Orang di jaman sekarang terlalu banyak berpikir. Kalau saja mereka mengurangi proses berpikir mereka sedikit, maka hidup mereka anda akan menjadi jauh lebih gampang.
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fphotos-g.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc1%2Fhs102.snc1%2F4879_88304997831_87982747831_1832598_2433487_n.jpg&hash=ffa58377be85e5e7d227744214ddef6315f26c4b)
vihara kami di Thailand, setiap minggu di suatu malam, bhikkhu-bhikkhu begadang melewatkan waktu tidur mereka untuk bermeditasi semalaman di ruang utama. Ini sudah menjadi tradisi bhikkhu hutan. Tidaklah terlalu berat, karena kami selalu bisa tidur di pagi harinya.
Suatu pagi, sesudah semalaman bermeditasi, ketika kami sudah siap kembali ke pondok masing-masing untuk tidur, kepala vihara memanggil seorang bhikkhu junior, orang Australia. Betapa kecewanya dia karena kepala vihara memberikan dia setumpukan besar jubah untuk dicuci, seraya menyuruhnya untuk melakukannya sekarang juga. Sudah menjadi tradisi kami untuk membantu kepala vihara mencuci jubahnya dan juga melayaninya melakukan hal-hal kecil lainnya.
Ini merupakan pekerjaan mencuci yang banyak. Lagipula, seluruh cucian harus dikerjakan dengan cara tradisional ala bhikkhu hutan. Air harus ditimba dari sumur, membuat api besar dan memasaknya sampai mendidih. Potongan kayu dari pohon nangka harus dipotong menjadi kepingan-kepingan kecil dengan menggunakan kapak. Potongan kecil tersebut dimasukkan ke dalam air mendidih tadi untuk mengeluarkan sarinya, yang berfungsi sebagai "deterjen". Lalu setiap jubah diletakkan secara terpisah di dalam sebuah bak kayu yang panjang, kemudian air mendidih kecoklatan itu ditumpahkan ke dalamnya. Jubah-jubah itu kemudian dipukul-pukul dengan tangan sampai bersih. Bhikkhu itu kemudian harus mengeringkannya di bawah sinar matahari, membolak-baliknya secara teratur agar pewarna alaminya tidak luntur. Mencuci satu jubah saja sudah lama dan repot. Mencuci sebegitu banyak jubah membutuhkan waktu berjam-jam. Si bhikkhu muda Brisbane ini sudah lelah semalaman tidak tidur. Saya kasihan juga kepadanya.
Saya datang ke pelataran tempat mencuci itu untuk membantunya. Sesampai di sana, dia sedang memaki-maki, lebih condong ke tradisi Brisbane daripada tradisi Buddhis. Dia mengeluhkan betapa tidak adil dan kejamnya. "Tidak bisakah kepala vihara menunggu sampai besok? Tidakkah dia menyadari bahwa saya tidak tidur semalaman? Saya tidak menjadi bhikkhu untuk mencuci!" Kata-katanya tidak persis seperti itu, tapi itulah yang masih cukup sopan untuk ditulis di sini.
Saat itu terjadi, saya telah menjadi bhikkhu selama beberapa tahun. Saya mengerti yang dia alami dan tahu jalan keluar dari permasalahannya. Saya berkata kepadanya, "Berpikir jauh lebih berat daripada mengerjakannya."
Dia menjadi terdiam dan memandang saya. Setelah beberapa lama berdiam diri, tanpa berkata apa-apa dia kembali bekerja dan saya kembali ke tempat untuk tidur. Belakangan di hari itu, dia datang menemui saya untuk mengucapkan terima kasih atas bantuan saya mencuci jubah. Memang benar, dia menyadari, berpikir adalah bagian yang terberat. Ketika dia berhenti mengeluh dan hanya mengerjakan cuciannya, sama sekali tidak ada masalah.
Bagian terberat dari segala hal dalam hidup adalah memikirkannya.
sumber : Ajahn Brahm - buku Cacing & Kotoran Kesayangannya
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2F%5Bhttp%3A%2F%2Fphotos-a.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc1%2Fhs102.snc1%2F4879_88305007831_87982747831_1832600_4152365_n.jpg&hash=39196605b60d887da1bb24314fd1162922f11050)/spoiler]
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fphotos-g.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc1%2Fhs082.snc1%2F4879_88740622831_87982747831_1838382_4464362_n.jpg&hash=37063dd74443e11cb14fb893f88754f47f7924dc)[/spoiler]
Si Cacing [at] Gramedia Mall Taman Anggrek Jakarta - June 2009
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fphotos-f.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc1%2Fhs082.snc1%2F4879_88740617831_87982747831_1838381_3258811_n.jpg&hash=7c4a70d557d6d1b28dcdf57c2b0e6847927b217f)[/spoiler]
Si Cacing [at] Gramedia Mall Ciputra Jakarta - June 2009
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fphotos-f.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc1%2Fhs118.snc1%2F5181_92944287831_87982747831_1902045_625906_n.jpg&hash=28af1498aaebc04c17a72911e5f4acc519626918)[/spoiler]
Si Cacing [at] Gramedia Mall Karawaci - 22 June 2009.
No.1 TOP TEN BOOKS!!!
Si Cacing & Kotoran Kesayangannya
by Ehipassiko Foundation
Spesifikasi Buku
Judul: Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya
Judul asal: Opening the Door of Your Heart
Penulis: Ajahn Brahm
Penerjemah: Chuang
Penyunting: Handaka Vijjananda
Penggambar sampul: Shinju Arisa, Jeff Liang
Perancang dan penata: Vidi Yulius
Penerbit: Awareness Publication
Emang apa bedanya buku cacing ini dengan membuka pintu hati ya? Kan sama2 terjemahan dari opening the door of your heart ajahn brahm?
Beda lah.. beberapa cerita sama tp banyak yg beda juga. Yah sama-sama cerita renungan sih.. Beli saja utk tau pastinya. bagus koq :jempol: ;)
koq aye liat sama persis yak
^
oya? hahaha.. ga beli membuka pintu hati sebenernya.. cm pernah baca2 singkat punya orang. kirain beda :-?
coba ntra gw tanya ke penerbit Ehipassiko di Facebook
kalo ada jawabanya ..... dipost sini ;D
g dikado in buku ini ama temen buddhis g...thanks to him ^:)^
udh g baca dikit...
yups emng perenungan...
tapi gak tau sm gak dgn membuka pintu hati...krn berhub gak ada buku itu dan gak prnh nanya...
kalo dh baca, g post sedikit deh....
til then,....xuvi/bro virya, bab mana, crt apa yg paling menyentuh dan berkesan? plz share...
Quote from: xuvie on 14 July 2009, 09:14:05 PM
Beda lah.. beberapa cerita sama tp banyak yg beda juga. Yah sama-sama cerita renungan sih.. Beli saja utk tau pastinya. bagus koq :jempol: ;)
buat g, kayaknya kemarahan....
g bnr2 gak bs kontrol esmosi g hikz... :'( :'(
barusan aja, g hardik en ngomel ke cc gue yg br pulang, krn temenin temennya beli kado ke senci...g bilang, gak ush pulang aja sklian ....plus [at] [at] ## [at] [at] [at] OUT OF record :|
OMG.... :(
seharusnya, makin bnyk baca, makin wise, g malah sebaliknya...kudu harus usaha neh....kaco dahhh.....akhrnya merasa bersalaaaah dehhhh...n menimbulkan goresan luka hikz :'( :'( :'(
anywei... :backtotopic:
:P
quote author=aitristina link=topic=11816.msg196872#msg196872 date=1247584263]
g dikado in buku ini ama temen buddhis g...thanks to him ^:)^
udh g baca dikit...
yups emng perenungan...
tapi gak tau sm gak dgn membuka pintu hati...krn berhub gak ada buku itu dan gak prnh nanya...
kalo dh baca, g post sedikit deh....
til then,....xuvi/bro virya, bab mana, crt apa yg paling menyentuh dan berkesan? plz share...
Quote from: xuvie on 14 July 2009, 09:14:05 PM
Beda lah.. beberapa cerita sama tp banyak yg beda juga. Yah sama-sama cerita renungan sih.. Beli saja utk tau pastinya. bagus koq :jempol: ;)
[/quote]
wah susah kalo utk sebutin 1 cerita, byk yg bagus sih.. tapi kalo secara bab, mungkin bagian kematian, masalah terbesar dalam kehidupan.
:'( .....
Gak ada yg bisa diceritain :-[
gak punya tuch buku gimana, ceritanya ::)
Gw mao post ini, karna ikut kursus intensif di DhammaSukha, disela-sela pembicara sempat di informasi
buku siCacing itu best seller ;)
Yaaah ...... yg bagus2 gw post sini daaaahh :x
Gini aja degh ..... menurut sis aitristina, Yuri chan ato xuvie, suhu .... bagi2 cerita post disini yg paling menyentuh menurut masing-masing ;D
(lumayan khan gw dapat cerita, tanpa beli buku =))) 8->
Buku ini cukup entertaining. Sesuai pengantar dari TS, memang tidak perlu banyak berpikir dalam membaca buku ini.
Pernah punya sih membuka pintu hati (tapi udah disumbangin orang kayaknya). Kalau si cacing menurut i cuman kemasan baru. Mana mungkin ceritanya beda kalau judul aslinya sama? Tapi hebat juga sih ehipassiko bisa bikin buku ini jadi best seller di gramed. At least dhamma sudah disebarluaskan...
Quote from: Virya on 14 July 2009, 10:55:16 PM
:'( .....
Gak ada yg bisa diceritain :-[
gak punya tuch buku gimana, ceritanya ::)
Gw mao post ini, karna ikut kursus intensif di DhammaSukha, disela-sela pembicara sempat di informasi
buku siCacing itu best seller ;)
Yaaah ...... yg bagus2 gw post sini daaaahh :x
Gini aja degh ..... menurut sis aitristina, Yuri chan ato xuvie, suhu .... bagi2 cerita post disini yg paling menyentuh menurut masing-masing ;D
(lumayan khan gw dapat cerita, tanpa beli buku =))) 8->
Tabung dan beli.. / setidaknya minjam deh..
IMO kalau buku Buddhist diceritain ke sini.. semuanya membaca di sini.. dan gak mau beli.. Mau ke mana arah penerbit Buddhis di Indonesia ? Karaniya dan Ehipassiko itu kalau tidak salah penerbit nirlaba.. alias gak ambil untung.. Harusnya kita sebagai umat Buddha itu bersyukur..
Menurut saya, ini trik marketing yang hebat, judul dan cover yang menarik. Judulnya menarik untuk dilihat dan dibaca
Quote from: Virya on 14 July 2009, 01:15:08 AM
.............................
Si Cacing & Kotoran Kesayangannya
by Ehipassiko Foundation
Spesifikasi Buku
Judul: Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya
Judul asal: Opening the Door of Your Heart
Penulis: Ajahn Brahm
Penerjemah: Chuang
Penyunting: Handaka Vijjananda
Penggambar sampul: Shinju Arisa, Jeff Liang
Perancang dan penata: Vidi Yulius
Penerbit: Awareness Publication
Pembaca yang tidak teliti bisa2 beli barang yang sama tapi kemasan berbeda nih.
_/\_
Mau tanya nih ama yg udah baca..
Sebenarnya buku ini sama atau beda dengan Membuka Pintu Hati?
Soalnya kalo Membuka pintu hati ak dah punya dan isinya emang bagus bgt :)
Tolong infonya donk.. kalo beda ak mo beli lagi :)
Thx be4
_/\_
Quote from: Gash on 15 July 2009, 03:19:08 PM
_/\_
Mau tanya nih ama yg udah baca..
Sebenarnya buku ini sama atau beda dengan Membuka Pintu Hati?
