Ajaran Sunnata Dalam Theravada

Started by Kelana, 14 November 2007, 09:51:04 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

tesla

Quote from: Suchamda on 01 June 2008, 09:39:17 AM
Kalau rekan Tesla merasa divonis, dengan ini saya ingin mengucapkan permintaan maaf. 

Sama sama, maafkan saya! :)

bow to you ^:)^
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Suchamda

QuoteLogika sederhana saja, sudah ada contoh jelas Sang Buddha yg menemukan sendiri Dhamma, kenapa kamu malah berpendapat bahwa kita yg biasa ini harus melalui proses belajar?

kalau kamu berpikir bahwa Sang Buddha sebelum tercerahkan memang sudah lebih tinggi dari Anda entah karena suatu sebab, maka saya pertanyakan kembali dasar Buddhisme Anda. masih berpikir Sang Buddha memang terlahir 'lebih' karena pemberian anugerah Tuhan? chuckle

Sebenarnya tidak perlu pakai logika. Cukup lihat saja diri kamu sendiri bagaimana. Lihatlah juga kenyataan di sekitar kamu. :)
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

hudoyo

#77
Quote from: Suchamda on 01 June 2008, 09:39:17 AM
Saya rasa yang terpenting adalah alasan apa yang ada di balik suatu pengungkapan. Walaupun menurut pendapat anda reason saya mengatakan Sang Buddha adalah lebih unggul dari kita itu salah, tetapi itu sama sekali bukan karena suatu sikap sentimen. Ada alasannya untuk mengatakan demikian.

Anda sudah bilang dan saya sudah bilang, bahwa itu sekadar pendapat yang berbeda. ... Terpulang pada sidang pembaca untuk mengambil kesimpulan ...

QuoteKedua, saya tidak pernah bisa tahu bagaimana sudut pandang forum pembaca, apakah bapak merasa bisa tahu?

Yang penting menghindari penilaian subyektif terhadap sikap/pendapat lawan bicara masuk ke dalam diskusi yang terbuka.

Kalau perlu juga penilaian, seharusnya itu disampaikan dalam bentuk pertanyaan: "Tesla, apakah pendapat Anda itu tidak ekstrem?"

Salam,
hudoyo

Suchamda

Quote from: HudoyoUntuk mengenal Dhamma orang harus mengenal pikirannya sendiri ... sampai pikiran itu berhenti. ... Di situlah orang baru tahu apa yang dinamakan oleh Sang Buddha "melihat apa adanya".

Untuk tahu dan menjalankan apa yang bapak katakan, apakah itu bukan suatu proses belajar?
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

tesla

Quote from: Suchamda on 01 June 2008, 09:46:04 AM
Sebenarnya tidak perlu pakai logika. Cukup lihat saja diri kamu sendiri bagaimana.
saya setuju mengenai ini

Quote
Lihatlah juga kenyataan di sekitar kamu. :)
jadi Anda sekarang berpikir, pencerahan dapat dicapai dg cara melihat kenyataan di sekitar saya (diluar)?

Terus terang saya setuju dg pendapat pertama, yaitu melihat ke diri sendiri (ke dalam), bukan melihat sekitar (ke luar).
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Suchamda

Quote from: HudoyoSaya merasa ada kerancuan tentang istilah 'belajar' di sini ... Di atas Anda menggunakan kata 'belajar' untuk suatu kegiatan intelektual mempelajari filsafat-filsafat Buddhis ...

Bukan. Bukan itu yang saya maksudkan dengan belajar.
Belajar adalah segala sesuatu proses yang kita lalui untuk mencapai suatu titik pada saat kini.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Suchamda

#81
Quote from: TeslaTerus terang saya setuju dg pendapat pertama, yaitu melihat ke diri sendiri (ke dalam), bukan melihat sekitar (ke luar).

Mengapa anda harus membedakan apa yang di dalam dan apa yang di luar? Bukankah itu pikiran konseptual lagi?

Maaf, rekan Tesla apakah anda tidak melihat bahwa ini yg saya maksud  dengan ekstrim, condong ke satu hal? Menolak sesuatu dan menyukai yang lainnya, pilih-pilih, membuat penilaian2, dst.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

EVO


hudoyo

Quote from: Suchamda on 01 June 2008, 09:52:29 AM
Bukan. Bukan itu yang saya maksudkan dengan belajar.
Belajar adalah segala sesuatu proses yang kita lalui untuk mencapai suatu titik pada saat kini.

Saya tidak berpendapat demikian. ...

Menurut saya, untuk berhenti tidak perlu belajar apa pun. ... Ketika disadari bahwa segala sesuatu yang selama ini kita pelajari ternyata hanya kesesatan belaka ... itulah berhenti. ... Jadi tidak ada proses belajar untuk berhenti ... Untuk berhenti hanya diperlukan sadar/eling.

Salam,
hudoyo

tesla

Quote from: Suchamda on 01 June 2008, 09:54:39 AM
Mengapa anda harus membedakan apa yang di dalam dan apa yang di luar? Bukankah itu pikiran konseptual lagi?

