Forum Dhammacitta

Buddhisme dan Kehidupan => Ulasan Buku, Majalah, Musik atau Film => Topic started by: Yumi on 18 July 2009, 11:59:54 PM

Title: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 18 July 2009, 11:59:54 PM
38) Membuat Kehendak Tulus untuk Meminta Maaf dan Membayar Perbuatan Lampau Kita terhadap Orang-orang dengan Pelimpahan Jasa Kebajikan yang Kita Perbuat

Melakukan dan melimpahkan jasa kebajikan yang kita perbuat serta dengan kehendak tulus memberi tahu mereka untuk mengetahui dan menerima kehendak kita yang sebenarnya untuk memohon maaf dan membayar hutang-hutang kita. Melakukan hal tulus tersebut terhadap makhluk-makhluk kasat mata dengan cara demikian bukanlah penipuan ataupun tidak masuk akal, tetapi ia adalah praktek yang benar dan merupakan cara yang efektif untuk membebaskan kita dari genggaman tangan-tangan perbuatan buruk yang sedang menunggu untuk mencengkeram kita. Melakukan kebajikan tanpa mengharapkan hasil bagi diri sendiri adalah berkah tertinggi.

Oleh karena itu, setelah melakukan kebajikan apa pun, kita seharusnya membuka pikiran kita dan melimpahkan jasa kebajikan tersebut kepada semua makhluk di semua alam kehidupan. Lakukanlah dengan tulus ketika melimpahkan jasa dan mohonkanlah maaf atas segala tindakan salah yang pernah dilakukan di masa lampau terhadap mereka.

Juga berterimakasihlah kepada para penolong kita atas pertolongan yang telah kita terima, baik secara langsung maupun tidak langsung. Lakukanlah dengan penuh ketulusan. Lakukanlah dengan perasaan yang lembut dan senang yang terungkapkan melalui kata-kata. Tindakan yang disertai dengan kegembiraan dan ketulusan akan lebih efektif; sebab bukan hanya manusia yang menyukai kelembutan dan kegembiraan yang penuh ketulusan, tetapi juga makhluk-makhluk yang ada di alam-alam berbeda lainnya.

~Betapa Pentingnya Kehidupan Saat Ini – Somdet Phra Ñāna Samvara, Sańgharaja Thailand, pp. 52-53~
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 19 July 2009, 12:02:13 AM
14) Selalulah Beraspirasi untuk Terlahir Kembali sebagai Manusia

Para tetua yang bijak dan memiliki Pandangan Benar percaya akan kekuatan dari kemelekatan pikiran. Mereka mengajarkan kepada generasi muda bahwa sebelum tidur mereka sepatutnya mengucapkan kata "Buddho" untuk mengingat kembali keluhuran Sang Buddha dan membuat aspirasi bahwa bila mereka meninggal dunia, "Semoga saya terlahir kembali sebagai manusia dan semoga saya bertemu kembali dengan agama Buddha." Dengan demikian, seandainya dalam tidurnya orang tersebut tidak pernah bangun lagi maka harapan tersebut akan menjadi kenyataan.

Untuk terlahir kembali sebagai manusia dan bertemu kembali dengan agama Buddha adalah berkah tertinggi dalam hidup. Orang yang memiliki Pandangan Benar sepatutnyalah beraspirasi dengan serius.

~Betapa Pentingnya Kehidupan Saat Ini – Somdet Phra Ñāna Samvara, Sangharaja Thailand, p. 18~
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 19 July 2009, 12:04:51 AM
15) Hanya Kehidupan Saat Inilah yang Bisa Mengarahkan Kita ke Kebahagiaan

Seseorang yang mempunyai tekad kuat untuk terlahir kembali sebagai manusia dan bertemu agama Buddha adalah orang yang telah mengetahui betapa pentingnya hidup di saat ini, tidak peduli betapa hal tersebut terlihat seakan tidak berarti.

"Hanya kehidupan di saat inilah yang dapat membawa kita ke kebahagiaan karena hanya saat inilah yang memberikan kondisi untuk melakukan perbuatan baik."

Kebaikan apa pun yang ingin dilakukan ... ia hanya bisa dilakukan pada saat ini. Keluhuran tertinggi dapat dilatih untuk mencapai hasil yang tertinggi, yaitu merealisasikan sang Jalan (Magga), Buah (Phala), dan Penghentian Penderitaan (Nibbāna) serta tidak kembali lagi pada keberadaan yang berkondisi. Semua hal ini dapat dilakukan dalam kehidupan saat ini; atau bahkan hanya untuk mencapai alam surga ataupun terbebas dari alam neraka.

Membuat tekad yang kuat untuk hanya tetap terlahir sebagai manusia dan berjumpa dengan agama Buddha setelah mati dari kehidupan yang sekarang ini adalah juga hal yang tepat untuk dilakukan. Bahkan, memang sepatutnya dilakukan.

~Betapa Pentingnya Kehidupan Saat Ini – Somdet Phra Ñāna Samvara, Sangharaja Thailand, p. 19~
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 19 July 2009, 12:07:28 AM
17) Melatih Pikiran agar Terbiasa dengan Objek yang Menguntungkan/Bernilai (Membawa kepada Kebaikan)

Keterbiasaan (keakraban) terhadap suatu hal terbentuk dengan cara sering ataupun selalu merasakannya.

Sebagai contoh, mengucapkan "Buddho" secara teratur membuat kita menjadi terbiasa dengan "Buddho". Keakraban terhadap seseorang yang selalu memberi dukungan yang hangat akan membuat pikiran kita otomatis teringat padanya ketika kita berada pada masa-masa sulit.

Keakraban terhadap perasaan tertentu perlu dilatih agar kita menjadi terbiasa dengannya. Sesuatu hal seperti "Buddho" adalah suatu objek pikiran dan adalah bagus untuk terbiasa mengucapkan "Buddho" ketika menghadapi masa sulit. Pikiran tidak akan menuju pada hal-hal lain yang tidak akrab dengannya, sebaliknya ia akan berpegang teguh pada kata "Buddho" yang merupakan objek paling bernilai di antara semua objek bernilai lainnya. Dengan demikian, ia akan mengalami perasaan positif sehingga membuat pikirannya merasa terbebas dari segala jenis bahaya. Oleh karena itu, keakraban terhadap objek yang menguntungkan (positif) adalah hal yang terpenting.

Setiap orang telah mengalami kelahiran kembali yang tak terhitung jumlahnya, dan oleh karenanya telah terbiasa dan akrab dengan banyak hal dan objek yang berbeda. Objek atau hal apa pun yang familiar bagi seseorang merupakan objek yang melekat pada pikiran seseorang di kehidupan-kehidupannya yang lampau. Hasil dari suatu kemelekatan di masa lampau dapat terbawa hingga ke kehidupan sekarang.

~Betapa Pentingnya Kehidupan Saat Ini – Somdet Phra Ñāna Samvara, Sangharaja Thailand, p. 21~
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: 7 Tails on 19 July 2009, 07:12:51 AM
Quote from: Yumi on 19 July 2009, 12:02:13 AM
14) Selalulah Beraspirasi untuk Terlahir Kembali sebagai Manusia

Para tetua yang bijak dan memiliki Pandangan Benar percaya akan kekuatan dari kemelekatan pikiran. Mereka mengajarkan kepada generasi muda bahwa sebelum tidur mereka sepatutnya mengucapkan kata "Buddho" untuk mengingat kembali keluhuran Sang Buddha dan membuat aspirasi bahwa bila mereka meninggal dunia, "Semoga saya terlahir kembali sebagai manusia dan semoga saya bertemu kembali dengan agama Buddha." Dengan demikian, seandainya dalam tidurnya orang tersebut tidak pernah bangun lagi maka harapan tersebut akan menjadi kenyataan.

Untuk terlahir kembali sebagai manusia dan bertemu kembali dengan agama Buddha adalah berkah tertinggi dalam hidup. Orang yang memiliki Pandangan Benar sepatutnyalah beraspirasi dengan serius.

~Betapa Pentingnya Kehidupan Saat Ini – Somdet Phra Ñāna Samvara, Sangharaja Thailand, p. 18~

kenapa mesti tunggu sampai kehidupan yg lain dan moga2 nanti mengenal dhamma lagi wkkkkk
berkah tertinggi atau pandangan salah nih
"The Present Life Is So Important"
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 19 July 2009, 04:45:42 PM
 [at]  7 Tails, emangnya ada tersirat mesti tunggu ampe kehidupan yg lain dulu? Maksud dr judul itu justru menekankan betapa pentingnya kehidupan kita saat ini, di mana bisa terlahir sbg manusia dan mengenal dhamma, bs melatih utk mencapai kebebasan.. bukannya suruh nunda2..  ^-^ :P
emm.. kekna wa ga blh kutip lompat2 ya..mungkin lu baca sepotong2 jdnya kurang nyambung n asal judge pandangan salah.  :-? awal2 babnya itu berisi ttg kehidupan kita di dunia ini sgt singkat, trs kepastian dr hukum sebab-akibat, adanya kelahiran kembali yg berbeda-beda dr tiap makhluk sesuai dgn buah perbuatannya, trus ttg janaka kamma, hal terakhir yg melekat pd pikiran seseorg yg mengarahkan seseorg pd khdpn berikutnya, trs kekuatan kemelekatan pikiran sblm kematian. Tar wa lanjut post mulai dari awal deh yaa biar yg baca ga salah paham lg.. hbs kirain klo yg uda umum2 ga usa post lagi. :-[

Quote from: Yumi on 19 July 2009, 12:04:51 AM
"Hanya kehidupan di saat inilah yang dapat membawa kita ke kebahagiaan karena hanya saat inilah yang memberikan kondisi untuk melakukan perbuatan baik."

Kebaikan apa pun yang ingin dilakukan ... ia hanya bisa dilakukan pada saat ini. Keluhuran tertinggi dapat dilatih untuk mencapai hasil yang tertinggi, yaitu merealisasikan sang Jalan (Magga), Buah (Phala), dan Penghentian Penderitaan (Nibbāna) serta tidak kembali lagi pada keberadaan yang berkondisi. Semua hal ini dapat dilakukan dalam kehidupan saat ini; atau bahkan hanya untuk mencapai alam surga ataupun terbebas dari alam neraka.

_/\_
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 19 July 2009, 10:43:16 PM
1) Kehidupan Saat Ini Sangatlah Terbatas dan Singkat

Setiap kehidupan, apa pun bentuknya, baik manusia maupun binatang telah pernah hidup bukan hanya di kehidupan sekarang ini saja. Keberadaan kita tidak terbatas hanya pada kehidupan saat ini. Semua makhluk memiliki kehidupan lampau, kehidupan sekarang, dan juga akan hidup lagi di kehidupan yang mendatang.

Kehidupan mempunyai keterbatasan dalam mencapai segala tujuan yang dikehendaki karena ia sangat singkat.

Kehidupan tunduk pada usia. Saat ini, umur rata-rata setiap orang tidak melebihi 100 tahun; dan itu tidaklah lama.

Satu kali masa kehidupan saja tentu tidak dapat dibandingkan dengan kehidupan-kehidupan lampau yang tidak terhitung banyaknya; dan demikian pula dengan kehidupan-kehidupan di masa mendatang yang juga tidak terhitung banyaknya.

Seperti yang diungkapkan oleh para bijak, kehidupan sekarang sangat tidak terfokus. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman, kebijaksanaan yang dapat membawa kebebasan dari penderitaan.


2) Kehidupan dan Perbuatan yang Kita Lakukan

Semua kehidupan yang ada di saat ini, baik manusia ataupun hewan, sebelumnya pernah terlahir sebagai berbagai jenis makhluk yang berbeda; tergantung pada perbuatan baik dan perbuatan buruk yang mereka lakukan. Segala perbuatan yang telah dilakukan pada kehidupan-kehidupan yang lalu adalah tidak terbatas.

Baik atau buruknya hasil dari suatu perbuatan adalah tergantung pada kehendak yang terkandung di dalam perbuatan itu sendiri. Kehendak yang baik memberikan hasil yang menyenangkan; dan demikian pula kehendak yang buruk memberikan hasil yang tidak menyenangkan.

Akibat dari setiap perbuatan mungkin tidak akan dirasakan segera dan tidak muncul secara berurutan. Meskipun demikian, akibat-akibat tersebut tetap akan muncul dan dirasakan.


3) Setiap Perbuatan Menghasilkan Akibat yang Sesuai Dengan Sebabnya

Di mana ada sebab, di situ ada akibat. Ketika suatu sebab—perbuatan—menghasilkan akibatnya, maka pengalaman dan perasaan yang dirasakan akan sebanding/sesuai dengan sebabnya tersebut. Sewaktu merasakan kebahagiaan, kita sepatutnya memahami bahwa itu adalah hasil atau akibat dari tindakan jasmani ataupun lisan kita yang positif.

Seorang awam mungkin tidak menyadari apakah suatu akibat tertentu adalah ditimbulkan oleh sebab yang baik atau yang buruk; namun bagaimanapun, ia sepatutnya tahu dan yakin bahwa kebahagiaan selalu merupakan hasil dari perbuatan yang baik. Hasil yang baik tidak akan pernah berasal dari sebab/perbuatan yang buruk.

Ketika seseorang—mungkin kita maupun orang lain—mengalami penderitaan, maka harus dipahami bahwa itu adalah akibat dari sebuah sebab/perbuatan yang buruk.

Seorang awam mungkin tidak mengetahui perbuatan-perbuatan buruk yang telah dilakukan pada masa lampau. Namun bagaimanapun, ia sepatutnya memahami dan yakin bahwa penyebab penderitaan yang dialaminya saat ini adalah akibat dari perbuatan buruknya di masa lampau. Hasil yang buruk tidak akan pernah berasal dari sebab/perbuatan yang baik.


4) Akibat dari Suatu Perbuatan adalah Pasti tanpa Pengecualian

Ketika muncul dalam pikiran seseorang: "Kami telah melakukan kebaikan tapi tidak merasakan sesuatu yang bagus; atau, kami telah melakukan banyak kebaikan tapi toh tidak menghasilkan hal-hal yang baik," maka ia sepatutnya mengetahui dan memahami bahwa itu adalah pemikiran yang salah, sebuah gagasan yang salah, dan ia telah salah paham tentang kebenaran. Dengan melakukan kebaikan, maka selalu akan mendapatkan kebaikan sebagai balasannya tanpa pengecualian.

