News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

(ask) Apakah Dhamma bisa membuat kita hidup bahagia???

Started by hide_x893, 06 March 2009, 12:50:54 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hatRed

Quote from: hide_x893 on 06 March 2009, 02:29:27 PM
^ kalo mengamati itu sering gan tapi ga ada perubahan (saya tau saya mudah marah...saya tau juga pas lagi marah, tapi kenapa marah saya sulit hilang atau berkurang)

ambil napiss........

buang napiss.......

ambil napiss........

buang napiss.......

ambil napiss........

buang napiss.......

ambil napiss........

buang napiss.......

trus berkata dalam hati, "anatta anatta anatta anatta anatta"




(om hendra pinjem monyet nya dulu ya ^-^ )
i'm just a mammal with troubled soul



huihui

Quote from: hide_x893 on 06 March 2009, 02:34:29 PM
Quote from: huihui on 06 March 2009, 01:10:59 PM
sebenarnya agak bingung jelasinnya gimana he5x. intinya kl disaat kita sedang berada dalam kesulitan, kita akan terus berusaha mencari dan terus mencari sebab kesulitan itu... dan apabila kita sudah menemukannya kita pasti akan merasakan suatu kebahagiaan..

:D jadi jangan jadikan kesulitan itu suatu hambatan, tapi jadikan kesulitan itu suatu kesempatan untuk terus maju :D karena pasti akan ada hasil yang baik di balik itu :D

nb : kek MLM aja :)) yah gitu deh...

just my IMO semoga bisa di terima, semoga jawabannya nyambung sama yang ditanyaken, semoga bermanfaat, SSMHB :D

saya setuju dengan pernyataan tersebut...tapi untuk benar2 merealisasikan harus dengan cara yang seperti apa dan bagaimana :)

selalu mendoakan orang yang kita kesal, agar dia selalu hidup berbahagia. positive thinking aja deh..

walaupun sulit, tapi tetap berlatih aja :D  _/\_

Rina Hong

Kebahagiaan identik dengan kedamaian hati alias ketenangan bathin
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

andry

baru saja kemaren baca..

Saya kutipkan
"tujuan akhir umat buddha adalah mencapai pencerahan, akan tetapi meditasi yang dilakukan dengan tujuan tersebut pun, menghasilakan tujuan2 jangka pendek.
Sejalan dengan melunaknya gambaran konkret kita akan kenyataan, kita mengembangkan sebuah jati diri yang lebih positif and realistis sehingga menjadi tenang dan menjadi mengurangi kecemasan. Kita belajar untuk lebih memiliki sedikit harapan yang tak reaslistis terhadap orang2 atau benda2 dilingkungan kita, dan oleh karenanya mengalami lebih seikit kekecewaan, hubungan dengan orang lain pun menjadibertamabh baik, lebih stabil dan memuaskan"

Sumber:meditasi sebuah petunjuk praktis
Samma Vayama

Lily W

Quote from: hide_x893 on 06 March 2009, 12:50:54 PM
_/\_ teman-teman sedhamma, saya mau tanya apakah dengan mengetahui dan menjalankan Dhamma kita bisa hidup bahagia?---> YA
Lalu apakah Dhamma itu sendiri? karena setau saya Dhamma identik dengan 4 Hukum Kebenaran Mulia? apakah Dhamma= 4 Hukum Kebenaran Mulia?
Trus mengapa dalam Buddhisme selalu terdapat penekanan terhadap hidup yang bahagia (ini kesimpulan saya sendiri setelah mempelajari agama Buddha). trus definisi bahagia itu seperti yang bagaimana?

mohon petunjuknya ^:)^

Ada beberapa pengertian mengenai Dhamma yaitu :
1. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
       a.   Rupa    : Materi bentuk jasmani
       b.   Nama    : Bathin, Jiwa
2. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
     a. Lokiya : duniawi
     b. Lokuttara : di atas duniawi, di luar duniawi, luhur
3. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
     a. Sankkata-Dhamma : yang bersyarat yaitu :
        - tertampak dilahirkan
        - tertampak lenyapnya
        - selama ia berada tertampak perubahan-perubahannya
     b. Asankkata-Dhamma : yang tidak bersyarat (Nibbana) yaitu :
        - tidak dilahirkan
        - tidak termusnah
        - ada dan tidak berubah
4. Dhamma 3 : 3 Bagian Dhamma yaitu :
     a. Kusala-Dhamma    : keadaan yang baik
     b. Akusala-Dhamma    : keadaan yang tidak baik
     c. Abyakata-Dhamma   : Keadaan yang  netral
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1439.0