Soalnya kalo Membuka pintu hati ak dah punya dan isinya emang bagus bgt :)
Tolong infonya donk.. kalo beda ak mo beli lagi :)
Thx be4
_/\_
baca dong atas tuh ;D judul aslinya aja Opening the Door of Your Heart
Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya terdiri dari 108 cerita yang pernah dituturkan oleh Ajahn Brahm. Dan judul buku tersebut diambil dari cerita ke-108 dengan judul yang sama.
Quote from: ryu on 15 July 2009, 02:26:32 PM
Pembaca yang tidak teliti bisa2 beli barang yang sama tapi kemasan berbeda nih.
Yah. "Membuka Pintu Hati" masih mending krn tukar penerbit (tapi ambo masih tetap ngak habis pikir kenapa penerbit baru nggak pake judul yg sama: "Membuka Pintu Hati", krn berdasar terjemahan aslinya kan emang gitu.. lagian judul "Si Cacing..." ini norak banget dan nggak berkesan 'teduh').
Yang parah adalah buku2 keluaran penerbit yg sama, tapi tukar kemasan... kek buku2 Agatha Christie. Design covernya tukar abis... bagi judul2 yg gampang diingat sih gpp (misal N atau M, Pembunuhan ABC, dll)... tapi bagi judul2 yg 'biasa', kita udah lupa pernah baca / tidak (misal: Kenangan Kematian, Malam Tanpa Akhir, dll)...
Ada yg tau, apakah memang penerbit memang ingin me-refresh tampilan buku2nya atau jangan2 tujuannya agar bukunya terjual ke orang2 yg pelupa kayak ambo?
--
Back to "Si Cacing..." buku ini laris sekali, di Gramedia kota ambo, yg buku2 Buddha-nya hampir gak ada, si Cacing termasuk laris manis penjualannya...
::
kalo pake judul sama kan harus ada ijin dari penerbit sebelumnya, jadi terpaksa ganti semuanya untuk mengakali copyright
Quote from: ryu on 15 July 2009, 03:44:02 PM
Quote from: Gash on 15 July 2009, 03:19:08 PM
_/\_
Mau tanya nih ama yg udah baca..
Sebenarnya buku ini sama atau beda dengan Membuka Pintu Hati?
Soalnya kalo Membuka pintu hati ak dah punya dan isinya emang bagus bgt :)
Tolong infonya donk.. kalo beda ak mo beli lagi :)
Thx be4
_/\_
baca dong atas tuh ;D judul aslinya aja Opening the Door of Your Heart
Ohhh... tak kirain beda...
Abisan judulnya ganti sih hehehe
Thanks Bro...
Quote from: Indra on 15 July 2009, 04:12:45 PM
kalo pake judul sama kan harus ada ijin dari penerbit sebelumnya, jadi terpaksa ganti semuanya untuk mengakali copyright
Thanks Om Indra atas info nya.
Jadi jelas sekarang soal copyright ini... berarti buku yg sama, bisa diterbitin dua penerbit, asal judul dalam bahasa indonesia dan covernya diganti abis ya....
Buku MPH sendiri, saya saksikan sendiri telah banyak jasanya.
Orang2 disekitar sy banyak yg terbantu diringankan masalah hidupnya dengan membaca buku MPH. Minimal, pikiran mereka menjadi lebih terbuka, mereka mendapatkan sudut pandang yg baru atas masalah pribadi mereka... Sbg catatan, semua pembaca MPH yg terbantu ini bukan berasal dari kalangan Buddhist.
Masalah mereka beragam: ada yg frustasi dgn tingkah suaminya, ada yg kecewa melihat tingkah laku anaknya, ada yg merasa terbebani dgn problema keluarga yg beruntun, ada yg merasa berat hidupnya krn masalah keuangan, dll...
::
saya pernah di beri tahu temen tentang buku ini, katanya siy isinya menarik sekali, buku "cermin"....
ini jawaban dari : Ehipassiko Foundation melalui Facebook
Si Cacing & Kotoran Kesayangannya sama dengan Membuka Pintu Hati, namun dikemas dengan lebih menarik dan ada ilustrasi cacing nya :P
_/\_
[at] Forte
iya yaaah ..... diceritain disini ntra malah gak ada yg beli :hammer:
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi460.photobucket.com%2Falbums%2Fqq325%2Fperuvian_011%2Femoticons%2Fthxiexie.gif&hash=38c03847d16c5a82b4bf695127c550fbecfdb82d)
Quote from: Virya on 14 July 2009, 01:15:08 AM
.............................
Si Cacing & Kotoran Kesayangannya
by Ehipassiko Foundation
Spesifikasi Buku
Judul: Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya
Judul asal: Opening the Door of Your Heart
Penulis: Ajahn Brahm
Penerjemah: Chuang
Penyunting: Handaka Vijjananda
Penggambar sampul: Shinju Arisa, Jeff Liang
Perancang dan penata: Vidi Yulius
Penerbit: Awareness Publication
Quote from: Virya on 15 July 2009, 09:50:01 PM
ini jawaban dari : Ehipassiko Foundation melalui Facebook
Si Cacing & Kotoran Kesayangannya sama dengan Membuka Pintu Hati, namun dikemas dengan lebih menarik dan ada ilustrasi cacing nya :P
_/\_
penerbitnya awareness hubungannya apa sama ehipassiko?
Beda nama saja, om haa. Coba perhatikan 'born again' penerbitnya juga awareness, tapi orangnya yah sama dengan ehipassiko. Yang promosiin juga orang2nya ehipassiko, kan?
Menurut saya sih mungkin saja ehipassiko untuk kalangan buddhis krn ada yayasan ehipassiko, sebagian bukunya dicetak for free distribution sedangkan awareness untuk kalangan luar (misalnya dijual di toko buku)..Mungkin wadah ini profit (karena kan tidak minta dana, tapi jual buku) yang satunya non-profit..
jadi ehipassiko mewadahi awareness?
Wah, Ehipassiko sudah membentuk konglomerasi nih?
om ckra, konglomerasi apaan sich?? ;D
Oom Haa, konglomerasi itu jaringan bisnis yang menguasai berbagai bidang usaha atau menguasai suatu sektor usaha dari hulu sampai hilir. Tapi biasanya istilah ini dipakai untuk kelompok bisnis. Yang ini bisnis gak ya? :-?
Quote from: CKRA on 16 July 2009, 11:20:22 AM
Oom Haa, konglomerasi itu jaringan bisnis yang menguasai berbagai bidang usaha atau menguasai suatu sektor usaha dari hulu sampai hilir. Tapi biasanya istilah ini dipakai untuk kelompok bisnis. Yang ini bisnis gak ya? :-?
:whistle: :whistle:
loh... setahu saya buku ehi passiko dijual di Toko buku juga deh... kog jadi bingung ya...
Udah cek belum yg dipajang di toko harganya sama atau ga dg yg didistribusikan lsg? Harusnya kalo dah melalui pihak ke-3, Gramed, Gunung Agung dll bakalan lebih mahal..
coba bandingkan dengan cover buku sebelumnya..
gimana ga laku keras? ;D
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.angelzon.com%2Fimages%2Fbuku_bekas%2Fmotivasi%2Fmembuka-pintu-hati.gif&hash=62b1e618171edc8f4f8a478ee609d4e1e830ed43)
buku yg asli didesign ama si chuang tuh ;D
Chuang sapa .... suhu
chuang = translatornya MPH ya, suhu?
iya translatornya
Quote from: Yuri-chan on 16 July 2009, 10:07:49 AM
sebagian bukunya dicetak for free distribution
misalnya?
Om haa, bukannya komik bodhi, majalah mamit dibagikan gratis juga (minta dana sekadarnya sih) ? Tapi Pengalaman saya dua kali dana ke ehipassiko, nama tak pernah tercantum di list donatur. Padahal udah kirim sms konfirmasi dan sudah dibalas pula. Tak tau mgp tapi kalau mau open jangan separuh2, menurut i sih.
gratis dengan syarat dana sekedarnya <- jadi gratis atau tidak?
nama tidak tercantum dalam list donatur <- dimana pertanggungjawabannya? artinya total dana yg digunakan untuk proyek itu lebih kecil dari jumlah dana yg diterima. kelebihannya untuk apa?
Quote from: williamhalim on 15 July 2009, 04:32:08 PM
Thanks Om Indra atas info nya.
Jadi jelas sekarang soal copyright ini... berarti buku yg sama, bisa diterbitin dua penerbit, asal judul dalam bahasa indonesia dan covernya diganti abis ya....
Buku MPH sendiri, saya saksikan sendiri telah banyak jasanya.
Orang2 disekitar sy banyak yg terbantu diringankan masalah hidupnya dengan membaca buku MPH. Minimal, pikiran mereka menjadi lebih terbuka, mereka mendapatkan sudut pandang yg baru atas masalah pribadi mereka... Sbg catatan, semua pembaca MPH yg terbantu ini bukan berasal dari kalangan Buddhist.
Masalah mereka beragam: ada yg frustasi dgn tingkah suaminya, ada yg kecewa melihat tingkah laku anaknya, ada yg merasa terbebani dgn problema keluarga yg beruntun, ada yg merasa berat hidupnya krn masalah keuangan, dll...
::
[/quote]
[at] william halim
pernyataan bro william, gw copas masuk ke Ehipassiko ;D
dan sekarang diundang utk testimoni di http://sicacing.blogspot.com/
Silakan ..... bro _/\_
Ehem..bro william halim kan ngasih testimoni untuk MPH, bukan untuk si cacing. Walau 2 buku ini berasal dari 1 sumber, yakni Opening the Door of Your Heart-nya Ajahn Brahm n diakalin biar gak melanggar copyrght, tapi kalau mereka bikin versi lain MPH, ya jangan pake testimoni MPH doooong..
:)
Quote from: Yuri-chan on 18 July 2009, 02:31:15 AM
Ehem..bro william halim kan ngasih testimoni untuk MPH, bukan untuk si cacing. Walau 2 buku ini berasal dari 1 sumber, yakni Opening the Door of Your Heart-nya Ajahn Brahm n diakalin biar gak melanggar copyrght, tapi kalau mereka bikin versi lain MPH, ya jangan pake testimoni MPH doooong..
kalo gituuu .... sis Yuri dipersilakan ngasih testimoni siCacing ;D
Gw gak mungkin ngasih testimoni, krna belom baca 8)
Anumodana _/\_
Kalau cacing saya juga belom baca. Bacanya MPH..so tidak bisa ngasih testimoni:)
Hmmhm..
Mau cerita dikit ^-^
buku 'membuka pintu hati' bisa dibilang berjasa besar bagi saya...karena
1.membuat minat bacaku menjadi besar...dulunya ga ada istilah baca buku..bisa dibilang buku MPH buku pertamaku(ampe baca -/+ 3x)
2.membuat minatku mendalami agama buddha menjadi besar..(mungkin jika tidak baca buku MPH,gw masih menganut ajaran kontroversi)
tokoh ajahn brahm benar2 sosok yg menginpirasi
3.dapat mengubah moralku walaupun ga 100% ;D
mau tanya..buku cacing ini sama persis ga ama MPH??
kalo buku 'hidup senang mati tenang' pernah baca sepintas sepertinya sama dgn buku MPH...
gene aja sis Yuri,
ksh komeny isi MPH, lalu kita bandingin dgn yang cacing....
tar ketauan khan, sama atau beda?
aniwei....sama atau beda mnrt g gak penting, krn isinya sm2 berkualitas hehhehe :P
Quote from: Yuri-chan on 18 July 2009, 10:33:16 PM
Kalau cacing saya juga belom baca. Bacanya MPH..so tidak bisa ngasih testimoni:)
weks....pertanyaan bro sm kayak sis yuri tuhhh :whistle:
seneng banget...kalo yang dibaca bs dipraktekkan ...at least mengubah pola pkr...dan berkembang ke arah yg lebih baik.... :D
sis yuri, kalo mau tar g pinjemin bukunya....biar bs baca, bandingin n share ke qta2...sehingga pertanyaan semua org yg curious soal MPH dan cacing apakah sama, bs terjawaaaab...hehehe ^-^ hanya sis Yuri tumpuan harapan kita neh ^:)^
Back to bro J...
sebelumnya emng agama apa?:-? g jg suka bc berkali2...lantaran hati tenang saat baca, nyaman, terinspirasi, juga lupa isinya en lagi ada mslh buka lage, n baca lage...terkadang muncul solusi...jd reminder getu d...