Ketika muncul gagasan bahwa: "Kami telah melakukan hal yang buruk tapi mendapatkan hal-hal baik; atau, dia dapat melakukan perbuatan buruk dan mendapatkan hasil yang baik," maka ia sepatutnya mengetahui dan memahami bahwa itu adalah pemikiran yang salah, sebuah gagasan yang salah, dan merupakan kesalahpahaman atas kebenaran. Dengan melakukan kebaikan, maka selalu akan mendapatkan kebaikan sebagai balasannya tanpa pengecualian.
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 19 July 2009, 10:46:28 PM
5) Kerumitan dari Hukum Sebab dan Akibat

Hidup dalam kehidupan saat ini hanyalah satu buah kehidupan dan sangat "kecil" bila dibandingkan dengan kehidupan-kehidupan lampau kita yang tidak terhitung jumlahnya. Oleh karena itu, kamma atau perbuatan-perbuatan yang kita lakukan hanya pada kehidupan sekarang ini adalah sangat-sangat "kecil" sekali ketika dibandingkan dengan perbuatan-perbuatan yang kita lakukan di kehidupan-kehidupan lampau yang tak terhitung banyaknya.

Sebagai contoh, lihatlah perbuatan menulis dengan sebuah pena atau pensil di secarik kertas. Tulisan pertama dapat dibaca dan dipahami dengan mudah. Tetapi penulisan ulang pada kertas yang sama beberapa kali, membuat kata-katanya menjadi semakin sulit dilihat dan dibaca. Dengan kondisi demikian, maka membaca tulisan yang ada di kertas tersebut menjadi tidak mungkin. Penelusuran terhadap kata-kata yang ada di sana malah akan membingungkan kita; kita tahu bahwa di sana ada kata-kata di kertas tersebut namun kita tidak sanggup untuk mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya. Tulisan manakah yang lebih dulu dan belakangan?  Demikian pula halnya dengan perbuatan baik dan buruk dari seseorang. Perbuatan-perbuatan dilakukan berulang-ulang dan tidak dapat dihitung. Dengan cara yang sama,  perbuatan baik dan buruk menjadi "tercampur aduk". Mereka tertimpa dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya dan bahkan jauh lebih tidak dapat dipahami dibandingkan dengan kata-kata yang tidak terbaca tersebut, serta tidak dapat dibedakan mana yang lebih awal atau belakangan. Seseorang tidak dapat memahami kamma-nya sendiri dan juga tidak dapat menunjukkan perbedaan atas mana kamma yang lebih awal. Juga, apa saja perbuatan baik dan buruk yang telah dilakukan selama ini tidak dapat diketahui semuanya pada kehidupan sekarang. Inilah kerumitan dari kamma yang tidak dapat dibedakan dan adalah sama dengan kerumitan yang membingungkan dari berbagai tulisan yang ditulis timpa-menimpa pada secarik kertas yang sama.


6) Apakah yang Mengungkapkan Kerumitan Kamma?

Ada hal yang membedakan antara kerumitan kamma dengan tulisan yang tidak terbaca, yaitu: tulisan yang tidak terbaca tidak dapat menunjukkan apakah arti dari tulisan tersebut adalah baik atau buruk.

Tidak peduli berapa banyak pun perbuatan yang saling tumpang tindih, mereka tetap dapat diketahui dan dibedakan antara mana yang baik dan buruk. Akibat yang muncul dari perbuatan-perbuatan tersebut menunjukkan atau mencerminkan penyebab-penyebabnya.


7) Kelahiran yang Berbeda-beda

"Kehidupan sekarang" dari masing-masing orang tergantung pada banyak faktor, seperti apakah mereka adalah orang Thailand, Cina, atau Eropa, suku mereka, status sosial, status keluarga, kesehatan, kekayaan, dsb. Ada dilahirkan terhormat, ada yang dilahirkan terhina. Kebijaksanaan dan tingkat kecerdasan mereka pun tidak sama. Sebagian mungkin pintar, dan sebagian mungkin tidak; sebagian hidup dalam keberuntungan, sementara yang lain dalam keadaan tidak beruntung.

Semua perbedaan ini menunjukkan adanya Hukum Sebab-Akibat dan mengungkapkan bahwa tentu ada sebab-sebab lain di luar dari yang ada di kehidupan sekarang dari setiap individu. Semuanya mengalami kelahiran dan kehidupan yang berbeda-beda karena adanya sebab-sebab yang berbeda dari kehidupan lampau.


8] Dilahirkan di Kehidupan Sekarang

Perbedaan terpenting yang menunjukkan kekuatan kamma adalah perbedaan antara terlahir sebagai dewa (penghuni alam surga), terlahir sebagai manusia, atau terlahir sebagai binatang ataupun hantu kelaparan (peta).

Dewa dapat terlahir kembali sebagai manusia atau binatang.
Manusia dapat terlahir kembali sebagai dewa atau binatang.
Binatang dapat terlahir kembali sebagai dewa atau manusia.

Semua kelahiran kembali yang disebutkan di atas adalah hasil kerja dari kamma (perbuatan-hasil) yang menuntun pada kelahiran yang baru.

Ini adalah kebenaran universal. Mengenai ada yang percaya akan hal ini dan ada pula yang tidak, itu bukanlah masalah. Kebenaran adalah kebenaran, dan tidak ada sesuatu pun yang dapat mengubah kebenaran. Terlepas dari percaya atau tidak, seseorang sepatutnya takut tidak terlahir kembali sebagai manusia atau dewa.

Pada umumnya, seorang dewa biasanya terlahir kembali sebagai manusia daripada sebagai makhluk yang lebih rendah. Ada anggapan bahwa beberapa individu dari alam dewa terlahir kembali sebagai manusia. Anggapan itu ditunjukkan melalui kelakuan yang baik, sopan santun, pintar, termasuk kecerdasan yang baik.

Beberapa faktor mungkin tidak sepenuhnya ada namun dijelaskan bahwa mereka yang terlahir dari alam dewa terlihat dari karakter pribadi yang baik. Semua ini adalah indikasi makhluk dewa yang terlahir kembali sebagai manusia.


9) Kekuatan Kamma (Hukum Sebab-Akibat) dan Kelahiran Kembali

Ada satu hal yang diterima oleh umat Buddha mengenai adanya makhluk, dewa yang terlahir kembali sebagai manusia, yaitu: Guru Agung, Sang Buddha. Ia terlahir kembali dari Surga Tusita ke alam manusia sebagai Pangeran Siddhattha, putra dari Raja Suddhodana dan Ratu Maya.

Kisah lain dalam literatur Buddhis yang juga cukup dikenal adalah kisah Dewa Mekkhala. Dewa ini ditunjuk sebagai pelindung suatu samudra dan orang-orang yang bernaung pada Tiga Permata (Tiratana), memegang teguh moral (silasampanna), dan menghormati orang tua mereka.

Tersebutlah Bodhisatta Brahmin yang menempuh perjalanan dengan kapal di samudra tersebut namun kapalnya hancur. Butuh 7 hari untuk berenang sampai ke tepi pantai.

Ia terlihat oleh Dewa Mekkhala yang kemudian menampakkan diri di hadapannya dan berkata bahwa ia akan memberikan apa pun yang dibutuhkan oleh Bodhisatta. Ia mewujudkan semua benda-benda tersebut untuk Bodhisatta, seperti kapal dan permata.

Bodhisatta pun terbebas dari samudra dan berlatih memberi (dana) dan memegang teguh moral (sila) sepanjang hidupnya. Setelah kehidupan sebagai manusianya berakhir, ia pun terlahir kembali di alam surga.

Bodhisatta tersebutlah yang kelak menjadi Sang Buddha.

Dewi tersebut, Mekkhala menjadi Bhikkhuni Uppalavanna.

"Dewa dapat terlahir kembali sebagai manusia dan manusia dapat terlahir kembali sebagai dewa."

Ketika Guru Agung sedang berada di Vihara Jetavana, Beliau memberitahukan sebuah kisah di masa lampau. Jauh di masa kehidupannya yang lampau Beliau merupakan pimpinan dari sebuah kelompok pedagang keliling (berkelana dengan kereta angkut) yang membawa barang-barang dari Kota Baranasi dengan tujuan pulang ke rumah. Mereka harus berjalan melalui daratan yang kering dan dalam perjalanan mereka menemukan sumur yang sudah kering. Mereka mencoba menggali untuk mendapatkan air minum tapi malahan menemukan banyak perhiasan, bukan air. Sang Bodhisatta memperingatkan mereka bahwa "ketamakan adalah sebab dari kehancuran", namun tidak satu pun orang mematuhinya. Mereka terus menggali untuk mengumpulkan lebih banyak perhiasan. Sumur ini adalah tempat berdiam seekor raja naga. Ketika sumurnya dirusak, raja naga menjadi marah dan membunuh mereka semua dengan menyemburkan racun dari hidungnya ke arah mereka semua. Bodhisatta sendiri tidak ikut dalam penggalian dan oleh karena itu, ia selamat. Ia kemudian memenuhi ketujuh keretanya dengan perhiasan. Ia membagikan kekayaan tersebut untuk amal dan melaksanakan uposatha-sila (moralitas tinggi) sampai akhir hayatnya. Setelah meninggal, ia terlahir kembali di alam surga.

Ini menunjukkan bahwa manusia dengan pikiran, ucapan, dan perbuatan jasmani yang baik akan terlahir kembali di alam surga dalam bermacam-macam tingkatan tergantung pada tingkatan perilaku mereka.
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 19 July 2009, 10:58:37 PM
10) Manusia Bisa Terlahir Kembali sebagai Dewa, Manusia ataupun Binatang

Pada zaman Buddha, ada seorang pria yang jengkel dan marah pada seekor anjing yang selalu mengikutinya. Sang Buddha mengetahui hal ini dan memberitahukannya bahwa ayahnya yang telah meninggal dunia terlahir kembali sebagai anjing itu dan pria tersebut membuktikannya dengan membiarkan anjing tersebut menunjukkan tempat di mana ia menyembunyikan harta karun pada kehidupannya yang lampau. Tidak ada seorang pun yang tahu hal tersebut kecuali almarhum ayahnya. Anjing itu menuntun pria tersebut ke tempat yang dimaksud untuk menggali harta karun yang telah disembunyikan di dalam tanah sebelum kematiannya.

Binatang dapat terlahir kembali sebagai dewa. Hal ini dapat ditemukan di berbagai Kitab Suci agama Buddha. Sebagai contoh, pada masa Sang Buddha, beberapa binatang mendengarkan lantunan sutta dari seorang bhikkhu dengan penuh perhatian. Binatang yang meninggal pada saat itu kemudian terlahir kembali di alam surga. Ini adalah kekuatan dari rasa hormat terhadap Dhamma (Ajaran) Sang Buddha.

Binatang dapat terlahir kembali sebagai manusia. Kepercayaan yang mendalam ini dapat terlihat ketika orang-orang mengekspresikan perasaan mereka yang terkendalikan dalam cara yang berbeda-beda, misalnya: "tingkah laku seperti seekor monyet", atau tindakan tanpa perasaan kasihan "seperti makhluk neraka", dll. Berbagai macam tingkah laku ini terlihat dari bahasa tubuh, ekspresi suara, dan banyak bentuk tingkah laku lainnya yang tidak mencerminkan sifat manusia.

Kebanyakan orang dengan karakter yang lebih menyerupai sifat binatang biasanya adalah orang yang kehidupan lampaunya merupakan binatang, atau sebaliknya di kehidupannya mendatang ia berkemungkinan terlahir kembali sebagai binatang.

Kisah lain, pada zaman Sang Buddha, adalah tentang seorang bhikkhu yang terobsesi dengan jubah dalamnya yang baru ia terima. Ia mencuci dan menggantungnya di sehelai tali untuk mengeringkannya. Namun, tidak disangka kematian datang padanya ketika pikirannya masih terobsesi dengan jubah tersebut, dan akibatnya ia terlahir kembali sebagai kutu kecil yang hidup pada jubah tersebut.

Bhikkhu lain melihat bahwa jubah dalam tersebut tanpa pemilik. Ia pun akan mengambil dan menggunakannya. Sang Buddha tahu akan hal itu dan melarangnya. Beliau berpesan untuk menunggu karena bhikkhu yang menjadi kutu kecil tersebut akan menyelesaikan kehidupannya sebagai kutu dalam beberapa hari. Jika jubah dalam tersebut diambil, kutu itu akan marah dan oleh karenanya tidak akan bisa terlahir kembali di alam kehidupan yang baik sebagai hasil dari latihan-latihan yang dijalaninya selama ia menjadi bhikkhu untuk waktu yang lama.

Ini adalah sebuah kisah lain yang menunjukkan bahwa kekuatan pikiran seseorang dapat menyebabkannya terlahir kembali di dunia binatang.


11) Sadarlah akan Kekuatan Kamma yang Dahsyat

Makhluk surga dapat terlahir kembali sebagai manusia.

Manusia dapat terlahir kembali sebagai makhluk surga.

Makhluk surga dapat terlahir kembali sebagai binatang.

Binatang dapat terlahir kembali sebagai makhluk surga.

Manusia dapat terlahir kembali sebagai binatang dan binatang dapat terlahir kembali sebagai manusia.


12) Janaka-kamma (Kamma Penghasil): Kamma yang Menghasilkan Kehidupan Baru (Kelahiran Kembali)

Kamma yang menyebabkan kehidupan baru disebut "janaka-kamma" yang merupakan kamma terakhir sebelum kehidupan yang sekarang ini berakhir, atau dengan kata lain: hal terakhir yang melekat pada pikiran seseorang. Janaka-kamma inilah yang mengarahkan seseorang pada kehidupan berikutnya.

Dengan memikirkan hal yang bermanfaat (perbuatan baik) sesaat sebelum kematian ... maka pikiran akan mencapai alam bahagia.

Dengan memikirkan hal yang tidak bermanfaat atau perbuatan buruk sesaat sebelum kematian akan mengarahkan pikiran ke alam menderita dan oleh karenanya bisa terlahir di keadaan yang penuh penderitaan pula.

Pikiran yang muncul berikutnya sebelum kematian biasanya sangat lemah dan tidak dapat menahan apa pun sama sekali. Pikiran akan terpengaruh oleh perasaan apa pun yang tertangkap olehnya. Pikiran menjadi kehilangan kendali terhadapnya sehingga menyebabkan hal tersebut menjadi "pokok pembahasan" dalam pikiran.

Ketika pikiran (kesadaran) terhenti atau meninggalkan tubuh jasmani, ia akan pergi bersama dengan perasaan yang menuntun pada pembentukan tubuh jasmani baru yang terkondisi oleh keadaan pikiran.


13) Kekuatan Kemelekatan Pikiran sebelum Kematian

Ketika seseorang takut akan kehilangan hartanya, maka pikirannya terikat pada hartanya tersebut. Ada beberapa kasus di mana pada waktu seseorang menjelang kematian, pikirannya penuh dengan kedengkian dan ia pun terlahir menjadi ular yang selalu menjaga benda miliknya tersebut. Siapa pun yang mendekati benda tersebut, ular itu akan segera menampakkan dirinya. Baru-baru ini ada seorang pejabat yang sangat mencintai sebuah patung Buddha bahkan sampai ia meninggal. Temannya ingin melihat jenazahnya dan juga patung Buddha tersebut. Ketika itu muncullah seekor ular kobra yang memerhatikan orang yang sedang melihat patung tersebut. Orang-orang yang datang melihat patung Buddha tersebut tahu bahwa pemilik patung tersebut menjaga patungnya dengan pikiran yang dengki. Maka mereka berkata pada ular tersebut, "Jangan khawatir, kami kemarin hanya melihat patung itu. Kami tidak akan mengambilnya." Ular itu pun kemudian pergi. Ini merupakan cerita nyata yang baru terjadi dan dipercaya bahwa seseorang yang mempunyai perasaan dengki atas sesuatu akan terlahir sebagai ular yang menjaga hartanya dan tidak akan dapat menerima hasil perbuatan baik yang telah ia lakukan sampai pikirannya terlepas dari kemelekatan akan hartanya tersebut.