Menurut hakikat sesungguhnya... wujud sebenarnya dari 4 Hukum Kebenaran Mulia adalah sbb :
~. Dukkha Ariyasacca (kesunyataan suci tentang Dukkha)
   Wujud sebenarnya dari DUKKHA SACCA itu
   adalah Lokiyacitta  81, cetasika 51 (tidak termasuk Lobhacetasika),
   Rupa28 ---> Dhamma no. 1, 2a, 3a, 4
   

~. Dukkhasamudaya Ariyasacca (kesunyataan suci tentang  asal mula dukkha)
   Wujud sebenarnya dari SAMUDAYA SACCA itu adalah Lobhacetasika --> Dhamma no. 1b, 2a,3a,4b

~. Dukkhanirodha Ariyasacca (kesunyataan suci tentang akhir dukkha)
   Wujud sebenarnya dari NIRODHA SACCA itu adalah Nibbana --> Dhamma no. 3 b, 4c

~. Dukkhanirodhagaminipatipada Ariyasacca (kesunyataan suci tentang
   jalan yang menuju ke akhir dukkha)

   Wujud sebenarnya dari MAGGA SACCA itu adalah Maggangacetasika 8 dalam Maggacitta 4. ---> Dhamma no. 1b, 2a, 3a, 4a


Bro Hide... tolong baca link http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1428.0
ini ada cuplikan dikit dari link tsb... semoga bermanfaat buat bro...:)

Saya ingin memberikan sebuah contoh yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari agar lebih jelas, apa sebenarnya yang dapat membuat kita bahagia. Bila Anda mempunyai seorang anak kecil, dan si anak menginginkan sesuatu yang ia sukai misalkan es krim. Dia lalu minta es krim kepada ibunya, dan jika si ibu tidak segera memberikannya, si anak akan terus merengek, terus meminta, kadang-kadang sambil menangis dan berteriak-teriak minta es krim. Sehingga akhirnya ketika si ibu memberikan es krim kepada si anak, maka dengan serta-merta ia akan berhenti menangis atau berteriak, dan ia menjadi senang sekali. Si anak senang/bahagia, tetapi ia tidak menyadari dari mana datangnya rasa senang/bahagia itu. Ia mengira itu datang dari es krim tersebut. Tetapi bila kita melihat kejadian tersebut dari sudut psikologis, itu hanyalah penghentian yang sementara dari keinginannya terhadap es krim. Jadi dengan terbebasnya kita dari keinginanlah yang akan membuat kita bahagia.

Sama juga halnya dengan orang-orang dewasa, yang memiliki banyak keinginan yaitu ingin melihat benda-benda yang cantik atau indah, mendengar suara-suara yang merdu, mencium bau yang harum/segar, mengecap makanan yang lezat-lezat, mendapatkan sensasi sentuhan fisik yang mengenakkan, dan memikirkan atau merencanakan gagasan-gagasan yang menarik.

Sang Buddha tidak pernah berkata: "Jangan engkau nikmati hal-hal tersebut! Beliau juga tidak pernah berkata: "Jangan merasa gembira/bahagia! Dan Sang Buddha mengatakan bahwa bukannya dengan memiliki benda-benda (materi) yang akan memberikan kebahagiaan, tetapi dengan terbebasnya kita dari kemelekatan dan ikatan nafsu keinginanlah yang sesungguhnya memberikan kebahagiaan yang lebih tinggi.

_/\_ :lotus:

~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

hatRed

Quote from: andry on 06 March 2009, 03:39:53 PM
Sejalan dengan melunaknya gambaran konkret kita akan kenyataan, kita mengembangkan sebuah jati diri yang lebih positif and realistis

what the......

::)

melunakkan suatu yg konkret dapat mengembangkan hal yg "realistis" ???

aneh....


Quote
Kita belajar untuk lebih memiliki sedikit harapan yang tak reaslistis terhadap orang2 atau benda2 dilingkungan kita, dan oleh karenanya mengalami lebih seikit kekecewaan,

mirip agama tetangga deh....
i'm just a mammal with troubled soul



andry

Quote from: hatRed on 06 March 2009, 03:47:46 PM
Quote from: andry on 06 March 2009, 03:39:53 PM
Sejalan dengan melunaknya gambaran konkret kita akan kenyataan, kita mengembangkan sebuah jati diri yang lebih positif and realistis

what the......

::)

melunakkan suatu yg konkret dapat mengembangkan hal yg "realistis" ???

aneh....