Quote from: Mr.Jhonz on 18 July 2009, 10:38:52 PM
Hmmhm..
Mau cerita dikit ^-^
buku 'membuka pintu hati' bisa dibilang berjasa besar bagi saya...karena
1.membuat minat bacaku menjadi besar...dulunya ga ada istilah baca buku..bisa dibilang buku MPH buku pertamaku(ampe baca -/+ 3x)
2.membuat minatku mendalami agama buddha menjadi besar..(mungkin jika tidak baca buku MPH,gw masih menganut ajaran kontroversi)
tokoh ajahn brahm benar2 sosok yg menginpirasi
3.dapat mengubah moralku walaupun ga 100% ;D
mau tanya..buku cacing ini sama persis ga ama MPH??
kalo buku 'hidup senang mati tenang' pernah baca sepintas sepertinya sama dgn buku MPH...
Memang sama koq nana... karena source-nya sama (Opening the door of your heart). Punya saya sepertinya sudah saya sumbangkan (lupa ke siapa) soalnya tuh buku bagus banget. Tapi kalau hidup senang mati tenang source-nya adalah ceramah AB yang dipilih oleh Ehipassiko. Makanya buku hidup senang mati tenang diklaim Ehipassiko hanya ada di Indo. Soalnya bukan buku yang langsung ditulis AB.
Tadi di page 2 waktu ada yang nanya apa hubungannya awareness dan ehipassiko, sebenarnya sama aja. Awareness dan Ehipassiko berasal dari 1 ayah, yaitu Handaka V. Bedanya, kalau Ehipassiko itu memproduksi buku2 yang buddhis banget sedangkan Awareness memproduksi buku2 buddhis tapi targetnya untuk yang non buddhis (co: Si cacing, Illuminata, Born Again).
[at] Om Haa: mereka gak sebut gratis koq, di mamit mereka tulis buku ini tidak dijual dan tidak gratis. Jadi mereka memang tidak mengaku gratis, mereka mengatakan harus berdana baru bisa mendapatkan buku2 mereka.
Quote from: Mr. Wei on 22 July 2009, 01:15:26 AM
Tadi di page 2 waktu ada yang nanya apa hubungannya awareness dan ehipassiko, sebenarnya sama aja. Awareness dan Ehipassiko berasal dari 1 ayah, yaitu Handaka V. Bedanya, kalau Ehipassiko itu memproduksi buku2 yang buddhis banget sedangkan Awareness memproduksi buku2 buddhis tapi targetnya untuk yang non buddhis (co: Si cacing, Illuminata, Born Again).
[at] Om Haa: mereka gak sebut gratis koq, di mamit mereka tulis buku ini tidak dijual dan tidak gratis. Jadi mereka memang tidak mengaku gratis, mereka mengatakan harus berdana baru bisa mendapatkan buku2 mereka.
kalau berdana senyum saja? :))
BUKU INI TIDAK DIJUAL, TAPI KALAU MAU DAPAT BUKU INI, BAYAR DULU
Blak-blakan..
Aduh saya membeli dua buku yang sama. Gak tau sih bahwa ini buku yang sama, taunya buku Ajahn Brahm aja dibeli.
ya sud.. disumbangin aja ke orang yg butuh dan perlu. :D
Quote from: ndrosubiyanto on 17 August 2009, 11:53:35 AM
Aduh saya membeli dua buku yang sama. Gak tau sih bahwa ini buku yang sama, taunya buku Ajahn Brahm aja dibeli.
^^^ jatuh juga korban nih =)) =)) =))
iya memang akan saya berikan ke teman yang belum baca. Korban? gak lah ~_^, kan bisa berdana.
apa sekarang masalah bahasa sudah berubah... bahasa halus dari 'jual' menjadi 'dana' haa??
Quote from: Hendra Susanto on 22 August 2009, 08:34:51 AM
apa sekarang masalah bahasa sudah berubah... bahasa halus dari 'jual' menjadi 'dana' haa??
itu bagian strategi penjualan juga kayanya Om Haa ;D
Think positive.
mau tanya , kenapa sich judulnya si cacing dan kotoran kesayangannya ? dulu aye kira itu buku membahas tentang caing di perut :[
Quote from: vathena on 13 September 2009, 08:01:57 PM
mau tanya , kenapa sich judulnya si cacing dan kotoran kesayangannya ? dulu aye kira itu buku membahas tentang caing di perut :[
hehehe.. padahal kalau dilihat jelas, nama Ajahn Brahm cukup gede.. jadi gak mungkin buku sains.. :D
may be strategi marketing aja, orang akan penasaran jika judul itu aneh dengan gambar cacing yang gede penuh lope yang aneh juga..
tp mungkin hal ini bisa menjadi contoh yg bagus utk para penerbit buku2 buddhis yg biasa ga laku .. yg kalo di kasi2 gratis pun di ambil terus di tumpuk2 molo ....
kasi cover unik dan bagus yg menyentil, kasi judul bagus dan menyentil .. laris deh .. bahkan sampe di beli pembeli dari kalangan non buddhis ?
dan jg sapa tau orang2 non buddhis bisa mengerti ajaran sang buddha .. sokor2 bisa belajar lebih dalam lagi .... ?
terus ...
aku kemaren mikir .. isi nya adalah cerita 2 orang bhante yg sahabat dekat, yg ketika meninggal yg satu jadi cacing di kotoran, yg satu masuk alam surga, terus yg bhante alam surga mencari2 temennya, ternyata ketemu di kotoran jadi cacing, dan berusaha nyelametin temen yg jadi cacing ini, tp si cacing malah milih jadi cacing terus .. (lupa baca dimana dulu)
IMO ....
kalo bukan buddhis yg rajin baca2 rasana ga ngerti lo forte kalo ajahn brahm itu nama seorang bhante ... dikira writer2 umum gitu .... terus terang saya baru tau ajahn bhram sekitar 1 th an terakir ini ....
IMO maning ...
kalau aye pikir ajahn bhram orang india :]
Quote from: vathena on 13 September 2009, 09:54:46 PM
kalau aye pikir ajahn bhram orang india :]
Beliau org ausie tuh...
^ Tepatnya beliau berasal dari Inggris, dan setelah belajar dan menjadi Bhikkhu di Thailand dibawah bimbingan Ajahn Chah...
Beliau dianjurkan oleh gurunya untuk mengembangkan agama Buddha di Australia, maka sampai sekarang beliau tinggal dan menetap di Aussie, tepatnya di Perth.
Yahh.. buku MPH bagus..
Saya juga terinspirasi sama halaman pertama ceritanya
Yang bertajuk "Dua Bata Jelek" dan pada bagian akhir di tutup dengan Tajuk "Si cacing dan kotoran kesayangannya"
tajuk "yang sudah selesai ya sudah" , ada yang bisa perjelas ? soalnya aye kagak ngerti maksudnya .
ada yang tau dimana bisa DL MPH?
Quote from: JW. Jinaraga on 13 September 2009, 10:20:52 PM
Quote from: vathena on 13 September 2009, 09:54:46 PM
kalau aye pikir ajahn bhram orang india :]
Beliau org ausie tuh...
SALAH..Quote from: VinBaik on 23 October 2009, 03:13:07 PM
^ Tepatnya beliau berasal dari Inggris, dan setelah belajar dan menjadi Bhikkhu di Thailand dibawah bimbingan Ajahn Chah...
Beliau dianjurkan oleh gurunya untuk mengembangkan agama Buddha di Australia, maka sampai sekarang beliau tinggal dan menetap di Aussie, tepatnya di Perth.
Quote from: Elin on 20 March 2009, 03:05:03 PM
Ajahn Brahmavamso dilahirkan di London pada tahun 1951. Ia menganggap dirinya seorang Buddhis saat berusia 17 tahun melalui buku-buku Buddhis yang dibacanya ketika masih di sekolah. Ketertarikannya dalam ajaran Buddha dan meditasi berkembang ketika mempelajari Teori Fisika di Universitas Cambridge. Setelah menyelesaikan pendidikan kesarjanaannya dan mengajar selama setahun, beliau mengunjungi Thailand untuk menjadi seorang bhikkhu. Beliau ditahbiskan di Bangkok pada usia 23 tahun oleh Kepala Vihara Wat Saket. Kemudian berturut-turut selama 9 tahun, beliau mempelajari dan berlatih tradisi meditasi hutan di bawah bimbingan Ajahn Chah. Pada tahun 1983, beliau diminta untuk membantu pembangunan sebuah vihara hutan dekat Perth, Australia bagian Barat. Ajahn Brahm sekarang adalah Kepala Vihara Bodhinyana dan Pembimbing Spiritual Buddhist Community di Australia bagian Barat.
VinBaik masih hafal yach, artikel yg pernah dibaca..
ingatan yg bagus, bro... :)
Gak apal koh Jeng Elin (hehe gak seperti yg di teve yah :))),
cuman karena dah sering baca "Membuka Pintu Hati" jadi inget...
sekarang jg lg baca "Hidup Senang Mati Tenang", pelan banget bacanya satu hari kadang dapet satu bab kadang gak sampe malah ;D
karena menurut aku isi buku HSMT cukup mendalam dan agak beda dengan yang MPH
Quote from: vathena on 23 October 2009, 04:21:07 PM
tajuk "yang sudah selesai ya sudah" , ada yang bisa perjelas ? soalnya aye kagak ngerti maksudnya .
IMO, seperti untuk mencapai suatu visi, terlebih dahulu ditopang oleh pencapaian2 kecil. Maksud cerita itu adalah 'menghargai dan menikmati' pencapaian kecil itu. Terkadang kita tidak bersyukur akan pencapaian kecil karena belum tercapainya hasil yg besar dan mengira bahwa penghargaan untuk usaha kita hanya layak diberikan untuk hasil yang besar. Yang sudah selesai ya sudah, artinya memberi penghargaan untuk pencapaian2 kecil tersebut, namun tetap konsisten dan mantap untuk mencapai tujuan akhir. Seperti menikmati setiap anak tangga, namun tetap konsisten dan ulet untuk mencapai puncak.
Sepertinya sih spt itu, tp mgk bs ada interpretasi yg berbeda untuk teman2 yg lain.
btw vinbaik dengan bro gun koq avatarnya mirip ya..
cuma 1 udah di sotosop.. satu lagi belum..
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fdhammacitta.org%2Fforum%2Findex.php%3Faction%3Ddlattach%3Battach%3D1789%3Btype%3Davatar&hash=511cdd4cff06734296a99d63d139825d545a2700) (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fdhammacitta.org%2Fforum%2Findex.php%3Faction%3Ddlattach%3Battach%3D2514%3Btype%3Davatar&hash=c3662aa0189712298cbf61818abfb9ced034dd92)
HSMT emang mendalam.. baca berkali2 baru ngeh :P
Quote from: Forte on 24 October 2009, 09:48:55 AM
btw vinbaik dengan bro gun koq avatarnya mirip ya..
cuma 1 udah di sotosop.. satu lagi belum..
