1. Apakah seorang arahat memiliki niat untuk melakukan kebaikan ? ???
2. Apakah seorang arahat memiliki niat untuk melakukan kejahatan ? ???
Silakan sharing.
_/\_
Budhi
Cetana yang ada pada arahat dinamakan maha kiriya, bebas dari nilai baik atau buruk.
Quote from: Budhi26 on 27 May 2009, 09:29:52 AM
1. Apakah seorang arahat memiliki niat untuk melakukan kebaikan ? ???
2. Apakah seorang arahat memiliki niat untuk melakukan kejahatan ? ???
Silakan sharing.
_/\_
Budhi
1. Apakah seorang arahat tidak memiliki niat untuk melakukan kebaikan ? ???
2. Apakah seorang arahat tidak memiliki niat untuk melakukan kejahatan ? ???
Apakah kiriya bisa diartikan dengan: melakukan apa adanya?
Maksudnya, seorang arahat menghormat kepada Buddha, karena memang itu yang seharusnya ia lakukan, diluar dari berbuat baik dan buruk; atau seorang arahat menerima dana dari orang lain, karena memang itu yang seharusnya ia lakukan, diluar dari berbuat baik dan buruk.
Btw, apakah Arahat juga berpikir? Apakah Arahat memiliki pertimbangan? dan sama seperti Upasaka dengan nada yg berbeda, apakah arahat memiliki niat dan kehendak?
Kalo gak pnya niat, jadi kayak robot brjalan ????
kalo aye tangkep......
sebelum tercerahkan -> ada kusala dan akusala (skillful n not skilfull), mengarahkan pada pembebasan/"tujuan" atau yang tidak.
ketika sudah terbebaskan, tanpa kemelekatan, "sudah sampai", kita tidak dapat melihatnya dari sudut skillful n not skillful maka tidak bisa dikategorikan kusala ataupun akusala.
cmiiw
Simpelnya seh begini...
Ketika seseorang sudah menjadi seorang Arahanta, orang itu tidak lagi menolak (dosa) maupun tertarik (lobha) dalam hidup ini. Dan ketika itulah berarti moha / avijja sudah dicabut habis.
So... Seorang Arahanta tidak lagi punya kehendak (cetana - atas dasar "aku") untuk berbuat. Yang diperbuat hanyalah bentuk dari kiriya (fungsional). Oleh karena itu meski seorang Arahanta berbuat kebaikan, perbuatan itu tidak bisa dikatakan dengan diawali oleh niat baik. Seorang Arahanta adalah orang yang tidak lagi memiliki kotoran batin, sehingga semua perbuatannya adalah wujud dari Brahmavihara.
Kalo gt, bunda teresa mungkin sudah tidak ada lobha dan dosa, dan krna itu mohanya juga trkikis.cmiiw.
Quote from: Johsun on 27 May 2009, 11:24:09 AM
Kalo gak pnya niat, jadi kayak robot brjalan ????
Seorang Bhikkhu yang saya tahu pernah bilang model arahat adalah seperti Data, android dalam film star trek.
Quote from: Johsun on 27 May 2009, 11:46:11 AM
Kalo gt, bunda teresa mungkin sudah tidak ada lobha dan dosa, dan krna itu mohanya juga trkikis.cmiiw.
Spekulasi.
Ugh, sorry misquote. Seperti Mr. Spock dari planet vulcan.
Kl gt, semuanya pun spekulasi.
Ya, tapi di antara semua spekulasi, mana yang terbaik?
Mungkin diantara yg terbaik adalah yg paling bermanfaat bg sesama manusia dan makhluk lain. Cmiiw.
Quote from: Budhi26 on 27 May 2009, 09:29:52 AM
1. Apakah seorang arahat memiliki niat untuk melakukan kebaikan ? ???
2. Apakah seorang arahat memiliki niat untuk melakukan kejahatan ? ???
Silakan sharing.
_/\_
Budhi
tanya langsung ke orang yg sudah mencapai arahat ;D
_/\_
Ask, bgaimana ya kita bisa thu kalo seseorang itu tlh mencpai kearahantan? Kalo dia ngaku dia itu sbnarnya sdah mencpai arahat lho, apakh kita lngsung mempercyainya? Gmana mengetes menguji coba dia itu arahat atau bukan?? Cmiiw.