Quote from: Yumi on 19 July 2009, 12:02:13 AM
14) Selalulah Beraspirasi untuk Terlahir Kembali sebagai Manusia

Para tetua yang bijak dan memiliki Pandangan Benar percaya akan kekuatan dari kemelekatan pikiran. Mereka mengajarkan kepada generasi muda bahwa sebelum tidur mereka sepatutnya mengucapkan kata "Buddho" untuk mengingat kembali keluhuran Sang Buddha dan membuat aspirasi bahwa bila mereka meninggal dunia, "Semoga saya terlahir kembali sebagai manusia dan semoga saya bertemu kembali dengan agama Buddha." Dengan demikian, seandainya dalam tidurnya orang tersebut tidak pernah bangun lagi maka harapan tersebut akan menjadi kenyataan.

Untuk terlahir kembali sebagai manusia dan bertemu kembali dengan agama Buddha adalah berkah tertinggi dalam hidup. Orang yang memiliki Pandangan Benar sepatutnyalah beraspirasi dengan serius.

Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 19 July 2009, 11:06:16 PM
16) Memilih Hidup yang Bahagia di Kehidupan yang Berikutnya

Orang yang tidak ingin mengalami penderitaan pada kehidupan mendatang harus mengembangkan pikirannya untuk terbebas dari penderitaan pada kehidupan sekarang.

Bila berharap untuk tidak terlahir kembali dalam bentuk kehidupan apa pun, maka orang tersebut harus mengembangkan pikirannya sehingga tidak melekat pada sesuatu apa pun dalam kehidupan sekarang ini; dengan demikian baru keinginannya dapat terpenuhi.

Dengan membentuk pikiran yang bahagia tanpa ada perasaan menderita yang muncul pada saat-saat sebelum kematian, maka akan membuahkan kelahiran kembali di alam bahagia yang tanpa penderitaan. Akan tetapi, membentuk pikiran yang terbebas dari penderitaan di saat-saat sebelum kematian adalah bukan hal yang mudah dan tidak dapat dilakukan dengan segera apabila selama hidupnya tidak dapat dilakukan dengan segera apabila selama hidupnya tidak terbiasa dengan perasaan tenang (tidak pernah atau jarang melatih pikiran agar berada dalam kondisi yang tenang dan netral).


18) Kehidupan Sekarang Memperlihatkan Hubungannya dengan Kehidupan yang Lampau

Berbicara mengenai kehidupan sekarang kita dapat mengenali dan memahami bahwa ada suatu hubungan dengan kehidupan lampau. Apa pun itu, apa pun objeknya, baik ataupun buruk, kita terkait dengannya.

Orang yang terkait dengan kemurahan hati selalu memberi sedekah dan akan memiliki kumpulan jasa kebajikan dari perbuatan baiknya di kehidupannya yang lampau dan hal ini dapat diketahui di kehidupannya yang sekarang. Di kehidupannya yang sekarang ia akan menjadi kaya dan makmur.

Orang yang di kehidupan lampaunya senantiasa penuh dengan kebaikan, dan merawat orang, menyediakan makanan, obat-obatan, dan dukungan keuangan bagi orang-orang sakit, tidak menyakiti kehidupan ataupun menganiaya, ia di kehidupannya yang sekarang merupakan orang yang sehat dan tidak pernah sakit.

Orang yang di kehidupan lampaunya selalu berkelakuan baik, sopan, selalu rendah hati, dan tidak pernah meremehkan orang, maka orang-orang seperti itu dapat ditemukan di kehidupan sekarang sebagai orang-orang dari keluarga yang berstatus sosial tinggi. Orang demikian akan dihormati, diperlakukan dengan hormat, dan tidak akan dipandang rendah.

Orang yang di kehidupan lampaunya hidup dengan membantu, menjaga/merawat orang lain, tidak melukai ataupun menghancurkan kehidupan makhluk lain, maka ia akan ditemukan di kehidupan ini sebagai orang yang hidup bahagia dan berumur panjang.

Orang yang di kehidupan lampaunya selalu menjaga moral perbuatannya (silaparisuddhi), baik perbuatan melalui tubuh jasmani, ucapan ataupun pikiran, akan menjadi orang yang tenang dan penuh dengan kedamaian. Di kehidupannya yang sekarang, orang yang demikian dapat ditemukan sebagai orang yang memiliki rupa yang bagus, watak yang tenang dan menarik orang yang melihatnya.

Orang yang di kehidupan lampaunya selalu mempraktekkan Dhamma dapat ditemukan di kehidupan ini sebagai orang yang memiliki kebijaksanaan melalui pembelajaran Dhamma dan akan memperoleh kemajuan yang bagus darinya.


19) Orang yang Berbuat Baik Akan Memperoleh Hasil yang Baik

Orang-orang yang melakukan perbuatan baik akan memperoleh hasil yang baik dengan cara yang berbeda-beda, misalnya: terlahir di keluarga yang terpandang, memperoleh kekayaan, selalu sehat, panjang umur, memiliki watak yang tenang, penampilan yang baik, cerdas, bijak, dan pintar. Bila kita melihat kualitas-kualitas baik ini dalam seseorang, maka kita seharusnya tahu bahwa hal-hal tersebut adalah hasil dari perbuatan baik yang telah ia perbuat di kehidupan-kehidupan lampaunya.

Siapa pun yang mengharapkan hasil yang baik pada kehidupan ini dan kehidupan mendatang harus memerhatikan pernyataan ini dan mempunyai tekad untuk selalu terus berbuat baik.
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 19 July 2009, 11:08:13 PM
20) Semua Orang Berada di Bawah Pengaruh Hukum Sebab-Akibat (Kamma)

Perbuatan baik yang telah dilakukan harus dipertahankan sehingga dapat menghindari hasil dari perbuatan buruk yang telah dilakukan pada kehidupan lampau. Sejumlah besar akibat dari perbuatan buruk di kehidupan lampau kita akan berbuah bukan hanya di kehidupan ini tapi juga di kehidupan yang akan datang.

Setiap orang merupakan sasaran dari buah perbuatan baik dan buruk yang merupakan hasil dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan di kehidupan-kehidupan lampau kita yang tak terhitung banyaknya.


21) Perbuatan yang Berbuah di Kehidupan Sekarang

Bayangkan sebuah truk besar sedang menuju ke arah kita untuk menggilas kita dan pada waktu bersamaan ada sebuah truk lain yang mengangkut banyak permata juga mengikuti kita untuk memberikan kita semua permata tersebut. Kedua truk tersebut datang dengan sangat cepat seperti sedang dalam balapan.

Melalui perumpamaan tersebut, renungkanlah apakah kita masih menginginkan permata tersebut ataupun hal-hal lainnya ketika truk yang tidak lain adalah "pemburu nyawa" sedang datang untuk membunuh kita sebagai tujuannya—sama seperti akibat dari perbuatan buruk yang selalu akan kembali kepada si pelaku.

Truk yang akan menggilas kita merupakan perumpamaan dari akibat negatif dari perbuatan buruk yang akan "menghajar" kita, namun kita mungkin belum "terhajar" karena kamma baik kita yang sekarang masih cukup kuat menolong kita untuk menghindar darinya untuk sementara waktu. Kita tidak mempunyai mata batin untuk bisa melihat apa yang akan dari kamma tersebut. Hanya kamma baiklah yang mempunyai kekuatan untuk membantu kita terhindar dari akibat perbuatan buruk kita.


22) Buah dari Perbuatan Buruk

Mari kita andaikan perbuatan buruk sebagai tangan dari sesosok setan yang besar dan sangat kuat yang akan mencengkeram dan menarik kita ke dalam tekanan yang hebat. Sering kali, ia hampir berhasil mencengkeram kita namun kita masih terselamatkan oleh keadaan yang menguntungkan. Keadaan yang menguntungkan di sini mengacu pada perbuatan baik yang telah kita lakukan dan cukup kuat untuk menolong dan menyelamatkan kita dari tangan besar si setan, sehingga untuk sementara waktu kita masih menikmati kebahagiaan. Akan tetapi, tangan setan tersebut tidak pernah berhenti mencoba mencengkeram kita. Tidak peduli berapa lama telah berlalu, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, kehidupan demi kehidupan, tangan setan tersebut terus menjangkau untuk mencengkeram kita tanpa lelah. Pikirkanlah gambaran keadaan kita ini dan kita akan melihat bahwa itu adalah gambaran yang paling menakutkan.

Di berita baru-baru ini, ada seorang bayi yang baru lahir dan baru membuka mata untuk melihat dunia dibunuh karena kesalahpahaman (salah orang). Ibu sang bayi hampir saja gila dan orang yang membawa bayi tersebut untuk dibunuh pun dihukum, baik oleh hukum maupun oleh orang-orang (menjadi objek kemarahan mereka dan dibenci oleh masyarakat). Kasus ini mengajarkan kita untuk menyadari kekuatan dahsyat kamma. Jika tidak mengikutsertakan pemahaman tentang Hukum Kamma dalam kasus ini, maka bagaimana mungkin kita dapat mengerti alasan mengapa ini semua harus terjadi?

Sesungguhnya bayi yang dimaksudkan untuk dibunuh menjadi terselamatkan ketika bayi yang lain dibunuh. Keduanya sama-sama baru dilahirkan. Adalah kamma dari kedua bayi itu masing-masing yang mengakibatkan satunya harus terbunuh dan satunya lagi hidup; dengan kata lain semuanya merupakan buah dari perbuatan yang mereka lakukan di kehidupan lampau mereka masing-masing.


23) Buah Perbuatan Buruk Hanya Dapat Dipotong dengan Perbuatan Baik

Kasus bayi yang terbunuh karena kesalahpahaman adalah di luar nalar kebanyakan orang, apakah ia akan bahagia atau tidak di kelahirannya yang selanjutnya. Bagaimanapun, itu merupakan satu contoh lain yang mengingatkan orang-orang untuk sadar akan kekuatan kamma.

Ketika buah kamma buruk akan matang, tidak ada sesuatu apa pun yang dapat melindungi kecuali jika ada buah kamma baik yang lain yang juga akan matang. Hanya buah dari perbuatan baik (tentunya yang lebih kuat) yang dapat memotong hasil dari perbuatan buruk lampau dan menggantikannya dengan kebahagiaan sementara waktu.

Cerita tentang anak yang akan dibunuh tetapi selamat ketika justru anak lain yang sangat dicintai orang tuanya terbunuh, adalah semata-mata karena kamma. Si ibu yang membunuh dihukum dan menderita di penjara sementara ibu lain yang kehilangan anaknya yang tercinta karena dibunuh menjadi menderita untuk waktu yang lama oleh karena kehilangannya.

Anak yang secara mengagumkan selamat dari niat buruk ibunya akan dibenci oleh banyak orang karena ia merupakan keturunan dari seorang ibu yang berhati jahat.

Keempat orang yang terlibat dalam cerita tersebut menyadarkan kita bahwa kekuatan kamma adalah sangat dahsyat. Tentu saja, ada kamma buruk tertentu yang buahnya tidak dapat dihindari. Akan ada saatnya di mana tidak ada buah kamma baik yang matang yang dapat menghalau dan memotong hasil dari kamma buruk tersebut sehingga pelaku dari kamma buruk akan menderita sebagai akibat dari kamma (perbuatan) mereka sendiri.


24) Menyadari Akibat yang Menakutkan dari Kamma Buruk

Semua cerita tadi bukanlah kebetulan. Mereka harus dengan dicermati dengan kebijaksanaan dan menyadarkan kita bahwa ada akibat yang menakutkan dari kamma buruk. Adalah hal yang menyedihkan melihat seseorang yang sedang mengenyam buah kamma buruknya. Kita sendiri juga terpengaruh ketika berada dalam cengkeraman kamma dan kita dapat melihat dengan mata kita sendiri bahwa kita seharusnya menggunakan kebijaksanaan untuk mencoba sebaik mungkin mengurangi kamma buruk kita. Dengan demikian maka kita tidak akan jatuh dalam cengkeraman kuat dari kamma.

Jika seseorang terlahir sehat dan kaya di kehidupan sekarang, bukan berarti ia telah terhindar dari hasil buah kamma buruknya. Tentu saja, hal ini berlaku pada orang-orang yang belum berusaha untuk menghindari buah kamma buruk. Dalam hal ini, semua orang memerlukan dukungan dari buah kamma baik.

Kita umpamakan buah kamma baik sebagai kaki. Seseorang yang akan dicengkeram oleh perampok harus menggunakan kakinya untuk melarikan diri secepat mungkin untuk menyelamatkan dirinya. Ini berarti melakukan kebajikan sebanyak mungkin dibarengi dengan kebijaksanaan. Hanya perbuatan baik yang dapat menolong dan membuat kita bertahan terhadap tangan setan terebut; dan meskipun hanya mengurangi efek kamma buruk yang terjadi, setidaknya masih lebih baik daripada tidak terselamatkan sama sekali.


25) Setiap Orang Hendaknya Meyakini Hukum Sebab-Akibat

Setiap orang pernah melakukan perbuatan buruk yang menakutkan dan hasilnya akan berbuah tanpa mengecualikan siapa pun. Setiap orang memiliki sejumlah besar perbuatan buruk karena kita semua telah terlahir di begitu banyak kehidupan yang tak terhitung jumlahnya. Ada banyak hal yang telah dilakukan berulang kali, apakah baik ataupun buruk; begitu rumit dan mungkin telah terlupakan, namun tidak satu pun akan luput dari kamma.

Walaupun banyak orang yang tidak ingin memercayai bahwa ada bagitu banyak kehidupan lampau yang tak terhitung jumlahnya, mereka tentunya telah melakukan hal yang baik di masa lampaunya sehingga bisa terlahir sebagai manusia.

Tanpa adanya pemikiran terhadap hal ini, orang-orang menjadi tidak peduli dan tidak berpikir untuk melakukan kebajikan untuk menghindarkan diri dari akibat kamma buruk; dan ketika akibat dari kamma buruk menghampiri seseorang maka kekuatan dahsyat dari buah kamma buruk tersebut akan bekerja tanpa belas kasihan.
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 19 July 2009, 11:10:15 PM
26) Hal-hal yang Harus Selalu Direnungkan di Kehidupan Sekarang

Sebelum kita terlahir sebagai manusia, kita telah mengalami banyak jenis kehidupan yang tak terhitung banyaknya: sebagai dewa, binatang besar, binatang kecil, manusia, lelaki, wanita, kaya, miskin, cantik, jelek, orang cacat, orang normal, berumur pendek, berumur panjang, berkulit putih, berkulit hitam, dll. Kita semua pernah merasakan kehidupan tersebut. Andai kata kita dapat mengingat kembali kehidupan lampau kita, mungkin kita akan menjadi sangat takut serta penuh dengan kesedihan; dan mungkin keserakahan, kebencian, dan kekotoran batin kita akan berkurang dan bahkan terhilangkan.

