Mari kita ulang secara lengkap 4 Kebenaran Ariya :
1. Kebenaran Ariya tentang dukkha;
2. Kebenaran Ariya tentang sebab dukkha;
3. Kebenaran Ariya tentang berakhirnya dukkha;
4. Kebenaran Ariya tentang Jalan menuju berakhirnya dukkha.
Apakah dukkha itu? Apakah serta merta dukkha = penderitaan? Dukkha dalam arti luas pun mengandung makna yg lebih dalam seperti : ketidakpuasan, ketidaksempurnaan, sakit, ketidakabadian, ketidakselerasan, ketidaknyamanan.
Anda bertanya "Apakah bagi Edward kelahiran merupakan penderitaan?" Tentu saya jawab "ya". Karena dalam kehidupan ini saya masih terbelenggu akan ikatan dan kebahagiaan yg terkondisikan.Tapi apakah sama bagi seseorang yg telah "TERBEBASKAN" sepenuhnya?Ketika kondisi2 telah dilepaskan, tubuh fisik telah dilepaskan dan yg ada adalah tubuh dhamma, yang tidak terkondisikan.Sama seperti makna akan Dhamma itu sendiri.
Jika mengikuti secara serta merta dukkha=penderitaan=kelahiran... Dan kita memasukkan ke dalam Kebenaran Ariya ke 3, menjadi "Kebenaran Ariya tentang Berakhirnya kelahiran" Woooww...Bukankah terlihat seperti paham nihilis? Jika diskusi mencapai k tahap ini, tentu saya akan mengakhiri, karena yg ada adalah spekulasi semata. Karena dengan kapasitas yang ada saat ini, saya belum mencapai tahap melihat dan memahami sepenuhnya dengan pengalaman sendiri.
Mengenai Amitabha Buddha.
Jika berikrar untuk terlahir dalam Sukhavati setelah kematian setelah kehidupan ini, berarti kita tidak mempelajari Dhamma dari Siddharta dan berlatih sesuai ajarannya pada kehidupan ini?Itu hanya ada dalam pikiran makhluk malas!
Dan seperti Jhana, BANYAK praktisi yang telah melihat alam Sukhavati dan tubuh dhamma Amitabha Buddha sebelum harus MATI dahulu.
Apakah Sukhavati memungkinkan menjadi tempat melihat sendiri 4 Kebenaran Ariya?Jika memaknai dukkha = penderitaan, tentu saja TIDAK.Tapi apakah makna dukkha sebegitu sempitnya?
bro edward yang bijak,
semua itu sudah masuk kategori penderitaan....walau dukkha banyak arti..tetapi menuju pada 1.
sama seperti baik hati, suka menolong, welas asih.......menuju pada 1 yakni.
kebijaksanaan dan kebahagiaan.
paham nihilis? ^.^
sebuah paham nihilis itu berpikir ada sebab tanpa ada akibat.
misalkan seseorang yang hanya beranggapan hidup kali ini saja.
padahal bahwa apabila citta belum padam, mana mungkin tidak ada bhava?
4 kesunyataan mulia?...baca paticasammupada lagi lah..
ingat ada sebab ada akibat......citta padam yah akibat nya "tidak ada bhava"
nah pikiran malas?...justru "berharap" bertemu dengan buddha dengan hanya malafalkan nama semata...adalah pikiran berfantasi tingkat tinggi.
kenyataan saja lahada yang sekarang didepan mata mala berharap yang didepan...
ntar kalau sudah di alam sukhavati sana,
diajarkan melafalkan nama buddha mana lagi?Apakah Sukhavati memungkinkan menjadi tempat melihat sendiri 4 Kebenaran Ariya?Jika memaknai dukkha = penderitaan, tentu saja TIDAK.Tapi apakah makna dukkha sebegitu sempitnya? Huh?
saudara edward yang bijak,
kadang ketika kenyataan menujukkan sebenarnya mengapa mencari jalan pembenaran fantasi?
hadapi saja itulah jalan kebenaran.
ada yang mengatakan "masih ada 84.000 cara" atau ada juga yang masih berkata "daun yang belum digenggam Tathagatha itu banyak."
semua itu hanya mencari pembenaran....kebenaran sejati itu hanya ada
"sekarang"bukan
"nanti" atau
"masa lalu"saya jadi sangat mengerti mengapa sariputta begitu mendengar nasehat dari bikkhu Assaji.
bisa merealisasikan kehidupan pemasuk arus....yakni hanya terlahir sisa 7x.
Ye dhamma hetupabhava
Tesam hetum Tathagataha
Tesam ca yo nirodho
Evam vadi mahasamano
Dari segala hal yang timbul oleh karena suatu kondisi,
‘Kondisinya’ telah diberitahukan oleh Tathagata;
Dan juga pengakhirannya,
Inilah yang diajarkan oleh Pertapa Agung.
diskusi telah berakhir...
banyak berkah pada anda,
semoga semua makhluk berbahagia
"ada penderitaan, tetapi tidak ada yang menderita
ada jalan, tetapi tidak ada yang menempuhnya
ada nibbana, tetapi tidak ada yang mencapainya"
salam metta.