Quote from: Johsun on 27 May 2009, 12:46:35 PM
Ask, bgaimana ya kita bisa thu kalo seseorang itu tlh mencpai kearahantan? Kalo dia ngaku dia itu sbnarnya sdah mencpai arahat lho, apakh kita lngsung mempercyainya? Gmana mengetes menguji coba dia itu arahat atau bukan?? Cmiiw.
bagaimana kamu menilai seseorang adalah orang yg bijak?
sedikit tambahan...
apakah seorang anak kecil bisa menguji tingkat kedewasaan seorang yg bijak yg berumur 60 thn?
_/\_
Anak kecil sih gak bisa menilai, kan taunya cuma main.
Kalo sudah cukup gede kan bru bisa menilai.
Mnrt gw, mario teguh dan gede prama, dll adalah orang2 bijak, mungkin mereka arahat kali ya??Cmiiw.
karena sejauh ini tidak ada manfaatnya,
hanya menghasilkan pertanyaan demi pertanyaan
sebaiknya ide tentang arahat dilupakan/diabaikan saja...
cukup tau bahwa arahat "ada", mengenai bagaimana bentuknya
yg kita punya hanyalah gambaran arahat sesuai pemikiran masing2.
lebih baik focus pada latihan, menyadari apa2 saja yg membuat kita menderita...
Betul sdri tesla, GRP sent again ;D
Quote from: tesla on 27 May 2009, 01:08:28 PM
karena sejauh ini tidak ada manfaatnya,
hanya menghasilkan pertanyaan demi pertanyaan
sebaiknya ide tentang arahat dilupakan/diabaikan saja...
cukup tau bahwa arahat "ada", mengenai bagaimana bentuknya
yg kita punya hanyalah gambaran arahat sesuai pemikiran masing2.
lebih baik focus pada latihan, menyadari apa2 saja yg membuat kita menderita...
Yang sering salah dalam konsepsi orang awam adalah...
Mereka mencari-cari standarisasi Arahat itu seperti apa. Misalnya Johsun, yang memiliki konsepsi bahwa Mario Teguh dan Gede Prama adalah Arahat. Selanjutnya... Banyak orang awam yang berusaha melatih diri dan meningkatkan kualitasnya seperti Mario Teguh dan Gede Prama. Ketika mereka mampu berdiri sejajar dengan Mario Teguh dan Gede Prama, mereka pun menganggap bahwa mereka sudah mencapai Arahat. Dan ini semua hanya karena bias konsepsi. ;D
begitu pula dengan buddha dan nibbana, sebagian orang mencoba untuk menggambarkan bagaimana ke dua hal tsb...
padahal lebih baik kita latihan, dan nanti pada akhirnya kedua hal tsb disadari dan dialami, bukan dijabarkan dan distandarisasi dalam bentuk kata-kata semata...
seperti berusaha menggambarkan bagaimana rasa durian saja :D
yup,... gak pernah makan durian, bagaimana bisa tau rasa durian kaya apa ;D
jadi pengen mkn durian :))
Menrut sutta sih, bhikkhu ananda, mogallana dan sariputra sudah mencapai arahat.
cuma arahat ada yg ikuti watak aslinya, kalau pendiam ya pendiam, kalem ya kalem, suka cmpur urusan orang ya tetap suka campur, dsb. cmiiw.
apakah 'watak' muncul dari 'sono'-nya?
bagaimana dengan refleks, kebiasaan, kebudayaan, sikap, moral? apakah itu semua muncul dari 'sono'-nya?
Watak terbentuk semasa kecil dr pengaruh faktor keluarga, lingkungan, fisik, dsb. Cmiiw.
:D nah kalo gt anda menyadari bahwa tidak ada yg namanya 'watak asli' kan?
Quote from: upasaka on 27 May 2009, 11:36:32 AM
Ketika seseorang sudah menjadi seorang Arahanta, orang itu tidak lagi menolak (dosa) maupun tertarik (lobha) dalam hidup ini. Dan ketika itulah berarti moha / avijja sudah dicabut habis.
Maksudnya moha / avijja dicabut habis sesudah atau sebelum seseorang itu menjadi arahat ? ???
_/\_
Budhi
Quote from: Johsun on 27 May 2009, 01:19:25 PM
cuma arahat ada yg ikuti watak aslinya
bukankah saat ini kamu adalah "arahat"? ;D
no offence
_/\_
Quote from: Budhi26 on 27 May 2009, 01:25:40 PM
Quote from: upasaka on 27 May 2009, 11:36:32 AM
Ketika seseorang sudah menjadi seorang Arahanta, orang itu tidak lagi menolak (dosa) maupun tertarik (lobha) dalam hidup ini. Dan ketika itulah berarti moha / avijja sudah dicabut habis.