Bayangkan seekor anjing dengan penyakit kusta dan coba pikirkan diri kita sedang bersusah payah untuk mendapatkan makanan, dipukuli orang, digigit oleh anjing lain, dan dibenci oleh orang yang melihatnya. Bahkan untuk hidup di bawah suatu naungan untuk terhindar dari matahari dan hujan pun tidak diperbolehkan. Ada lagi, batu yang dilemparkan mengenai tubuh, sehingga mengakibatkan pendarahan. Ia sangat takut untuk meminta simpati orang terhadapnya, sehingga ia pun menggonggong agar orang-orang tahu bahwa ia sangat menderita. Namun tidak ada seorang pun yang mengerti maksudnya.

Memikirkan tentang masa lampau dengan cara demikian, membayangkan diri kita menderita dengan hebatnya, sehingga takut akan kamma dan memahami apa kamma buruk itu dan bagaimana akibat yang dapat ditimbulkannya, sungguh adalah penting untuk dilakukan.


27) Menumbuhkan Pengertian yang Benar tentang Hukum Sebab-Akibat

Janganlah menolak Hukum Sebab-Akibat tanpa alasan yang bagus atau dengan bersikeras dengan pemikiran: "Apa yang terjadi itu kan terhadap orang lain, bukan saya. Saya belum pernah demikian. Manusia tidak dapat terlahir menjadi binatang dan binatang juga tidak bisa dilahirkan menjadi manusia karena keyakinan seperti itu tidak masuk di akal. Saya orang yang modern, kenapa saya harus memiliki kepercayaan sepert itu?!" Janganlah tidak acuh dan menolak kepercayaan ini tanpa pengetahuan yang cukup karena suatu hari akibat dari kamma yang menakutkan dan tak terhindarkan pasti akan dialami.

Seorang anak yang sedang berlari di sekolah mungkin saja suatu hari terbunuh karena tertembak peluru nyasar sehingga mempersingkat hidupnya di dunia.

Anak tersebut meninggal dan ia mungkin menghadapi kebahagiaan ataupun penderitaan yang segera dihadapinya di kehidupannya yang berikut. Ini adalah suatu hal yang perlu dipertimbangkan. Di kehidupannya yang lampau ia mengakibatkan penderitaan pada orang lain, dan sekarang ia harus menderita oleh karena seseorang yang tidak dikenalnya. Orang yang tidak pernah berkeinginan untuk menyakiti siapa pun dalam kehidupan saat ini mungkin saja menghadapi kejadian demikian. Kehilangan orang yang sangat dicintai, seperti orang tua yang kehilangan anak tunggal mereka, adalah hal yang selalu memiliki kemungkinan untuk terjadi; dan satu hal yang pasti adalah bahwa bila hal tersebut terjadi maka itu berarti akibat dari kamma buruk yang dilakukan di salah satu kehidupan lampau orang tersebut sedang berbuah di kehidupan sekarang.


28] Hal Penting yang Harus Dilatih di Kehidupan Sekarang

Dahulu ada seorang bhikkhu yang terkenal sebagai orang yang baik dan sangat penting. Beliau adalah Yang Mulia Somdec Phra Buddhacariya dari Vihara Raghang Ghositaram. Berikut adalah cerita tentang beliau:

Suatu hari ada seorang bhikku di viharanya yang mencederai kepala bhikku lain dengan cara memukulnya. Beliau menyelesaikan kasus tersebut dengan berkata kepada bhikkhu yang dilukai bahwa dialah yang bersalah karena ia yang telah memukul terlebih dahulu. Alasan tersebut diragukan, namun kemudian beliau menjelaskan bahwa bhikkhu yang kepalanya dipukul di kehidupan sekarang ini mungkin telah memukul kepala bhikkhu yang satunya lagi di salah satu kehidupannya yang lampau. Jika bhikkhu yang barusan tadi memukul dihukum di kehidupan ini dengan pembahasan dendam makan kamma ini tidak akan terakhiri. Namun jika tindakan tersebut tidak dianggap sebagai kesalahan maka ia pun akan berakhir dan tidak lagi berlanjut. Ia pun bertanya kepada bhikkhu yang kepalanya dipukul, "Apa yang ingin kamu lakukan? Apakah kamu akan menganggap saya bersalah atau tidak? Bila tidak, maka biarlah tiada lagi dendam di antara kita, dan kamma dari perbuatan ini pun berakhir." Bhikkhu tersebut menerima keputusan itu.

Cerita ini mengajarkan kita untuk menyadari bahwa apa pun yang kita perbuat tentu akan kembali pada diri kita dan bahkan mungkin terulang secara timbal balik dari kelahiran satu ke kelahiran lainnya. Ia yang menanam pasti akan menuai hasilnya, baik cepat ataupun lambat; dan kondisi tersebut tidak akan berakhir hingga dendam diakhiri dan maaf diberikan untuk menghindari aspek kamma ini. Oleh karena itu, memberikan maaf yang tulus atas kesalahan orang lain yang telah berbuat salah kepada kita adalah suatu kebajikan yang bernilai dan penting dan sikap demikian harus selalu dilatih.


29) Ingatan terhadap Kehidupan Lampau

Ada beberapa orang yang di kehidupannya yang sekarang mampu mengingat kehidupan sebelumnya. Ada yang bisa melakukannya sejak usia muda ketika mereka mulai belajar bicara, dan banyak cerita yang telah dipaparkan. Sebagai contoh, ada yang ingin mengunjungi orang tua lampaunya. Ada yang tertarik dengan orang yang baru pertama kali dilihatnya melalui foto dan kemudian menanyakan tentang orang tersebut dengan menyebutkan namanya. Ada pula yang bercerita tentang kehidupan lampaunya, bahkan tentang pertempuran di mana orang tersebut di kehidupan lampau tersebut adalah serdadu, dsb. Sungguh mengagumkan mendengar seorang anak kecil mengutarakan cerita tentang dirinya.

Ada seorang bhikkhu penting lainnya yang biasa berlatih berjalan di dalam hutan sebagai rutinitasnya dan beberapa bhikkhu bahkan bergabung dengannya. Ketika berjumpa dengan gajah di perjalanan, ia sering berbicara dengan mereka dalam bahasa manusia. Caranya berbicara sangat lembut dan menyenangkan. Gajah-gajah selalu mendengarkannya dan ia meminta gajah-gajah itu untuk pergi. Mereka selalu mematuhi perintahnya. Ia dapat melakukannya sementara bhikkhu-bhikkhu lain tidak. Siapakah dia dulunya? Inilah pertanyaan yang muncul.


30) Perbuatan Buruk Membawa ke Alam Menyedihkan

Ketika terlahir sebagai manusia dan mempunyai kemampuan untuk mengingat kehidupan lampaunya sebagai binatang, seorang Yang Mulia Bhikkhu mengatakan bahwa dia dulunya terlahir sebagai seekor ayam jantan. Ia mengatakan bahwa kita dapat melihat perbedaan antara manusia dan binatang, dan ia menjadi sedih dan takut untuk terlahir dan terlahir lagi; sadar bahwa melakukan perbuatan buruk, baik melalui tubuh jasmani, ucapan, dan pikiran, bisa membawa kepada kelahiran menyedihkan yang sungguh tidak menyenangkan dan penuh penderitaan. Dalam kehidupan lampau tertentu ia dirampok dan dibunuh, berpisah dari orang-orang yang ia kasihi, dan tidak menyadari bahwa hal sedemikian telah terjadi dan tidak dapat meminta tolong dari siapa pun.

Seseorang yang mendalami Ajaran Buddha sepatutnya tahu bahwa kasus tersebut adalah hasil dari kamma yang dilakukan di salah satu kehidupan lampau. Orang awam mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang hal tersebut sehingga tidak menyadari kapan perbuatan buruk telah tercetus dan kapan buah dari perbuatan buruk tersebut matang.


31) Semua Makhluk Memiliki Banyak Kehidupan Lampau

Seseorang yang melatih Dhamma bisa memperoleh pengetahuan khusus dan terkadang firasat tentang apa yang akan terjadi. Sebagai contoh, ada seorang Yang Mulia Bhikkhu selalu mengatakan pada banyak orang bahwa di kehidupan lampaunya beliau adalah seorang pengemudi kereta dan membunuh seorang anak dengan menabraknya secara sengaja. Oleh karena itu, beliau harus membayar kembali kamma tersebut dengan cara terbunuh oleh sebuah mobil di kehidupan sekarang. Beliau telah mengatakan demikian selama beberapa tahun dan kemudian pada suatu hari beliau bersiap-siap untuk bepergian dari vihara. Ketika diingatkan bahwa keesokan harinya adalah hari di mana beliau diundang untuk upacara di sebuah rumah, jawabannya sederhana dan langsung, "Itu adalah hari yang tepat," tetapi tidak seorang pun mengerti apa maksudnya.

Pada hari upacara tersebut, beliau baru saja meninggalkan vihara ketika mobil yang beliau tumpangi terlibat dalam sebuah kecelakaan dan menghimpit tubuhnya sehingga menyebabkannya meninggal. Hanya beliau seorang saja yang meninggal sementara yang lainnya selamat. Beberapa hari setelah peristiwa itu, pada upacara pemakamannya, ditemukan bahwa tulangnya yang belum sepenuhnya dingin telah menjadi batu-batu berharga yang indah yang dikenal sebagai "relik", simbol yang menunjukkan bahwa beliau telah sepenuhnya terbebas dari semua kotoran batin. Bhikkhu yang patut dimuliakan ini bukan hanya menunjukkan kekuatan kamma bahwa setiap akibat akan kembali ke pelakunya walaupun Dhamma-nya telah dilatih hingga mencapai tingkat tertinggi. Beliau juga telah memberikan pemahaman bagi orang lain bahwa semua orang telah mengalami banyak kehidupan masa lampau.
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 19 July 2009, 11:13:13 PM
32) Perbuatan Baik dan Buruk

Pada umumnya, kehidupan setiap orang tidak selalu lancar. Tidak ada kebahagiaan ataupun masalah yang abadi. Tidak ada yang mengalami keadaan baik saja atau buruk saja selama hidup. Setiap orang mengalami banyak hal baik dan buruk, yang membuat hidup terasa ringan, atau berat, dan orang-orang tidak dapat mengerti kenapa hal-hal buruk terjadi. Sebagian terlahir di keluarga kelas bawah, sangat miskin, dan namun tidak lama setelah kelahiran seorang anak kekayaan mendatangi keluarga itu, yang tidak disangka orang tuanya, dan memberi kesempatan untuk memulai dan menjalankan bisnis. Banyak orang mengatakan bahwa jasa-jasa kebajikan anak tersebut telah membuat orang tuanya kaya dan senang.

Jika ini tidak dipikirkan dengan bijaksana, ia akan hanya akan menjadi pembicaraan omong kosong tanpa dasar kebenaran. Baik pembicara dan pendengar tidak selalu memerhatikan fakta-fakta untuk dipertimbangkan dan disadari. Jika hal ini dengan serius dianggap sebagai akibat dari perbuatan dan juga sebagai kombinasi dengan akibat dari perbuatan-perbuatan kehidupan lampau mereka, maka akan lebih mudah untuk memercayai bahwa bayi tersebut adalah seorang yang penuh dengan jasa kebajikan yang terlahir di kehidupannya yang lampau. Kemunculan orang seperti itu selalu adalah memberikan kemajuan bagi lingkungannya karena ada jasa kebajikannya yang melindungi.

Seseorang mungkin mengalami penderitaan yang berbagai macam karena terlahir oleh kamma negatif tetapi jasa kebajikan yang dikumpulkannya mungkin cukup untuk mengurangi akibat buruk yang ada dan orang tua yang miskin pun terlindungi oleh jasa kebajikannya yang besar dan membebaskan mereka dari kemiskinan.

Seseorang dapat terlahir di sebuah keluarga yang miskin tapi memiliki jasa kebajikan yang akan matang menjadi kekayaan atau menyebabkan keadaan susah berakhir dengan segera. Jadi, ada anak-anak yang mempunyai jasa kebajikan yang menjadi anak dari orang tua yang miskin. Mungkin juga karena untuk membalas jasa karena mereka masih ada hubungan dekat satu sama lain. Kadang-kadang, setelah melahirkan, orang tua kandungnya mungkin mencoba untuk menolong anak tersebut agar bebas dari masalah dengan cara meninggalkannya di depan pintu orang kaya yang terkenal akan kebaikan dan kasihnya. Anak tersebut kemudian dijaga oleh jasa kebajikannya sendiri dan menikmati jasa kebajikannya. Akan tetapi, ada anak yang bukan hanya lahir di keluarga miskin tapi juga hidup dalam kesusahan karena mereka tidak mempunyai jasa kebajikan yang cukup dari kehidupan-kehidupan yang lampau untuk mengangkat mereka dan membebaskan mereka dari kesusahan hidup mereka. Kadang-kadang, anak-anak seperti itu yang ditinggalkan di tempat-tempat tertentu dengan harapan akan menikmati kehidupan yang bagus bisa saja tidak mempunyai jasa kebajikan yang cukup untuk menikmatinya.

Ada masa di mana harapan orang tua agar ada orang-orang berhati baik yang akan menerima anak mereka yang terlantar mungkin tidak dapat terwujud dan anak mereka pun mati di sana. Sungguh suatu hal yang buruk ketika tidak ada seorang pun yang berniat untuk membantu. Di samping itu, orang tua yang tertangkap akan dihukum berdasarkan pidana kriminal. Demikianlah kekuatan kamma yang sungguh dahsyat.


33) Orang Bijak Takut akan Hasil dari Kamma

Semua orang mempunyai banyak kehidupan lampau dan karena itu banyak perbuatan yang telah dilakukan dan potensi akibatnya menjadi terakumulasi, apakah yang baik maupun yang buruk. Di setiap kehidupan ada pengalaman baik dan buruk, kebahagiaan dan penderitaan. Seorang yang makmur seperti seorang milyuner adalah hasil dari kekuatan perbuatan baik seperti beramal dan membantu banyak orang di kehidupan-kehidupannya yang lampau. Ketika perbuatan buruk seperti penipuan, mengambil harta orang lain dan membuat onar di kehidupan lampau menghasilkan buah penderitaan dan itu lebih berkekuatan daripada kamma baiknya di kehidupan lampau, maka buah kamma buruknya akan mengurangi atau bahkan memotong buah kamma baiknya; sehingga akan mampu mengubah seorang milyuner menjadi seorang yang miskin, dan membuat seorang yang bahagia menjadi seorang yang hidupnya hanya dipenuhi masalah. Ini adalah kekuatan kamma!

