :lotus:
Harus dapet karunia Roh Kudus baru bisa main tafsir2 ;D
Mau main tafsir apa mau main lihat?
siapa yg tafsir dan siapa yg lihat?
apa perbedaan tafsir dan lihat?
Quote from: ryu on 21 July 2009, 03:01:12 PM
Harus dapet karunia Roh Kudus baru bisa main tafsir2 ;D
maksud anda, karunia yang ini?
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fimg511.imageshack.us%2Fimg511%2F2604%2Fcrucifiedim6&hash=69ff9d5caeabef5a3ff8be56ebe2d7316c9a3376)
DOKTER TAHU LEBIH BAIK
Percaya kepada kekuasaan membahayakan pemahaman:
Seorang dokter membungkuk memeriksa tubuh yang terbaring
lemas di tempat tidur. Kemudian ia tegak berdiri dan
berkata, "Maaf, saya terpaksa mengatakan bahwa suamimu sudah
tidak ada lagi."
Suara protes lemah terdengar dari tubuh lemas yang terbaring
di tempat tidur itu. "Tidak, saya masih hidup."
"Diam," kata istrinya. "Dokter lebih tahu daripada engkau."
(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)
::