Quote
Kita belajar untuk lebih memiliki sedikit harapan yang tak reaslistis terhadap orang2 atau benda2 dilingkungan kita, dan oleh karenanya mengalami lebih seikit kekecewaan,

mirip agama tetangga deh....
Mirip yah OM?? wah baguslah...
bisa d share ...
Samma Vayama

Dhamma Sukkha

Quote from: hide_x893 on 06 March 2009, 12:50:54 PM
_/\_ teman-teman sedhamma, saya mau tanya apakah dengan mengetahui dan menjalankan Dhamma kita bisa hidup bahagia?
Lalu apakah Dhamma itu sendiri? karena setau saya Dhamma identik dengan 4 Hukum Kebenaran Mulia? apakah Dhamma= 4 Hukum Kebenaran Mulia?
Trus mengapa dalam Buddhisme selalu terdapat penekanan terhadap hidup yang bahagia (ini kesimpulan saya sendiri setelah mempelajari agama Buddha). trus definisi bahagia itu seperti yang bagaimana?

mohon petunjuknya ^:)^
kulit, Dhamma itu tidak hanya 4 hukum kesunyataan mulia ;D ;D ;D
Dhamma itu artinya sangat luas...
Dhamma dapat diartikan sebagai kebenaran, dan juga yang lainnya...
Dhamma tidak hanya 4 kesunyataan mulia, tetapi mencakup 4 kesunyataan mulia ;D ;D ;D ;D
Quote
Trus mengapa dalam Buddhisme selalu terdapat penekanan terhadap hidup yang bahagia (ini kesimpulan saya sendiri setelah mempelajari agama Buddha).
seperti yang dikatakan Ajahn Brahm, karena Buddhis mengajarkan kebahagiaan, bukan penderitaan,

mo nanya, lit....
maksudnya dari penekanan kebahagiaan seperti apa yang kulit maksud?


Quote
trus definisi bahagia itu seperti yang bagaimana?
bahagia yang bagaimana yang kulit maksud itu?
yang pasti kebahagiaan yang saat ini kita rasakan masih diliputi oleh dukkha ;D ;D ;D
setiap kali kita merasa bahagia, kebahagiaan yang kita rasakan ini tidaklah kekal...
setiap kali muncul duka, maka artinya suka yang berkurang, setiap muncul suka artinya duka kita sedang berkurang, jadi kebahagiaan kita di dunia saat ini, hanyalah bersifat sementara... tidaklah kekal...


Quote from: hide_x893 on 06 March 2009, 02:29:27 PM
^ kalo mengamati itu sering gan tapi ga ada perubahan (saya tau saya mudah marah...saya tau juga pas lagi marah, tapi kenapa marah saya sulit hilang atau berkurang)
klo kulit mau marah, kulit mesti berpikir begini: napa saya musti marah pada orang lain?
Ngomong2 kulit, biasanya penyebab kulit marah itu apa mangnya?

Apakah Dhamma bisa membuat kita bahagia?
menurut wnya, bisaaaa ;D ;D ;D ;D ;D
karena di dalam Buddha Dhamma ada mengajarkan berbagai hal, yang dapat membuat kita bahagia\<^0^>/, dapat membuat kita jadi tenang, damai, dan tentramm\ ;D /\ ;D /



Metta Cittena,
Citta ;D ;D _/\_
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

hide_x893

thank you...masih lagi proses membaca halaman 2 untuk perenungan dan pertanyaan selanjutnya :D

cunda

Quote from: hide_x893 on 06 March 2009, 01:16:35 PM

hehe..thanks gan
btw saya masih penasaran mengenai ini
karena setau saya Dhamma identik dengan 4 Hukum Kebenaran Mulia? apakah Dhamma= 4 Hukum Kebenaran Mulia? lalu apa yang menjadi penekanan dalam Dhamma, karena Dhamma begitu luas dan dalam sehingga saya merasa Dhamma terlalu sulit untuk dipelajari... karena untuk memahami 4 kebenaran mulia sungguh sulit. Belum lagi yang lainnya... :(



namaste suvatthi hotu

Sebagai umat Buddha seharusnya kita tahu kemampuan diri kita sendiri, apabila tidak dapat menjangkau Dhamma yang tinggi seperti Empat Kebenaran Ariya, jangkau saja yang ringan dan mudah. Yang ringan dan mudah saja masih terasa sulit bagi kita.