Oleh karena itu, orang bijak lebih takut pada kamma daripada hal lainnya karena mereka tahu bahwa melakukan perbuatan jahat akan memberi akibat buruk ketika waktunya tiba, walau tidak ada perbuatan buruk yang dilakukan di kehidupan sekarang. Dengan demikian, orang-orang menjadi takut untuk menganjurkan pandangan salah. Pandangan salah adalah berpikir bahwa "melakukan hal yang baik tidak membawa berkah". Kebenaran bukan demikian, melainkan "melakukan hal yang baik selalu membawa berkah", dan "melakukan hal buruk akan membawa banyak penderitaan di masa depan".


34)  Tidak Ada yang Dapat Menghindari Hasil dari Kamma

Kehidupan kita sekarang ini mencapai paling tinggi sekitar 100 tahun. Semua orang telah banyak melakukan kamma. Kamma baik adalah dari perbuatan baik dan kamma buruk adalah perbuatan buruk. Ada begitu banyak hal yang diperbuat dalam satu kehidupan. Bagaimana dengan hasil kamma yang telah diperbuat di sekian banyak kehidupan?

Ketika kita berada di kehidupan sekarang, kita telah meninggalkan masa lalu dan banyak akibat kamma lampau yang telah ditinggalkan. Ada yang baik dan ada yang buruk, mereka tidaklah sama karena beberapa merupakan dari perbuatan yang lebih baik sementara beberapa adalah dari perbuatan yang lebih buruk.

Ada yang melakukan kebaikan dengan kehendak yang lemah sementara di sisi lain perbuatan buruk yang dilakukan kehendak yang lebih besar. Apa pun ceritanya, hasilnya akan mengikuti penyebabnya. Di kehidupan sekarang hal baik yang dirasakan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan hal buruk yang muncul, dan kita bisa melihat banyak orang yang mengalami demikian.

Ketika hasil yang baik matang maka tidak ada siapa atau apa pun yang bisa menghentikan atau menghalanginya.

Jika kamma baiknya lebih berat daripada kamma buruknya, maka ketika ia matang kamma buruk yang lebih ringan tidak akan bisa menghalangi ataupun menghentikan buah kamma baik tersebut.
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 19 July 2009, 11:19:13 PM
35) Menyadari Kehidupan Ini Sangat Pendek maka Janganlah Bersikap Acuh, namun Berusahalah untuk Melepaskan Diri dari Kamma

Kita menghabiskan sekitar setengah dari kehidupan kita untuk tidur dan sisanya kita menghabiskannya untuk menjalani hidup. Kita mengabaikannya ketika mendengar tentang sesuatu yang bagus, seperti ajaran tentang kamma, kita membiarkannya lewat dari pikiran kita.

Seorang yang bijak yang mempertimbangkan hal ini tidak akan tidak peduli dan menyadari bahwa masalah dapat datang dari banyak saat-saat yang penuh dengan ketidak pedulian. Juga ada bahaya yang akan datang dari perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan di begitu banyak kehidupan yang lampau.

Orang yang mengharapkan keuntungan materi di kehidupan sekarang tanpa memikirkan kebenaran menciptakan kesempatan besar bagi kamma buruk untuk matang. Dengan berbuat demikian berarti memberikan kesempatan bagi buah kamma buruk untuk menumpuk bersama dengan kamma-kamma buruk lainnya yang dilakukan di kehidupan lampau sehingga lebih mudah matang di kehidupan sekarang tanpa adanya kamma baik yang cukup sebagai penahan untuk melindungi atau menahan atau mengurangi efeknya.


36) Mempunyai Pikiran dengan Keyakinan yang Teguh terhadap Buddha

Ada banyak yang mengalami banyak hal-hal yang menyedihkan seperti hilangnya kesadaran dan menjadi gila, mulai dari kecelakaan serius yang membahayakan nyawa atau kehilangan semua anggota keluarga atau menjadi miskin, hidup dalam kesedihan, dll.

Hal-hal tersebut di atas adalah hasil dari perbuatan buruk dan mereka mampu menangkap orang-orang yang hidup dengan pikiran yang jahat dan melakukan kamma buruk, tetapi banyak pula yang tidak dapat menangkap seseorang yang dapat menghindari mereka dengan menggunakan seluruh kebijaksanaannya yang ada.

Kekuatan penting yang lain yang dapat membantu menghindarkan diri dari tangan kamma buruk yang berusaha mencengkeram kita adalah kekuatan di mana seseorang dapat dengan mudah menciptakan ingatan tentang Buddha dengan berpikir dan mengucapkan "Buddho" dan membuatnya selalu muncul di pikiran. Suaranya mencetuskan citra dan kualitas Sang Buddha. Demikianlah seharusnya sehingga suara tersebut senantiasa berada dalam pikiran kapanpun juga, siang dan malam. Baik mengalami kebahagiaan ataupun penderitaan ketika hidup, pada saat menjelang kematian biarlah pikiran terakhir kita menjadi suara "Buddho" ketika kita bersua dengan kematian.

Ketika buahnya matang, perbuatan baik dan buruk akan selalu memiliki suatu media atau instrumen untuk memengaruhi hasil dari kamma. Sebagai contoh, seorang yang mabuk mengemudi mobil, menabrak orang, yang menerima buah dari kamma-nya. Akibatnya mungkin adalah kematian atau luka serius yang menyebabkan cacat. Banyak uang yang harus dihabiskan untuk menyembuhkannya. Pengemudi mabuk adalah instrumen kamma, dan minuman keras adalah instrumen yang mendorong kamma menjadi efektif. Dengan kata lain, "menangkap kamma".

"Buddho" adalah suatu unsur kebaikan yang tertinggi dan sama dengan kekuatan pikiran yang kuat dari seorang hipnotis dan dapat menghipnosis si pengemudi mabuk untuk menghentikan mobilnya segera sebelum ia menghantam titik yang dituju oleh kamma.


37) Seseorang dengan Pandangan Benar Tidak Pernah Menolak Sesuatu yang Membawa pada Kebaikan

Suatu perbuatan jahat selalu memiliki pasangannya dan selalu digunakan dengan suatu makna negatif. Seseorang dengan pandangan benar tidak akan menolak prinsip tidak membalas dendam.

Seseorang memiliki dorongan untuk menyakiti karena ada suatu niat jahat yang aktif ataupun kedengkian terhadap orang lain. Namun bila dendam ditiadakan maka niat jahat pun tidak akan aktif dan kedengkian pun lenyap.

Seseorang dengan pandangan benar yang disertai dengan kebijaksanaan yang benar tidask akan menyerah pada dorongan apa pun untuk menyakiti orang meskipun orang tersebut bisa saja dulunya merupakan orang yang telah berlaku salah dan memiliki kedengkian yang amat kuat yang terbawa hingga ke kehidupan sekarang. Ia tidak akan ceroboh dalam tindakannya. Mereka bisa saja merupakan orang tua ataupun penolongnya di kehidupan-kehidupan lampaunya. Tidak ada keuntungan apa pun yang bisa diperoleh dari tindakan-tindakan yang tidak bijak.

Karena ada begitu banyaknya kehidupan masa lampau, maka perbuatan baik dan buruk sama-sama pernah dilakukan. Atas dasar alasan ini, orang-orang menyakiti satu sama lain tanpa terhitung banyaknya.

Dengan cara pikir yang sama, kita tahu bahwa ada begitu banyak kehidupan masa lampau yang tak terhitung jumlahnya dan oleh karena itu juga ada banyak orang tua kita di masa lampau yang tak terhitung jumlahnya dan kita tidak tahu siapa saja mereka. Meski demikian, kita seharusnya sadar bahwa mereka adalah ada. Mereka bisa saja merupakan orang yang berada di sekitar kita di kehidupan yang sama sekarang ini.

Bersambung...

_/\_ Semoga bermanfaat..
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: marcedes on 19 July 2009, 11:55:37 PM
izin save ya....
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Hendra Susanto on 20 July 2009, 03:02:49 AM
duh begini panjanggggg...
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 20 July 2009, 07:55:00 PM
Quote from: marcedes on 19 July 2009, 11:55:37 PM
izin save ya....

save aja.. ga usah minta izin ma wa.. soalnya wa ketik ulang n post ke sini juga ga minta izin ma penerbitnya. :-[ hihi.. publikasi gratis koq. ;)

Quote from: Hendra Susanto on 20 July 2009, 03:02:49 AM
duh begini panjanggggg...

iya, ko.. utk mencegah biar bacanya ga salah tafsir lagi. ;D
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 20 July 2009, 07:57:58 PM
39) Kamma yang Lebih Berat Akan Berbuah Lebih Awal

Buah dari perbuatan baik dan buruk dapat melewati lebih dari satu kehidupan. Buah dari suatu perbuatan di kehidupan lampau dapat dialami dalam kehidupan sekarang dan juga dalam kehidupan-kehidupan berikutnya. Hal ini tergantung pada jenis perbuatan yang dilakukan. Pelaku tidak dapat melarikan diri dari kamma-nya. Ini berarti bahwa di kehidupan sekarang, seorang pelaku kamma di kehidupan lampau bisa melakukan kebajikan dan mengumpulkan jasa kebajikan. Namun bagaimanapun, kamma berat tetap akan berbuah. Suatu hidup yang baik-baik mungkin akan terhancurkan, seperti halnya suatu hidup yang penuh dengan kesusahan mungkin akan berakhir kesusahannya oleh karena kamma. Efek dari kamma adalah sama seperti benda yang jatuh dari tempat tinggi. Benda yang lebih berat yang jatuh dari tempat sama pada waktu yang sama akan menyentuh tanah terlebih dahulu. Sama halnya dengan efek kamma, apakah yang baik ataupun yang buruk, akan matang lebih cepat dibandingkan dengan kamma yang lebih ringan. Keduanya tentu akan menghasilkan efeknya, cepat atau lambat, apakah dalam kehidupan ini ataupun kehidupan berikutnya, karena efek dari perbuatan bukanlah suatu hal yang dapat dihapus begitu saja oleh waktu.


40) Keberadaan dari "Kehidupan Berikutnya" Ditegaskan oleh Sang Buddha

Ada seorang Yang Mulia Bhikkhu yang berharap untuk mencapai tahap Sammasambuddha. Suatu ketika dalam latihannya beliau menemukan bahwa dalam banyak kehidupannya yang lampau ia biasanya hidup sebagai seekor ayam jantan sebelum akhirnya terlahir sebagai manusia di kehidupan sekarang. Lalu beliau pun mengubah harapannya dari mencapai tahap Sammasambuddha menjadi seorang yang terbebas dari kekotoran batin (sehingga tidak akan berada dalam siklus lahir dan mati lagi). Beliau merasa sedih mengetahui hidupnya di kehidupan-kehidupannya yang lampau dan menjadi takut karena akan ada begitu banyak kehidupan lagi yang tak terhitung jumlahnya sebelum seseorang bisa mencapai Sammasambuddha, dan tentunya hal tersebut bukanlah sesuatu yang gampang. Beliau sebelumnya ingin mencapai Sammasambuddha dengan segera, meskipun mengetahui bahwa hal tersebut akan memakan waktu yang sangat lama, melalui banyak kehidupan, banyak kelahiran, dan banyak keberadaan tanpa mengetahui masalah-masalah yang mungkin muncul dari akibat perbuatan-perbuatan.

Bagi seseorang yang telah melihat kehidupan-kehidupan lampaunya, beliau benar-benar menjadi takut atasnya. Beliau berlatih dengan usaha sekuat tenaga dan berjuang untuk memotong kelahiran kembali dengan segera. Akhirnya, dipercaya bahwa harapan Yang Mulia Bhikkhu tersebut telah terpenuhi dan beliau telah membebaskan dirinya dari semua penderitaan dengan usahanya di kehidupan sekarang.

Banyak guru besar termasuk Sang Buddha mengetahui bahwa kehidupan di masa mendatang adalah benar adanya bagi ia yang masih belum mampu menghancurkan semua kekotoran batin. Kebanyakan orang tidak dapat memusnahkan semua kekotoran batin dalam waktu yang singkat. Termasuk di antaranya adalah orang-orang yang tidak tertarik untuk melenyapkan kekotoran batin, sehingga dengan demikian terus-menerus terlahir kembali. Kehidupan demi kehidupan terus timul dan tidak dapat terhitung jumlahnya. Buah dari setiap perbuatan kita bisa matang kapan saja di kehidupan mana saja.


41) Lakukanlah Apa pun yang Diperlukan demi Kehidupan Mendatang yang Tanpa Penderitaan

Janganlah berpikiran salah bahwa dengan kita tidak ingat apa yang telah kita perbuat di kehidupan lampau maka kita tidak akan perlu bertanggung jawab atasnya. Pemikiran demikian tidak akan menghentikan akibat dari perbuatan lampau kita untuk matang dan bekerja di kehidupan kita yang sekarang. Ketika kita menghadapi masalah maka kita tetap akan bermasalah meskipun kita tidak dapat mengingat siapa diri kita di masa lampau. Siapa pun, apa pun, dan kapan pun kita terlahir di jenis keberadaan apa pun, kita akan mengalami penderitaan atau sebaliknya mengalami kebahagiaan (tergantung pada buah kamma kita yang sedang berbuah). Oleh karena itu, kita seharusnya peduli dan mencoba dengan segala cara untuk melakukan segala hal dengan pikiran yang benar agar kita tidak akan menderita di kehidupan mendatang ataupun untuk tidak membiarkan efek dari kamma buruk menjangkau kita di kesempatan apa pun.


42) Kehidupan Sekarang adalah Sangat Penting

Meskipun hidup ini terlihat sangat singkat namun sesungguhnya ia amat penting. Hidup ini lebih penting daripada kehidupan lampau yang telah berlalu, ataupun kehidupan mendatang yang masih belum tiba. Hidup ini mengacu pada kehidupan di saat ini. Ia begitu penting karena di dalam kehidupan sekarang kita dapat menghindarkan diri dari akibat perbuatan buruk yang dilakukan di kehidupan lampau, dan kita juga bisa membentuk sebuah kehidupan mendatang dengan kebaikan yang paling optimal. Kehidupan lampau telah berlalu dan tidak ada yang dapat mengubah kenyataan ini. Kehidupan mendatang masih belum tiba dan oleh karenanya tidak ada apa pun yang bisa kita lakukan. Dengan demikian, adalah benar bila dikatakan bahwa kehidupan sekarang adalah yang paling penting, ia memiliki daya guna yang luar biasa dan perkembangannya sepadan dengan kepentingannya.