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fdhammacitta.org%2Fforum%2Findex.php%3Faction%3Ddlattach%3Battach%3D1789%3Btype%3Davatar&hash=511cdd4cff06734296a99d63d139825d545a2700) (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fdhammacitta.org%2Fforum%2Findex.php%3Faction%3Ddlattach%3Battach%3D2514%3Btype%3Davatar&hash=c3662aa0189712298cbf61818abfb9ced034dd92)
HSMT emang mendalam.. baca berkali2 baru ngeh :P
^ berarti sesama penggemar Bon Jovi :))
penggemar Bon jovi??
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi460.photobucket.com%2Falbums%2Fqq325%2Fperuvian_011%2Femoticons%2Favatar937688_6.gif&hash=e803071d567333923b832beff7afc36fe01ba4f5)oOoOps ..... (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fdhammacitta.org%2Fforum%2Findex.php%3Faction%3Ddlattach%3Battach%3D1789%3Btype%3Davatar&hash=511cdd4cff06734296a99d63d139825d545a2700) (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fdhammacitta.org%2Fforum%2Findex.php%3Faction%3Ddlattach%3Battach%3D2514%3Btype%3Davatar&hash=c3662aa0189712298cbf61818abfb9ced034dd92) ^-^
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fphotos-d.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc1%2Fhs158.snc1%2F5893_104811103185_623533185_2095158_6836777_n.jpg&hash=fc99f63f16a64a6097f27c72a3ba7e40003a6f40) ;)
Quote from: Virya on 24 October 2009, 10:34:16 PM
penggemar Bon jovi??
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi460.photobucket.com%2Falbums%2Fqq325%2Fperuvian_011%2Femoticons%2Favatar937688_6.gif&hash=e803071d567333923b832beff7afc36fe01ba4f5)oOoOps ..... (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fdhammacitta.org%2Fforum%2Findex.php%3Faction%3Ddlattach%3Battach%3D1789%3Btype%3Davatar&hash=511cdd4cff06734296a99d63d139825d545a2700) (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fdhammacitta.org%2Fforum%2Findex.php%3Faction%3Ddlattach%3Battach%3D2514%3Btype%3Davatar&hash=c3662aa0189712298cbf61818abfb9ced034dd92) ^-^
Bener Bro, itu trademark dari album Bon Jovi yg Have a Nice Day :)
coba cek lewat Om Google deh :
http://images.google.co.id/images?hl=id&source=hp&q=have+a+nice+day+%2B+bon+jovi&btnG=Telusuri+Gambar&gbv=2&aq=f&oq=[spoiler= Sori gambarnya mayan gede ]](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.cmamusic.net%2F00353012.jpg&hash=7577cb9768241fb7fec3b63cb944f293839b3090)[/spoiler]
Kalo yg dipake ma kostum pemain serial My Girl di atas gak tau deh, baru pertama kali liat soalnya :))
Quote from: williamhalim on 15 July 2009, 04:32:08 PM
Quote from: Indra on 15 July 2009, 04:12:45 PM
kalo pake judul sama kan harus ada ijin dari penerbit sebelumnya, jadi terpaksa ganti semuanya untuk mengakali copyright
Thanks Om Indra atas info nya.
Jadi jelas sekarang soal copyright ini... berarti buku yg sama, bisa diterbitin dua penerbit, asal judul dalam bahasa indonesia dan covernya diganti abis ya....
Buku MPH sendiri, saya saksikan sendiri telah banyak jasanya.
Orang2 disekitar sy banyak yg terbantu diringankan masalah hidupnya dengan membaca buku MPH. Minimal, pikiran mereka menjadi lebih terbuka, mereka mendapatkan sudut pandang yg baru atas masalah pribadi mereka... Sbg catatan, semua pembaca MPH yg terbantu ini bukan berasal dari kalangan Buddhist.
Masalah mereka beragam: ada yg frustasi dgn tingkah suaminya, ada yg kecewa melihat tingkah laku anaknya, ada yg merasa terbebani dgn problema keluarga yg beruntun, ada yg merasa berat hidupnya krn masalah keuangan, dll...
::
Dear MoM Indra dan MoM William yang baik,
mengenai perihal copyright buku cacing sebaiknya bertanya langsung lah ke penerbit Awareness yang bersangkutan. Janganlah menyalah duga bahwa kita bisa menerbitkan buku seenaknya tanpa pandang copyright, apalagi menduga dan menuduh bahwa sebuah penerbit berani melakukan karya pembajakan (yang jelas melanggar sila ke-2).
Harap kita berhati-hati dalam dunia maya sekarang ini, jangan asal post. Sebab apa yang kita katakan tersimpan selamanya, dan jika itu tidak benar tentu saja akan berakibat parah.
Banyak orang yang akan salah pandangannya karena informasi MoM Indra yang belum tentu benar, apalagi kesan MoM william yang membenarkan.
Perlu diketahui bahwa hak copyright atas buku cacing ini ada di tangan penerbit ehipassiko-karaniya sesuai kontrak yang berlaku. Informasi selengkapnya mohonlah langsung menuding pihak ehipassiko, jangan menuding lewat belakang begini.
Dalam dunia modern ini kita harus pandai memilah informasi apalagi mengedarkannya, sebab semua yang tertulis dewasa ini mau se-ekstrem apa pun terdengar kredibel. Anehnya orang dengan nick yang tak jelas pun akan terdengar kredibel. Ini berbahaya sekali.
Dalam asumsi bahwa buku Dhamma tidak boleh dijual alias "haram" bagi anda, ya silakan anda melekat pada pandangan tersebut. Tapi mohon jangan pernah mendiskreditkan pihak yang berusaha mengubah pandangan hidup banyak orang dengan cara yang piawai.
Dharma adalah milik semua orang bukan sekte atau pandangan tertentu saja. Sebaiknya anda rekoleksi pandangan anda, sebab atta itu sungguh halus sekali.
Sebagai bahan pertimbangan saya akan memberikan contoh:
jika buku sutta dibagikan kepada umat non-buddhis secara gratis, tentu mereka tidak akan mau menerimanya, apalagi membacanya.
Jika kita bisa membawakan tema Dharma ini secara universal, menarik, menggugah hati, menyentuh, membawa ke kebenaran, maka orang itulah yang menilai dan mendapat keuntungan, tidak peduli apa kepercayaan dan pandangannya.
Itulah kebijaksanaan yang baik, bukan pandangan ekstrem.
Nah, apakah pandangan anda ekstrem? mohon kaji, sebab jika anda ekstrem, anda bukan Buddhis.
Salam sayang,
tasfan sadikin
Quote from: Tasfan on 27 October 2009, 01:25:01 PM
Quote from: williamhalim on 15 July 2009, 04:32:08 PM
Quote from: Indra on 15 July 2009, 04:12:45 PM
kalo pake judul sama kan harus ada ijin dari penerbit sebelumnya, jadi terpaksa ganti semuanya untuk mengakali copyright
Thanks Om Indra atas info nya.
Jadi jelas sekarang soal copyright ini... berarti buku yg sama, bisa diterbitin dua penerbit, asal judul dalam bahasa indonesia dan covernya diganti abis ya....
Buku MPH sendiri, saya saksikan sendiri telah banyak jasanya.
Orang2 disekitar sy banyak yg terbantu diringankan masalah hidupnya dengan membaca buku MPH. Minimal, pikiran mereka menjadi lebih terbuka, mereka mendapatkan sudut pandang yg baru atas masalah pribadi mereka... Sbg catatan, semua pembaca MPH yg terbantu ini bukan berasal dari kalangan Buddhist.
Masalah mereka beragam: ada yg frustasi dgn tingkah suaminya, ada yg kecewa melihat tingkah laku anaknya, ada yg merasa terbebani dgn problema keluarga yg beruntun, ada yg merasa berat hidupnya krn masalah keuangan, dll...
::
Dear MoM Indra dan MoM William yang baik,
mengenai perihal copyright buku cacing sebaiknya bertanya langsung lah ke penerbit Awareness yang bersangkutan. Janganlah menyalah duga bahwa kita bisa menerbitkan buku seenaknya tanpa pandang copyright, apalagi menduga dan menuduh bahwa sebuah penerbit berani melakukan karya pembajakan (yang jelas melanggar sila ke-2).
Harap kita berhati-hati dalam dunia maya sekarang ini, jangan asal post. Sebab apa yang kita katakan tersimpan selamanya, dan jika itu tidak benar tentu saja akan berakibat parah.
Banyak orang yang akan salah pandangannya karena informasi MoM Indra yang belum tentu benar, apalagi kesan MoM william yang membenarkan.
Perlu diketahui bahwa hak copyright atas buku cacing ini ada di tangan penerbit ehipassiko-karaniya sesuai kontrak yang berlaku. Informasi selengkapnya mohonlah langsung menuding pihak ehipassiko, jangan menuding lewat belakang begini.
Dalam dunia modern ini kita harus pandai memilah informasi apalagi mengedarkannya, sebab semua yang tertulis dewasa ini mau se-ekstrem apa pun terdengar kredibel. Anehnya orang dengan nick yang tak jelas pun akan terdengar kredibel. Ini berbahaya sekali.
Dalam asumsi bahwa buku Dhamma tidak boleh dijual alias "haram" bagi anda, ya silakan anda melekat pada pandangan tersebut. Tapi mohon jangan pernah mendiskreditkan pihak yang berusaha mengubah pandangan hidup banyak orang dengan cara yang piawai.
Dharma adalah milik semua orang bukan sekte atau pandangan tertentu saja. Sebaiknya anda rekoleksi pandangan anda, sebab atta itu sungguh halus sekali.
Sebagai bahan pertimbangan saya akan memberikan contoh:
jika buku sutta dibagikan kepada umat non-buddhis secara gratis, tentu mereka tidak akan mau menerimanya, apalagi membacanya.
Jika kita bisa membawakan tema Dharma ini secara universal, menarik, menggugah hati, menyentuh, membawa ke kebenaran, maka orang itulah yang menilai dan mendapat keuntungan, tidak peduli apa kepercayaan dan pandangannya.
Itulah kebijaksanaan yang baik, bukan pandangan ekstrem.
Nah, apakah pandangan anda ekstrem? mohon kaji, sebab jika anda ekstrem, anda bukan Buddhis.
Salam sayang,
tasfan sadikin
anda menilai terlalu berlebihan juga, kata siapa umat lain tidak mau membaca? anda yakin 100%? pandangan anda ekstrem, anda bukan Buddhis.
Member Tasfan,
sebagai member baru tanpa memperkenalkan diri anda langsung berkomentar dengan nada marah,
saya maupun Rekan Williamhalim sama sekali tidak menuding ehipassiko atau pihak manapun, kami hanya mendiskusikan mengenai masalah copyright dan cara2 untuk mensiasatinya.
sebagai informasi buat anda, selama ini DC menerbitkan dan membagi2kan buku Dhamma gratis selalu habis dalam waktu singkat dan masih banyak permintaan yang tidak dapat kami layani karena kehabisan stock. jadi komentar anda sungguh tergesa2 tanpa melakukan penyelidikan terlebih dulu.
Dan,
apakah saya buddhist atau bukan buddhist tidak tergantung pada penilaian anda
Se7 ama om Indra..
[at] Tasfan :
:))
nongol2 malah kasih argumen yg ngawur..
Lho emangnya sapa yg menuding penerbit ehipassikho?
Better, bro Tasfan kenal lbh byk dulu ttg DC... _/\_
Quote from: Indra on 15 July 2009, 04:12:45 PM
kalo pake judul sama kan harus ada ijin dari penerbit sebelumnya, jadi terpaksa ganti semuanya untuk mengakali copyright
Ini maksudnya apa bro Indra? sori sy gak ngerti... Ceritanya kan Ehipassiko Foundation sudah dapat ijin dari Awareness Publication untuk menerbitkan kembali dalam bahasa indonesia. Tp maksud pernyataan bro Indra, kalo pake judul sama, Ehipassiko Foundation harus minta ijin lagi dari Awareneess Publication?