Maksudnya moha / avijja dicabut habis sesudah atau sebelum seseorang itu menjadi arahat ? ???
_/\_
Budhi
Terhentinya kecenderungan batin yang diliputi oleh moha / avijja adalah titik kulminasi seseorang menjadi Arahanta.
heh?
arahat, bukan nya sudah tidak punya niat apa pun lg
alias sudah dibebas tugaskan
kalau masi punya niat utk melakukan perbuatan baik? bukan nya itu disebut bodhisatva?
sori no offense,
navis
Kata upasaka, saya ini sudah mrupakan seorng bodhisatva.
^
yang jelas, bro johsun, adalah calon buddha
semua manusia bisa menjadi buddha, jadi kita semua adalah calon buddha ;D
cmiiw,
navis
Kata upasaka, saya ini sudah mrupakan seorng bodhisatva.
Jadi arahat saja sudah cukup sh. Gak perlu jadi buddha.
Kalo semua mkhluk sdah jd buddha, 31 alam gak ada yg huni dong? spekulasi.
*om Ika mode on
Arahat dan Buddha artinya apa ya? ^-^
bukankah maitreya adalah buddha terakhir?
Maksd gw bukan watak asli, seharusnya watak sehari-hari sebelum menjadi Arahat.
Kalau orng itu berwatak pendiam, dan sudah mencpai arahat pun wataknya mungkin pendiam. Kalo orng tsb sebelumnya suka bnyak bicara, nantinya bila mencpai Arahat juga suka bnyak bicara, cmiiw.
Quote from: Johsun on 27 May 2009, 02:13:38 PM
Maksd gw bukan watak asli, seharusnya watak sehari-hari sebelum menjadi Arahat.
Kalau orng itu berwatak pendiam, dan sudah mencpai arahat pun wataknya mungkin pendiam. Kalo orng tsb sebelumnya suka bnyak bicara, nantinya bila mencpai Arahat juga suka bnyak bicara, cmiiw.
Salah satu ciri seorang Buddha (Arahanta) adalah tidak berisik.
Tidak ada Buddha (Arahanta) yang cerewet ataupun pendiam.
Quote from: Johsun on 27 May 2009, 02:09:12 PM
Jadi arahat saja sudah cukup sh. Gak perlu jadi buddha.
Kalo semua mkhluk sdah jd buddha, 31 alam gak ada yg huni dong? spekulasi.
line 1, tidak se7 (tidak tau mengapa, tapi saya tidak se7) karena kita semua berpotensi menjadi buddha, kenapa harus menjadi arahat?
line 2, se7 sech, nah loh, tapi emang segampang itu, contoh salah satu-nya : nikah itu adalah daya tipu alam loh, agar loe mo bereproduksi sehingga tumimbal lahir bisa berjalan loh.
CMIIW,
navis
Kalau watak sbelumnya minder jadi buddha minder ;D ;D ;D
Quote from: upasaka on 27 May 2009, 02:16:32 PM
Quote from: Johsun on 27 May 2009, 02:13:38 PM
Maksd gw bukan watak asli, seharusnya watak sehari-hari sebelum menjadi Arahat.
Kalau orng itu berwatak pendiam, dan sudah mencpai arahat pun wataknya mungkin pendiam. Kalo orng tsb sebelumnya suka bnyak bicara, nantinya bila mencpai Arahat juga suka bnyak bicara, cmiiw.
Salah satu ciri seorang Buddha (Arahanta) adalah tidak berisik.
Tidak ada Buddha (Arahanta) yang cerewet ataupun pendiam.
Arahat emang belum bisa meninggal watak nya?
kalau belum bisa meninggalkan wataknya, berarti belum mencapai arahat toh?
piye toh mas?
Quote from: Johsun on 27 May 2009, 02:19:56 PM
Kalau watak sbelumnya minder jadi buddha minder ;D ;D ;D
kalau wataknya suka ketawa seperti saya, gw jadi buddha maitreya donk? (pernyataan spekulatif)
Quote from: Johsun on 27 May 2009, 02:09:12 PM
Jadi arahat saja sudah cukup sh. Gak perlu jadi buddha.