Dalam hidup ini efek negatif dari perbuatan lampau mungkin akan matang. Jika memungkinkan untuk menghindarinya, maka efek dari perbuatan buruk tersebut dapat bekerja kapan pun dan tidak akan tergantung pada kehidupan sekarang. Apa pun hasil yang timbul di kehidupan sekarang dan tidak terselesaikan maka ia akan berlanjut di kehidupan mendatang. Banyak buah dari kamma buruk kehidupan lampau yang mungkin tidak akan efektif ataupun berlanjut bila kita menjalani hidup ini secara optimal (sebaik mungkin) dengan pikiran yang benar.
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 20 July 2009, 08:00:53 PM
43) Segala Kemungkinan Dapat Terjadi pada Setiap Orang

Bayangkan orang-orang di suatu negara yang dilanda kelaparan dahsyat sehingga wajah mereka tidak lagi terlihat seperti manusia dan dari penampilannya mungkin lebih terlihat seperti tengkorak berjalan. Anak-anak terlihat sangat kurus kering, hanya ada kulit yang membungkus tulang.

Sungguh menyedihkan melihat mereka. Ketika perasaan demikian muncul, kita seharusnya merenungkan, "Apakah ada yang dapat menjamin bahwa setelah kita mati nanti, kita tidak akan terlahir di negara yang kelaparan dan berjalan seperti tengkorak hidup dan menderita kelaparan?" Adakah yang dapat menjamin bahwa di kehidupan lampau, kita tidak berpikiran picik, kikir, dan tidak pernah memberikan makanan kepada siapa pun, bahkan kepada orang-orang tua untuk membuat mereka merasa nyaman? Karena kita tidak pernah tahu orang seperti apa kita di kehidupan lampau kita, maka kita tidak dapat mengetahui akan menjadi apa atau siapakah kita di kehidupan mendatang nantinya.

Kemungkinan demikian ada pada setiap orang karena setiap orang memiliki tumpukan dari berbagai jenis perbuatan yang mungkin cukup untuk berbuah dalam penderitaan yang berbentuk kekurangan makanan, atau kelaparan setelah terlahir di negara yang bisa disebut sebagai "neraka" di dunia.


44) Menghindarkan Diri dari Akibat Perbuatan Hanya Bisa Dilakukan di Kehidupan Sekarang

Hanya di kehidupan sekaranglah kita dapat menemukan jalan untuk menghindarkan diri dari efek perbuatan buruk. Hidup ini singkat dan tidak pasti, maka oleh karenanya janganlah menunda-nunda dan membuang kesempatan yang ada untuk menghindarkan diri dari berbuahnya efek perbuatan buruk karena hal itu tidak akan mungkin lagi setelah kehidupan sekarang.

Orang bijak dengan pandangan benar dan orang yang kurang bijak dengan pandangan salah memiliki pemikiran dan cara pandang yang berbeda.

Orang yang bijaksana dan berpandangan benar mampu mengingatkan dirinya sendiri bahwa hidup ini tidak berlangsung lama. Ia akan segera berakhir dan hanya akibat dari semua perbuatan bermanfaat dan tidak bermanfaat yang akan menjadi bekal di kehidupan baru. Orang bijaksana berpikir dan bertindak secara bijak untuk melakukan perbuatan baik segera.

Orang yang kurang bijaksana atau yang memiliki pandangan salah juga sama dalam hal memiliki kehidupan yang singkat dan juga akan cepat meninggal. Mereka akan mencari kekayaan dengan cara apa pun, sibuk tanpa memikirkan salah atau benar melainkan hanya memikirkan cara untuk memperoleh keuntungan. Mereka tidak memikirkan ataupun melakukan hal yang benar dan baik. Orang yang kurang bijak bahkan melakukan tindakan yang tidak bermanfaat dan jahat.

Cara hidup masing-masing orang adalah berbeda dan membawa manfaat dan kerugian sesuai dengan cara pandang mereka masing-masing.


45) Hanya dengan Metode yang Dianjurkan Sang Buddha maka Seseorang Dapat Terhindar dari Akibat Perbuatan

Janganlah menjadi orang berpandangan salah yang kurang akan kebijaksanaan dan menjalani hidupnya dengan penuh kesia-siaan sehingga tidak dapat menghindari akibat mengerikan dari perbuatan buruk dan merindukan kenyamanan hasil dari perbuatan baik. Tidak banyak kesempatan baik yang ada di kehidupan manusia yang singkat dan tidak dapat kembali lagi ini. Akibat menyedihkan dari perbuatan buruk yang telah dilakukan namun belum matang akan tetap menunggu waktunya untuk muncul di masa mendatang.

Mari bersikap bijaksana dan hidup dengan pandangan benar di kehidupan yang singkat ini sehingga menjadi kehidupan yang bermanfaat dan membawa banyak keuntungan bagi kita serta menetralisir akibat buruk dari perbuatan buruk yang mengikuti kita. Ada yang berat sehingga membawa banyak masalah ke dalam hidup kita, dan ada yang ringan sehingga tidak terlalu berat untuk dipikul.

Berpikir, berucap, dan bertindak yang benar adalah tiga hal yang saling berhubungan yang perlu sering dipraktekkan sesuai dengan Ajaran Buddha sehingga dengan demikian akan membantu kita untuk terhindar dari akibat perbuatan buruk. Melatih pikiran benar, ucapan benar, dan tindakan benar secara teratur akan menjauhkan kita dari jangkauan akibat perbuatan buruk sehingga ia hanya mampu mengikuti tanpa bisa memenuhi maksudnya.
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 20 July 2009, 08:03:46 PM
46) Akibat dari Kamma Buruk

Ada banyak contoh orang yang terganjal oleh akibat buruk dari kamma yang matang. Orang yang cantik terganjal oleh akibat buruk dari kamma dan menjadi jelek, menderita dan tidak dapat menahan perasaan rendah diri ketika orang melihat penampilannya. Ada yang lahir dengan tubuh berpenyakitan atau cacat. Ada yang terlahir sehat tetapi oleh akibat kamma-nya sendiri menjadi dibenci, tidak diinginkan dan terbuang, dan akhirnya terhancurkan oleh ketidakberuntungan. Namun kamma tidak dapat dijadikan sebagai alasan yang menyebabkan seseorang menjadi pembunuh, pencuri, pembohong, pemfitnah, penuh omong kosong, tamak, jahat, dan berpandangan salah. (Catatan Penerbit: Kamma hanya berbuah dalam bentuk kondisi/keadaan [misalnya: kondisi miskin, kaya, cacat, sehat, dsb]. Cara berpikir kita dan keinginan-keinginan yang timbul dalam diri kita [misalnya: ingin mengatakan sesuatu, ingin ber-dana, ingin marah, dsb] bukanlah sesuatu yang merupakan buah dari kamma.)

Kepercayaan terhadap kamma tidaklah sama dengan kepercayaan terhadap konsep fatalisme (bahwa segala sesuatu ditentukan oleh nasib sehingga kita tidak memiliki peran apa pun untuk mengubahnya); sebab bila demikian maka tentunya tidak ada seorang pun yang bisa mempunyai kehendak bebas untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Sebaliknya, justru melalui kekuatan dari kehendaklah maka kamma akan menghasilkan buahnya.


47) Tidak Ada Orang yang Menerima Sesuatu yang Bukan Hasil dari Perbuatannya

Mengenai kasus antara dua bhikkhu dan keputusan yang dibuat oleh Yang Mulia Somdec Phra Buddhacariya To, bhikkhu yang dipukul keras tersebut di masa lampaunya telah memukul si pemukul tersebut. Bagi orang yang tidak mengerti Hukum Sebab-Akibat mungkin akan berpikir bahwa Yang Mulia Bhikkhu tersebut telah membuat keputusan yang tidak adil dan memihak bhikkhu yang salah; tetapi bagi orang yang mengerti Hukum Sebab-Akibat akan paham dengan keputusan Yang Mulia Bhikkhu, yaitu bahwa "tidak ada seorang pun yang menerima sesuatu yang bukan merupakan hasil perbuatannya di masa lalu". Apa yang kita perbuat di masa sekarang akan berbuah pula hasilnya di masa depan. Masa depan di sini tidak hanya mengacu pada kehidupan yang akan datang, tetapi juga bisa berarti masa yang akan datang dalam kehidupan sekarang ini juga.

Oleh karena itu, Hukum Sebab-Akibat boleh dipercaya ataupun tidak, namun kita hendaknya tidak mengambil risiko dengan melakukan perbuatan buruk apa pun. Akibat dari suatu perbuatan akan berbuah sesuai dengan penyebabnya. Oleh karena itu, janganlah kita mengambil risiko dengan melakukan kamma buruk, apalagi kamma buruk yang berat.


48) Kekuatan dari Perbuatan Buruk

Kekuatan dari perbuatan buruk bisa membela tanah dan membuatnya menelan orang jahat ke dalamnya. Contoh kasus tersebut dapat dilihat di mana Bhikkhu Devadatta menderita oleh kekuatan kamma yang menakutkan ini. Beliau bermaksud membunuh Sang Buddha tetapi hanya bisa melukai-Nya dengan serpihan batu kecil. Kemudian dia sadar akan kesalahannya dan ingin meminta maaf kepada Sang Buddha. Tetapi dia tidak dapat terhindar dari akibat dari perbuatan jahatnya dan tertelan masuk ke dalam tanah begitu kakinya menyentuh tanah sebelum memasuki gerbang untuk menemui Sang Buddha, Guru Agung. Dia tidak sempat memberi hormat kepada Sang Buddha dan memohon maaf atas semua kesalahannya.

Melukai Buddha dan menghancurkan Ajaran Buddha adalah sama beratnya dan kita harus tahu akan hal ini. Melakukan hal-hal yang mengakibatkan kehancuran Ajaran Buddha adalah perbuatan yang buruk. Oleh karena itu, janganlah melakukan hal tersebut, sebab bila tidak maka akan ada banyak masalah yang ditimbulkannya dan tidak akan ada seorang pun yang sanggup menolong.


49) Perbedaan Akibat dari Perbuatan

Membunuh binatang memiliki tingkat-tingkat kadar kamma buruk yang berbeda.

Membunuh binatang yang besar menimbulkan kamma buruk yang lebih berat dibandingkan dengan membunuh binatang yang lebih kecil.

Membunuh binatang yang memiliki usia hidup panjang menimbulkan kamma buruk yang lebih berat dibandingkan dengan membunuh binatang dengan usia hidup yang lebih pendek.

Membunuh binatang yang berbudi menimbulkan kamma buruk yang lebih berat.

Kadar kamma buruk yang ditimbulkan dari membunuh seekor sapi ataupun kerbau adalah berbeda dari kamma buruk membunuh seeokor nyamuk ataupun semut.

Berat atau ringannya akibat buruk yang diterima oleh pelaku tergantung pada kadar kamma buruk yang ditimbulkannya.

Orang yang menyembelih sapi atau kerbau selalu menghadapi banyak kesusahan menjelang kematiannya, bergulat dengan suara-suara seperti tangisan sapi ataupun kerbau yang akan disembelih. Meskipun membunuh seekor nyamuk ataupun semut adalah kamma buruk, namun efekya tidak seberat ataupun sesignifikan seperti akibat membunuh sapi ataupun kerbau.


50) Akibat Buruk yang Signifikan dari Perbuatan Buruk terhadap Ajaran Buddha

Membunuh manusia menimbulkan kamma buruk yang lebih berat dibandingkan membunuh sapi atau kerbau.

Melukai seorang Buddha adalah lebih berat kamma buruknya dibandingkan membunuh manusia.

Hal ini terlihat dari kasus Bhikkhu Devadatta yang terhisap ke dalam bumi.

Janganlah lengah dan berpikir bahwa kita aman dari terhisap ke dalam bumi karena tidak ada Buddha yang hadir secara fisik saat ini. Menghancurkan Ajaran Buddha adalah tidak berbeda dengan melukai Sang Buddha. Bandingkan dengan perumpamaan berikut. Seorang anak yang sangat dicintai orang tuanya ternyata dibunuh oleh seorang pencuri. Tentunya hal ini juga menyakiti hati orang tuanya.

Ajaran Buddha adalah sesuatu yang secara khusus terkait dengan Sang Buddha. Menghancurkan Ajaran Buddha tentu saja tidak berbeda dengan usaha untuk membunuh Sang Buddha. Biarpun hanya "usaha", namun hal tersebut adalah lebih buruk dari membunuh seorang manusia. Akibat dari perbuatan tersebut mungkin jauh dari penglihatan, sulit untuk terlihat, dan sangat lambat sehingga yang membuat banyak orang berpikir bahwa menghancurkan Ajaran Buddha bukanlah perbuatan yang membahayakan ataupun buruk.


51) Berhati-hatilah dalam Bersikap terhadap Ajaran Buddha

Orang yang tidak bijaksana dengan pandangan salah mungkin berpikiran untuk menghancurkan Ajaran Buddha dengan berbagai cara. Mereka tidak menyadari bahwa ketika buah kamma buruk mereka matang maka akibatnya akan sangat mengerikan sekali. Bhikkhu Devadatta tidak langsung ditelan bumi ketika melukai Sang Buddha. Namun begitu buah kamma buruknya matang, ia langsung ditelan ke dalam bumi tanpa ia sanggup kabur dengan kemampuan adibiasanya. Orang yang mencoba menghancurkan Ajaran Buddha akan merasakan akibat buruk yang lebih kurang sama. Percaya atau tidak, kamma berat selalu matang pada waktunya. Di masa lalu bumi bisa menelan orang dan bukan tidak mungkin bahwa di masa mendatang hal tersebut akan terjadi lagi sehubungan dengan kekuatan besar dari kamma buruk seseorang.
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 20 July 2009, 08:05:37 PM
52) Nibbana Dapat Dicapai dalam Kehidupan Sekarang

Ia yang memiliki jasa kebajikan dapat terlahir sebagai manusia dan hidup dalam kehidupan sekarang. Walaupun hidup ini sangat singkat, namun hidup ini dapat membawa kita untuk terlahir di alam surga atau bahkan mencapai Nibbana (tentunya dengan usaha dan praktek yang tepat dan tekun).


53) Memiliki Rasa Terima Kasih dan Membalas Budi atas Setiap Jasa yang Diterima

Keluhuran yang seharusnya stabil, kokoh, dan dapat dipertahankan setiap saat adalah sikap memiliki rasa terima kasih dan membalas budi atas setiap jasa yang diperoleh (kataññūkataveditā). Selalulah teguh dalam mempertahankan praktek tersebut. Hasilnya tidak akan buruk sama sekali.

Berterima kasih atas jasa yang diterima selalu dipuji oleh Sang Buddha sebagai keluhuran dari orang yang baik dan bajik. Sebaliknya, orang yang tidak mempunyai keluhuran ini tidak patut disebut orang baik.


54) Melatih Pikiran dengan Praktek "Memiliki Rasa Terima Kasih dan Membalas Budi Setiap Jasa yang Diperoleh" untuk Mewujudkan Kehidupan Mendatang yang Indah

Setiap orang seharusnya menilai dirinya apakah ia memiliki rasa terima kasih dan membalas budi atas setiap jasa yang diperolehnya atau tidak; dengan demikian maka ia akan tahu apakah ia orang yang baik atau tidak.