Quote from: Tasfan on 27 October 2009, 01:25:01 PM
mengenai perihal copyright buku cacing sebaiknya bertanya langsung lah ke penerbit Awareness yang bersangkutan. Janganlah menyalah duga bahwa kita bisa menerbitkan buku seenaknya tanpa pandang copyright, apalagi menduga dan menuduh bahwa sebuah penerbit berani melakukan karya pembajakan (yang jelas melanggar sila ke-2).
Kenapa Bro Tasfan 'menuduh' begini? Dalam diskusi ini saya tidak melihat bahwa Bro Indra, saya dan yg lainnya mengatakan bahwa telah terjadi tindakan pembajakan buku.
Quote
Anehnya orang dengan nick yang tak jelas pun akan terdengar kredibel. Ini berbahaya sekali.
Nick kita sama2 jelas bukan? Indra, William Halim, Tasfan, dll...
Quote
Dalam asumsi bahwa buku Dhamma tidak boleh dijual alias "haram" bagi anda, ya silakan anda melekat pada pandangan tersebut. Tapi mohon jangan pernah mendiskreditkan pihak yang berusaha mengubah pandangan hidup banyak orang dengan cara yang piawai.
masing2 kita punya pandangan sendiri2, kenapa pandangan Dhammacitta anda katakan melekat?
Quote
Sebagai bahan pertimbangan saya akan memberikan contoh:
jika buku sutta dibagikan kepada umat non-buddhis secara gratis, tentu mereka tidak akan mau menerimanya, apalagi membacanya.
Sebelumnya saya sudah pernah memposting bahwa banyak yg terbantu hidupnya dengan membaca buku 'Membuka Pintu Hati'... pihak2 yg terbantu ini mendapatkan buku 'MPH' tersebut secara GRATIS dari saya. Nah, terbukti bahwa pendapat Bro Tasfan SALAH.
Quote
Jika kita bisa membawakan tema Dharma ini secara universal, menarik, menggugah hati, menyentuh, membawa ke kebenaran, maka orang itulah yang menilai dan mendapat keuntungan, tidak peduli apa kepercayaan dan pandangannya.
Itulah kebijaksanaan yang baik, bukan pandangan ekstrem.
Nah, apakah pandangan anda ekstrem? mohon kaji, sebab jika anda ekstrem, anda bukan Buddhis.
Saya semakin yakin kalo Bro Tasfan telah salah paham dengan pihak Dhammacitta, sampai tega2nya menuduh ekstrem ;D ... menurut saya justru kebalikannya. Saya sendiri, masih membeli buku 'Si Cacing...' dan membagikannya kepada pihak2 yg membutuhkannya... tidak terbatas ke umat Buddhist, bahkan ke teman2 saya yg kaotolik dan Moeslem.
_/\_
::
wah g baru baca bukunya di emporium,
mantep disana juga laris
Mohan maaf mau komen sedikit, Menurut saya kalau buku dhamma yang di perjualbelikan itu hasilnya lebih efektif dalam pengenalan dhamma dikalangan umum dari pada yang buku gratis.. kenapa?
-Karena biasanya buku2 gratis hanya ada di Wihara2 saja, dan tempat2 tertentu yanga ada acara dhammanya. Yang akibatnya jika ada umat baru/ orang yang belum kenal agama Buddha tidak bisa mengenal secara kebetulan lewat buku2 dhamma. Karena bagi orang yang belum kenal ajaran Buddha agak sulit untuk membuat mereka tertarik dengan agama Buddha, jika tidak lewat media seperti buku misalnya yang di perjualbelikan di toko2 buku.
Hampir tidak mungkin bagi mereka yang belum mengenal tentang ajaran Buddha untuk masuk ke wihara demi mendapatkan buku dhamma, karena keinginan mengenal dhamma belum ada. Kecuali jika mengenalnya secara kebetulan dari buku2 yang diperjualbelikan ditoko2 buku yang umum seperti Gramedia dan sejenisnya.
-Kemudian kalau buku yang di perjual belikan akan memudahkan penerbit untuk menerbitkan ulang, karena pendapatan dari penjualan buku sangat membantu untuk menerbitkan buku dengan jumlah yang sangat banyak. Jadi banyak orang yang memeiliki kesempatan untuk membacanya, karena meminimalisirkan kemungkinan stock habis, kemudian kesulitan untuk mendistribusikannya lagi karena masalah dana/ kekurangan donatur.
Yang terakhir sebenarnya buku gratis atau bayar itu ga masalah bagi pembacanya, yang penting bagaimana mendistribusikannnya supaya semua kalangan bisa membacanya dan mudah mendapatkannya, misalnya dengan buka stand di mall2 kemudian membagikan buku gratis bagi yang berniat mengambilnya. Atau misalnya di toko2 perlengkapan Buddhist menaruh rak buku2 gratis yang boleh dibawa pulang misalnya.
Ya begitu saja pendapat dari saya, terima kasih :)
2400 tahun Dhamma disebarkan gratis. Cuma sejak kurang lebih 100 tahun yang lalu ada copyright, dan orang-orang berebutan menjual Dhamma.
Jadi 2400 tahun itu gak efektif?
^
Kurang efektif karena bagi yang belum jadi umat Buddha/ belum tertarik dengan ajaran Buddha, sulit rasanya mengenal Dhamma dari buku jika tidak lewat buku2 yang di perjual belikan dari toko buku.
Karena orang yang belum tertarik dengan ajaran Buddha/ belum kenal ajran Buddha rasanya tidak ada niat bagi mereka untuk mengenal dhamma ke wihara2 dengan tujuan mendengar dhamma dan mendapatkan buku.
TApi kalau dapat buku di tempat umum kan yah semua orang bisa tertarik untuk membacanya, termasuk yang belum kenal jadi kenal dengan ajaran Buddha karena kebutulan tertarik dengan judulnya/ kovernya kemudian membacanya, yang ternyata setelah di baca bagi mereka yang belum kenal, mereka setelah membaca buku tersebut kemudian tertarik untuk lebih mengenal dengan ajaran Buddha.
Dan di Indonesia kan penyebaran agama Buddha agak sulit karena Bhikkhunya sedikit dan yang mengenalkan dhamma ke masyarakat juga sulit , dan orang yang belum kenal agama Buddha sering sekali menganggap agama Buddha itu seperti yang di film2 kera sakti.
Bukan seperi yang di ajarkan oleh Buddha yang saya baca di buku2 dan forum2 Buddhist.
Saya sendiri kenal Agama Buddha baru sekitar 1 tahun yang lalu dari forum di internet. Yang rupanya Agama Buddha itu sangat cocok dengan pandangan saya yang saya pegang sebelum saya mengenal ajaran Buddha, misalnya tidak membunuh binatang dan moralitas yang saya anggap lebih penting daripada doa2 permohonan yang banyak dilakukan oleh agama lain.
Saya sudah membuktikan sendiri sebaliknya.
Quote from: gachapin on 22 November 2009, 05:40:52 PM
Saya sudah membuktikan sendiri sebaliknya.
^
Maaf, bisa kasih contoh bukti atau kasusnya ga? Karena saya merasa, sulit mendapatkan informasi dhamma bagi mereka yang belum kenal ajaran Buddha jika tidak dari toko2 buku di tempat umum.
saya. dapetnya dari internet koq.
Quote from: carinex on 22 November 2009, 05:47:51 PM
Quote from: gachapin on 22 November 2009, 05:40:52 PM
Saya sudah membuktikan sendiri sebaliknya.
^
Maaf, bisa kasih contoh bukti atau kasusnya ga? Karena saya merasa, sulit mendapatkan informasi dhamma bagi mereka yang belum kenal ajaran Buddha jika tidak dari toko2 buku di tempat umum.
Quote from: carinex on 22 November 2009, 05:34:07 PM
Saya sendiri kenal Agama Buddha baru sekitar 1 tahun yang lalu dari forum di internet.
anda sendiri mengaku mengenal agama Buddha dari internet. kenapa bukan dari buku2 yg dibeli dari toko?
Karena saya dulu ngekost ada internetnya.
Dan kebetulan saya tertarik dengan judulnya "Anda bertanya Buddhist Menjawab"
Tapi itupun sekarang threadnya sudah ditutup.
Kenapa saya tertarik dengan judulnya, karena saya penasaran dengan Buddhism.
Anda tahu Bhikkhu tertua di Indonesia? Apakah dia mengetahui Ajaran Sang Buddha dari beli buku?
Quote from: carinex on 22 November 2009, 05:57:13 PM
Karena saya dulu ngekost ada internetnya.
Dan kebetulan saya tertarik dengan judulnya "Anda bertanya Buddhist Menjawab"
Tapi itupun sekarang threadnya sudah ditutup.
Kenapa saya tertarik dengan judulnya, karena saya penasaran dengan Buddhism.
dengan demikian, efektifitas menjual dhamma sama sekali tidak terbukti
Beli buku atau dapet buku gratis itu bagi saya sama saja.
yang penting saya bisa baca buku itu.
Cuma masalahnya kalo buku gratis itu sulit di dapat, karena cepet habis, dan tidak di terbitkan ulang.
Jadi Tipitaka karena tidak dijual, bertahan 2500 tahun?
Kenapa kok tidak terbukti?
Kan saya mesti baca dulu baru bisa kenal.
Saya bisa kenal karena kebetulan threadnya ada di forum yang terkenal di indonesia.
dan saya aktif baca2 disana pada waktu itu.
Kalau dhamma hanya di Wihara saja, saya rasa itu teralalu terbatas pada lingkungan ya,
karena kalo belum kenal ajaran Buddha, belum tertarik rasanya masuk ke Wihara.
Saya sendiri baru berani masuk wihara setelah saya banyak mendengarkan dhamma melalui mp3 dari samaggi phala
Quote from: gachapin on 22 November 2009, 06:04:40 PM
Jadi Tipitaka karena tidak dijual, bertahan 2500 tahun?
bukan masalah di jual / gratis kalau Tipitika.
Tapi bagaimana cara mudah mendapatkannya.
Gratis bagi saya malah justru mengntungkan bagi yang mendapatkannya, cuma menjadi masalah karena banyak yang sering kehabisan stock, dan nampaknya ada masalah biaya untuk penerbitan ulang karena kekurangan dana dari donatur.
Quote from: carinex on 22 November 2009, 06:03:33 PM
Beli buku atau dapet buku gratis itu bagi saya sama saja.
yang penting saya bisa baca buku itu.
Cuma masalahnya kalo buku gratis itu sulit di dapat, karena cepet habis, dan tidak di terbitkan ulang.
anda cuma asal ngomong tanda didukung data, sbg informasi, buku RAPB (gratis) sudah mengalami 2 kali cetak ulang yg berarti sudah 3 kali cetak.
dan saya tidak tahu penerbit lain, tapi buku terbitan DC press tidak didistribusikan hanya melalui vihara
Quote from: carinex on 22 November 2009, 06:07:55 PM
Kenapa kok tidak terbukti?
Kan saya mesti baca dulu baru bisa kenal.
Saya bisa kenal karena kebetulan threadnya ada di forum yang terkenal di indonesia.
dan saya aktif baca2 disana pada waktu itu.
Kalau dhamma hanya di Wihara saja, saya rasa itu teralalu terbatas pada lingkungan ya,
karena kalo belum kenal ajaran Buddha, belum tertarik rasanya masuk ke Wihara.
Saya sendiri baru berani masuk wihara setelah saya banyak mendengarkan dhamma melalui mp3 dari samaggi phala
kita tidak sedang membicarakan dimana Dhamma diperoleh, tetapi mengenai JUAL vs GRATIS, apakah anda harus membayar untuk membaca thread suatu forum di internet? ya, tentu saja anda membayar koneksi internet anda, tapi jelas bukan untuk membaca thread, bukan?