Kalo semua mkhluk sdah jd buddha, 31 alam gak ada yg huni dong? spekulasi.
uenak bener milihnya, emanknya bisa milih sesuka hati maw jadi buddha atau arahat saja? :))
watak itu sifat yang melekat pada manusia, arahat tak berwatak khusus seperti pendiam atau cerewet lah ... :))
kalau wataknya dulu jahat
emang ada buddha jahat ato arahat jahat? :P
klu orang barat bilang sech : "stupid doesn't play" :hammer:
no offense,
navis
Quote from: naviscope on 27 May 2009, 02:20:23 PM
Quote from: upasaka on 27 May 2009, 02:16:32 PM
Quote from: Johsun on 27 May 2009, 02:13:38 PM
Maksd gw bukan watak asli, seharusnya watak sehari-hari sebelum menjadi Arahat.
Kalau orng itu berwatak pendiam, dan sudah mencpai arahat pun wataknya mungkin pendiam. Kalo orng tsb sebelumnya suka bnyak bicara, nantinya bila mencpai Arahat juga suka bnyak bicara, cmiiw.
Salah satu ciri seorang Buddha (Arahanta) adalah tidak berisik.
Tidak ada Buddha (Arahanta) yang cerewet ataupun pendiam.
Arahat emang belum bisa meninggal watak nya?
kalau belum bisa meninggalkan wataknya, berarti belum mencapai arahat toh?
piye toh mas?
Maksudnya ???
"Buddha" is netral
"Arahat" is Netrall
8) <---- lagi belagu....
Quote from: upasaka on 27 May 2009, 02:24:37 PM
Quote from: naviscope on 27 May 2009, 02:20:23 PM
Quote from: upasaka on 27 May 2009, 02:16:32 PM
Quote from: Johsun on 27 May 2009, 02:13:38 PM
Maksd gw bukan watak asli, seharusnya watak sehari-hari sebelum menjadi Arahat.
Kalau orng itu berwatak pendiam, dan sudah mencpai arahat pun wataknya mungkin pendiam. Kalo orng tsb sebelumnya suka bnyak bicara, nantinya bila mencpai Arahat juga suka bnyak bicara, cmiiw.
Salah satu ciri seorang Buddha (Arahanta) adalah tidak berisik.
Tidak ada Buddha (Arahanta) yang cerewet ataupun pendiam.
Arahat emang belum bisa meninggal watak nya?
kalau belum bisa meninggalkan wataknya, berarti belum mencapai arahat toh?
piye toh mas?
Maksudnya ???
^
Quote from: Reenzia on 27 May 2009, 02:21:19 PM
watak itu sifat yang melekat pada manusia, arahat tak berwatak khusus seperti pendiam atau cerewet lah ... :))
cmiiw,
navis
Quote from: hatRed on 27 May 2009, 02:25:33 PM
"Buddha" is netral
"Arahat" is Netrall
8) <---- lagi belagu....
"timbuk guru pake sandal jepit navis"
that's bad guru, that's bad, belagu is bad ;D
* ouch.. ouch.......
*Segera tersadar dan :|
_/\_
:lotus:
Quote from: naviscope on 27 May 2009, 02:27:04 PM
Quote from: upasaka on 27 May 2009, 02:24:37 PM
Quote from: naviscope on 27 May 2009, 02:20:23 PM
Quote from: upasaka on 27 May 2009, 02:16:32 PM
Quote from: Johsun on 27 May 2009, 02:13:38 PM
Maksd gw bukan watak asli, seharusnya watak sehari-hari sebelum menjadi Arahat.
Kalau orng itu berwatak pendiam, dan sudah mencpai arahat pun wataknya mungkin pendiam. Kalo orng tsb sebelumnya suka bnyak bicara, nantinya bila mencpai Arahat juga suka bnyak bicara, cmiiw.
Salah satu ciri seorang Buddha (Arahanta) adalah tidak berisik.
Tidak ada Buddha (Arahanta) yang cerewet ataupun pendiam.
Arahat emang belum bisa meninggal watak nya?
kalau belum bisa meninggalkan wataknya, berarti belum mencapai arahat toh?
piye toh mas?
Maksudnya ???
^
Quote from: Reenzia on 27 May 2009, 02:21:19 PM
watak itu sifat yang melekat pada manusia, arahat tak berwatak khusus seperti pendiam atau cerewet lah ... :))
cmiiw,
navis
Lah, kan saya juga menyatakan kalau Arahanta tidak mungkin cerewet ataupun pendiam...
Pernah tuh nnton filem boboho, 18 arahatnya bisa kelahi ;D
Film ... kok loe jadiin acuan :hammer:
ntar sekalian loe mao belajar tapak Buddha lageee ..... ^-^
Tapi tmpaknya 18 arahat/lohan memang legenda atau cuma mitos???
