News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Tanya ? Jawab untuk Pemula

Started by Nevada, 14 March 2009, 08:01:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

juanpedro

Quote from: Shinichi on 06 November 2013, 01:43:08 PM
Avalokitesvara dlm Mahayana adalah seorang Bodhisattva yang terkemuka dlm hal belas kasih (karuna), seperti halnya Manjusri yg terkemuka dlm hal kebijaksanaan (prajna/panna).

Menurut Mahayana, 2 aspek pencerahan Sang Buddha adalah prajna dan karuna. Mahayana awal lebih menekankan pada aspek prajna spt dlm teks2 Prajnaparamita di mana peran Manjusri lbh menonjol. Belakangan penekanannya berubah ke aspek karuna shg Avalokitesvara lbh banyak dipuja sbg Bodhisattva yg menunda Pencerahan utk menolong makhluk-makhluk yg menderita di samsara.
dimengerti. terima kasih banyak _/\_

suli

Barusan sy jalan2 ke Perpustakaan DC & membaca koleksi2nya, diantaranya 'Riwayat Hidup Yasodhara', buku yg indah & menginspirasi. Ada bbrp hal yg ingin sy tanyakan :

-  disana dikatakan bahwa :

Merupakan bukan suatu kebetulan pangeran Siddharta saat usia 16 tahun memilih putri Yasodhara sebagai istrinya tetapi merupakan suatu ikatan kamma masa lampau yang sangat kuat karena ternyata putri Yasodhara terlah menjadi pasangan, mendampingi selama beratus-ratus kelahiran. Dengan cinta yang mendalam, ia mendampingi selama masa kehidupan terakhir mereka.

pertanyaan sy : cinta yg seperti apa yang dimiliki putri Yasodhara & pangeran Siddharta sehingga dapat menjadi pasangan selama beratus2 kelahiran? apakah ikatan cinta seperti antara pria & wanita sprt umumnya kita manusia biasa ini ? mengingat bahwa baik putri Yasodhara maupun pangeran Siddharta terlahir di bbrp ratus kelahiran tersebut adalah sebagai manusia .......
(mohon maaf kalo ada salah kata  ^:)^ )
Kisah putri Yasodhara ini menjadi teladan bagi kita kaum wanita, sy senang kita memiliki seorg putri yg agung yg dpt kita contoh sikap2nya.... _/\_
🙏

William_phang

Quote from: suli on 19 November 2013, 02:38:59 PM
Barusan sy jalan2 ke Perpustakaan DC & membaca koleksi2nya, diantaranya 'Riwayat Hidup Yasodhara', buku yg indah & menginspirasi. Ada bbrp hal yg ingin sy tanyakan :

-  disana dikatakan bahwa :

Merupakan bukan suatu kebetulan pangeran Siddharta saat usia 16 tahun memilih putri Yasodhara sebagai istrinya tetapi merupakan suatu ikatan kamma masa lampau yang sangat kuat karena ternyata putri Yasodhara terlah menjadi pasangan, mendampingi selama beratus-ratus kelahiran. Dengan cinta yang mendalam, ia mendampingi selama masa kehidupan terakhir mereka.

pertanyaan sy : cinta yg seperti apa yang dimiliki putri Yasodhara & pangeran Siddharta sehingga dapat menjadi pasangan selama beratus2 kelahiran? apakah ikatan cinta seperti antara pria & wanita sprt umumnya kita manusia biasa ini ? mengingat bahwa baik putri Yasodhara maupun pangeran Siddharta terlahir di bbrp ratus kelahiran tersebut adalah sebagai manusia .......
(mohon maaf kalo ada salah kata  ^:)^ )
Kisah putri Yasodhara ini menjadi teladan bagi kita kaum wanita, sy senang kita memiliki seorg putri yg agung yg dpt kita contoh sikap2nya.... _/\_


kalo baca RAPB dari awal harusnya bisa melihat bagaimana mereka bertemu.....

ada 4 hal yang membuat pasangan bisa berkumpel bersama dikehidupan selanjutnya:
1. berkeyakinan yang sama (samma saddha)
2. kedermawanan yang sepadan (samma cagga)
3. moralitas yang sepadan (samma sila)
4. kebijaksanaan yang sepadan (samma panna)


juanpedro

Quote from: william_phang on 19 November 2013, 02:48:01 PM
kalo baca RAPB dari awal harusnya bisa melihat bagaimana mereka bertemu.....

