Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha

Started by aitristina, 23 February 2009, 05:44:48 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Jubah Emas

Buddha Bar..oh..Buddha Bar (2)

Pemilik Buddha Bar, sudah kasih kabar
Tidak mau duduk di meja Bundar
Katanya biar hukum yang komentar

Negeri ini, hukum bisa dibayar
cukup pake cek selembar
dengan nominal semiliar
yang salah bisa jadi benar

Umat Buddha tetap sabar,
Hukum anicca pastilah benar
saat ini Buddha Bar bersinar
Tak lama lagi akan memudar

sewa tak sanggup dibayar
karena Buddha Bar rugi besar
dengan sendirinya akan BUBAR

piss men!!!! ^:)^

nyanadhana

Quote from: Wolverine on 30 March 2009, 03:39:19 PM
sebegitu besarkan kebencian rekan2?

kebencian yang dibesar besarkan mirip nonton acara gosip selebritis.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

J.W

Seseorang bukan `pendukung Dhamma` hanya karena ia banyak bicara. Namun seseorang yang walaupun hanya belajar sedikit tetapi batinnya melihat Dhamma dan tidak melalaikannya, maka sesungguhnya ia adalah seorang `pendukung Dhamma` (Dhammapada 259)

K.K.

Quote from: JW. Jinaraga on 30 March 2009, 04:38:55 PM
Seseorang bukan `pendukung Dhamma` hanya karena ia banyak bicara. Namun seseorang yang walaupun hanya belajar sedikit tetapi batinnya melihat Dhamma dan tidak melalaikannya, maka sesungguhnya ia adalah seorang `pendukung Dhamma` (Dhammapada 259)


Masalahnya adalah perbedaan pendapat sebagian orang bahwa membela simbol agama juga termasuk dalam perilaku tidak melalaikan dhamma. Jadinya yah begini.

Jubah Emas

Memang, kita harus memiliki pandangan benar..pandangan benar..memandang segala sesuatu apa adanya sesuai kenyataan.
Buddha Bar adalah kenyataan yang harus dihadapi.
Gampangnya gini Bro...
Penyakit pada jasmani, 5 rintangan bathin..adalah suatu kenyataan
dan dengan pandangan benar ini dilihat sebagai suatu kenyataan...
apakah, hanya cukup dengan memandang...oh ini kenyataan..terus kita diem,
tidak berusaha, mengobati penyakit, mengalahkan 5 rintangan bathin?????

Buddha bar merupakan penyakit, dipandang dari segi sosial kehidupan beragama di indonesia
ini harus diobati....

"Biarlah seseorang mengorbankan hartanya demi menyelamatkan anggota tubuhnya,
Biarlah seseorang mengorbankan anggota tubuhnya demi menyelamatkan hidupnya,
Tetapi biarlah seseorang mengorbankan, hartanya, anggota tubuhnya, sekalipun juga hidupnya
Demi KEBENARAN DHAMMA"

piss men

Edward

setelah berbagai pro dan kontra telah diungkapkan, saran2 dan ajakan laen sudah disebarkan...
Bagaimana cara yg paling tepat untuk menolak buddha bar sesuai dengan jalan tengah sesuai dengan kapasitas masing-masing?
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

K.K.

Quote from: Jubah Emas on 30 March 2009, 05:53:15 PM
Memang, kita harus memiliki pandangan benar..pandangan benar..memandang segala sesuatu apa adanya sesuai kenyataan.
Buddha Bar adalah kenyataan yang harus dihadapi.
Gampangnya gini Bro...
Penyakit pada jasmani, 5 rintangan bathin..adalah suatu kenyataan
dan dengan pandangan benar ini dilihat sebagai suatu kenyataan...
apakah, hanya cukup dengan memandang...oh ini kenyataan..terus kita diem,
tidak berusaha, mengobati penyakit, mengalahkan 5 rintangan bathin?????

Buddha bar merupakan penyakit, dipandang dari segi sosial kehidupan beragama di indonesia
ini harus diobati....

"Biarlah seseorang mengorbankan hartanya demi menyelamatkan anggota tubuhnya,
Biarlah seseorang mengorbankan anggota tubuhnya demi menyelamatkan hidupnya,
Tetapi biarlah seseorang mengorbankan, hartanya, anggota tubuhnya, sekalipun juga hidupnya
Demi KEBENARAN DHAMMA"

piss men

Buddha Bar adalah penyakit bagi etika dan sosial bermasyarakat. Silahkan obati dengan pendekatan sosial juga seperti negosiasi atau pun jalur hukum.
Tetapi Buddha Bar bukan penyakit bathin. Penyakit bathin adalah dari dalam, bukan dari luar. Jadi jangan mengaitkan keberadaan Buddha Bar dengan rintangan bathin.