Quote from: Johsun on 28 May 2009, 02:46:28 AM
Tapi tmpaknya 18 arahat/lohan memang legenda atau cuma mitos???
mode ika polim ni, ;D
thank infonya,kira2 ada siaran ulangnya ga?
Siaran ulang???
Quote from: upasaka on 27 May 2009, 02:35:22 PM
Lah, kan saya juga menyatakan kalau Arahanta tidak mungkin cerewet ataupun pendiam...
Saya pikir kalau Sang Buddha disebut seorang arahat, Beliau adalah "yang paling cerewet" !
Kenapa ?
Karena dalam sutta2 nya di Tipitaka, sebuah kalimat selalu diulang terus-menerus.
Dan tidak heran kalau muncul pertanyaan :
Benarkah itu "keluar langsung" dari mulut Sang Buddha ?
atau
Disusun sedemikian rupa untuk "mudah dimengerti" oleh semua pembaca ?
_/\_
Budhi
Seorang arahat bertindak berdasarkan apa ?
1. Apakah berdasarkan "cinta kasih" ? ???
2. Apakah berdasarkan "Jalan Mulia Berunsur 8" ? ???
Silakan sharing.
_/\_
Budhi
1. Apakah seorang arahat memiliki "cinta kasih" ?
2. Apakah seorang arahat memiliki "kebencian" ?
Silakan sharing.
_/\_
Budhi
Quote from: Budhi26 on 28 May 2009, 08:40:01 AM
Quote from: upasaka on 27 May 2009, 02:35:22 PM
Lah, kan saya juga menyatakan kalau Arahanta tidak mungkin cerewet ataupun pendiam...
Saya pikir kalau Sang Buddha disebut seorang arahat, Beliau adalah "yang paling cerewet" !
Kenapa ?
Karena dalam sutta2 nya di Tipitaka, sebuah kalimat selalu diulang terus-menerus.
Dan tidak heran kalau muncul pertanyaan :
Benarkah itu "keluar langsung" dari mulut Sang Buddha ?
atau
Disusun sedemikian rupa untuk "mudah dimengerti" oleh semua pembaca ?
_/\_
Budhi
anggap ini sebagai peringatan pertama
dari kemaren... bahas mengenai arahat muluk??? apa ingin menunjukkan seorang 'arahat' baru??
usul..
kayaknya perlu ditegaskan kalau topik lain belum selesai ada baiknya jangan buka topik baru dengan nada yang sama..
Wew, gak bisa kebayang bila sang Buddha itu cerewet. . .
Quote from: Hendra Susanto on 28 May 2009, 08:49:53 AM
Quote from: Budhi26 on 28 May 2009, 08:40:01 AM
Quote from: upasaka on 27 May 2009, 02:35:22 PM
Lah, kan saya juga menyatakan kalau Arahanta tidak mungkin cerewet ataupun pendiam...
Saya pikir kalau Sang Buddha disebut seorang arahat, Beliau adalah "yang paling cerewet" !
Kenapa ?
Karena dalam sutta2 nya di Tipitaka, sebuah kalimat selalu diulang terus-menerus.
Dan tidak heran kalau muncul pertanyaan :
Benarkah itu "keluar langsung" dari mulut Sang Buddha ?
atau
Disusun sedemikian rupa untuk "mudah dimengerti" oleh semua pembaca ?
_/\_
Budhi
anggap ini sebagai peringatan pertama
Jika pernyataan itu salah, anda bisa coba "meluruskannya".
Apakah modal anda cuman bisa memberi peringatan saja ? ???
_/\_
Budhi
seorang arahat sdh tdk mempunyai niat apapun dlm bertindak ,
krn sdh terlepas dr kebodohan batin & ikatan karma .
82.000 khotbah / (45 tahun x 360 hari) = 5.0617284
sekitar 5 khotbah sehari ;D
belum lagi dikurangi waktu perjalanan, Mahaparinibanna Sutta aja 3 bulan.
Tapi semua khotbah itu berguna, dan para Ariya hanya berbicara bila diperlukan. Jadi kebayang berapa banyak orang yang ketolong. Bandingkan dengan 10 pertanyaan sehari yang tidak berhubungan (gak nyambung) dan tidak ada yang tercerahkan sama sekali, mana yang lebih cerewet?
:))
Quote from: lophenk on 28 May 2009, 09:29:43 AM
seorang arahat sdh tdk mempunyai niat apapun dlm bertindak ,
krn sdh terlepas dr kebodohan batin & ikatan karma .
