Namo Buddhaya...
Melihat Post2 di Milis,Forum...seringkali melihat adanya Penyindiran ataupun Penghinaan kepada Aliran Mahayana ataupun yang lain... mengapa harus begitu?? apakah tidak bisa saling menghormati antar aliran? padahal sama2 Menjunjung Sakyamuni Buddha. apakah tidak ada bedanya dengan kr****n yang sering menghina ka****k karena menyembah Bunda Maria,padahal sama2 menjunjung Yesus? saya merasa tidak enak ketika Avalokitesvhara di perdebatkan. mengapa begitu? biarpun Avalokitesvhara adalah Sosok maupun Simbol, kita jg harus menghormati...
ehm...
atas dasar apa dikatakan ada 'penghinaan?' mana buktinya (suttanya)? *joke*
kalau memperdebatkan menurut saya tidak ada masalah... kita belajar agama buddha bukan seperti agama lain yg terima bersih seperti dogma. & kalau kenyataan bahwa pemahaman tiap individu adalah berbeda, kenapa harus dipaksa untuk sama?
Banyak jalan menuju roma,
jalan jalan sama-sama yuk.
Quote from: JackDaniel on 29 November 2007, 07:41:29 PM
Namo Buddhaya...
Melihat Post2 di Milis,Forum...seringkali melihat adanya Penyindiran ataupun Penghinaan kepada Aliran Mahayana ataupun yang lain... mengapa harus begitu?? apakah tidak bisa saling menghormati antar aliran? padahal sama2 Menjunjung Sakyamuni Buddha. apakah tidak ada bedanya dengan kr****n yang sering menghina ka****k karena menyembah Bunda Maria,padahal sama2 menjunjung Yesus? saya merasa tidak enak ketika Avalokitesvhara di perdebatkan. mengapa begitu? biarpun Avalokitesvhara adalah Sosok maupun Simbol, kita jg harus menghormati...
sampai kapan pun tetap berlangsung...
diskusi atau menghina, tentu saja masing2 bisa melihat dengan jelas :)
tidak usah tutupi hal itu
Hanya orang kecil yang dapat direndahkan oleh orang kecil :)
KALAU KEBENARAN ITU BENAR JANGAN TAKUT TIDAK BENAR KARENA KEBENARAN TIDAK AKAN JADI PEMBENARAN BAGI YANG BENAR-BENAR BENAR.
Quote from: ryu on 29 November 2007, 11:48:35 PM
KALAU KEBENARAN ITU BENAR JANGAN TAKUT TIDAK BENAR KARENA KEBENARAN TIDAK AKAN JADI PEMBENARAN BAGI YANG BENAR-BENAR BENAR.
banyak sekali kata BENAR, bro ryu ... ;D
ya betul, kebenaran itu satu, bulet. 8)
Quote from: Kelana on 29 November 2007, 11:26:13 PM
Hanya orang kecil yang dapat direndahkan oleh orang kecil :)
tambahan, bro kelana : orang gila melihat orang sekitarnya gila, tanya kenapa... ^-^
By : Zen
Berlatih Dharma memang berjenjang. Tahapan seseorang belajar Dharma juga bermacam-macam.
Biasanya mereka yang berpikir membeda-bedakan, like and dislike, apalagi menghina dan meremehkan adalah orang-orang yang baru belajar Buddhism secara dangkal dan kulitan (superficial). Bila seseorang memahami Dharma, maka ia tentu bisa melihat bahwa Dharma itu adalah sesuatu yang tak berbentuk dan universal sehingga bisa diberi bentuk bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan pemahaman.
Seseorang Buddhist yang fanatik aliran, berkata-kata tajam dan friksional, perlu kita kasihani. Sebab Sang Buddha sendiri tidak pernah mengajarkan apalagi memberi tauladan yang demikian.
Quote from: Suchamda on 30 November 2007, 11:23:16 AM
Seseorang Buddhist yang fanatik aliran, berkata-kata tajam dan friksional, perlu kita kasihani. Sebab Sang Buddha sendiri tidak pernah mengajarkan apalagi memberi tauladan yang demikian.
Mari kita doakan semoga orang-orang yang seperti ini bisa segera memahami Dhamma lebih mendalam dan sadar bahwa Jalan Dhamma itu bisa banyak bentuknya...
Quote from: Hikoza83 on 30 November 2007, 12:13:50 AM
Quote from: ryu on 29 November 2007, 11:48:35 PM
KALAU KEBENARAN ITU BENAR JANGAN TAKUT TIDAK BENAR KARENA KEBENARAN TIDAK AKAN JADI PEMBENARAN BAGI YANG BENAR-BENAR BENAR.
banyak sekali kata BENAR, bro ryu ... ;D
ya betul, kebenaran itu satu, bulet. 8)
Quote from: Kelana on 29 November 2007, 11:26:13 PM
Hanya orang kecil yang dapat direndahkan oleh orang kecil :)
tambahan, bro kelana : orang gila melihat orang sekitarnya gila, tanya kenapa... ^-^
By : Zen
Wah rekan Hikoza83 mengetahui isi pikiran orang gila :)) .. jangan-jangan?? :))
Quote from: HokBen on 30 November 2007, 11:36:39 AM
Quote from: Suchamda on 30 November 2007, 11:23:16 AM
Seseorang Buddhist yang fanatik aliran, berkata-kata tajam dan friksional, perlu kita kasihani. Sebab Sang Buddha sendiri tidak pernah mengajarkan apalagi memberi tauladan yang demikian.