ada 4 hal yang membuat pasangan bisa berkumpel bersama dikehidupan selanjutnya:
1. berkeyakinan yang sama (samma saddha)
2. kedermawanan yang sepadan (samma cagga)
3. moralitas yang sepadan (samma sila)
4. kebijaksanaan yang sepadan (samma panna)
kemelekatan nda dihitung ya Om? :P

dhammadinna

#1894
QuoteAcquisition (upadhi): The mental "baggage" that the unawakened mind carries around. The Culaniddesa lists ten types of acquisition: craving, views, defilement, action, misconduct, nutriment (physical and mental), resistance, the four physical properties sustained in the body (earth, water, wind, and fire), the six external sense media (forms, sounds, smells, tastes, tactile sensations, and ideas), and the six forms of sensory consciousness (eye-consciousness, ear-, nose-, tongue-, body-, and intellect-consciousness). The state without acquisitions is Unbinding.

Ada yang tau istilah pali untuk sepuluh acquisition itu? mungkin bisa telusuri ke Culaniddesa? saya cari tapi tidak ketemu..

suli

Quote from: william_phang on 19 November 2013, 02:48:01 PM
kalo baca RAPB dari awal harusnya bisa melihat bagaimana mereka bertemu.....

ada 4 hal yang membuat pasangan bisa berkumpel bersama dikehidupan selanjutnya:
1. berkeyakinan yang sama (samma saddha)
2. kedermawanan yang sepadan (samma cagga)
3. moralitas yang sepadan (samma sila)
4. kebijaksanaan yang sepadan (samma panna)



Trims utk jawabannya Bo William  _/\_
tp mksd pertanyaan saya : apakah selama terlahir sebagai manusia di bbrp ratus kehidupan itu, baik putri Yasodhara maupun pangeran Sidharta mengalami cinta antar lawan jenis ? adanya saling ketertarikan, kemudian jatuh cinta seperti manusia awam pd umumnya?
terimakasih  _/\_
🙏

seniya

Quote from: dhammadinna on 20 November 2013, 01:03:07 PM
Ada yang tau istilah pali untuk sepuluh acquisition itu? mungkin bisa telusuri ke Culaniddesa? saya cari tapi tidak ketemu..

Menurut Bhikkhu Bodhi dalam catatan kaki pada terjemahan MN 26:

299) Upadhi: makna akarnya adalah fondasi, dasar, landasan (PED). Dalam komentar dijelaskan berbagai jenis upadhi, di antaranya adalah kelima kelompok unsur kehidupan, objek-objek kenikmatan indria, kekotoran-kekotoran, dan kamma. Ñm menerjemahkan kata ini secara konsisten sepanjang sutta sebagai "sifat dasar kehidupan", yang sering kali mengaburkan makna kontekstualnya. Saya mencoba menangkap beberapa konotasi kata ini dengan menerjemahkannya menjadi "perolehan-perolehan" yang mana makna objektifnya lebih menonjol (seperti di sini) dan sebagai "perolehan" yang mana makna subjektifnya lebih menonjol. Pada MN 26.19, Nibbāna disebut "lepasnya segala perolehan" (sabb' ūpadhipaṭinissagga), dengan kedua makna itu yang dimaksudkan.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

dhammadinna


seniya

Quote from: suli on 20 November 2013, 01:26:40 PM


Trims utk jawabannya Bo William  _/\_
tp mksd pertanyaan saya : apakah selama terlahir sebagai manusia di bbrp ratus kehidupan itu, baik putri Yasodhara maupun pangeran Sidharta mengalami cinta antar lawan jenis ? adanya saling ketertarikan, kemudian jatuh cinta seperti manusia awam pd umumnya?
terimakasih  _/\_

Dalam kisah-kisah kehidupan lampau Sang Buddha yang ditemukan dalam Jataka seringkali mengisahkan cinta Bodhisatta dan Yasodhara seperti layaknya sepasang kekasih (wajar karena memang Bodhisatta itu belum tercerahkan dan masih diliputi dengan keinginan dan kemelekatan). Misalnya:

"Hidup bersama-sama di kehidupan lalu dan karena kebajikan dalam kehidupan kali ini, cinta lahir bagaikan teratai di atas air. Dengan hidup bersama, dengan pandangan, dengan senyuman, cinta lahir di antara pria dan wanita. Ketika cinta masuk ke dalam pikiran dan hati menjadi gembira, laki-laki yang memahami akan menjadi yakin, dengan berkata, 'Ia berbahagia bersamaku pada masa lampau'." (Nalini Jataka, Mahavastu)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Andrew Blulab

Saya mau tanya, apa bedanya tu di kong dan fu de cheng sen? Pertanyaan saya yg ke dua, apa mantranya? Terima kasih.