Quote from: Indra on 22 November 2009, 06:12:17 PM
Quote from: carinex on 22 November 2009, 06:03:33 PM
Beli buku atau dapet buku gratis itu bagi saya sama saja.
yang penting saya bisa baca buku itu.
Cuma masalahnya kalo buku gratis itu sulit di dapat, karena cepet habis, dan tidak di terbitkan ulang.
anda cuma asal ngomong tanda didukung data, sbg informasi, buku RAPB (gratis) sudah mengalami 2 kali cetak ulang yg berarti sudah 3 kali cetak.
dan saya tidak tahu penerbit lain, tapi buku terbitan DC press tidak didistribusikan hanya melalui vihara
yang di wihara yang saya datangi sih kaya gitu, bukunya habis..
Dan RAPB yang saya request dari forum ini juga belum saya dapat.
Mohon maaf kallau kata2 saya kurang menyenangkan.
Quote from: carinex on 22 November 2009, 06:18:44 PM
Quote from: Indra on 22 November 2009, 06:12:17 PM
Quote from: carinex on 22 November 2009, 06:03:33 PM
Beli buku atau dapet buku gratis itu bagi saya sama saja.
yang penting saya bisa baca buku itu.
Cuma masalahnya kalo buku gratis itu sulit di dapat, karena cepet habis, dan tidak di terbitkan ulang.
anda cuma asal ngomong tanda didukung data, sbg informasi, buku RAPB (gratis) sudah mengalami 2 kali cetak ulang yg berarti sudah 3 kali cetak.
dan saya tidak tahu penerbit lain, tapi buku terbitan DC press tidak didistribusikan hanya melalui vihara
yang di wihara yang saya datangi sih kaya gitu, bukunya habis..
Dan RAPB yang saya request dari forum ini juga belum saya dapat.
Mohon maaf kallau kata2 saya kurang menyenangkan.
anda cuma tidak tahu caranya, untuk mendapatkan sesuatu anda harus mengubungi yang memberikan, dalam hal ini tentu saja penerbitnya, kok malah ke "w"ihara? karena ketidak-tahuan anda, anda malah menyalahkan GRATIS???
Quote from: Indra on 22 November 2009, 06:15:07 PM
Quote from: carinex on 22 November 2009, 06:07:55 PM
Kenapa kok tidak terbukti?
Kan saya mesti baca dulu baru bisa kenal.
Saya bisa kenal karena kebetulan threadnya ada di forum yang terkenal di indonesia.
dan saya aktif baca2 disana pada waktu itu.
Kalau dhamma hanya di Wihara saja, saya rasa itu teralalu terbatas pada lingkungan ya,
karena kalo belum kenal ajaran Buddha, belum tertarik rasanya masuk ke Wihara.
Saya sendiri baru berani masuk wihara setelah saya banyak mendengarkan dhamma melalui mp3 dari samaggi phala
kita tidak sedang membicarakan dimana Dhamma diperoleh, tetapi mengenai JUAL vs GRATIS, apakah anda harus membayar untuk membaca thread suatu forum di internet? ya, tentu saja anda membayar koneksi internet anda, tapi jelas bukan untuk membaca thread, bukan?
Yang thread itu ya itu cara bagus juga, tapi rasanya demikian pula dengan buku2 gratis. Akan lebih baik jika dibagikannya di tempat2 umum. Atau dipajang di rak buku, kemudian yang mau ambil boleh ambil.
Jadi mereka yang belum kenal ajaran Buddha jadi kenal dengan ajaran Buddha.
btw, soal buku dari Dhammacitta , saya juga biingung gimana cara mendapatkan informasinya supaya bisa mendapatkan buku yang di terbitkan. Harus posting 100 katanya. Tapi masalahnya saya lebih suka membaca dari pada menulis di forum, karena ya bingung juga mau posting apa. Karena masalah dhamma juga ga bisa main2 sih, salah kata bisa salah pandangan.
Quote from: Indra on 22 November 2009, 06:21:22 PM
Quote from: carinex on 22 November 2009, 06:18:44 PM
Quote from: Indra on 22 November 2009, 06:12:17 PM
Quote from: carinex on 22 November 2009, 06:03:33 PM
Beli buku atau dapet buku gratis itu bagi saya sama saja.
yang penting saya bisa baca buku itu.
Cuma masalahnya kalo buku gratis itu sulit di dapat, karena cepet habis, dan tidak di terbitkan ulang.
anda cuma asal ngomong tanda didukung data, sbg informasi, buku RAPB (gratis) sudah mengalami 2 kali cetak ulang yg berarti sudah 3 kali cetak.
dan saya tidak tahu penerbit lain, tapi buku terbitan DC press tidak didistribusikan hanya melalui vihara
yang di wihara yang saya datangi sih kaya gitu, bukunya habis..
Dan RAPB yang saya request dari forum ini juga belum saya dapat.
Mohon maaf kallau kata2 saya kurang menyenangkan.
anda cuma tidak tahu caranya, untuk mendapatkan sesuatu anda harus mengubungi yang memberikan, dalam hal ini tentu saja penerbitnya, kok malah ke "w"ihara? karena ketidak-tahuan anda, anda malah menyalahkan GRATIS???
Ya baik mungkin jika saya kesulitan mendapatkan buku saya bisa menanyakannya ke penerbitnya.
Tapi bagaimana mereka yang belum tertarik dengan ajaran Buddha kemudian bisa mengenalkan ajaran Buddha, bagaimana cara efektifnya jika bukan dari buku2 yang di jual di toko buku? Karena buku2 yang di jual di tempat umum kan menjangkau semua kalangan.
cacing dan kotoran kesayangannya keknya masih ada di toko buku, kek gramed ato gunung agung
yah masalah carinex juga aku alami, sulit sekali mendapat buku2 ajaran Buddha
tp keknya mulai tau deh caranya...
rajin2 aja ikut ceramahnya Bhante Uttamo, kadang2 ada buku yg aku cari2 tiba2 di jual walau cuma 1 bh buku
selain itu ga tau gemana dptnya...
sempat request dari medan..akhirnya dpt juga dari (ITC), dan dari sdri Yumi juga
[at] carinex
anda menuliskan 10 post dalam 2 jam terakhir (10post/jam) dan anda masih merasa bingung mau nulis apa?
100 post itu mungkin sudah dimulai sejak 6 bulan lalu, bayangkan berapa banyak yg bisa anda posting dalam waktu 6 bulan x 30 hari x 24 jam x 10 post
----------
hanya diperlukan sedikit usaha sebagai pengganti membayar, saya kira cukup adil, dan usaha yg dimaksud adalah meminta dari sumbernya
100 posting itu untuk memperoleh hard copy-nya.. :)
mau soft copy-nya RAPB?
silakan klik di sini:
http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/ (http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/)
^
Iya yang ceramah dari Bhante Uttamo kemarin waktu Puja Relik gw dapet buku yang di launching kemarin.
Ga nyangka lo kalo itu buku dibagikan gratis senangnya....
Quote from: Indra on 22 November 2009, 06:32:06 PM
[at] carinex
anda menuliskan 10 post dalam 2 jam terakhir (10post/jam) dan anda masih merasa bingung mau nulis apa?
100 post itu mungkin sudah dimulai sejak 6 bulan lalu, bayangkan berapa banyak yg bisa anda posting dalam waktu 6 bulan x 30 hari x 24 jam x 10 post
----------
hanya diperlukan sedikit usaha sebagai pengganti membayar, saya kira cukup adil, dan usaha yg dimaksud adalah meminta dari sumbernya
Iya bisa juga,
Tapi saya baru niat posting ini sejak saya merasa sulit mendapatkan buku Dhamma.
Karena cepet banget habis.. terutama buku2 yang bagus.
Bahkan yang di toko2 buku juga cepet habis.
Quote from: Lex Chan on 22 November 2009, 06:33:58 PM
100 posting itu untuk memperoleh hard copy-nya.. :)
mau soft copy-nya RAPB?
silakan klik di sini:
http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/ (http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/)
enakan baca di buku bro..entah kenapa yah, klo komik sih komputer gpp
aku baca seri jataka aja, di komp aku gak sanggup, cocoknya di tempat tenang + konsentrasi.. komputer banyak godaan...
100 post sbg prasyarat dari DC sebagai penyalur bukanlah syarat yg memberatkan, bahkan justru mengundang member untuk turut aktif berdiskusi yang hasilnya akan diperoleh member itu sendiri.
Sedikit ralat biar ga di protes, kalau di toko buku yang cepet habis itu kalau bukan yang "best seller" kayanya.
Soalnya kalau yang "best seller" ada terus.. misalnya "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"
Tapi yang lain2 kebanyakan 5 bulan atau 6 bulan terakhir yang saya lihat misalnya buku "Hidup Senang dan Mati Senang"
sudah tidak ada di toko buku yang sudah saya kunjungi.
Tapi ya itu baguslah, buku bagus memang layak dikenalkan keseluruh masyrakat.
Cuma ya banyak buku bagus lain yang sudah tidak terbit. Padahal baru 5-6 bulan yang lalu launchingnya.
btw, ada yang tau gimana caranya mendapatkan buku Tipitaka yang bahasa Indonesia?
Saya sangat tertarik membacanya lebih banyak.
Quote from: The Ronald on 22 November 2009, 06:39:41 PM
Quote from: Lex Chan on 22 November 2009, 06:33:58 PM
100 posting itu untuk memperoleh hard copy-nya.. :)
mau soft copy-nya RAPB?
silakan klik di sini:
http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/ (http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/)
enakan baca di buku bro..entah kenapa yah, klo komik sih komputer gpp
aku baca seri jataka aja, di komp aku gak sanggup, cocoknya di tempat tenang + konsentrasi.. komputer banyak godaan...
Iya baca di buku lebih nyaman, karena membaca kata-kata Buddha perlu perhatian lebih pada waktu membaca.
Karena bagi saya agak sulit memahami sutta2, karena sangat panjang sehingga perlu konsentrasi membacanya. Tapi saya sudah mendapatkan manfaat dari membaca sutta2, karena dari membaca sutta membuat saya menjadi lebih paham dan kadang ada kata2 tertentu yang membuat saya menjadi lebih menyadari fakta, yang sebelumnya saya tidak tahu/sadari. Sehingga meskipun agak membingungkan memahami kata2nya,tapi saya senang pada waktu ada kata2 yang saya baca, yang setelah saya baca membuat saya menjadi lebih damai.
Quote from: carinex on 22 November 2009, 06:46:55 PM
Sedikit ralat biar ga di protes, kalau di toko buku yang cepet habis itu kalau bukan yang "best seller" kayanya.
Soalnya kalau yang "best seller" ada terus.. misalnya "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"
Tapi yang lain2 kebanyakan 5 bulan atau 6 bulan terakhir yang saya lihat misalnya buku "Hidup Senang dan Mati Senang"
sudah tidak ada di toko buku yang sudah saya kunjungi.
Tapi ya itu baguslah, buku bagus memang layak dikenalkan keseluruh masyrakat.
Cuma ya banyak buku bagus lain yang sudah tidak terbit. Padahal baru 5-6 bulan yang lalu launchingnya.
btw, ada yang tau gimana caranya mendapatkan buku Tipitaka yang bahasa Indonesia?
Saya sangat tertarik membacanya lebih banyak.
buku itu emang gak ada bro..
[at] carinex: jd sekarang solusi,kritik dan saran anda apa?
Quote from: andry on 22 November 2009, 10:58:31 PM
Quote from: carinex on 22 November 2009, 06:46:55 PM
Sedikit ralat biar ga di protes, kalau di toko buku yang cepet habis itu kalau bukan yang "best seller" kayanya.
Soalnya kalau yang "best seller" ada terus.. misalnya "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"
Tapi yang lain2 kebanyakan 5 bulan atau 6 bulan terakhir yang saya lihat misalnya buku "Hidup Senang dan Mati Senang"
sudah tidak ada di toko buku yang sudah saya kunjungi.