Cetana pada Arahat masih ada om. Arahat sudah mencapai nibanna, tetapi jangan dianggap nama dan rupanya tidak ada lagi. Sudah dibahas berulang kali cetana ( niat ) yang ada pada Arahat itu Maha Kiriya, niat yang tidak akan membuat vipaka (buah kamma) lagi.
Niat, apa itu niat?? Mau tidur mau makan mau minum mau berjalan mau berbaring mau dengar dharma sang Buddha, mau pindapata, dsb itu semua juga termasuk niatkan?? Cmiiw.
Quote from: gachapin on 28 May 2009, 09:34:04 AM
Quote from: lophenk on 28 May 2009, 09:29:43 AM
seorang arahat sdh tdk mempunyai niat apapun dlm bertindak ,
krn sdh terlepas dr kebodohan batin & ikatan karma .
Cetana pada Arahat masih ada om. Arahat sudah mencapai nibanna, tetapi jangan dianggap nama dan rupanya tidak ada lagi. Sudah dibahas berulang kali cetana ( niat ) yang ada pada Arahat itu Maha Kiriya, niat yang tidak akan membuat vipaka (buah kamma) lagi.
baru tau kalo seorg arahat masih mempunyai niat / kehendak di dlm bertindak ,
bukankah setiap kehendak dlm bertindak akan menghasilkan karma baru ? ???
Cetana yang ada pada Arahat itu Maha Kiriya. Sederhananya begini, cetana tersebut udah bebas sama sekali dari ldm dan al ad am, cetana tersebut murni fungsional, sehingga tidak disebut kamma lagi.
Mgkn bunda teresa sudah bebas dari ldm dan al ad am. Spekulasi.
35. Bunuh Diri
"Telah dikatakan oleh Sang Buddha, 'Seorang bhikkhu. tidak boleh mencoba untuk bunuh diri [terjun dari ngarai]; siapa pun yang melakukan hal seperti itu akan ditindak sesuai dengan aturan yang ada.'11 Tetapi sebaliknya Anda mengatakan bahwa apa pun topik yang dipilih Sang Buddha untuk berbicara kepada para bhikkhu, Beliau selalu menggunakan berbagai perumpamaan untuk mendorong mereka mengusahakan lenyapnya kelahiran, usia tua, penyakit dan kematian. Dan kepada siapa pun yang melakukan hal itu, Beliau memberikan pujian yang tinggi."
"O baginda, karena seorang Arahat mempunyai banyak manfaat bagi makhluk hidup, maka Beliau menentukan larangan itu. Orang yang telah mencapai tujuan adalah bagaikan perahu yang dapat membawa penumpang melampaui banjir nafsu indera, bebas dari keinginan untuk dilahirkan kembali, bebas dari kepercayaan adanya diri, dan bebas dari kebodohan batin. Bagaikan awan hujan yang luar biasa, seorang Arahat mengisi pikiran mereka dengan rasa puas, dan dia membimbing orang yang tersesat. Karena kasih sayang terhadap makhluk hiduplah maka Sang Buddha berkata, 'Seorang bhikkhu tidak boleh bunuh diri.' Dan apa alasan Sang Buddha mendorong kita untuk mengakhiri kelahiran, usia tua dan kematian? Karena tidak terbatasnya sifat alami penderitaan yang disebabkan oleh lingkaran tumimbal lahir, maka Sang Buddha -yang begitu besar welas asihnya terhadap makhluk hidup- mendorong mereka, dengan banyak cara dan banyak perumpamaan, agar membebaskan diri dari lingkaran tumimbal lahir."
Cetasika yg selalu ikut bersama dengan kesadaran adalah Sabbacitta sadharana cetasika 7 ( faktor batin yg umum di semua citta ) :
1. Phassa (kontak)
2. Vedana (Perasaan)
3. Sanna (pencerapan)
4. Cetana (kehendak)
5. Ekaggata (konsentrasi)
6. Manasikara (perhatian)
7. Jivitindriya (vitalitas hidup)
Jadi saat arahat bertindak pun, sebenarnya ada cetana...... namun pada arahat, yg dominan adalah Panna sehingga bisa bertindak tanpa membuat kamma baru.....
Berbeda dengan saat putthujhana dimana yg dominan adalah kusala atau akusala sehingga membuat munculnya kamma baru.....
semoga bs bermanfaat
metta _/\_
Quote from: Johsun on 28 May 2009, 10:12:03 AM
Mgkn bunda teresa sudah bebas dari ldm dan al ad am. Spekulasi.
apakah bunda teresa menjalankan vipassana?