Adalah jelas bahwa orang yang tidak tahu berterima kasih dan membalas jasa bukan orang yang baik. Oleh karenanya, lekaslah latih diri kita untuk menjadi orang yang tahu berterima kasih dan membalas jasa. Jangan biarkan kehidupan ini lewat begitu saja tanpa memanfaatkan kesempatan untuk menciptakan kehidupan mendatang yang bagus.

Praktek semacam ini adalah tameng yang sangat penting untuk melindungi kita dari segala niat jahat. Tujuannya adalah agar tidak menjadi penyebab penderitaan ataupun masalah bagi pihak yang telah berjasa kepada kita.


55) Berterima Kasih dan Membalas Budi Jasa yang Diterima akan Menghasilkan Pikiran, Ucapan, dan Tindakan yang Baik

Setiap orang memiliki pihak yang berjasa terhadap diri mereka, setidaknya orang tua mereka, guru mereka, dsb. Hanya dengan tahu berterima kasih dan membalas jasa mereka saja sudah cukup untuk melindungi diri dari hal-hal buruk. Jangan hanya memikirkan bahwa kita adalah orang yang tahu berterima kasih dan membalas jasa, tetapi, praktekkanlah hal tersebut dengan tulus. Perbuatan yang tulus dan hanya pemikiran semata adalah sangat berbeda, dan hasilnya juga berbeda.

Seseorang yang menyadari dan berterima kasih atas berkah yang telah diperoleh akan berusaha membalas semua kebaikan pihak yang berjasa dengan penuh kebijaksanaan dan kemampuan yang sesuai dengan penerimanya. Ini akan menyebabkan munculnya pikiran, ucapan, dan tindakan yang baik. Seorang anak yang berterima kasih dan membalas budi atas jasa-jasa yang diperolehnya akan menjadi orang yang baik karena ia berpikir bahwa bila ia bertindak buruk maka akan mencemarkan nama baik orang tuanya. Dengan begitu, orang yang demikian juga melindungi dirinya pada saat yang bersamaan.


56) Menumbuhkan Rasa Terima Kasih dan Membalas Jasa terhadap Sang Buddha adalah Patut untuk Dilakukan

Buddha adalah sosok yang paling berjasa bagi dunia. Ajaran-Nya bukan hanya membuat pengikutnya menjadi baik dan luhur, namun juga menyebarkan kedamaian dan kebahagiaan secara luas, menghapuskan banyak penderitaan.

Ajaran Buddha menciptakan kedamaian dan kebahagiaan di dunia. Oleh karena itu rasa berterima kasih dan membalas jasa kepada Sang Buddha harus selalu ditumbuhkan. Bertindak baik dalam pikiran, ucapan, dan tindakan, sesuai dengan Ajaran-Nya sudah sepatutnya dipraktekkan sehingga akibat buruk dari perbuatan buruk lampau akan bisa dihindari sebelum tiba waktunya bagi kita untuk menyongsong siklus kehidupan yang berikutnya.
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 20 July 2009, 08:07:54 PM
57) Menemukan Kehidupan yang Baik di Kehidupan Sekarang dan Kehidupan yang Akan Datang, Melalui Keluhuran Sang Buddha yang Tak Terhingga

Sang Buddha telah meninggal dunia namun Beliau tidak pergi ke mana-mana. Keluhuran-Nya yang tak terhingga masih menyelimuti dan melindungi dunia. Masyarakat dunia masih dapat merasakan keluhuran-Nya yang tidak berbeda dengan keluhuran yang ada ketika Beliau masih hidup dengan tubuh fisik-Nya; namun tentunya orang harus membuka cara pandang mereka terlebih dahulu, barulah dapat menerimanya.

Membuka pikiran seseorang untuk menerima keluhuran Sang Buddha sehingga dapat melindunginya adalah tidak sulit. Tidak seperti mendorong sebuah batu besar untuk membuka gua. Hanya dengan melakukan penghormatan terhadap Beliau dengan serius dan rutin maka seseorang akan dapat menerima keluhuran tak terbatas dari Sang Buddha. Hasilnya adalah hidup akan menjadi lebih baik dan damai.


58] Kekuatan Keluhuran Tak Terbatas dari Sang Buddha

Sekalipun Sang Buddha telah lama meninggal dunia dan tidak terlahir dalam lingkaran kehidupan lagi, keluhuran tak terhingga dari Beliau masih tetap utuh. Ada seorang bhikkhu yang mengatakan bahwa ketika ia sedang berlatih di dalam hutan, ia mengalami bahwa Sang Buddha selalu membimbingnya dengan sifat-sifat luhur-Nya. Kemudian bhikkhu tersebut menjadi penuh keyakinan dan dihormati oleh banyak umat Buddha yang percaya bahwa ia telah mencapai kesempurnaan. Oleh sebab itu, tidak diragukan lagi dan bahwa untuk mencapai Nibbana adalah tidak jauh meskipun Sang Buddha telah meninggal dunia tetapi keluhuran-Nya masih tetap sepenuhnya terjaga.


59) Orang yang Bijak Sepatutnya Segera Mempraktekkan Ajaran Buddha

Dengan keyakinan yang kokoh atas keberadaan keluhuran tak terbatas Sang Buddha dan siswa agung lainnya yang telah terbebas dari kotoran batin, maka umat Buddha yang disertai dengan kebijaksanaan sepatutnya segera mempraktekkan Ajaran Buddha untuk menjadi orang baik dan secara bertahap menjadi saksi atas Pencerahan Sempurna Sang Buddha. Hal ini sama dengan membuka pikiran seseorang untuk menerima keluhuran tak terbatas Sang Buddha dan keluhuran tersebut akan menyokong kita untuk mencapai kesempurnaan pula. Ketika kita telah memiliki cukup kebajikan untuk menumbuhkan keluhuran yang lebih tinggi maka kita tidak perlu khawatir lagi untuk melarikan diri dari akibat kamma buruk lampau kita dan juga tidak lagi perlu khawatir akan kesejahteraan kehidupan mendatang kita.


60) Hal yang Sangat Penting yang Harus Dicari di Kehidupan Sekarang

Di kehidupan lampau, seseorang bisa saja merupakan dewa, raja, pangeran, putri raja, orang miskin, milyuner, binatang besar, binatang kecil, dll. Juga, setiap orang mengalami kematian dengan kondisi yang berbeda-beda ketika hidup sebagai makhluk lain pada kehidupan-kehidupan yang lampau.

Setiap orang pernah merasakan kebahagiaan dan penderitaan meskipun mereka adalah seorang perampok ataupun lebih baik. Kehidupan ini sangat singkat dan kita harus berusaha melepaskan diri dari akibat perbuatan buruk yang telah kita perbuat pada kehidupan lampau.


61) Perbuatan (Kamma) dengan Hasilnya dan Proses Kehidupan yang Akan Datang di Masa Mendatang

Hampir setiap orang memiliki kehidupan mendatang yang jauh dari kemampuan orang biasa untuk mengetahuinya. Setiap kelahiran mendatang bergantung pada kekuatan perbuatan yang telah dilakukan seseorang di kehidupan lampau dan kehidupan sekarangnya. Perbuatan dengan bobot kamma yang berat akan berbuah terlebih dahulu di kehidupan mendatang.

Jika perbuatannya baik, maka hasilnya adalah kebahagiaan, kesejahteraan, dan terlindungi oleh keberuntungan dan kebajikan. Jika perbuatannya buruk, maka hasilnya adalah penderitaan, masalah, kehancuran, kehilangan kekayaan, dan dikelilingi oleh tanda-tanda yang tidak baik.


62) Kondisi Kehidupan yang Menuntun ke Arah Kebahagiaan atau Kesedihan

Kehidupan ini dipengaruhi oleh kekuatan keserakahan, kemarahan, dan kegelapan batin yang mencari kekuasaan duniawi dan kekayaan tanpa mempedulikan kebenaran dan moral apa pun. Apa yang dicapai tidak akan bertahan lebih dari seratus tahun. Semua hal tersebut akan hilang dan hanya meninggalkan sebuah nama. Keadaan bahagia dan menyedihkan ditentukan oleh apa yang paling banyak terkumpul, perbuatan baik ataukah perbuatan buruk.

Pikiran yang tanpa kemuliaan atau kekayaan yang ketika hidup di dunia dipenuhi kotoran batin akan mendatangkan banyak masalah dan akan dengan cepat terbenamkan ke keadaan menyedihkan.

Sebaliknya, kehidupan yang tidak terpengaruh oleh kekuatan keserakahan, kemarahan, dan kegelapan batin, melainkan dibangun dengan kebajikan dan moralitas akan menjadi baik, gembira, dan damai untuk waktu yang lama. Kebahagiaan tidak akan berhenti hanya dengan kehidupan yang sangat pendek ini.

Pikiran yang penuh dengan keluhuran dan kebajikan akan mencapai akhir dari kesengsaraan dan akan terbebas dari lingkaran kelahiran yang merupakan tujuan akhir Ajaran yang diajarkan oleh Sang Buddha dengan kebajikan yang luar biasa.

Ada banyak murid Sang Buddha yang telah mencapai kebahagiaan tertinggi tersebut dan jumlah tersebut akan terus bertambah selama Ajaran Sang Buddha dipraktekkan dengan baik dan benar.
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 20 July 2009, 08:09:56 PM
63) Sangatlah Bermanfaat Bila Kita Memiliki Keyakinan yang Mantap atas Hukum Sebab-Akibat

Keputusan untuk memercayai Hukum Sebab-Akibat benar-benar sangat membantu. Ini menyebabkan rasa takut untuk melakukan perbuatan buruk dan oleh karenanya tidak ada perbuatan buruk yang dilakukan; dengan demikian orang tersebut akan penuh dengan kebahagiaan.

Akan tetapi, jika seseorang masih belum percaya akan akibat kamma, maka ia dapat melakukan pembuktian atas kebenarannya dengan cara tidak melakukan perbuatan buruk apa pun selamanya dan maka hal-hal yang bagus akan dialaminya sehingga akan disadari bahwa akibat yang didapat tidaklah berbeda dari penyebabnya.

Perasaan bahagia yang diperoleh dari keyakinan atas Hukum Sebab-Akibat adalah sangat mengagumkan. Ketika menghadapi masalah, keyakinan terhadap Hukum Sebab-Akibat akan membantu kita untuk menerima bahwa penyebabnya tidak lain tidak bukan adalah hal yang pernah dilakukan oleh diri kita sendiri, baik di kehidupan sekarang ataupun jauh di kehidupan kita yang lampau yang tak dapat kita ingat lagi. Buah dari kamma tidak dapat dihindari, cepat atau lambat ia akan matang meskipun harus melalui kehidupan demi kehidupan, kelahiran demi kelahiran. Oleh karena itu, perihal Hukum Sebab-Akibat ini adalah sangat dalam dan sulit untuk dipahami. Namun demikian, memahami sedikit bagian darinya adalah jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

Seorang individu yang memiliki sedikit kebijaksanaan harus mencoba memahami Hukum Sebab-Akibat, walaupun mereka benar-benar tidak mengerti ini, adalah lebih baik memercayai dulu. Ini lebih baik daripada menolak untuk memercayainya sama sekali.


64) Sammaditthi-Pandangan Benar

Memercayai Hukum Sebab-Akibat saja tidaklah cukup. Seseorang harus memantapkan dirinya dengan Pandangan Benar pula. Bila tidak, meski sedalam apa pun keyakinan mereka akan Hukum Sebab-Akibat, beberapa pandangan mereka bisa jadi keliru dan mengakibatkan mereka melakukan tindakan yang salah sebagai akibat dari pengaruh pandangan salah; melihat hitam sebagai putih dan putih sebagai hitam, dll.

Adalah sulit untuk mengetahui apakah seseorang memiliki pandangan benar atau pandangan salah. Butuh kebijaksanaan yang amat halus untuk meniliknya dengan saksama dan menyimpulkannya tanpa delusi atapun halusinasi. Meskipun tiada lagi keserakahan ataupun kemelekatan yang kuat, fenomena mental yang negatif tersebut akan tetap ada dalam diri seseorang yang belum mencapai Nibbana atau masih puthujjana (awam).


65) Melatih Diri untuk Memiliki Pandangan Benar

Dengan memiliki pemahaman yang benar dalam pikiran, maka tentunya praktek yang dijalankan akan menjadi benar dan bermanfaat dengan sendirinya; karena pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah penyebab, dan pikiran adalah pelopor. Oleh karena itu, melatih diri dengan pengertian yang benar agar tidak jatuh ke dalam pandangan salah adalah poin yang paling penting.


66) Pikiran adalah Sangat Penting; Jadilah Mawas Diri, Bijak, dan Bajik dengan Belas Kasih untuk Mengarahkannya

Pikiran adalah amat penting. Kemawasdirian (penuh perhatian) dan kebijaksanaan adalah sangat penting. Semua ini tidak boleh dipisahkan dari pikiran seseorang. Setiap orang harus mawas diri dan bijak dengan penuh belas kasih.

Ketika kemawasdirian dan kebijaksanaan dengan cinta kasih dan belas kasih menjadi selaras dengan pikiran, maka ia akan menjadi pandangan benar. Sebaliknya, jika pikiran seseorang tidak memiliki kemawasdirian, kebijaksanaan, cinta kasih, serta belas kasih, maka ia akan dengan mudah menyebabkan pandangan salah.


67) Perbuatan Baik melalui Pikiran yang Sangat Penting

Perbuatan baik melalui pikiran yang sangat penting adalah rasa syukur atas kebaikan-kebaikan yang diterima dan membalas budi. Dalam skala yang sempit hal ini mengacu pada kebaikan yang diterima oleh kita; sedangkan dalam skala yang lebih luas, hal ini mengacu pada kebaikan yang diterima oleh orang lain, bukan kita. Pikiran yang mencerminkan rasa syukur atas kebaikan yang diterima dan membalas budi adalah pikiran dengan kondisi yang bermanfaat, dan itu selalu merupakan suatu perbuatan baik, oleh karena itu secara bertahap hasil yang baik juga akan diterima. Hasil baik yang pertama yang akan terjadi adalah timbulnya perbuatan yang bermanfaat melalui ucapan dan jasmani sehingga menyebabkan semakin banyak hasil yang baik. Sebaliknya, orang yang kurang rasa terima kasih atas kebaikan-kebaikan yang diterimanya akan mengalami hal yang berlawanan.


68) Keadaan Sejahtera adalah Hasil dari Perbuatan Pikiran yang Baik

Kebiasaan untuk bersyukur atas kebaikan yang diterima dan membalas jasa adalah perbuatan bermanfaat melalui tiga pintu, yakni jasmani, ucapan, dan pikiran. Oleh karenanya, hal tersebut membawa hasil yang baik.

Berterima kasih atas kebaikan yang diterima akan menjadi perisai yang melindungi dari pikiran tidak baik sehingga akan mencegah perbuatan buruk yang akan menyebabkan penderitaan.