Dīghanikāyo; Sīlakkhandhavaggapāḷi; 3. Ambaṭṭhasuttaṃ; Pokkharasātibuddhupasaṅkamanaṃ 298

Buddha menerangkan Dhamma secara bertingkat (anupubbiṃ kathaṃ) pada mereka yang masih awam seperti apa yang diajarkan kepada seorang Brāhmaṇa yang bernama Pokkharasāti, yaitu: yaitu: penjelasan tentang dana (dānakathaṃ), kemoralan (sīlakathaṃ), surga (saggakathaṃ); bahaya nafsu kesenangan indra (kāmānaṃ ādīnavaṃ), ketidak-berhargaan noda batin (okāraṃ saṃkilesaṃ), Beliau menerangkan manfaat pelepasan nafsu (nekkhamme ānisaṃsaṃ)


Ketika Bhagavā mengetahui pikiran Brāhmaṇa Pokkharasāti telah siap, lembut, bebas dari rintangan, gembira, dan yakin, kemudian beliau menjelaskan kotbah Dhamma yang dipuji oleh para Buddha, yaitu: dukkha, asal mula dukkha (samudayaṃ), lenyapnya dukkha (nirodhaṃ) dan jalan menuju lenyapnya dukkha (maggaṃ).


Kita seringkali melangkah terlalu jauh sehingga banyak Dhamma yang terlewat, gak heran besok lusa kita menjadi orang yang bingung dan tersesat dalam rimba pendapat.

Semoga kita semua dapat memahami Dhamma yang sesuai dengan kemampuan batin masing-masing.


Thuti

hide_x893

Quote from: Citta Devi on 06 March 2009, 04:20:51 PM
seperti yang dikatakan Ajahn Brahm, karena Buddhis mengajarkan kebahagiaan, bukan penderitaan,

mo nanya, lit....
maksudnya dari penekanan kebahagiaan seperti apa yang kulit maksud?

bahagia yang bagaimana yang kulit maksud itu?
yang pasti kebahagiaan yang saat ini kita rasakan masih diliputi oleh dukkha Grin Grin Grin
setiap kali kita merasa bahagia, kebahagiaan yang kita rasakan ini tidaklah kekal...
setiap kali muncul duka, maka artinya suka yang berkurang, setiap muncul suka artinya duka kita sedang berkurang, jadi kebahagiaan kita di dunia saat ini, hanyalah bersifat sementara... tidaklah kekal...

saya sangat2 setuju dengan hal diatas akan tetapi bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kebahagiaan menghampiri kita...
dalam Buddhisme saya merasakan dengan melaksanakan Dhamma pasti kebahagiaan akan datang, akan tetapi hal yang saya rasakan justru hal tersebut membuat saya bingung sendiri... :(
jadi saya tidak tahu bahagia itu seperti apa...padahal disatu sisi saya sering marah2, mudah tertekan... padahal selama ini saya juga melaksanakan Dhamma dan berusaha memahami Dhamma baik melalu informal dan juga formal

hide_x893


hide_x893

Quote from: Citta Devi on 06 March 2009, 04:20:51 PM
klo kulit mau marah, kulit mesti berpikir begini: napa saya musti marah pada orang lain?
Ngomong2 kulit, biasanya penyebab kulit marah itu apa mangnya?
Apakah Dhamma bisa membuat kita bahagia?
menurut wnya, bisaaaa ;D ;D ;D ;D ;D
karena di dalam Buddha Dhamma ada mengajarkan berbagai hal, yang dapat membuat kita bahagia\<^0^>/, dapat membuat kita jadi tenang, damai, dan tentramm\ ;D /\ ;D /

saya terbiasa menggerutu di dalam hati (jadi seandainya saya lagi mengerjakan tugas, lalu saya ditelpon oleh teman atau ortu, saya sering berbicara aga membentak atau cuek, karena saya merasa terganggu, saya menyadari hal ini, tapi sulit untuk merubahnya), saya menyadari hal itu...tapi saya tidak pernah merasa berubah dengan hanya menyadari hal itu... :(

markosprawira

Quote from: hide_x893 on 06 March 2009, 04:36:45 PM
Quote from: Citta Devi on 06 March 2009, 04:20:51 PM
seperti yang dikatakan Ajahn Brahm, karena Buddhis mengajarkan kebahagiaan, bukan penderitaan,

mo nanya, lit....
maksudnya dari penekanan kebahagiaan seperti apa yang kulit maksud?