Tapi ya itu baguslah, buku bagus memang layak dikenalkan keseluruh masyrakat.
Cuma ya banyak buku bagus lain yang sudah tidak terbit. Padahal baru 5-6 bulan yang lalu launchingnya.
btw, ada yang tau gimana caranya mendapatkan buku Tipitaka yang bahasa Indonesia?
Saya sangat tertarik membacanya lebih banyak.
buku itu emang gak ada bro..
salah tulis paling, maksudnya dia Hidup senang mati tenang
^
Iya maksudnya Hidup Senang Mati Tenang, terima kasih ralatnya.
Quote from: andry on 22 November 2009, 10:59:46 PM
[at] carinex: jd sekarang solusi,kritik dan saran anda apa?
Sudah saya bahas di posting2an sebelumnya..:)
wah2.... kok jadimerembet kemana2 neh... bukannya lagi bahas si cacing?
salah satu dari 3 pertanyaan kaisar, "siapakah yang paling penting?"
_/\_
wah wah.. saya sangat setuju dengan sdr Tasfan di sini..
sdr Indra dan mungkin yang lain..anda mungkin tidak mengerti dengan situasi yang ada saat ini..
saya hanya menyarankan anda tidak memvonis tanpa ada bukti yang jelas. setelah saya membaca postingan sdr. Tasfan saya tiba-tiba menyadari maksud di belakangnya.. jelas.. dalam reply postingan anda muncul pembenaran diri anda..
huff.. saya harap jumlah umat buddhist yang langsung berpikiran buruk (memvonis) tidak banyak.. kalau tidak, hanya akan menghambat perkembangan buddhist di indo saja.. jadi saya harap untuk ke depannya orang seperti itu dapat berubah.
mengapa saya menuliskan seperti ini??
kita ambil topik mengenai cacing dan kotoran kesayangannya..
ada beberapa pertanyaan yang saya ingin anda untuk renungi.
1. Pernahkah anda melihat efek testimoni dari orang-orang yang membaca MPH dan cacing?
2. Pernahkah anda menanyakan sendiri ke Ajahn Brahm mengenai legalitas copyright MPH? boleh diganti2kah judulnya?
3. Pernahkah anda melihat perbandingan penyebaran buku MPH dan cacing? yang mana mencerahkan banyak orang?
4. Pernahkah anda merenungi membeli vs gratis vs dana? manakah yang lebih baik?
saya bersedia bertukar pikiran dengan sdr Indra di sini.. karena saya cukup miris hati melihat postingan-postingan di atas. (mengenai cacing)..
Semua niat ini akan saya haturkan demi perkembangan kemuliaan kita semua..
Sampadetha avuso ^^
[at] ario_botax,
pikiran spt apa yg anda ingin pertukarkan pada saya?
1. saya tidak pernah melihat testimoni yg anda maksudkan dan saya tidak tertarik karena saya bahkan belum membaca buku ini
2. yg saya tau, jika suatu buku sudah out of print, boleh diterbitkan lagi oleh penerbit lain, dengan mengganti judul maupun covernya.
3. yg mana mencerahkan? tentu saja kalo memang mencerahkan ya sama2 mencerahkan, kan isinya sama. saya belum pernah mendengar ada kasus orang tercerahkan hanya dengan membaca judul buku.
4. gratis vs jual, ini sudah sering dibahas dan mana yg lebih baik merupakan jawaban yg sangat subyektif, tergantung penyelenggaranya.
apa yg saya katakan adalah cara untuk mensiasati copyright, dan berlaku untuk buku apapun, bukan terbatas pada buku cacing ini. seandainya ada buku yg laris dan saya berniat untuk turut menikmati keuntungan, itulah yg akan saya lakukan. dan kalimat ini sama sekali bukan untuk menyudutkan siapapun, hanya strategi saya dalam berbisnis. tentunya saya bebas mengemukakan strategi saya sendiri, bukan?
di sini kita semua bebas berpendapat, kadang kala seseorang melontarkan pendapat yg salah, yg kemudian dikoreksi oleh member lain. jika ada pendapat saya yg keliru silahkan anda mengoreksi, demikianlah mekanisme diskusi dalam forum ini, bukan berarti ada vonis-memvonis.
dan bagaimana pendapat anda mengenai thread ini http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12605.msg232014.html#msg232014 (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12605.msg232014.html#msg232014)?
1. Pernahkah anda melihat efek testimoni dari orang-orang yang membaca MPH dan cacing? belum
2. Pernahkah anda menanyakan sendiri ke Ajahn Brahm mengenai legalitas copyright MPH? boleh diganti2kah judulnya? belum
3. Pernahkah anda melihat perbandingan penyebaran buku MPH dan cacing? yang mana mencerahkan banyak orang? belum
4. Pernahkah anda merenungi membeli vs gratis vs dana? manakah yang lebih baik? gratis dong
Apapun alasannya, Copyright Dhamma tetap milik Sang Buddha.
Kalau mau berebut atau mau mencari duit dari "terjemahan Dhamma Sang Buddha" atau dari "interpretasi Dhamma Sang Buddha" atau dari "kaus yang bergambar sosok yang dituduh menyerupai Sang Buddha" silahkan saja, gak ada larangan koq :)
Quote from: Indra on 06 January 2010, 11:59:40 PM
[at] ario_botax,
pikiran spt apa yg anda ingin pertukarkan pada saya?
1. saya tidak pernah melihat testimoni yg anda maksudkan dan saya tidak tertarik karena saya bahkan belum membaca buku ini
2. yg saya tau, jika suatu buku sudah out of print, boleh diterbitkan lagi oleh penerbit lain, dengan mengganti judul maupun covernya.
3. yg mana mencerahkan? tentu saja kalo memang mencerahkan ya sama2 mencerahkan, kan isinya sama. saya belum pernah mendengar ada kasus orang tercerahkan hanya dengan membaca judul buku.
4. gratis vs jual, ini sudah sering dibahas dan mana yg lebih baik merupakan jawaban yg sangat subyektif, tergantung penyelenggaranya.
apa yg saya katakan adalah cara untuk mensiasati copyright, dan berlaku untuk buku apapun, bukan terbatas pada buku cacing ini. seandainya ada buku yg laris dan saya berniat untuk turut menikmati keuntungan, itulah yg akan saya lakukan. dan kalimat ini sama sekali bukan untuk menyudutkan siapapun, hanya strategi saya dalam berbisnis. tentunya saya bebas mengemukakan strategi saya sendiri, bukan?
di sini kita semua bebas berpendapat, kadang kala seseorang melontarkan pendapat yg salah, yg kemudian dikoreksi oleh member lain. jika ada pendapat saya yg keliru silahkan anda mengoreksi, demikianlah mekanisme diskusi dalam forum ini, bukan berarti ada vonis-memvonis.
dan bagaimana pendapat anda mengenai thread ini http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12605.msg232014.html#msg232014 (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12605.msg232014.html#msg232014)?
1. jika anda belum melihat testimoninya.. maka hendaknya jangan memvonis dulu dunk.. apalagi anda belum membaca.. haizz.. Jika anda tidak tertarik bahkan untuk melihat dampaknya.. bagaimana anda dapat mengerti perbedaannya..
2. ok.. betul tapi apakah Ajahn Brahm menolak agar bukunya diganti judulnya? yang saya tahu, Ajahn Brahm sudah merestui perubahan judulnya. Dan dilakukan sedemikian rupa agar dapat menjangkau pembaca yang lebih luas lagi..
3. Anda salah menangkap.. perbandingan yang saya maksud adalah keseluruhan proses dari MPH dan Cacing.. saya tidak bertanya hanya mengenai judul saja, tapi juga isi, penempatan isi, serta proses penyebarannya, dan yang terakhir adalah hasilnya atau efek dari MPH dan Cacing. Saya mengerti kedua buku ini mencerahkan.. tapi lebih banyak mana jangkauan yang luas dunk..?
Jika anda mengetahui isinya sama maka anda harusnya telah membaca kedua buku tersebut dunk.. pernyataan anda tidak sesuai dengan pernyataan pertama.
4. Anda tidak menjawab pertanyaan.. saat saya bertanya seperti ini jelas saya bertanya pendapat pribadi anda! Dan bukannya anda melemparkan lagi kepada yang lain.
Saya tidak melarang untuk berpendapat.. Anda bebas untuk berpendapat.. Anda berbicara buruk atau baik pun tidak apa-apa tidak bermasalah. Namun ini adalah forum Buddhis. Banyak orang di sini yang mengambil pembelajaran, tapi justru mendapat sisi rentan nya karena jika pernyataan yang kurang baik yang tanpa dasar atau bukti yang jelas. Dapat menyesatkan pihak lain (ini opini saya).
Dan saya cukup mengerti dengan jelas permasalahan, di mana Anda di sini mungkin hanya menduga saja tanpa mengetahui dengan jelas. Bagaimana Anda dapat mempertanggungjawabkan pernyataan anda?
Namun jika anda mengerti dengan jelas dan ada bukti-buktinya, jelaskan posisi anda dalam permasalahan ini.
Jangan menjadi 1% yang saling bertikai.. Kita di sini harus seharusnya bersama untuk tujuan yang mulia..
[at] ario_botax,
saya jadi bingung, pernyataan saya yg mana sih yg anda maksudkan? apakah saya ada mengeluarkan pernyataan sehubungan dengan buku cacing ini? dan apakah saya pernah memvonis? saya sedang tidak bermain jadi hakim di sini.
mohon klarifikasi dari anda sebelum kita lanjutkan lagi
Tambahan..
Baik buku MPH yang dikeluarkan oleh KARANIYA dan EF.. maupun Cacing yang dikeluarkan oleh EF..
keduanya membuka mata saya.. Jadi saya telah membaca keduanya..
untuk gachapin:
copyright Dhamma bukan milik BUDDHA..
mana ada yang bilang.. sebutkan tipitaka bagian mana yang menyebutkan Dhamma milik Buddha.
fatal loch.. Buddha adalah penemu Dhamma.. namun Beliau (dimana Beliau adalah guru dewa dan manusia termasuk saya) tidak membuat Dhamma sebagai milikNya.. (inilah yang kuketahui)
Jika ada kesalahan saya rela untuk meminta maaf secara terbuka..
Quote from: gachapin on 07 January 2010, 09:57:12 AM
Apapun alasannya, Copyright Dhamma tetap milik Sang Buddha.
Kalau mau berebut atau mau mencari duit dari "terjemahan Dhamma Sang Buddha" atau dari "interpretasi Dhamma Sang Buddha" atau dari "kaus yang bergambar sosok yang dituduh menyerupai Sang Buddha" silahkan saja, gak ada larangan koq :)
huff.. saya adalah salah satu pembuat kaos yang menyerupai Buddha. Dan para siswa Beliau.. Apakah Anda mengerti mengapa saya mengambil langkah seperti ini? Di sini saya tidak menjual Dhamma.. dan saya rasa sama dengan yang lainnya juga.. Pernahkah Anda mendengar ceramah Bhante Uttamo dengan penjualan buku2 Dhamma, CD Dhamma dan barang lainnya?.. Teman.. mungkin anda begitu teramat suci hingga mungkin saat ini anda telah mencapai pencapaian..
perhatikan pikiran anda sendiri..