Mari kita doakan semoga orang-orang yang seperti ini bisa segera memahami Dhamma lebih mendalam dan sadar bahwa Jalan Dhamma itu bisa banyak bentuknya...
Pernah dikisahkan Buddha tidak mau memimpin persamuan agung karena ada bhikku yang belum bersih dan tidak mau menjadi pemimpin para sangha.. dari disini sepertinya Buddha memiliki sikap yang tegas
Quote from: Radi_muliawan on 30 November 2007, 12:46:45 PM
Wah rekan Hikoza83 mengetahui isi pikiran orang gila :)) .. jangan-jangan?? :))
sttt..... diem2 aja bro Radi... :))
:-w :-t :hammer: [-o< [at] -) 0:)
By : Zen
Quote from: Suchamda on 30 November 2007, 11:23:16 AM
Berlatih Dharma memang berjenjang. Tahapan seseorang belajar Dharma juga bermacam-macam.
Biasanya mereka yang berpikir membeda-bedakan, like and dislike, apalagi menghina dan meremehkan adalah orang-orang yang baru belajar Buddhism secara dangkal dan kulitan (superficial). Bila seseorang memahami Dharma, maka ia tentu bisa melihat bahwa Dharma itu adalah sesuatu yang tak berbentuk dan universal sehingga bisa diberi bentuk bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan pemahaman.
Seseorang Buddhist yang fanatik aliran, berkata-kata tajam dan friksional, perlu kita kasihani. Sebab Sang Buddha sendiri tidak pernah mengajarkan apalagi memberi tauladan yang demikian.
inilah manusia yg mendambakan muka...dan reputasi...:hammer:
apa hak loe merendahkan orang yg baru belajar Dhamma? merendahkan yg lain untuk meninggikan diri sendiri..gk beda loe...
buset deh neh makhluk...
Quote from: El Sol on 30 November 2007, 01:02:23 PM
Quote from: Suchamda on 30 November 2007, 11:23:16 AM
Berlatih Dharma memang berjenjang. Tahapan seseorang belajar Dharma juga bermacam-macam.
Biasanya mereka yang berpikir membeda-bedakan, like and dislike, apalagi menghina dan meremehkan adalah orang-orang yang baru belajar Buddhism secara dangkal dan kulitan (superficial). Bila seseorang memahami Dharma, maka ia tentu bisa melihat bahwa Dharma itu adalah sesuatu yang tak berbentuk dan universal sehingga bisa diberi bentuk bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan pemahaman.
Seseorang Buddhist yang fanatik aliran, berkata-kata tajam dan friksional, perlu kita kasihani. Sebab Sang Buddha sendiri tidak pernah mengajarkan apalagi memberi tauladan yang demikian.
inilah manusia yg mendambakan muka...dan reputasi...:hammer:
apa hak loe merendahkan orang yg baru belajar Dhamma? merendahkan yg lain untuk meninggikan diri sendiri..gk beda loe...
buset deh neh makhluk...
yang buset makhluk yang mana blo ?
Quote from: oddiezz on 30 November 2007, 01:06:44 PM
Quote from: El Sol on 30 November 2007, 01:02:23 PM
Quote from: Suchamda on 30 November 2007, 11:23:16 AM
Berlatih Dharma memang berjenjang. Tahapan seseorang belajar Dharma juga bermacam-macam.
Biasanya mereka yang berpikir membeda-bedakan, like and dislike, apalagi menghina dan meremehkan adalah orang-orang yang baru belajar Buddhism secara dangkal dan kulitan (superficial). Bila seseorang memahami Dharma, maka ia tentu bisa melihat bahwa Dharma itu adalah sesuatu yang tak berbentuk dan universal sehingga bisa diberi bentuk bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan pemahaman.
Seseorang Buddhist yang fanatik aliran, berkata-kata tajam dan friksional, perlu kita kasihani. Sebab Sang Buddha sendiri tidak pernah mengajarkan apalagi memberi tauladan yang demikian.
inilah manusia yg mendambakan muka...dan reputasi...:hammer:
apa hak loe merendahkan orang yg baru belajar Dhamma? merendahkan yg lain untuk meninggikan diri sendiri..gk beda loe...
buset deh neh makhluk...
yang buset makhluk yang mana blo ?
;D ;D ;D ;D :P
Quote from: HokBen on 30 November 2007, 11:36:39 AM
Quote from: Suchamda on 30 November 2007, 11:23:16 AM
Seseorang Buddhist yang fanatik aliran, berkata-kata tajam dan friksional, perlu kita kasihani. Sebab Sang Buddha sendiri tidak pernah mengajarkan apalagi memberi tauladan yang demikian.