hatRed

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 March 2009, 06:00:36 PM
Tetapi Buddha Bar bukan penyakit bathin. Penyakit bathin adalah dari dalam, bukan dari luar. Jadi jangan mengaitkan keberadaan Buddha Bar dengan rintangan bathin.

sungguh mengena...
i'm just a mammal with troubled soul



Sunkmanitu Tanka Ob'waci

menolak dengan kebencian malah jadi penyakit batin...

memberitahukan dengan dasar cinta kasih bahwa Sammasambuddha, nama dan gambarannya adalah obyek pemujaan yang sepatutnya dihormati lain, memberitahukan bahwa minum-minuman keras adalah perbuatan yang tidak baik.

bila penolakan dilakukan dengan alasan-alasan yang baik memang berguna, walaupun bukan pemujaan yang tertinggi
tapi saya melihat sebagian besar penolakan dilakukan dengan kebencian.
baiknya pihak-pihak yang begitu ngotot menolak melihat lagi ke diri sendiri, ke dalam batin sendiri.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

bond

Gile, ngak ada habisnya bicara soal Buddha bar  :)

Yg mo demo2, demo sajalah, yg mo anteng2 saja, ya anteng sajalah.

Intinya apa perlu ngotot kalau pihak Buddha bar ngak setuju. Mo sampai mana ngotot2an. Inilah kenyataan dunia. Salah jadi benar, benar jadi salah.Inilah dunia sekarang.  Lalu apa yg diperjuangkan sebenarnya? Tidak ada sama sekali, yg ada hanyalah gengsi akan label dan gengsi bisnis. Ayo mo jujur ? lihat hati masing2.

Ngak setuju dengan Buddha bar , ya ngak usah makan di bar itu. Kalau kita percaya hukum karma, maka tidak perlu pusing2 lagi. Sampaikan aspirasi dengan baik dan santun jika mereka tidak perduli, biarkan saja. Tidak perlu ngedumel di belakang :)

Yang terpenting kita telah melakukan kewajiban yaitu mengingatkan, kalau tidak bisa, hal yg perlu direnungkan adalah apakah Dhamma bisa tetap bertahan karena demo dan ngotot atau dengan praktek. .

Kalaupun kita harus ngotot adalah ngotot dalam mempertahankan Sila, samadhi, Panna yg telah kita terapkan pada diri sendiri agar tidak goyah sedikitpun oleh godaan2 duniawi yg sering menyesatkan. _/\_

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

an_atta

Quote from: nyanadhana on 30 March 2009, 11:41:52 AM
Quote from: hengki on 30 March 2009, 11:22:50 AM
Oh Buddha Bar gak apa2 yah? Kalau gitu nanti akan muncul Ayam Goreng Buddha, Pecel Lele Buddha, Sea Food Buddha. Itu juga GAK APA2?
Jd boleh orang seenaknya pakai Simbol Agama utk Bisnis. Gitu?!

ini spekulatif...dan dijadikan salah satunya alasan bisa muncul nama2 embel Buddha lain. lupa ingetin kok ga ada yang ributin aliran Buddha Maitreya juga,kan mereka juga sama aja dengan Buddha Bar,caplok agama Buddha tapi isinya di luar agama Buddha?
ngomongin gini ga akan habisnya, orang terlena akan kemarahan makin lama makin enak rasanya.

Quote from: nyanadhana on 30 March 2009, 08:55:21 AM
paling bentar lagi kita akan lihat sisi hitamnya Buddhisme,kalo Buddha Barnya lawan balik,tinggal korek keterangan soal praktik penggelapan dana vihara, bhiksu2 yang melanggar vinaya tapi ditutupin sama viharanya biar ga ketahuan malunya,trus praktek2 penipuan lain atas nama berdana.well,maybe it;s too private kalo dikorek tapi tetep aja bisa jadi bumerang balik.

Apakah ini bukan spekulasi juga ???

an_atta

Quote from: nyanadhana on 30 March 2009, 11:41:52 AM
Quote from: hengki on 30 March 2009, 11:22:50 AM
Oh Buddha Bar gak apa2 yah? Kalau gitu nanti akan muncul Ayam Goreng Buddha, Pecel Lele Buddha, Sea Food Buddha. Itu juga GAK APA2?
Jd boleh orang seenaknya pakai Simbol Agama utk Bisnis. Gitu?!

ini spekulatif...dan dijadikan salah satunya alasan bisa muncul nama2 embel Buddha lain. lupa ingetin kok ga ada yang ributin aliran Buddha Maitreya juga,kan mereka juga sama aja dengan Buddha Bar,caplok agama Buddha tapi isinya di luar agama Buddha?
ngomongin gini ga akan habisnya, orang terlena akan kemarahan makin lama makin enak rasanya.