Quote from: gachapin on 28 May 2009, 09:34:04 AM
Cetana pada Arahat masih ada om. Arahat sudah mencapai nibanna, tetapi jangan dianggap nama dan rupanya tidak ada lagi. Sudah dibahas berulang kali cetana ( niat ) yang ada pada Arahat itu Maha Kiriya, niat yang tidak akan membuat vipaka (buah kamma) lagi.
Saya setuju dengan Om Gachapin. ;D Menurut saya juga begitu, seperti ketika kita melakukan retreat. Kita diharapkan untuk menyadari segala gerak-gerik jasmani dan pikiran. SEring juga kita melihat adanya keinginan dalam melakukan berbagai hal. Nah, yang itu cetana bukan?
Berjalan, mandi, makan, duduk semua dilakukan dengan didasari oleh keinginan terlebih dahulu. Namun semua kegiatan tersebut apakah merugikan makhluk atau pihak lain? Saya rasa sih... semua kegiatan itu natural, kebutuhan kita sebagai umat manusia. Apakah semua hal natural tersebut akan menimbulkan kamma baik atau buruk? :-? SEharusnya tidak... Menurut saya, mungkin begitulah seorg arahat.
_/\_
Quote from: June on 28 May 2009, 04:16:51 PM
Quote from: gachapin on 28 May 2009, 09:34:04 AM
Cetana pada Arahat masih ada om. Arahat sudah mencapai nibanna, tetapi jangan dianggap nama dan rupanya tidak ada lagi. Sudah dibahas berulang kali cetana ( niat ) yang ada pada Arahat itu Maha Kiriya, niat yang tidak akan membuat vipaka (buah kamma) lagi.
Saya setuju dengan Om Gachapin. ;D Menurut saya juga begitu, seperti ketika kita melakukan retreat. Kita diharapkan untuk menyadari segala gerak-gerik jasmani dan pikiran. SEring juga kita melihat adanya keinginan dalam melakukan berbagai hal. Nah, yang itu cetana bukan?
Berjalan, mandi, makan, duduk semua dilakukan dengan didasari oleh keinginan terlebih dahulu. Namun semua kegiatan tersebut apakah merugikan makhluk atau pihak lain? Saya rasa sih... semua kegiatan itu natural, kebutuhan kita sebagai umat manusia. Apakah semua hal natural tersebut akan menimbulkan kamma baik atau buruk? :-? SEharusnya tidak... Menurut saya, mungkin begitulah seorg arahat.
_/\_
dear June
pada putthujhana, kegiatan natural spt makan, tidur pun masih menimbulkan kamma karena kita biasanya masih cenderung utk melekat pada yg enak (makan enak, tidur yg empuk), dan menolak yg tidak menyenangkan (makan yg tidak enak, tidur yg keras)
bedanya pada arahat adl dia makan hny utk memenuhi kebutuhan fisik saja (aharepatikulasannna), demikian juga halnya dengan tidur.
Secara batin, pada proses pikiran putthujhana, di 7 Javana/action hanya ada kusala atau akusala
namun pada arahat, di 7 Javana itu hanya ada Maha Kiriya
jadi utk tindakan yg sama spt makan, tidur..... batin putthujhana dan arahat itu berbeda...
semoga bs memperjelas
metta _/\_
Apkah meditasi vipassana harus duduk diam berjam2? Bunda teresa tidak duduk berjam2, tpi mungkin ia bervipassana dalam pelayanannya, pengabdiannya kepada yg trtimpa pnyakit, miskin, kotor, dsb. Mungkin ia terbebas knsep keakuan dngan membri playanan kpada yg punya pnyakit kusta, kotor, miskin, dsb.
Belum tentu orang yg bermeditasi berjam2 bertahun2, dapat melakukan hal yg dia lakukan. Cmiiw.
duh alot nich... maen tebak2an muluk dechhh...
Quote from: Johsun on 29 May 2009, 06:24:06 AM
Apkah meditasi vipassana harus duduk diam berjam2? Bunda teresa tidak duduk berjam2, tpi mungkin ia bervipassana dalam pelayanannya, pengabdiannya kepada yg trtimpa pnyakit, miskin, kotor, dsb. Mungkin ia terbebas knsep keakuan dngan membri playanan kpada yg punya pnyakit kusta, kotor, miskin, dsb.