Mettacitena,
Quote from: Indra on 15 July 2009, 04:12:45 PM
kalo pake judul sama kan harus ada ijin dari penerbit sebelumnya, jadi terpaksa ganti semuanya untuk mengakali copyright
Quote from: Ario_botax on 07 January 2010, 04:39:17 PM
Quote from: Indra on 15 July 2009, 04:12:45 PM
kalo pake judul sama kan harus ada ijin dari penerbit sebelumnya, jadi terpaksa ganti semuanya untuk mengakali copyright
kalau gak salah di atas anda juga setuju mengenai hal ini
Quote from: Ario_botax on 07 January 2010, 04:12:04 PM
2. ok.. betul tapi apakah Ajahn Brahm menolak agar bukunya diganti judulnya? yang saya tahu, Ajahn Brahm sudah merestui perubahan judulnya. Dan dilakukan sedemikian rupa agar dapat menjangkau pembaca yang lebih luas lagi..
saya tidak membicarakan sampai ke Ajahn Brahm karena saya juga bukan sedang membicarakan buku cacing ini, tapi yg ingin saya sampaikan adalah dalam hal copyright dan cara mensiasatinya.
kata2 saya jelas bahwa jika ingin melakukan reprint tanpa melanggar copyright, silahkan bikin cover dan judul baru. itu maksudnya, bagaimanakah anda menangkapnya?
anda mungkin terlalu sensitif menanggapi statement saya, kalau boleh tau apa hubungan anda dengan buku cacing ini sehingga anda menjadi luar biasa gelisah?
rupanya anda belum membaca http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12605.msg232014.html#msg232014 (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12605.msg232014.html#msg232014) yg akan membuat anda jauh lebih gelisah lagi
memang enak dagang keyakinan
Quote from: Indra on 07 January 2010, 04:47:38 PM
Quote from: Ario_botax on 07 January 2010, 04:39:17 PM
Quote from: Indra on 15 July 2009, 04:12:45 PM
kalo pake judul sama kan harus ada ijin dari penerbit sebelumnya, jadi terpaksa ganti semuanya untuk mengakali copyright
kalau gak salah di atas anda juga setuju mengenai hal ini
Quote from: Ario_botax on 07 January 2010, 04:12:04 PM
2. ok.. betul tapi apakah Ajahn Brahm menolak agar bukunya diganti judulnya? yang saya tahu, Ajahn Brahm sudah merestui perubahan judulnya. Dan dilakukan sedemikian rupa agar dapat menjangkau pembaca yang lebih luas lagi..
saya tidak membicarakan sampai ke Ajahn Brahm karena saya juga bukan sedang membicarakan buku cacing ini, tapi yg ingin saya sampaikan adalah dalam hal copyright dan cara mensiasatinya.
kata2 saya jelas bahwa jika ingin melakukan reprint tanpa melanggar copyright, silahkan bikin cover dan judul baru. itu maksudnya, bagaimanakah anda menangkapnya?
anda mungkin terlalu sensitif menanggapi statement saya, kalau boleh tau apa hubungan anda dengan buku cacing ini sehingga anda menjadi luar biasa gelisah?
rupanya anda belum membaca http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12605.msg232014.html#msg232014 (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12605.msg232014.html#msg232014) yg akan membuat anda jauh lebih gelisah lagi
setuju di mana ya?
..
ok di sini topik mengenai "Best Seller "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya""
lalu mengapa anda dapat bilang anda tidak sedang membicarakan buku cacing?
mudah ditangkap kok.. karena pernyataan anda.. anda dapat melihat postingan lanjutannya setelah anda..
ok.. Saya adalah pemerhati Buddhis di Indonesia.. saya hanya mengetahui berkat buku ini.. banyak orang di sekeliling saya yang tercerahkan.. jika dan misal metode seperti ini (mengganti cover dan judul dengan izin dari pemilik) dilarang atau ditolak oleh para umat buddhis karena alasan-alasan seperti itu.. maka bagaimana Buddhis dapat lebih berkembang?
mengenai http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12605.msg232014.html#msg232014
saya baru membaca dengan tuntas.. Apa yang membuat saya ketar-ketir dan gelisah.. ??
coba anda tuliskan dengan jelas.. hal yang dapat membuat saya gelisah.. setidaknya kutipan saja..
betul tapi inti dari thread ini adalah "mengapa bisa buku MPH berinkarnasi jadi cacing?" saya menanggapi masalah bagaimana proses reinkarnasi suatu buku namun tidak spesifik pada cacing.
saya tidak membicarakan pencerahan yg diperoleh orang dari suatu buku, sekali lagi saya tegaskan bahwa yg ingin saya sampaikan adalah untuk menjawab pertanyaan teman2 "kenapa harus ganti judul dan cover jika isinya sama".
kalau anda tidak gelisah ya kita tidak perlu membahasnya di thread ini. hanya saja kita tidak bisa melanjutkan diskusi jika anda berpandangan bahwa menyebarkan dhamma melalui buku adalah sah walaupun dengan cara membajak.
hoho.. dengan cara membajak..
anda menulis pernyataan seperti itu..
berikanlah bukti mengapa anda dapat menulis seperti itu..
yang anda tuliskan di atas itu adalah vonis loch..
Membajak atau justru hal lain?
betul anda menjawab "kenapa harus ganti judul dan cover jika isinya sama?"
tapi dengan tulisan "..., jadi terpaksa ganti semuanya untuk mengakali copyright"
di sini yang saya tahu.. buku cacing mendapat izin.. = mendapat copyright dunk.
Quote from: Ario_botax on 07 January 2010, 05:25:52 PM
hoho.. dengan cara membajak..
anda menulis pernyataan seperti itu..
berikanlah bukti mengapa anda dapat menulis seperti itu..
yang anda tuliskan di atas itu adalah vonis loch..
Membajak atau justru hal lain?
betul anda menjawab "kenapa harus ganti judul dan cover jika isinya sama?"
tapi dengan tulisan "..., jadi terpaksa ganti semuanya untuk mengakali copyright"
di sini yang saya tahu.. buku cacing mendapat izin.. = mendapat copyright dunk.
begini loh mas, kalau diterbitkan ulang dengan judul/cober yg sama penerbit cacing tentu harus mendapatkan hak dari penerbit sebelumnya, jadi untuk membypass proses ini, maka penerbit baru langsung berhubungan dengan penerbit asli dan menerbitkan terjemahannya dengan cover/judul baru untuk menghindari tuntutan dari penerbit lama.
mungkin anda harus membaca ulang thread yg menurut anda sudah selesai anda baca tadi.
sumber saya ada dalam thread itu.
oh.. penerbit Karaniya maksud Anda??
ok.. copyright tertulis itu terdapat dalam kontrak bukan?
dan bukannya sdr. Tasfan sudah berkata bahwa mengenai kontrak sudah diselesaikan dengan kedua belah pihak?
anda perlu baca kembali..
mengenai thread yang anda berikan.. yang mana? mengenai tipitaka tematik? atau apa?
apakah sumber anda adalah bro Sumedho? atau siapa?
saya tidak ambil pusing karena "sumber" anda tidak clear.. hanya memberikan pernyataan tapi buktinya tidak dituliskan..
mengapa malu?.. tuliskan saja.. saya berani terbuka demi kemajuan Buddhis di Indo..
jika anda berkata seperti itu.. seharusnya anda sudah mengetahui buktinya? namun apakah anda sudah melihat sendiri?
saya baca tipitaka tematik juga.. karena saya mendapat manfaat yang sangat baik dari buku itu..
coba anda baca hal 348 mengenai 4 latihan bertahap.. (saya lebih menyukai dengan nama "cerita tapak kaki gajah")
nah kalo anda mau melihat secara historis dari tanggal postingan dalam thread ini, post dari Sdr. Tasfan dilakukan setelah post dari saya, artinya semua spekulasi yg muncul dalam thread ini terjadi sebelum adanya klarifikasi dari lembaga yg bersangkutan.
betul, dan saya sudah mengetahui bukti yg dimiliki sumedho itu, mungkin anda perlu pdkt dgn sumedho spy beliau sudi membeberkan buktinya di sini, bukannya saya malu, saya tidak berhak untuk itu. saya tidak menghalalkan segala cara dengan dalih demi kemajuan buddhis.
katane ef galang dana bwt bkn buku nyak trus pas mw bg2 buku entu harus dana lg nyak.......dobel dana dong. msk kanankiiri gt.... (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.laymark.com%2Fi%2Fm%2Fm186.gif&hash=dcd95a5bee07b21eafe700749b00d5b529ab68aa)
sdr Indra:
bukti dari sdr Sumedho.. ok akan saya coba.. tapi saya harap bukti dari sumedho itu tidak hanya dari satu pihak belaka..
saya tidak main main dengan yang anda sebut "dalih" di sini..
sdr ructor:
katane sapa y?
wahh.. saya terhitung baru di sini.. (di forum dhammacitta) namun saya cukup syok dengan tulisan-tulisan macam anda..
mungkin di sini saya sebagai orang sains.. membutuhkan bukti daripada omongan belaka yang belum tentu benar kejelasannya..
gampangnya.. bung ructor.. ingat kalama sutta?
kalo gak ingat.. baca lagi dech..
kalo inget.. baca lagi ya.. tapi kali ini lebih dipraktekkan ^^ semoga anda tercerahkan
aq pny tmn kok yg tau rhsia dapurne ef (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.laymark.com%2Fi%2Fm%2Fm171.gif&hash=1884598b0a04fb1ff9280dfe01d8a0c50c0bba4c) emangne kamu sapa ya blh knalan ndak ^^ ape kamu dr pihk ef buknn (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.laymark.com%2Fi%2Fm%2Fm193.gif&hash=55563ff01b59cc013a56434130f8cd5fed63fa21)
hoho..
jadi di sini agama buddha di indo sudah ditunggangi banyak pihak?
saya Ario.. dengan nick name Ario_botax itu saja.. saya bukan sapa2 di sini..
sejauh yang saya tahu.. kenalan-kenalan saya juga bekerja di EF..
jadi tidak ada salahnya saya mendengar dari kedua belah pihak.. ^^
hhoo......gt tok..yoda kamu cb tny tmn2 ef yach...tp cr tw yg dlm dullu spy bs tw rhsiane ef (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.laymark.com%2Fi%2Fm%2Fm021.gif&hash=8a8fd705651f595fca5910b8cd0b1e935020c4ef)
ok..
tapi sebelumnya.. kenalan anda.. yang mengetahui dapur rahasia ef..
apakah dari pihak di luar ef?? atau dari dalam ef??
jadi bukti yang saya dapat nanti berimbang dunk..
Quote from: ructor on 07 January 2010, 05:50:05 PM
katane ef galang dana bwt bkn buku nyak trus pas mw bg2 buku entu harus dana lg nyak.......dobel dana dong. msk kanankiiri gt.... (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.laymark.com%2Fi%2Fm%2Fm186.gif&hash=dcd95a5bee07b21eafe700749b00d5b529ab68aa)
gw rasa mereka itu lembaga nirlaba koq.. gw pernah beli buku dari karaniya.. cukup bikin malu sendiri..
pesan buku online.. bukunya udah dikirim duluan.. padahal gw belum bayar.. >,<
jadi IMO, mereka fokusnya gak pada duit deh
subyeknya bukan Karaniya, Bro
Quote from: ructor on 07 January 2010, 06:21:07 PM
hhoo......gt tok..yoda kamu cb tny tmn2 ef yach...tp cr tw yg dlm dullu spy bs tw rhsiane ef (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.laymark.com%2Fi%2Fm%2Fm021.gif&hash=8a8fd705651f595fca5910b8cd0b1e935020c4ef)
hmm..
g masih belum menemukan bukti yang sdr ructor bilang..
tapi..
g ngerti fenomenanya saat ini..
semoga masing-masing menjadi pulau bagi dirinya sendiri..
kalo sdr ructor masih berpendapat demikian.. semoga sdr ructor benar.. kalo ga.. hati-hati dengan efek baliknya y..
g masih mencoba berpandangan netral aja..
semoga waktu dapat menjawab.. ^^
karaniya != ef
don't think just do..
_/\_
koq ada tulisan "tamu" ya?hahaha
Quote from: Riky_dave on 22 September 2010, 01:43:27 PM
koq ada tulisan "tamu" ya?hahaha
apa yg lucu yach dgn kata "tamu" tsb..??