Maaf, inilah yg saya maksud dengan ekstrim, condong ke satu hal. Menolak sesuatu dan menyukai yang lainnya, pilih-pilih, membuat penilaian2, dst.
yah istilah dalam dan luar itu adalah konsep pikiran yg saya harapkan kamu dapat memahaminya.
yg kalau bukan konsep:
pikiran berhenti yg dimaksud Pak Hudoyo adalah ketika tidak ada lagi subjek, objek dan predikat. tidak ada lagi aku yg berhenti juga.

ekstrim juga? :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Suchamda

Quote from: hudoyo on 01 June 2008, 09:56:18 AM
Quote from: Suchamda on 01 June 2008, 09:52:29 AM
Bukan. Bukan itu yang saya maksudkan dengan belajar.
Belajar adalah segala sesuatu proses yang kita lalui untuk mencapai suatu titik pada saat kini.

Saya tidak berpendapat demikian. ...

Menurut saya, untuk berhenti tidak perlu belajar apa pun. ... Ketika disadari bahwa segala sesuatu yang selama ini kita pelajari ternyata hanya kesesatan belaka ... itulah berhenti. ... Jadi tidak ada proses belajar untuk berhenti ... Untuk berhenti hanya diperlukan sadar/eling.

Salam,
hudoyo

Kalau saya melihatnya, apa yang kita bicarakan sebetulnya pada basis yang sama. Hanya saja cara mengungkapkannya berbeda. Berbeda dari cara melihatnya, padahal esensinya sudah ketemu.

"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

hudoyo

Quote from: Suchamda on 01 June 2008, 10:00:28 AM
Quote from: hudoyo on 01 June 2008, 09:56:18 AM
Quote from: Suchamda on 01 June 2008, 09:52:29 AM
Bukan. Bukan itu yang saya maksudkan dengan belajar.
Belajar adalah segala sesuatu proses yang kita lalui untuk mencapai suatu titik pada saat kini.

Saya tidak berpendapat demikian. ...

Menurut saya, untuk berhenti tidak perlu belajar apa pun. ... Ketika disadari bahwa segala sesuatu yang selama ini kita pelajari ternyata hanya kesesatan belaka ... itulah berhenti. ... Jadi tidak ada proses belajar untuk berhenti ... Untuk berhenti hanya diperlukan sadar/eling.

Kalau saya melihatnya, apa yang kita bicarakan sebetulnya pada basis yang sama. Hanya saja cara mengungkapkannya berbeda. Berbeda dari cara melihatnya, padahal esensinya sudah ketemu.

Sampai posting sebelum ini saja kita masih bersilang pendapat ... Kalau sekarang Anda berpendapat demikian, ya silakan saja. ...

Saya sendiri tidak punya pendapat apa-apa. ... Lihat saja 'apa adanya'. :)

Salam,
hudoyo

Suchamda

Quote from: tesla on 01 June 2008, 10:00:06 AM
Quote from: Suchamda on 01 June 2008, 09:54:39 AM
Mengapa anda harus membedakan apa yang di dalam dan apa yang di luar? Bukankah itu pikiran konseptual lagi?

Maaf, inilah yg saya maksud dengan ekstrim, condong ke satu hal. Menolak sesuatu dan menyukai yang lainnya, pilih-pilih, membuat penilaian2, dst.
yah istilah dalam dan luar itu adalah konsep pikiran yg saya harapkan kamu dapat memahaminya.
yg kalau bukan konsep:
pikiran berhenti yg dimaksud Pak Hudoyo adalah ketika tidak ada lagi subjek, objek dan predikat. tidak ada lagi aku yg berhenti juga.

ekstrim juga? :)

Hmm, tidak ada subyek-obyek, berarti untuk 'melihat' tidak perlu pilih2 lagi luar atau dalam kan?
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

tesla

#89
Quote from: Suchamda on 01 June 2008, 10:04:42 AM
Quote from: tesla on 01 June 2008, 10:00:06 AM
Quote from: Suchamda on 01 June 2008, 09:54:39 AM
Mengapa anda harus membedakan apa yang di dalam dan apa yang di luar? Bukankah itu pikiran konseptual lagi?

Maaf, inilah yg saya maksud dengan ekstrim, condong ke satu hal. Menolak sesuatu dan menyukai yang lainnya, pilih-pilih, membuat penilaian2, dst.
yah istilah dalam dan luar itu adalah konsep pikiran yg saya harapkan kamu dapat memahaminya.
yg kalau bukan konsep:
pikiran berhenti yg dimaksud Pak Hudoyo adalah ketika tidak ada lagi subjek, objek dan predikat. tidak ada lagi aku yg berhenti juga.

ekstrim juga? :)

Hmm, tidak ada subyek-obyek, berarti untuk 'melihat' tidak perlu pilih2 lagi luar atau dalam kan?
bicara soal non-konsep, tidak ada lagi yg melihat.

kalau pakai pikiran ga akan ketemu. :)
sudah jelas ketika ada pikiran, berarti ada subjek nya.

utk saat ini kita break dulu deh. ;)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~