bahagia yang bagaimana yang kulit maksud itu?
yang pasti kebahagiaan yang saat ini kita rasakan masih diliputi oleh dukkha Grin Grin Grin
setiap kali kita merasa bahagia, kebahagiaan yang kita rasakan ini tidaklah kekal...
setiap kali muncul duka, maka artinya suka yang berkurang, setiap muncul suka artinya duka kita sedang berkurang, jadi kebahagiaan kita di dunia saat ini, hanyalah bersifat sementara... tidaklah kekal...

saya sangat2 setuju dengan hal diatas akan tetapi bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kebahagiaan menghampiri kita...
dalam Buddhisme saya merasakan dengan melaksanakan Dhamma pasti kebahagiaan akan datang, akan tetapi hal yang saya rasakan justru hal tersebut membuat saya bingung sendiri... :(
jadi saya tidak tahu bahagia itu seperti apa...padahal disatu sisi saya sering marah2, mudah tertekan... padahal selama ini saya juga melaksanakan Dhamma dan berusaha memahami Dhamma baik melalu informal dan juga formal

dear bro hide,

ikut prihatin dengan kondisi anda. Melaksanakan Dhamma tapi hidup tidak bahagia

Jika dilihat di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8515.0, salah satu pengertian Nibbana adalah "Kebahagiaan yg tertinggi"
Sementara Buddha mengajarkan Dhamma, adalah utk mencapai Nibbana dimana ini berarti bahwa dengan melaksanakan Dhamma, maka akan dapat mencapai kebahagiaan, yg tertinggi pula

Q. Apa sih kebahagiaan yg tertinggi itu?
A. Itu adalah kebahagiaan yg terbebas dari kemelekatan

Q. Bagaimana kita tahu kebahagiaan itu melekat atau tidak?
A. 1. lihat ke batin anda pada saat "momen" kebahagiaan, apa yg anda rasakan
jika anda merasa sangat berbahagia sekali, berhati2lah krn itu adl kebahagiaan yg melekat (lobha)
misal rasanya sangat senang sekali jika mendapat hadiah yg diidam2kan
A. 2. lihat ke batin anda, jika anda tidak mendapat apa yg anda idam2kan.
Jika anda merasa kecewa, berarti itu adl kebahagiaan yg melekat

Q. Lalu bagaimana melatih agar bisa makin dekat dengan kebahagiaan yg tertinggi?
A. Cobalah utk mengembangkan 4 sifat luhur yaitu :
- Metta : cinta kasih kepada semua mahluk tanpa kecuali
- Karuna : Belas kasihan kepada mahluk yg menderita
- Mudita : ikut bergembira atas kegembiraan mahluk lain
- Upekkha : batin yg seimbang

Disini dapat dilihat bhw Buddhism berbeda dengan paham lain.

Jika paham lain cenderung utk Outside In (bagaimana objek di luar harus sesuai dengan yg kita inginkan)
Buddhism justru mengajarkan utk Inside Out : bagaimana melihat gejolak batin dalam menghadapi objek di luar yg sebenarnya bersifat netral

semoga bisa bermanfaat yah bro

metta

markosprawira

Quote from: hide_x893 on 06 March 2009, 04:41:41 PM
Quote from: Citta Devi on 06 March 2009, 04:20:51 PM
klo kulit mau marah, kulit mesti berpikir begini: napa saya musti marah pada orang lain?
Ngomong2 kulit, biasanya penyebab kulit marah itu apa mangnya?
Apakah Dhamma bisa membuat kita bahagia?
menurut wnya, bisaaaa ;D ;D ;D ;D ;D
karena di dalam Buddha Dhamma ada mengajarkan berbagai hal, yang dapat membuat kita bahagia\<^0^>/, dapat membuat kita jadi tenang, damai, dan tentramm\ ;D /\ ;D /

saya terbiasa menggerutu di dalam hati (jadi seandainya saya lagi mengerjakan tugas, lalu saya ditelpon oleh teman atau ortu, saya sering berbicara aga membentak atau cuek, karena saya merasa terganggu, saya menyadari hal ini, tapi sulit untuk merubahnya), saya menyadari hal itu...tapi saya tidak pernah merasa berubah dengan hanya menyadari hal itu... :(

dear hide,

di dhammapada, Bab pertama Yamaka Vagga ujar no 3 dan 4 :
"Ia menghina saya,
ia memukul saya,
ia mengalahkan saya,
ia merampas milik saya."
Selama seseorang masih menyimpan pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir.

Ini bisa diterjemahkan juga dengan :
- Ia mengganggu saya
- Ia menyuruh saya

Ini adalah sifat Outside In, yg sebenarnya tidak selaras dengan Buddha Dhamma

semoga bisa bermanfaat

metta