Mari kita doakan semoga orang-orang yang seperti ini bisa segera memahami Dhamma lebih mendalam dan sadar bahwa Jalan Dhamma itu bisa banyak bentuknya...
Dan semoga bentuknya sesuai dengan corak yang sesungguhnya
Quote from: JackDaniel on 29 November 2007, 07:41:29 PM
Namo Buddhaya...
Melihat Post2 di Milis,Forum...seringkali melihat adanya Penyindiran ataupun Penghinaan kepada Aliran Mahayana ataupun yang lain... mengapa harus begitu?? apakah tidak bisa saling menghormati antar aliran? padahal sama2 Menjunjung Sakyamuni Buddha. apakah tidak ada bedanya dengan kr****n yang sering menghina ka****k karena menyembah Bunda Maria,padahal sama2 menjunjung Yesus? saya merasa tidak enak ketika Avalokitesvhara di perdebatkan. mengapa begitu? biarpun Avalokitesvhara adalah Sosok maupun Simbol, kita jg harus menghormati...
Sebelumnya mohon maaf sebesar-besarnya,
makanya, apalagi sebagai TS, walau cuma bergurau di SB, harap kata2 yang dipergunakan juga diperhatikan, meminjam istilah bung admin : SATI, SATI, SATI... ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^
Quote from: Radi_muliawan on 30 November 2007, 01:47:16 PM
Quote from: HokBen on 30 November 2007, 11:36:39 AM
Quote from: Suchamda on 30 November 2007, 11:23:16 AM
Seseorang Buddhist yang fanatik aliran, berkata-kata tajam dan friksional, perlu kita kasihani. Sebab Sang Buddha sendiri tidak pernah mengajarkan apalagi memberi tauladan yang demikian.
Mari kita doakan semoga orang-orang yang seperti ini bisa segera memahami Dhamma lebih mendalam dan sadar bahwa Jalan Dhamma itu bisa banyak bentuknya...
Dan semoga bentuknya sesuai dengan corak yang sesungguhnya
Saddhu.. Saddhu.. Saddhu...
P.S. : Theravada maupun Mahayana adalah Jalan Dhamma yang sesuai dengan corak yang sesungguhnya, tergantung pada motivasi dan kecocokan masing-masing individu utuk belajar yang mana. Betul gak?
QuoteDan semoga bentuknya sesuai dengan corak yang sesungguhnya
Bukankah "corak sesungguhnya" itu hanya ada dalam khayalan dan pemikiran kita?
Masalahnya bagaimana anda tahu yang sungguh itu adalah sesungguhnya apabila tidak mempelajari (kognitif maupun penghayatan) secara mendalam (/intra kultural) dan meluas (/lintas kultural)?
Apalagi, pelabelan dengan konsep selalu sudah merupakan reduksi dari yang sesungguhnya. Jadi, kalau mau melihat Buddhism yang sesungguhnya, sebaiknya berhenti berkonsep.
Quote from: HokBen on 30 November 2007, 03:47:00 PM
P.S. : Theravada maupun Mahayana adalah Jalan Dhamma yang sesuai dengan corak yang sesungguhnya, tergantung pada motivasi dan kecocokan masing-masing individu utuk belajar yang mana. Betul gak?
buat yang ga bisa liat PS nya hokben, saya gedein tulisannya :))
Quote from: kosdi on 01 December 2007, 11:37:32 AM
Quote from: HokBen on 30 November 2007, 03:47:00 PM
P.S. : Theravada maupun Mahayana adalah Jalan Dhamma yang sesuai dengan corak yang sesungguhnya, tergantung pada motivasi dan kecocokan masing-masing individu utuk belajar yang mana. Betul gak?
buat yang ga bisa liat PS nya hokben, saya gedein tulisannya :))
dibuat besar jadi bukan corak sesungguhnya lho :)
napa kok dibuat so small cih ?
Quote from: Suchamda on 30 November 2007, 04:18:43 PM
QuoteDan semoga bentuknya sesuai dengan corak yang sesungguhnya
Bukankah "corak sesungguhnya" itu hanya ada dalam khayalan dan pemikiran kita?
Masalahnya bagaimana anda tahu yang sungguh itu adalah sesungguhnya apabila tidak mempelajari (kognitif maupun penghayatan) secara mendalam (/intra kultural) dan meluas (/lintas kultural)?
Apalagi, pelabelan dengan konsep selalu sudah merupakan reduksi dari yang sesungguhnya. Jadi, kalau mau melihat Buddhism yang sesungguhnya, sebaiknya berhenti berkonsep.
Dari mana seseorang tau pengalaman pribadi yg dialami oleh orang lain?? (^_^)
Jika "corak sesungguhnya" hanya ada dalam khayalan dan pemikiran berarti ajaran Buddha selama ini hanya berupa khayalan, apakah ada yang keberatan?? atau ajaran buddha tidak memiliki corak sesungguhnya??
Lalu buddhism sesungguhnya itu seperti apa?? :-[