Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha

Started by aitristina, 23 February 2009, 05:44:48 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Johsun

Mksud gw kalau cuma sebiji bar gak perlu sampai melapor ke gubernur atau dpr gtu lho.
Cukup rame-rame mendatangi bar tersebut, dan cari pemiliknya, kasih peringatan, kasih teguran sampai si pemilik mau dan menurut.


cmiiw.
CMIIW.FMIIW.

tesla

nasehat bagus dari Ajahn Brahm, bahwa:
semua itu (patung, label Buddha) hanyalah BUNGKUS, bukan dhamma itu sendiri.
menurut saya, banyak umat Buddhist sekarang bermimpi melihat patung, kitab, agama, dst... yg dikira adalah Dhamma...

Sang Buddha berkata kepada Vakkali:
"Cukup, Vakkali! Apa yang ingin dilihat dari tubuh menjijikan ini? Siapa yg melihat Dhamma, Vakkali, ia melihatku; siapa yg melihatku, ia melihat Dhamma. Sebenarnya yg melihat Dhamma, ia melihatku; yg melihatku, ia melihat Dhamma."
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Nevada

Quote from: Johsun on 03 March 2009, 12:10:34 PM
Mksud gw kalau cuma sebiji bar gak perlu sampai melapor ke gubernur atau dpr gtu lho.
Cukup rame-rame mendatangi bar tersebut, dan cari pemiliknya, kasih peringatan, kasih teguran sampai si pemilik mau dan menurut.


cmiiw.

Kami Umat Buddha tidak suka memaksa dan memakai kekerasan, bro... :)

hatRed

Justru itu menurut saya, karena Patung itu Bungkus, maka sudah kwajiban kita tuk memelihara bungkus itu, kalo gak mo orang jijik meliat bunkus tersebut.
i'm just a mammal with troubled soul



Pitu Kecil

Ajahn Brahm _/\_ saya memang sangat salut kepadanya, Happy... Happy.. and Happy :)
Smile Forever :)

aitristina

  Detik.com: Muhaimin Desak Foke Cabut Izin Buddha Bar
Posted by: "agush" gusput [at] yahoo.com   gusput
Mon Mar 2, 2009 12:54 am (PST)
Setelah partai berbasis Nasionalis kr****n, kini Partai Besar berbasis Nasionalis Islam -PKB - menyatakan sikap penolakan terhadap eksploitasi Buddha. Jujur saja, saya menunggu sikap PKB untuk persoalan Buddha Bar ini karena selama ini PKB menjunjung tinggi pluralisme dan membela keberadaan minoritas. Apalagi di jajaran DPP PKB sekarang, duduk seorang Buddhis sebagai Wakil Sekjennya... Alhamdulilah, sikap tegasnya sudah muncul (bisa dibaca di detik.com, terlampir addressnya)
Â
http://www.detiknew s.com/read/ 2009/03/02/ 110616/1092670/ 10/muhaimin- desak-foke- cabut-izin- buddha-bar
Â
Untung komunitas Buddhis sudah bersuara duluan.. kalau tidak apa jadinya... dibela teman2 Islam, kr****n, ka****k, tapi  di dalam komunitas sendiri ngumpet, masa bodoh, apalagi malah mendukung Buddha Bar... alangkah malunya... tapi untung itu tidak terjadi :)
Â
Dalam perjuangan bersama ini, mari kita tetap pahami bahwa persoalan Buddha Bar adalah persoalan menjaga keluhuran setiap agama di bumi Indonesia. Persoalan ini bukan soal fanatisme umat Buddha. Ini adalah persoalan yang bisa dialami setiap agama, sehingga hendaknya setiap umat beragama bahu membahu menjaga keluhuran agama di tanah air tercinta ini.
Â
Jangan biarkan kepentingan bisnis menodai ataupun melecehkan agama apapun demi mencari keuntungan.
Â
agus.
Life is about living...

tesla

Quote from: hatRed on 03 March 2009, 12:15:07 PM
Justru itu menurut saya, karena Patung itu Bungkus, maka sudah kwajiban kita tuk memelihara bungkus itu, kalo gak mo orang jijik meliat bunkus tersebut.
melihat "bungkus" dhamma bukan melihat dhamma. terserah mau pilih yg mana.

tambahan lagi... Sang Buddha justru menganjurkan orang agar "jijik" melihat tubuhnya lho... lantas mengapa kita melekati bentuk tubuh Sang Buddha yg ter-refleksi pada rupang2?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Equator

Quote from: hatRed on 03 March 2009, 12:15:07 PM
Justru itu menurut saya, karena Patung itu Bungkus, maka sudah kwajiban kita tuk memelihara bungkus itu, kalo gak mo orang jijik meliat bunkus tersebut.

Ini juga kemarin sudah di bahas oleh Ajhan Bram sendiri waktu seminar di PIK
Beliau bercerita ttg orang kaya yang memesan menu makanan ala bintang lima yang kelewat mewah
Sampai daftar menunya terbuat dari bahan tebal dengan torehan tinta emas pada setiap item menunya
Namun karena ketololannya, kemudian si orang kaya tersebut malah menggigiti menu indah tersebut
Hal ini juga tak ubahnya dengan kita yang belajar Dhamma, kita hanya menelan teori2 semata dengan mengabaikan praktek yang sesungguhnya, sehingga terkena satu permasalahn seperti ini saja membuat seolah2 Saddha kita menjadi rapuh
Yang penting tetap berada pada isi dan bobotnya bro, bukan hanya bungkus
Kebanyakan yg terjadi akhir2 ini, bungkusnya saja yang dibuat bagus dan keren, namun isinya diabaikan
Tau2 pas dibuka isinya cuma snack angin
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

Johsun

Ehmm, kalau beri teguran pada pemilik bar, dan beri nasehat pd pemilik bar agar tidak memasang label buddha pd bar nya, gw rasa bukan kekerasan.
Itukan cuma sebatas pemberitahuan, bukan pemaksaan. Bila dikasih tau dia masih belum mau, berarti ya perlu bawa sampai ke dpr dan gubernur itu.
Tapi setahu gw, umat buddhis belum pernah mencoba memberitahu dan menegur sang pemilik bar secara musyawarah, tapi langsung lapor ke gubernur dan dpr, bukannya terlalu tergesa-gesa?
Gw rasa melapor hal tsb ke gubernur dan dpr, mungkin musti keluarin  duwit tak sedikit juga ya, ;D.


cmiiw.
CMIIW.FMIIW.

DharmaGavesin

Sang Judas

Setelah seperti detektif menelusuri karena penasaran, saya menemukan hal yg SANGAT janggal....

Pertama oleh ini:
Quote:
http://www.detiknew s.com/read/ 2009/0... ar-akan-diubah
Prijanto juga membeberkan latar belakang Dinas Pariwisata mengeluarkan izin penggunaan nama Buddha Bar.

Dikatakan dia, ada 3 surat yang diterima Dinas Pariwisata yang menyetujui penggunaan nama Buddha Bar. Surat itu dikirim dari Forum Komunikasi Buddha Indonesia. Kedua, DPP Buddha Mahayana Majabumi, dan DPP Generasi Budhis Indonesia.
Kedua oleh ini:
http://dhammacitta. org/forum/ index.p.. .5027#msg155027
Quote:
Sebelum pertamuan dimulai, tampak Budiman Sudarma Ketua Umum Generasi Muda Mahayana Indonesia
(GMMI) berdiri di pintu ruangan fraksi PDS. Ia membagi-bagikan selebaran sikap DPP GMMI dan Pernyataan Sikap Sangha Mahayana Indonesia ditanda-tangani Bhiksu Kusalasasana Mahasthavira. Pernyataan mereka mendukung Buddha Bar.
Saya jadi penasaran... .ada 'klik' di kepala gua, dan lanjut masuk google untuk mengumpulkan bukti.....
Berikut bukti2 yg saya temukan:

1. Coba google "Forum Komunikasi Buddha Indonesia" dan anda akan menemukan pada urutan pertama:
Forum Komunikasi Umat Buddha Indonesia. www.infobuddhis. com
Tentunya anda sudah tahu siapa pentolannya. .... Dia sendiri sudah mengakuinya dan sudah tak bisa ditutupi:

Budiman Sudharma, Ketua FKUB DKI Jakarta

2. Google DPP Buddha Mahayana Majabumi, dan anda akan menemukan juga bahwa:
Budiman Sudharma adalah Sekretaris
Dewan Pengurus Daerah
Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia
MAJABUMI – DKI Jakarta

3. Google DPP Generasi Budhis Indonesia, dan anda akan menemukan
Budiman Sudharma, aka Buddhis Sthavira Dharma, Ketua Dewan Pimpinan Pusat GemaBudhi (Generasi Muda Budhis Indonesia)

4. Ada perbedaan kecil dalam detil-detil, tapi menurut saya dapat dimengerti karena Pak Prijanto hanya mengutip apa yg dia dengar, dan beliau tentunya tidak familiar dengan organisasi Buddhis kecil seperti itu, jadi memang ada perbedaan nama. Tapi kalau ditelusuri sangat jarang ada yg namanya seperti itu kecuali organisasi yg saya sebut

5. Tambahan, konfirmasi lebih jauh didapat dari sebuah tulisan di wall facebook Say NO For Buddha Bar http://apps. facebook. com/causes/ 2278...484? m=b0366309
Dari anggota Siddhi yg ikut Forum Anti Buddha Bar:
Quote:
"Pada pertemuan ini FABB menanyakan pertimbangan Dinas Pariwisata prov DKI Jakarta sehingga mengeluarkan ijin tersebut walaupun permohonan rekomendasi penggunaan nama Buddha Bar yang mereka tujukan kepada WALUBI telah ditolak oleh WALUBI melalui surat mereka tertanggal 11 November 2008 .
Dari pertemuan kami mendapatkan informasi dari Dinas Pariwisata walaupun mereka tidak mendapatkan rekomendasi dari WALUBI tetapi mereka mendapat rekomendasi dari 3 organisasi Buddhis yang ada di Jakarta yaitu : 1. Forum Komunikasi Umat Buddha, 2. DPP Buddha Mahayana Majabumi, 3. Gemabudi DPD Jakarta, yang semuanya didapat dari orang yang sama yaitu Budiman Sudharma SH. (profile dapat dilihat www.infobuddhis. com , di Forum Komunikasi Umat Buddha Indonesia)."
Anda dapat menyimpulkan sendiri sisanya..... .....


Sumber : Milis Buddhist DharmaJala

hatRed

 [at] om Tesla en om Equator

sungguh beruntung mereka yg "melihatnya" namun sangat banyak yg tidak bisa "melihatnya".

memang sih ada pepatah "Don't judge the book from its Cover".

tetapi kita sama2 tahu, "Sampul" juga sudah membuat persepsi bagi kita.. "first impression" gitu loh...
i'm just a mammal with troubled soul



hatRed

ini bukannya tulisan si xeno ?
i'm just a mammal with troubled soul



Equator

Quote from: hatRed on 03 March 2009, 12:32:03 PM
[at] om Tesla en om Equator

sungguh beruntung mereka yg "melihatnya" namun sangat banyak yg tidak bisa "melihatnya".

memang sih ada pepatah "Don't judge the book from its Cover".

tetapi kita sama2 tahu, "Sampul" juga sudah membuat persepsi bagi kita.. "first impression" gitu loh...


Namun setelah isinya kita lalap, sampul toh tetap sampulkan ? Hanya pajangan
Seperti kita makan nasi uduk enak yang dibungkus pake kertas yg tertera " Nasi Uduk Istimewa"
Toh setelah kita makan dan menikmati lezat dan enaknya hidangan tersebut, bungkusnya akan selesai tugas dan hampir tidak kita butuhkan lagi
Kalo kita ributkan sampulnya terus harus begini harus begono, kira2 membawa manfaat tidak bro ?
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

hatRed

 [at] om Equator

kita pake narasi ya.... ;D

neh tandingan narasi saya.

1. tentang nasi uduk

Kalo seorang penjual nasi uduk ingin nasi uduknya dimakan oleh orang banyak, hal apa yg pertma kali seorang penjual nasi uduk lakukan?
tentu saja  promosi.. tanpa promosi bagaimana mungkin ada orang yg tahu ada nasi uduk buatan dia tuk dimakan.
lalu bungkus yg dipakai itu harus sembarangan atau gak? harus bersih ato ngak?
tentu saja harus, coba kalo kita beli nasi uduk trus pas dah jadi si penjual bungkusnya ama kertas koran yang abis kecebur got? apakah anda masih mo ambil tuh nasi uduk...?


2. Analogi restoran

Saat kita makan tentu saja kita menginginkan makanan yang bergizi dan sehat, memang lebih menyehatkan membuat makanan sendiri dari pasar, karena higienisnya kita bisa jamin. namun kita kurang waktu makanya beli di restoran. lalu ada dengar2 orang ada restoran yang menyehatkan di pojok gang, kata orang yang dah pernah makan disana katanya menyehatkan bahkan bisa menyembuhkan penyakit, karena tertarik lalu kita coba restoran tersebut.

baru masuk halaman restoran aja dah penuh sampah, lalat dan belatung yang menclok kesana kemari, trus kita masuk restoran tersebut. udah pencahayaan kurang meja juga bekas orang laen makan gak dibersihin lagi. ya uda kita duduk aja dulu. gak lama kemudian sang pelayan datang membawa list menu, kita liat list menunya dah lusuh, kotor lagi... sobek sana sobek sini... baunya ituloh minta ampun buseeeddd dah bisa muntah orang.. jadi gak berselera lagi ya uda pesan minuman aja lah.... ehhh gak taunya ada upil tuh di list menu.... nempel dah di tangan gue...... setelah sekian lamaaaaaaaaaaa menunggu akhirnya datang juga tuh minuman... wah.. yg ini luh gak bakal percaya deh.... masa minumnya pake baskom.. ya udeh dah g sebelum minum dari tuh baskom mending cabut aja dah.... eh sial gak ketulungan emang sial... ternyata g dudukin permen karet... ieeekkkkksss jadi parno deh....
i'm just a mammal with troubled soul



Hendra Susanto

bos2 om2 tante2, mohon dengan amat sangat yang ke 2 kali, kalau ada berita terbaru mengenai buddha bar harap posting disini aja... jgn buat new thread karena topiknya sama...

thx atas perhatiannya...