Ini adalah juga perbuatan melalui pikiran yang diperbuat oleh Pangeran Siddhattha sebelum mencapai Pengetahuan Sempurna dan Kebuddhaan.


69) Yang Terhebat dan Tertinggi dari Perbuatan Melalui Pikiran

Kebaikan Sang Buddha untuk menolong semua makhluk agar terbebas dari penderitaan adalah perbuatan tertinggi dan tidak ada perbuatan melalui pikiran lainnya yang lebih tinggi darinya. Perbuatan Pangeran Siddhattha ini dipenuhi dalam hati dan berbuah dalam perbuatan baik lainnya—ucapan dan jasmani. Adalah sangat hebat bahwa Beliau mengorbankan dirinya sebagai pangeran untuk pergi mencari jalan menuju pembebasan dair penderitaan dan mencapai tujuan akhir.

Beliau meninggalkan semua kekayaan dan hal-hal menyenangkan yang sangat diidamkan oleh orang-orang. Semua kesenangan inderawi, tahta kerajaan, dan kedudukan sebagai raja ditinggalkan dan Beliau memilih menjadi petapa tanpa memiliki apa pun ketika Beliau berjuang untuk mencapai Pencerahan. Beliau sanggup melakukan hal tersebut karena Beliau memiliki belas kasih yang amat dalam di hatinya.

Agama Buddha ada sebagai akibat dari belas kasih-Nya. Ini adalah hasil tertinggi yang disebabkan oleh perbuatan tertinggi.
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 20 July 2009, 08:14:07 PM
70) Orang Hendaknya Tidak Ragu untuk Berbuat Kebajikan

Melakukan banyak perbuatan baik akan berguna untuk memutuskan beberapa akibat dari perbuatan buruk. Perbuatan buruk yang berat dan kuat memerlukan kekuatan dari perbuatan baik yang lebih berat dan kuat darinya untuk mengurangi ataupun memotong akibat buruknya. Ini berarti bahwa akibat dari perbuatan buruk harus dihadapi dengan banyak berbuat kebaikan. Ada banyak contoh yang bisa kita perhatikan dewasa ini. Oleh karenanya, mulai sekarang janganlah ragu untuk berbuat baik dan mengumpulkan kebajikan sebanyak mungkin.


71) Hanya Perbuatan Baik yang Dapat Menuntun ke Kehidupan Mendatang yang Baik

Akibat dari perbuatan adalah sama seperti racun dalam obat beracun. Melakukan perbuatan buruk tidaklah berbeda dari meminum racun karena efek buruknya pasti akan terjadi, baik pada tubuh ataupun hidup. Menyakiti makhluk lain hanya akan berbuah dalam bentuk penderitaan dan masalah bagi pelakunya, dan ini tidak dapat dihindari.

Nasib baik ataupun kesejahteraan akan terjadi di kehidupan ini dan kehidupan mendatang apabila akibat perbuatan buruk tidak menggapai diri kita. Akibat dari perbuatan buruk tidak dapat mencengkeram kita bila kita dapat menghindarkan diri kita darinya. Semua itu tergantung pada kekuatan kebajikan yang secara rutin kita kumpulkan.

Akan tetapi, kondisi pikiran kita sebelum tercengkeram oleh akibat perbuatan buruk adalah sangat penting. Ketika menghindarkan diri dari akibat kamma buruk, kita diajarkan untuk selalu mengingat sifat luhur dari 3 Permata dalam pikiran (arus pikiran) kita dan membiasakan diri kita dengan keluhuran tersebut dengan mengucapkan secara rutin "Buddho", atau "Dhammo", atau "Sangho". Bahkan ketika akibat dari kamma buruk sedang mengancam nyawa kita, dengan mempertahankan keluhuran mulia tersebut dalam pikiran kita akan menuntun kita ke jalan yang lebih baik.

Selalu mengingat Buddha dalam hati dengan mengucapkan "Buddho" adalah hal yang baik. Selalu mengucapkan nama Buddha adalah hal yang baik. Bila usia hidup belum berakhir, sakit atau kecelakaan yang serius tidak akan menghancurkan hidup seseorang. Bila usia hidup memang akan berakhir, maka orang tersebut akan terlahir di alam bahagia. Oleh karena itu, selalu memikirkan Sang Buddha dengan mengucapkan "Buddho" perlu menjadi suatu kebiasaan.


72) Memercayai Hukum Sebab-Akibat dengan Cara Bersyukur atas Kebaikan yang Diterima dan Membalas Jasa

Sebelum melakukan suatu perbuatan seseorang hendaknya selalu memikirkan tentang Sang Buddha dan tentang bagaimana Beliau berjuang mengajarkan kepada orang-orang mengenai Hukum Sebab-Akibat dan untuk tidak melakukan perbuatan buruk apa pun melainkan hanya perbuatan baik.

Beliau mengatakan bahwa semua perbuatan baik akan menuntun kita ke arah terbebas dari lingkaran kehidupan dan akhir dari penderitaan. Selanjutnya, perbedaan akibat dari perbuatan-perbuatan buruk juga dijelaskan oleh Beliau. Penyakit yang dialami Beliau sebelum mangkat (Parinibbana) sangat serius. Namun Beliau tetap berusaha mengajar sebelum akhirnya Beliau Parinibbana.

Beliau tetap mengajar demi keuntungan dan pencerahan orang-orang yang mendengar-Nya meskipun tubuh-Nya sedang sakit. Oleh karena itu, kita seharusnya menghindari perbuatan buruk sebagai salah satu wujud rasa terima kasih atas kebaikan dan manfaat yang kita terima serta sebagai suatu rasa balas jasa atas belas kasih-Nya.

Pikiran yang bermanfaat dan kebahagiaan akan dapat diraih dengan keyakinan tak tergoyahkan terhadap Sang Buddha.


73) Keluhuran Luar Biasa dari Sang Buddha Senantiasa Ada Sepanjang Masa

Keluhuran Sang Buddha adalah amat besar dan ada di mana-mana di setiap waktu. Setiap orang hendaknya memberi penghormatan kepada Beliau dan mengingat nama-Nya dengan mengucapkan "Buddho, Buddho, Buddho" setiap waktu agar terbebas dari semua beban. Ketika duduk, berbaring, berdiri, atau berjalan, selalu ingat kepada Buddha. Hal ini juga dapat dilakukan ketika lalu lintas macet atau sedang terjaga dan saat sedang bekerja bila tidak ada banyak hal yang dikhawatirkan, serta saat sedang makan, dsb. Melafalkan "Buddho" bukanlah pekerjaan yang sulit tetapi mendatangkan manfaat yang amat besar di luar dugaan orang-orang. Seseorang yang melakukan hal ini akan mengerti dengan sendirinya. Oleh karena itu, melakukan hal ini adalah sangat bermanfaat untuk menghindari akibat dari perbuatan buruk yang lampau.

Tanamkanlah dalam diri kita untuk memaafkan orang lain dan meminta maaf kepada orang yang terhadapnya kita berbuat salah dan kemudian mengembangkan kondisi pikiran yang baik dengan melafalkan "Buddho" dan menjaganya dalam pikiran. Dengan demikian, selama kita masih hidup maka kesejahteraan akan selalu dialami, dan ketika hidup ini berakhir kita akan terlahir kembali dalam kondisi yang bahagia.


74) Dhamma (Kondisi Bermanfaat) yang Menjaga Kesejahteraan

Selalu melakukan perbuatan baik melalui pikiran, ucapan, dan jasmani adalah kekuatan bagi kemampuan untuk menghindari cengkeraman dari akibat perbuatan buruk yang lampau. Seorang yang mawas diri akan selalu berhati-hati dan menghindari perbuatan tidak bermanfaat melalui tubuh, ucapan ataupun pikiran. Ia adalah orang yang benar-benar mewujudkan dirinya sebagai orang yang tahu berterima kasih dan membalas jasa, yang merupakan suatu sikap yang sangat penting. Oleh karena itu, hal yang melindungi kita dari hal-hal buruk adalah dengan hanya melakukan perbuatan baik sepanjang masa.


75) Kehidupan di Saat Ini Sangatlah Penting, Ia Harus Diarahkan dengan Baik

Hidup ini amatlah singkat. Gunakanlah hidup ini dengan bijak karena ia dapat menuntun Anda ke kehidupan berikutnya yang panjang dan bahagia tanpa batas. Jadilah mantap dalam bersyukur atas segala kebaikan yang diterima dan membalas jasa kepada orang tua, bangsa, agama, dan raja sepanjang waktu, di setiap hembusan nafas.

Hidup ini amatlah singkat,

tetapi ... sangatlah penting.

Hidup ini adalah suatu persimpangan dan titik balik,

untuk menuju lebih tinggi atau lebih rendah, kebahagiaan atau kesengsaraan,

Pemilihan hanya dapat dilakukan di kehidupan sekarang.

Sadarlah akan hal ini.

Kemudian pilihlah, pilihlah dengan benar.

*****

Sumber:
Betapa Pentingnya Kehidupan Saat Ini (The Present Life is So Important)
Somdet Phra Nana Samvara, Sangharaja Thailand

_/\_ Semoga bermanfaat..
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Hendra Susanto on 20 July 2009, 09:21:23 PM
ngomong2 sudah segini panjang inti yang mao disampaikan apa? kira2 Ts ngerti gak?
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: Yumi on 21 July 2009, 07:22:41 AM
Intinya kalo disingkat ini aja ko..
hindari kejahatan, tingkatkan kebajikan, sucikan batin. Hihi.. ^-^

Yg yumi serap dr penjelasan panjang di atas, kebanyakan tentang kamma, hukum sebab-akibat, dan ingatan akan banyaknya kehidupan lampau yg telah kita alami.
Tak terhingga sudah kelahiran dan penderitaan yg mendera kita berulang-ulang, meski utk saat ini kita tak lagi ingat, tapi tentu berbagai macam kisah kehidupan yg tragis (spt byk contoh yg dikasih di atas) atau kelahiran di alam rendah, jd binatang/setan beserta cara mati yg beda2 dan menyakitkan akibat kamma buruk kita sendiri pernah menjadi bagian dari kehidupan lampau kita.
Krn itu, kita benar2 mesti sadar dalam setiap perbuatan kita, menjaga dgn waspada agar hanya kamma yg baik yg keluar dari pikiran, ucapan, dan jasmani kita. Hanya dengan banyak kamma baik, buah dari kamma buruk lampau yg belum tapi akan kita terima bisa dinetralisir, dan kita memang benar2 harus takut akan berbuat kamma buruk & akibatnya, krn hukum kamma itu pasti, segala sesuatu baik-buruk yg diperbuat itu mengikuti pelakunya.
Hidup ini sangat singkat, tidak pasti. Jadi mumpung udah bisa lahir jd manusia, jodoh dgn Ajaran Buddha, kita patut mensyukurinya.. membalas jasa yg kita peroleh (katannukatavedi) dengan manfaatin sebaik2nya waktu yg ada buat berlatih sungguh2 menapaki Jalan Suci. Saat ini merupakan titik balik.. Jangan sampai kelahiran kembali kali ini masih dilewatkan sia2 tanpa ada progress yg berarti ke arah pembebasan sejati dari fenomena berkondisi ini.
Trus kalo yg ingat Buddho Buddho itu memang manjur koq,  ;D udah sering yumi rasakan, setiap muncul gejolak batin yg jelek, lagi galau, lagi benci, pengen ngamuk, pengen nangis, trus dialihkan ingat ama Buddha, sifat2 luhur Buddha, ingat Tisarana dalam hati, ntar jadinya adem, tenang.. energi negatif yg tadinya sempat muncul bisa perlahan2 berubah jd terkendali. :-[

Just share.. berkaitan dgn kutipan no. 38 paling atas yg menurut yumi nice, wkt itu wa lagi bingung gimana biar bisa ajak ortu di rumah buat baik spy bisa kurangin efek kamma buruk mereka, trs trg org rumah gak suka dengar, apalagi percaya ttg kamma dsb, so.. terpikir gimana kalo wa aja yg melakukan, tapi jasanya ditujukan buat mereka.. ntar setelah kondisi mereka udah pas.. udah bisa menerima, baru pelan2 mulai ikutsertakan mereka.. pas lagi sangsi bisa atau gak nya berbuat baik tapi jasanya ditujukan buat org laen (biasa taunya pelimpahan jasa itu buat makhluk peta), kebetulan banget halaman di mana wa baca di situ pula bahasnya: melimpahkan jasa terhadap makhluk2 kasat mata bukanlah tidak masuk akal & mrpkn praktek yg benar. Hmm.. harapan wa yg terbesar adalah suatu saat bisa bukain hati kedua ortu wa  8->, yg sama sekali tidak mengenal dhamma, dan juga tidak tertarik pada dhamma. Selama ini wa sering terbawa kesal, ujungnya jd debat & bertengkar mulut ama org rumah terutama mama ketika membahas sesuatu yg kitanya beda pandangan, spt: berdana menurutnya itu pemborosan, kelahiran kembali itu gak ada, serangga memang utk dibunuh, dsb, yg penyebabnya di samping krn ia memang tak mengenal Ajaran, juga krn ortu pada dasarnya ga suka wa gitu dekat ama buddhism, khawatir wa jd bhikkhuni. Terkadang capek ama kondisi begini.. tapi tetap aja,  :) wa bakalan menyesal banget bila dlm hidup ini wa gak bisa menolong mama, menunjukkannya jalan yg benar. At least yg penting, salah satu dulu dari kedua ortu, bisa wa kenalin dhamma. Pelimpahan jasa dgn tulus buat mama mudah2an cara yg ampuh. [-o<
Title: Re: The Present Life Is So Important..
Post by: marcedes on 21 July 2009, 09:12:57 AM
Quote from: Hendra Susanto on 20 July 2009, 09:21:23 PM
ngomong2 sudah segini panjang inti yang mao disampaikan apa? kira2 Ts ngerti gak?
dari penjelasan yg saya serap, sama seperti TS,
hidup ini begitu singkat, kadang seseorang terbuai dengan kehidupan saat ini sehingga malas untuk mengetahui sisi lain..

kadang ketika kita hidup bahagia kita lupa akan penderitaan, pernahkah terpikirkan bagaimana nanti nya jika meninggal? jika bangkrut total?

kata-kata Somdet sangatlah mengenai hati seperti kata Ajahn Chah dibeberapa buku beliau....
sama seperti kata bikkhuni Ayya kemarin waktu ceramah...

saya terkesan dengan kata-kata kiasan coretan kertas yang di timpuk terus menerus, kita tidak tahu walau berbuat baik sebanyak apapun sekarang, kalau tidak lepas dari hukum kamma, siapa tahu tetap terlahir di alam menderita....itulah namanya samsara...

lagian seperti kata Ayya, jika seseorang pikiran-nya terbiasa dengan hal-hal baik, maka kamma dia mendorong untuk melakukan hal yang sama terus menerus demikian sebaliknya...
hal ini pun ada dalam teks buddhis seperti pada Jataka kelahiran Boddhisatva

thx yumi