Belum tentu orang yg bermeditasi berjam2 bertahun2, dapat melakukan hal yg dia lakukan. Cmiiw.
dear bro,
vipassana adl melihat ke dalam batin, apa yg terjadi dalam batin diri kita sendiri saat beraktivitas apapun......
bukan melihat dari aktivitasnya trus mengklaim bhw dengan melakukan aktivitas yg baik, PASTI orangnya itu juga baik
ini bukan mendiskreditkan bunda teresa atau siapapun namun agar kita semua agar tidak mudah menjustifikasi seseorang hanya berdasar kondisi luarnya saja
nah vipassana yg benar, bukan hanya duduk diam berjam2 namun justru bagaimana kita bisa menjaga batin kita agar tetap baik saat beraktivitas
itu yg disebut dengan sati sampajhana (sadar setiap saat)
duduk diam itu adalah upaya agar kita menjadi terlatih dalam menjaga batin kita, sama seperti org belajar kungfu, yg terpenting adalah belajar bhesi/kuda2
kalau bhesi sudah kokoh maka jurus apapun dapat dilakukan.....
semoga bermanfaat
metta
Sbnrnya gw gak tahu jga ya batin bunda tresa itu bgaimana. Cmiw
dear bro,
demikianlah mayoritas kita semua.......... hanya melihat dari luarnya tapi kita menjustifikasi isinya....
mirip ky liat apel segar kulitnya, mungkin aja isinya berulat, tapi bisa juga memang segar juga seperti kulitnya........
nah daripada mengurusi isi apel berulat atau tidak, lebih baik kita melihat ke batin kita, bagaimana batin kita saat menghadapi berbagai hal dalam keseharian kita
semoga bermanfaat
Kalo vipassana yg baik itu sih kita mesti mlaksanakan apa yg dijelaskan sang buddha dalam mahasatipatthana sutta. Cmiiw.
Tapi ay belum pernah coba, hehe perlu dihapal dulu, mesti perhatikan nafas yg bgaimana, pendek atau panjang, sudah itu ini nafas yg menenangkan tubuh, ini nafas yg menenangkan batin, ini nafas yg datangkan kegiuran, dsb. Rasanya repot juga ya, mgkin mesti dihafal kali. Cmiiw.
Kenapa harus repot utk bernapas bro?
teori seperti peta, diperlukan utk melihat ke arah mana kita harus berjalan
bukan utk selalu dibuka di depan muka saat kita berjalan
dengan kita berjalan, dengan sendirinya kita akan tahu mana arah yg benar, sesuai dengan peta
demikian juga dengan macam2 nafas.
sama halnya dgn metta yg dibahas.
Sudahkah TS mempraktekkan apa yg dia tanyakan, yang disesuaikan dengan "peta" buddhism dalam hal ini Tipitaka?
Kalau hanya bertanya saja tanpa merujuk ke "peta", dia akan terus berputar2 tanpa menemukan arah yang benar, padahal sudah tersedia "peta"nya
nah mana yang akan kita pilih????
1. mau praktek sesuai "peta",
2. atau mau praktek tanpa peta (buta sama sekali),
3. atau praktek sambil selalu liat peta (nyocok2in ama tipitaka)
Cuma mau tanya aja bro, skarang bro praktek meditasi vipassana dngan brdasarkan sutta apa? atau brdasarkan pngalaman seorang bhikkhu atau yg lainnya. En, gmana cara bro mlaksanakan meditasi vipassana, bisa bagi2 pngalaman? :). Cmiiw.
[at] johsun
buka thread baru di board meditasi
Quote from: Johsun on 29 May 2009, 09:59:21 AM
Cuma mau tanya aja bro, skarang bro praktek meditasi vipassana dngan brdasarkan sutta apa? atau brdasarkan pngalaman seorang bhikkhu atau yg lainnya. En, gmana cara bro mlaksanakan meditasi vipassana, bisa bagi2 pngalaman? :). Cmiiw.
yup, silahkan buka di board meditasi aja yah........ biar ga OOT ama topik diatas......
gampang arahat mempunyai niat untuk berbuat baik tatapi tidak melakat terhadapnya
dan arahat tidak punya niat jahat karena sudah dibasmi pd waktu jd sakadagami lgan seorang yg bernit jahat berarti masih punya kilesha jd tidak mungkin jd arahat
emang siape kite2 ini bisa nebak pikiran arahata...
jika pun bener tebakaanya , gak ada gawean...
arahat disini dimaksudkan sebagai suatu keadaan setelah merealisasikan nibana.
dan kita2 disini adalah untuk sharing bukan untuk kurang gawean menebak pikiran arahat,lgan anda juga kurang gawean nulis bgt seandainya anda benar
omong2 yg tidak berguna spt diatas, adalah bukti kita semua masih punya kilesa.........