DeNova

1. Sebenernya menurut mahayana apakah avalokitesvara telah mencapai ke buddhaan atau blom? Hingga sekarang?
2. Bagaimana mahayana memandang pelafalan mantra atau chanting? Apakah kegunaannya? Apakah untuk sarana mencapai tingkat konsentrasi tertentu? Atau adakah kemampuan magis yang dihasilkan dari pelafalan tsb?
3. Dalam mahayana dikenal istilah thian atau tuhan padahal di agama Buddha tak dikenal istilah satu wujud yang esa.. Lalu thian disini perwujudan apa ya?
Trims b4. _/\_

seniya

Quote from: DeNova on 03 December 2013, 06:24:36 PM
1. Sebenernya menurut mahayana apakah avalokitesvara telah mencapai ke buddhaan atau blom? Hingga sekarang?

Setahuku sudah tetapi menunda/menangguhkan pencerahannya untuk menolong makhluk-makhluk di samsara

Quote2. Bagaimana mahayana memandang pelafalan mantra atau chanting? Apakah kegunaannya? Apakah untuk sarana mencapai tingkat konsentrasi tertentu? Atau adakah kemampuan magis yang dihasilkan dari pelafalan tsb?

Dalam Mahayana pelafalan mantra dikatakan bisa digunakan untuk objek melatih konsentrasi (meditasi). Kalo soal kemampuan magis kurang tahu, tetapi mantra memang diyakini memiliki manfaat magis yang sulit dijelaskan secara logika.

Quote3. Dalam mahayana dikenal istilah thian atau tuhan padahal di agama Buddha tak dikenal istilah satu wujud yang esa.. Lalu thian disini perwujudan apa ya?
Trims b4. _/\_

Setahuku gak ada istilah Thian/Tuhan dalam Mahayana, yang ada istilah Tathagatagarbha/Dharmakaya/Adi Buddha yang dalam beberapa aliran dianggap Tuhan personal, tetapi non-personifikasi dalam Mahayana awal.

Cmiiw.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Sumedho

Quote from: Shinichi on 04 December 2013, 07:32:23 AM
Setahuku gak ada istilah Thian/Tuhan dalam Mahayana, yang ada istilah Tathagatagarbha/Dharmakaya/Adi Buddha yang dalam beberapa aliran dianggap Tuhan personal, tetapi non-personifikasi dalam Mahayana awal.

Cmiiw.
kecuali utk beberapa "tempat" yg sudah ada sinkretisme dengan yg lainnya
There is no place like 127.0.0.1

seniya

Quote from: Sumedho on 04 December 2013, 10:44:44 AM
kecuali utk beberapa "tempat" yg sudah ada sinkretisme dengan yg lainnya

Tuhan sampai turun tangan  ^:)^
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

DeNova

Quote from: Shinichi on 04 December 2013, 07:32:23 AM
Setahuku sudah tetapi menunda/menangguhkan pencerahannya untuk menolong makhluk-makhluk di samsara

Dalam Mahayana pelafalan mantra dikatakan bisa digunakan untuk objek melatih konsentrasi (meditasi). Kalo soal kemampuan magis kurang tahu, tetapi mantra memang diyakini memiliki manfaat magis yang sulit dijelaskan secara logika.

Setahuku gak ada istilah Thian/Tuhan dalam Mahayana, yang ada istilah Tathagatagarbha/Dharmakaya/Adi Buddha yang dalam beberapa aliran dianggap Tuhan personal, tetapi non-personifikasi dalam Mahayana awal.

Cmiiw.

berarti bisa dikatakan chanting sebagai metode pengantar meditasi selain menggunakan objek napas, sensasi atau unsur? :-?