Quote from: nyanadhana on 30 March 2009, 08:55:21 AM
paling bentar lagi kita akan lihat sisi hitamnya Buddhisme,kalo Buddha Barnya lawan balik,tinggal korek keterangan soal praktik penggelapan dana vihara, bhiksu2 yang melanggar vinaya tapi ditutupin sama viharanya biar ga ketahuan malunya,trus praktek2 penipuan lain atas nama berdana.well,maybe it;s too private kalo dikorek tapi tetep aja bisa jadi bumerang balik.

Apakah ini bukan spekulatif juga ???

wen78

Quote from: nyanadhana on 30 March 2009, 12:21:37 PM
nah jalan tengahnya apa nih...kalo gt kan clear daripada ribet2 kaga jelas umat buddha vs buddha bar vs caleg pemilu vs politik...

ajaran Siddhattha Gotama sendiri adalah ajaran "jalan tengah".
teorinya sih..... yg mempelajari n mendalami ajaran Siddhattha Gotama seharusnya menjadi "jalan tengah" juga.
prakteknya..... tergantung yg mempelajari n mendalaminya ;D

Quote from: aitristina on 30 March 2009, 03:00:41 PM
Seorang Bhikkhu terjebak di rumah seorang cewek cantik. Wanita yang hanya berumur 19 tahun ini melarang dia angkat kaki dari rumahnya: "Kamu boleh meniduri saya, mencuri ayam di peternakan tetangga saya sebelah, membunuh ayam itu, dan meminum arak di meja ini. Sebelum kau memilih satu di antara pilihan2 ini, kamu dilarang angkat kaki dari rumah saya ini."

Kira2 menurut saudara/i seDharma, apa yang akan dipilih Bhiksu tersebut? Coba tempatkan posisi Anda sebagai beliau. Opsi apa yang terbaik?

Bhiksu itu pun berpikir, "Sebagai Bhiksu, adalah keterlaluan jika saya meniduri wanita.. Sekian tahun menjalankan sila, mana mungkin saya tega membunuh apalagi mencuri ayam tsb. Kayaknya, pilihan meminum arak inilah yang paling tidak merugikan siapapun... "

Akhirnya Bhiksu itu pun meminum arak tersebut. Alhasil, dalam kemabukannya, ia akhirnya meniduri wanita tersebut. Terdorong nafsu arak dan birahinya, ia mencuri ayam tetangga dan membunuhnya sebagai sesaji penambah enerji hura2nya. Ketika tetangganya datang bertanya kemana ayamnya, apakah bhiksu itu telah melihatnya. Si Bhiksu dengan lantang menjawab tidak dan malah berucap kotor mengusir tetangga tersebut karena telah mengganggu sesi hura2nya.

Bhiksu itu yg berpikir, ato kamu yg berpikir?  ;D
no offence  ;)


segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

johan3000

Quote from: Edward on 30 March 2009, 05:56:07 PM
setelah berbagai pro dan kontra telah diungkapkan, saran2 dan ajakan laen sudah disebarkan...
Bagaimana cara yg paling tepat untuk menolak buddha bar sesuai dengan jalan tengah sesuai dengan kapasitas masing-masing?

Menurut saya pemilik, bagian2 lain dan pemerintahan yg mendukung Buddha Bar lah yg perlu di exposed. Karna mereka2 lah yg menikmatin hasil tsb (langsung maupun tidak langsung). Mereka2 lah yg menyebabkan BB Indonesia berdiri.

Buddha Bar Indonesia
   Pemilik
   Pemegang SIUP, frenchise BB
   Gubenur, Walikota, dst
   Menteri Parawisata, Menteri Perdagangan, President
   Hubungan Pemilik BB dgn Pemerintahan

Kemudian satu persatu org2 tsb kita wawancarain...

Adakah parpol dlm kampanye membahas BB di Indonesia?
   
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

hengki

Saran bro Johan bagus. Buddha Bar bisa jalan terus krn di belakangnya ada org kuat dalam arti Pejabat bukan Herkules :)
Juga ada Umat Buddha yg sudah terima uang sogokan dr pemilik Buddha Bar sehingga mereka mati2an belain Buddha Bar. Wong edan, koq cari Rejeki dgn cara gitu. Padahal msh byk Usaha lain yg halal. Jadi walaupun sudah diprotes, didemo dianggap angin lalu aja. Persis sama dgn laporan warga tentang retaknya Tanggul Situ Gintung yg dianggap sepi dan akhirnya jebol.
Susah kalau Uang punya Kuasa. Apapun bisa dibeli dan yg benar jd salah, yg salah jd benar krn UANG. Jaman skrg org yg punya Uang bisa berbuat seenaknya saja.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri