Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha

Started by aitristina, 23 February 2009, 05:44:48 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

aitristina

  Wakil Gubernur Jakarta: Nama 'Buddha Bar' Akan Diubah (detik.com, IN
Posted by: "agush" gusput [at] yahoo.com   gusput
Mon Mar 2, 2009 7:39 pm (PST)
Semakin banyak media massa nasional yang terus mengangkat persoalan Buddha Bar. Ini menjadi isyarat bahwa persoalan Buddha Bar bukan lagi persoalan umat Buddha. Pers yang sering dilihat sebagai pilar demokrasi ke-4 nampaknya ingin menegaskan bahwa kepentingan bisnis hendaknya tidak mengeksploitasi agama karena dampaknya bisa sangat destruktif.
Â
Pemprov DKI pun akhirnya mulai bersuara. YAng menarik dari statement Wagub DKI adalah ada 3 organisasi Buddha yang memberikan rekomendasi sehingga pemprov DKI memberi ijin. (sumber: Detik.com dan HArian INDOPOS tanggal 3 Maret 2009 hal 9-10 - segmen Jakarta RAya )
Â
Berikut kutipan dari detik.com:
"Dikatakan dia, ada 3 surat yang diterima Dinas Pariwisata yang menyetujui penggunaan nama Buddha Bar. Surat itu dikirim dari Forum Komunikasi Buddha Indonesia. Kedua, DPP Buddha Mahayana Majabumi, dan DPP Generasi Budhis Indonesia. Ketiga organisasi itu sekarang ini sudah demisioner dan tidak ada, ujarnya."

Sekarang kepingan gambar makin jelas, mengapa ada segelintir  orang yang mengatasnamakan Buddhis begitu reaktif mendukung Buddha Bar... kapan ya orang-orang semacam ini akan jera dan kapok mengatasnamakan umat Buddha untuk kepentingan diri dan kelompoknya. ... Untung umat Buddha semakin membuka diri dan cerdas :)
Â
Oleh karena itu, marilah kita terus membuka diri, berinteraksilah dengan persoalan kemasyarakatan. .. Jangan terus berlindung di balik argumen Dharma Tekstual dalam melihat segala persoalan... Resikonya umat Buddha bisa jadi katak dalam tempurung, dan terus dimanipulasi mereka yang terbiasa bergulat dengan persoalan riil masyarakat mengatasnamakan Dharma.
Â
salam,
agus.
Â
Life is about living...

aitristina

Ini adalah 21 komentar yang dikirim masy ke detikcom menyikapi keberadaan
buddha bar maupun sikap penolakan dari hikmahbudhi terhadap buddha bar, jadi tenang saja, akal
sehat selalu menang, masy umum yang bukan buddhis saja mendukung, kok ini
ada orang yang ngaku buddhis ujug2 malah nadanya mendukung buddha bar.
Aneh! Para broker pasti ditinggal masy lah..., malu donk, masa menggali
kubur dan merusak nama sendiri! kasihan! Kawan2 mohon sebarkan komentar
masy ini ke seluruh milis, agar bisa mengangkat moral kita semua, thx yach

bento2, .......anne orang muslim, mendesak pemda setempat untuk segera
menutup tempat tersebut gak peduli siapapun pemiliknya.

eyang_samar, tutup! tutup! tutup!! pelecehan agama orang lain, weleh..weleh. .

Ravi, Di enjoy aja !
jhn70, saya memang bukan umat buddha. tapi saya juga warga minoritas.
kayaknya sudah nasib kita sebagai warga minoritas selalu diperlakukan
seenaknya oleh negara.... inilah negara kita yang katanya menjunjung
tinggi PANCASILA...

jujur.aja, kami umat Buddha minta ditutup....TITIK. ...

brain_logical, Mungkin pemilik Buddha-bar tidak sempat duduk di bangku
sekolah sehingga tidak mengerti untuk menghargai orang lain, atau mungkin
disekolah tidak diajarkan untuk menghargai orang lain?

wong_mojopahit, weleh2 pemiliknya anak2nya sutiyoso dan megawati.... ..apa
orangtuanya gak ngajarin cari uang yg bener...:o

virus, kalau nama agama lain dipakai untuk bar, kira2 mereka marah ga ya?
atau memang ga ada sensitifitas sama sekali ?

eyang_samar, Setuju!! Tutup saja! Berasa makan, pesta di rumah ibadah
orang Buddha. Weleh..weleh. . Sudah ga waras apa??

sultanedan, bah, lagi-lagi si sutiyoso. banjir jakarta dulu, katanya
siklus 5 tahunan, mana buktinya, tiap tahun juga banjir. busway, cuma jadi
alat untuk memperkaya keluarganya (rs ini yg jadi kontraktor pembangunan
jalur busway, kongsian sama pembalap formula nasional yang ga pernah
juara1 itu). sekarang yang diwariskan dia hanya kesemrawutan jakarta yang
makin parah. udah gitu nyapres lagi. ini mah cuma jadi strategi
kelompoknya dia aja untuk memecah perolehan suara dalam pemilu, supaya si
ibu itu bisa naik lagi jadi RI1. maklum, hutang budi, kalo pada tahun 2002
presidennya bukan si itu tuh, mana mungkin si ini nih jadi gubernur
jakarta lagi.

yoez, Kalau tidak ditutup JANGAN PILIH PDI PERJUANGAN ..itu sudah pertanda
bahwa PDI PERJUANGAN tidak menghormati agama ..piss!

shadowghost, haduh2.. mentang2 umat Buddha minoritas dan paling diem.. jd
bisa seenaknya gt??? rasanya mereka(pemilik dan pembeli franchisenya) bkn
cm gk punya sopan santun dan gk beretika.. tp mereka jg TIDAK BERAGAMA...
TOLOL!!

senewen, yg kasi izin buka juga gak punya otak,kita ini Indonesia bukan
perancis ,kalo disana apa saja boleh kambingpun bisa dijadikan mbahnya.
OCEAN, dalam urusan apapun selalu bikin masalah (trouble maker), maklum
buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. kenapa gak bikin aja megawati bar
atau sutiyoso bar aja kan sekalian kampanye.

dogres, lha ketua ato bos walubi ada dimana ya, kok bungkam seribu bahasa.
buat apa punya ketua spt itu, yang hanya memanfaatkan wadah agama utk cari
fasilitas. kalo ada hal bigini jadi bingung bertindak untuk siapa?
agamanya atau fasilitas pribadinya.

bdman, Ternyata pemiliknya adalah...... org yang rakus dan pemaruk.

no_comment, Apakah tidak ada nama lain untuk restaurant itu? Bukankah
rakyat Indonesia selalu menyatakan menjunjung tinggi nilai ke_Agama-an?
Model beginian mau duduk sebagai wakil rakyat di pemerintahan? ??? cape
deh........

kunjungi website HIKMAHBUDHI di www.hikmahbudhi. or.id, Tunjukkan dukunganmu untuk Menolak Buddha Bar!
Life is about living...

xenocross

#137
ternyata benar masalah buddha bar bikin emosi negatif, nambah kekotoran batin  :))
buktinya gua marah baca berita dibawah.  :|
Karena ada orang MUNAFIK di sana........introspeksi diri semoga saya tidak jadi seperti dia.......


http://www.beritajakarta.com/V_Ind/berita_print.asp?nNewsId=32772

02-03-2009
Buddha Bar Kantongi Izin Tiga Elemen Umat Budha


Penggunaan nama dan identitas agama Budha pada restoran Buddha Bar di Jl Teuku Umar No 1, Menteng, Jakarta Pusat, kini menuai kontroversi di kalangan umat Budha sendiri. Sebab, sejumlah faksi di tubuh umat Budha berbeda pendapat atas penggunaan nama dan identitas agama Budha di restoran franchise tersebut. Ada yang menyetujui dan ada pula yang menolak.

Sebenarnya, restoran Buddha Bar tidak melanggar perizinan. Sebab, penggunaan nama dan identitas agama Budha telah mengantongi izin dari tiga elemen di tubuh umat Budha, yaitu Forum Komunikasi Umat Buddha DKI Jakarta, DPD Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia Majabumi DKI Jakarta, dan DPD Generasi Muda Buddhis Indonesia. Setelah mengantongi persetujuan dari ketiga organisasi tersebut, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI mengeluarkan izin operasional usaha pada tanggal 12 November 2007.

Tak hanya itu, pada 11 November 2007, PT Nerita juga mengirim surat kepada Perwalian Umat Budha Indonesia (Walubi) terkait perizinan penggunaan kata Budha pada restoran Buddha Bar. Sayangnya, surat tersebut tak kunjung mendapat balasan. Karenanya, PT Nerita tetap menggunakan nama restoran Buddha Bar, dan mulai beroperasi mulai bulan Juni 2008.

Namun, setelah beroperasi selama delapan bulan, PT Nerita mendapatkan surat protes dari forum Anti-Buddha Bar (FABB) yang menyatakan keberatan penggunaan nama Budha dalam restoran Buddha Bar yang diduga milik dua anak pejabat tinggi yaitu Puan Maharani dan Renny Sutiyoso. FABB mengklaim surat permohonan izin itu baru diterima Walubi DKI Jakarta pada 22 Oktober 2007 dan pengurus ketiga organisasi yang memberikan surat persetujuan adalah tidak sah karena sudah domisioner.

Karena itu, FABB meminta kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar memanggil pemilik restoran tersebut untuk mengganti nama. Sebab, dengan menggunakan nama dan identitas Budha pada restoran merupakan tindakan kurang bijak. "Jadi menurut FABB, pengurus ketiga organisasi tersebut tidak sah karena demisioner," ujar Prijanto, usai bertemu dengan FABB dan Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) di Balaikota DKI, Senin (2/3).

Solusi yang ditawarkan Pemprov DKI, lanjutnya, akan melakukan pemanggilan PT Nerita untuk meminta kesediaan mengganti nama. Prijanto mengatakan sudah ada tanda positif dari perusahaan tersebut karena saat ini sedang meminta izin dari pemilik franchise di Perancis agar bisa ganti nama. "Semua bisa diselesaikan. Jadi tidak ada pencabutan izin," tambah dia.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, Arie Budhiman, menegaskan, sebenarnya permasalahan restoran Buddha Bar hanya soal penggunaan nama dan identitas Budha pada restoran tersebut. Karena itu, Walubi DKI Jakarta dan FABB hanya semata-semata agar nama Buddha Bar diganti. "Hanya terkait penggunaan nama dan tidak ada pelanggaran izin," kata Arie yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Secara administrasi, kata Arie, pemilik Buddha Bar telah melengkapi syarat-syarat dalam pengurusan izin operasional usaha tempat hiburan, termasuk memberikan tiga surat persetujuan dari tiga organisasi Budha dan nama merupakan sebuah franchise, bukan karangan sendiri. "Karena persyaratan administrasinya telah lengkap, maka kami tidak bisa menolak memberikan izin," terangnya.

Langkah ke depan untuk menyelesaikan masalah ini, Arie menegaskan, dalam waktu dekat Dinas Parisiwata dan Kebudayaan akan melakukan mediasi antara Walubi DKI Jakarta dan FABB dengan PT Nerita untuk mencari kesepakatan antara kedua belah pihak. Arie optimis masalah ini akan selesai dengan baik dan cepat karena hanya masalah penggantian nama saja. Selama proses penyelesaian, Arie mengatakan tidak akan menutup atau menyegel Buddha Bar. "Permintaan FABB dan Walubi kan hanya penggantian nama, bukan menutup restoran itu," tambahnya.

Sementara itu, Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Generasi Muda Mahayana Indonesia (GMMI) meminta agar masyarakat, khususnya umat Budha, jangan terpengaruh dengan isu-isu yang mengusung nama Budha dan sejumlah identitas lainnya. Apabila merasa terusik dengan isu-isu tersebut, sebaiknya umat Budha tidak mengambil tindakan secara individu maupun kelompok. "Kita tidak ingin umat Budha dimanfaatkan oleh golongan tertentu demi kepentingan sesaat mereka," ujar Budiman Sudharma, Ketua DPP GMMI di Sekretariat Sangha Mahayana Indonesia, Jakarta Barat, Jumat (27/2).

Budiman berharap, sebaiknya umat Budha jangan mudah terpancing dan langsung bereaksi dengan isu-isu yang bisa menghancurkan umat Budha itu sendiri. Utamanya dalam menyikapi hal-hal yang terkait dengan penggunaan nama dan identitas Budha. Terkait penggunaan nama Budha pada restoran Buddha Bar di Jalan Teuku Umar, Budiman menjelaskan, sebaiknya umat Budha Indonesia jangan termakan dengan isu tersebut. Sebab, Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) saat ini tengah merencanakan pertemuan bersama perwakilan seluruh umat Buddha untuk menyikapi hal itu. "Yang jelas saat ini belum disimpulkan apakah penggunaan nama dan simbol Budha pada restoran bernama Buddha Bar melanggar ketentuan. Kalau dinyatakan salah, kita akan ikut melarang. Tapi kalau dinyatakan tidak salah, kita tidak akan protes," jelasnya.

Karena itu, Budiman sangat menyayangkan tindakan sekelompok umat Budha yang dengan spontan melakukan aksi protes terhadap penggunaan nama Budha tersebut. "Kami sudah mendapat laporan tentang kelompok-kelompok itu dari anggota kami. Karena itu, kami minta umat Budha tidak terprovokasi," pintanya.

Berdasarkan pantauan beritajakarta.com, Restoran Buddha Bar telah dijaga ketat oleh lima orang lebih satpam. Menurut salah seorang satpam yang berjaga di luar, sejak tadi pagi, tempat kerjanya telah banyak disambangi oleh media massa baik cetak maupun elektronik. "Restoran kami tetap buka kok. Tetap beroperasi normal yaitu mulai jam tujuh malam hingga tiga pagi," ujarnya

Restoran Buddha Bar mengambil lokasi di sebuah bangunan kolonial Belanda di kawasan Menteng, tepatnya di Jl Teuku Umar No 1. Didirkan dengan suasana cross-culture timur dan barat (didominasi timur). Buddha Bar Jakarta memiliki dua ruang utama, di mana satu ruangan yang terletak pada latar kedua dari bangunan dipergunakan sebagai resto berkapasitas 200 pengunjung dan dalam ruangan ini berdiri patung Buddha terbuat kuningan emas. Satu ruangan di bagian bawah bangunan yang memiliki akses ke teras (patio) dipergunakan sebagai lounge. Tersedia juga private room yang diberi nama "Dragon Room" bagi yang lebih menginginkan privasi. Sedangkan di bagian lounge, atmosfir chill-out dengan musik-musik Buddha Bar yang khas sudah pasti kental menetap.


Penulis: agus

Sumber: lenny



Tambah lagi, dia berusaha mengaburkan masalah dengan bilang kita belum punya sikap
http://www.republika.co.id/berita/34423/DPP_GMNI_Kafe_Budha_Bar_tak_Sebabkan_Dampak_Negatif

Maunya apa sih ni orang...
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

nyanadhana

semakin banyak anda membahas,vitamin ego semakin tumbuh,ujung2nya emosi dan tidak bisa mengendalikan amarah,buat apa? kita berbuat akusala kamma hanya karena orang lain ga berbuat salah kepada kita. masih banyak yang mesti diurus di dunia ini.ga cuman B Bar.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

hatRed

 [at] om nyana

bukankah ini fungsi Forum :)

"berbagi informasi" ;D
i'm just a mammal with troubled soul



Mr.Jhonz

Semakin emosi membahas masalah buddha bar,semakin jauhlah pengalaman anantta pada diri kita,

kapan kita akan sampai menyebrangi lautan samsara??
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

DharmaGavesin

Bro Xeno, sabar ya....

Bagaimanapun juga, Karma tetap berjalan....

Sesuai ajaran Ajahn Brahm... jangan biarkan orang lain merusak suasana hatimu dan mencuri kebahagiannmu.....

hatRed

sadari saja, gejolak emosi yg ada.... semoga semakin dekat pengalaman anatta nya ;D
i'm just a mammal with troubled soul



andry

hahahaha
masih tetep tuh si budiman ketuanya??
Samma Vayama

xenocross

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/03/03/Metro/krn.20090303.158427.id.html

Karena Buddha Menjadi Bar
Pemilik upayakan mengganti nama tempat usaha.

JAKARTA - Forum lintas organisasi umat Buddha berencana mensomasi pemilik Buddha Bar, sebuah tempat hiburan di Menteng, Jakarta Pusat, dengan tuduhan pelecehan agama. Kafe dan restoran waralaba itu menggunakan nama "Buddha" dan memasang simbol-simbol umat Buddha di dalamnya.

Menurut Eko Nugroho, Ketua Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia, somasi segera dilayangkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Somasi itu berisi tuntutan agar pengelola kafe meminta maaf dan mengganti nama usahanya. "Tak ada permintaan ganti rugi karena fokusnya pelanggaran hukum dan toleransi umat beragama," kata Eko kepada Tempo kemarin.

Penggunaan nama "Buddha" itu dinilai melanggar Pasal 156 a KUHP tentang penodaan agama dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1965 tentang penodaan agama. Somasi itu akan dilayangkan oleh tim kuasa hukum forum lintas umat Buddha yang bernama Forum Anti Buddha Bar (FABB).

Forum itu juga akan melayangkan gugatan class action kepada pemerintah DKI Jakarta. Alasannya, pemerintah selaku pemberi izin operasi dianggap tak merespons tuntutan umat Buddha. Padahal, Direktorat Jenderal Agama Buddha Departemen Agama, kata Eko, juga melayangkan keberatan. "Tak digubris juga," kata dia.

Protes tersebut merebak sejak Februari lalu setelah kafe dan bar waralaba Prancis itu beroperasi di Jakarta. Selain menyandang nama Buddha, kafe itu memasang berbagai simbol, salah satunya adalah patung Buddha berwarna emas.

Dalam foto yang terpajang dalam situs resmi Buddha Bar Jakarta, patung itu dipasang di ruang restoran kafe. Situs itu juga menulis bahwa kafe dibangun di bekas gedung Bataviasche Kuntskring atau Batavia Cultural Center, bangunan cagar budaya yang berdiri pada 1913.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar meminta pemilik usaha mengganti nama kafe itu. "Indonesia tidak boleh dijajah oleh model franchise seperti ini," kata Muhaimin kemarin. Ia mendesak Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia tidak mengeluarkan hak paten untuk merek tersebut.

Kemarin Tempo mendatangi Buddha Bar yang beralamat di Jalan Teuku Umar, Nomor 1, Menteng. Bangunan berlantai dua yang berdiri di atas lahan seluas sekitar 1.000 meter persegi itu tampak megah. Di balik pagar kayu setinggi 2 meter, kafe dengan hiasan khas gedung peninggalan Belanda itu terlihat sepi. Di dinding muka lantai dua yang diapit kubah tampak tulisan "IMMIGRASIE NST-DJAWA N IMMIGRASI".

Kafe itu dimiliki oleh beberapa anak mantan pejabat. Salah satunya adalah Renny Sutiyoso, putri bungsu mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Seperti dikutip di situs wineindonesia.com yang tayang pada 28 November 2008, saat pembukaan kafe, Renny mengatakan Jakarta adalah tempat yang cocok untuk Buddha Bar. "Orang Jakarta sangat suka spend dan mencoba makanan yang enak," katanya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengatakan PT Nereta, pemilik Buddha Bar, akan mengupayakan mengubah nama bar itu. "Mereka menghubungi pemilik pusat waralaba itu untuk meminta izin pengubahan nama," kata dia.

Menurut Prijanto, saat memberikan izin penggunaan bangunan itu, beberapa organisasi Buddha sudah menyetujuinya melalui surat. Kepala Dinas Pariwisata DKI Arie Budiman mengatakan organisasi yang menyetujuinya adalah Forum Komunikasi Umat Buddha DKI, Majelis Buddha Mahayana Indonesia, dan Generasi Muda Buddhis Indonesia.

Arie menjelaskan, rekomendasi diajukan pada November lalu. "Kami mengharuskan mereka mencantumkan rekomendasi dari organisasi agama Buddha," ujarnya. Ia mengatakan, bangunan cagar budaya yang menjadi tempat untuk usaha bisnis tidak disalahkan. "Hanya namanya yang dipersoalkan," tuturnya. ISTI|FERY FIRMANSYAH|EKA UTAMI APRILIA
------------------------------------------------------------------------------

Ya ya.....tapi tetap aja semua orang harus tau...kan dia siaran pers terus. Ucapannya seperti mewakili ucapan semua umat Buddha. Eh beneran lho, gua juga kemaren sempet ketipu dengan announcement dia, soalnya ga ada namanya.
Pake nama Sangha Mahayana. Makanya orang harus tau siapa dia sebenarnya, biar dia dicuekin.
Habis itu, mari kita menenangkan diri...
Ya, marah itu tidak baik, saya coba menenangkan hati......... kayaknya harus offline dulu supaya ga dapet update baru yg bikin kesel.........
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

andry

http://groups.yahoo.com/group/samaggiphala/message/65105
neh ada baik nya ke sana..
pikir2 bener yakk...
alangkah baiknya d taruh,
bukku dhamma-tipitaka,

walaupun kagak d baca, adalah 1 atau 2 tangan yang ambil...
sekalian jedag-jedug, skalian baca mantra remix, atau lagu nya d ganti, ta pei cou remix
Samma Vayama

hatRed

kalo gitu coba DC buat konprensi peresss ajaa :)) :whistle:
i'm just a mammal with troubled soul



Equator

Quote from: hatRed on 03 March 2009, 12:51:41 PM
[at] om Equator

kita pake narasi ya.... ;D

neh tandingan narasi saya.


Om ? Emang sejak kapan yah aku married sama tante kamu ?  :'(
Mengenai analogi restoran, sebaiknya kamu menanyakan langsung kepada Ajahn Bram, biar lebih jelas
Hehehe..  ;D
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

F.T



Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

Equator

Quote from: Felix Thioris on 03 March 2009, 03:32:09 PM
BB ini jd terkenal di promosiin gratis :hammer:

Ya udah kita minta voucher gratis aja selama setahun dari BB  >:D
Berlaku untuk umat Buddha
Hehehe..
Sukur2 kalo dikasih  =))
Just joking..  :P
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..