Sotapanna

Started by Sumedho, 12 November 2007, 03:53:10 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

fabian c



Quote from: Indra on 12 September 2008, 08:46:01 PM
Bro Fabian,
baiklah kita sepakat, bahwa Sakka telah melakukan pelanggaran "mengambil apa yg tidak diberikan", nah kita kembali lagi ke pokok pembahasan awal yaitu "apakah seorang Ariya masih bisa melakukan pelanggaran teb?".
mohon tanggapan


_/\_

Saudara Indra yg baik,

Teb itu artinya apa sih? maaf istilah internet saya banyak yang nggak tahu.... kuno banget ya...? malu-maluin...   :-[  kadang-kadang mikir lama... apa sih arti kata itu...?

Kembali lagi mengenai Ariya, saya rasa seorang Ariya (terbatas Sotapanna dan Sakadagami) masih bisa melanggar sila karena masih memiliki lobha yang kasar (kamachanda / keinginan duniawi) dan dosa yang kasar (byapada / kehendak jahat).

Tetapi tak akan melakukan pelanggaran sila berat seperti membunuh dsbnya, karena pengertian (wisdom) telah berkembang. Saya yakin walau dipaksa sekalipun Sotapanna tak akan membunuh manusia, tetapi membunuh nyamuk masih mungkin....

Seorang Sotapanna saya rasa masih mungkin bicara kasar (yang termasuk pelanggaran sila kedua), tetapi menipu dengan maksud memiliki benda orang lain saya rasa tidak.

bahkan ada cerita dalam Sutta mengenai seorang Bhikkhu yang hebat meditasinya bahkan punya Abhinna (kalau tidak salah ia seorang Sotapanna), tetapi ia pernah minum sampai mabuk (pelanggaran sila ke 5). sehingga akhirnya dicela Sang Buddha. (saya lupa suttanya).

Semua ini adalah pelanggaran sila yang kecil, dan tidak sampai menyebabkan ia terlahir di keempat alam apaya.

Jadi seorang Sotapanna tak akan terlahir di alam apaya bukan karena ia mencapai Sotapanna, saya rasa seorang Sotapanna tak akan terlahir di alam apaya karena capabilitas untuk melakukan kejahatan besar telah lenyap.

(((Semoga kita semua berbahagia dan bebas dari penderitaan)))

Fabian


Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Indra

Anumodana atas penjelasannya Bro Fabian, sungguh mencerahkan. _/\_

"teb" itu adalah kesalahan jari2 saya, otak memerintahkan untuk menulis "tsb" tapi pesan diterima jari jadi "teb"  :))


Sumedho

There is no place like 127.0.0.1

K.K.

Quotebahkan ada cerita dalam Sutta mengenai seorang Bhikkhu yang hebat meditasinya bahkan punya Abhinna (kalau tidak salah ia seorang Sotapanna), tetapi ia pernah minum sampai mabuk (pelanggaran sila ke 5). sehingga akhirnya dicela Sang Buddha. (saya lupa suttanya).

Bhikkhu itu adalah Sagata, Thera yang dikatakan oleh Buddha sebagai yang paling mahir dalam Tejo Kasina. Kisahnya ada di Surapana Jataka.


markosprawira

#109
bagi ceritanya dong, Kai..........  ;)

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

http://www.buddhabihar.com/jataka_story_81.html

Perlu diingat, syair Jataka memang biasanya dianggap kanon, tetapi cerita Jataka biasanya dianggap para-kanonikal.
_/\_
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

K.K.

Quote from: markosprawira on 15 September 2008, 09:51:01 AM
bagi ceritanya dong, Kai..........  ;)

Kalo ga salah inget, Sagata ini menaklukkan naga yang ada di daerah tertentu. Kemudian penduduk di situ berpikir untuk memberikan sesuatu kepada Bhikkhu ini, lalu mereka akhirnya memberikan minuman beralkohol. Sagata ini tidak tahu dan minum saja, lalu pingsan di tengah jalan. Ia dibawa oleh teman2nya menghadap Buddha dan karena mabuk, dia merubah2 posisi baringnya sehingga menghadapkan kakinya ke arah Buddha. Buddha menjelaskan bahwa itulah bahayanya minum minuman keras, maka akhirnya dibuat vinaya tentang itu.

markosprawira

Hmm.... berarti sebenarnya bisa disimpulkan bahwa SAgata tidak melakukan dengan sengaja alias tidak ada niat untuk melanggar sila.... cmiiw

K.K.

Iya, sepertinya bukan sengaja mabuk2an. Lalu tidak dibilang juga apakah saat itu Sagata sudah mencapai Sotapanna atau belum.

Indra

Bagi bhikkhu, dalam aturan vinaya tertentu, suatu pelanggaran adalah tetap merupakan pelanggaran terlepas dari sengaja atau tidak sengaja.

fabian c

#115
Teman-teman,

yang saya maksud memang benar bhikkhu Sagata, saya telah lupa namanya oleh sebab itu saya tidak bisa mengecek cerita itu, ternyata bhikkhu Sagata memang belum mencapai tingkat kesucian pada waktu mabuk, tetapi ia dengan sadar minum arak putih, tahu bahwa itu arak dan tahu itu bisa memabukkan.
Terima kasih saudara Kainyn...   :)

Sukhi hotu


Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

K.K.

Quote from: fabian c on 16 September 2008, 10:51:56 AM
Teman-teman,

yang saya maksud memang benar bhikkhu Sagata, saya telah lupa namanya oleh sebab itu saya tidak bisa mengecek cerita itu, ternyata bhikkhu Sagata memang belum mencapai tingkat kesucian pada waktu mabuk, tetapi ia dengan sadar minum arak putih, tahu bahwa itu arak dan tahu itu bisa memabukkan.
Terima kasih saudara Kainyn...   :)

Sukhi hotu

_/\_

g.citra

Bagaimanakah kita tahu pasti kalau kita sudah mencapai sotapanna ?

jawab:

Kalau kita juga tahu pasti bahwa kita punya sisa kelahiran 3 s/d 7 lagi...(sotapana magha 'n phala)

cunda

Quote from: El Sol on 12 November 2007, 03:58:41 PM
saya sudah Sotapanna at least...I believe so...karena gk terlalu susah kalo liat reqnya...

tapi...kalo suatu saat gw gk memenuhi reqnya maka gw gk sotapanna lage... ;D


Namaste suavatthi hotu

u mestinya jangan mundur maju kayak mesin giling, sekali sudah mencapai sotapanna gak mundur lagi kata orang Jakarta maju terus pantang mundur. hehehehe

Semoga anda segera mencapai sotapanna

thuti



Dhamma Sukkha

Quote from: morpheus on 12 November 2007, 04:07:39 PM
QuoteA Sotapatti never violates the moral law. He is incapable of destroying life
ternyata dia memanggil exterminator / pembasmi hama.

katanya, biar dia terima semua karmanya, yg penting latihan dan praktek muridnya tidak boleh terganggu...

:-? :-? :-?

w gak terima, kenapa harus dibunuh? Rayap-rayapnya kan gak salah. Kenapa dibunuh? bukannya mereka hanya melindungi diri mereka, seharusnya murid-murid Ajahn Chah harus senang, mereka jadi bisa lebih melatih Upekkha mereka. Bukankah ini kesempatan mereka melatih diri?
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/