Thera Sivali

Started by K.K., 17 February 2009, 01:16:49 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

#30
Quote from: dilbert on 22 February 2009, 12:28:28 PM
Quote from: markosprawira on 18 February 2009, 09:09:10 AM
Quote from: Equator on 18 February 2009, 08:29:10 AM
Bahkan reliknya Sivali banyak di cari orang untuk demi mendapatkan kekayaan bagi si empunya  :whistle:
Cuma entahlah perbuatan seperti ini patut atau tidak di lakukan oleh umat Buddha  :-?

kalo relik dicari utk dapat kekayaan, apa bedanya ama org dateng ke gunung kawi utk pesugihan?   :))
atau di thailand, org dateng ke bhante utk minta nomer jitu?  ^-^

Itu sih cuma beda "label" tapi tujuannya sih sama.

Buddha ga pernah bilang bhw Lobha pada merk lain akusala tapi Lobha pada label buddhis itu kusala loh.....
Lobha is lobha dan sifatnya sudah pasti akusala

semoga bermanfaat

metta  _/\_

apakah semua kegiatan mencari "duit" pasti LOBHA ? definisi LOBHA sendiri yang benar gimana ? Seorang yang lagi kesulitan keuangan, mencari jalan jalan yang kadangkala tidak masuk akal... apakah termasuk LOBHA ? Karena tidak jarang seseorang yang sudah "berlebihan" secara materi (mungkin tidak habis 3 turunan) tetap saja menghalalkan segala cara untuk meningkatkan materi-nya.


dear dilbert,

sebenarnya dari pernyataan anda, sudah dapat diketahui bhw Lobha atau tidaknya, bukanlah diukur dari seberapa banyak materi yg dia miliki

namun lebih ke arah bagaimana kondisi batin dia pada waktu berusaha mendapatkan materi

Bagaimana tahu bahwa itu Lobha atau bukan? yah harus jujur...... yg seringkali org lakukan adalah berdalih, mencari kambing hitam sehingga melegalisasi mereka utk mencari materi sebanyak2nya, yg bahkan dengan cara2 yg tidak benar misal dengan menindas org lain, menfitnah

Padahal mata pencaharian yg benar adalah mata pencaharian yg tidak merugikan baik diri sendiri maupun mahluk lain.
Jika disertai dengan Lobha, berarti itu menjadi mata pencaharian yg tidak benar karena setidaknya sudah merugikan diri sendiri

Semoga bisa bermanfaat

metta

dilbert

Quote from: markosprawira on 23 February 2009, 08:57:37 AM
Quote from: dilbert on 22 February 2009, 12:28:28 PM
Quote from: markosprawira on 18 February 2009, 09:09:10 AM
Quote from: Equator on 18 February 2009, 08:29:10 AM
Bahkan reliknya Sivali banyak di cari orang untuk demi mendapatkan kekayaan bagi si empunya  :whistle:
Cuma entahlah perbuatan seperti ini patut atau tidak di lakukan oleh umat Buddha  :-?

kalo relik dicari utk dapat kekayaan, apa bedanya ama org dateng ke gunung kawi utk pesugihan?   :))
atau di thailand, org dateng ke bhante utk minta nomer jitu?  ^-^

Itu sih cuma beda "label" tapi tujuannya sih sama.

Buddha ga pernah bilang bhw Lobha pada merk lain akusala tapi Lobha pada label buddhis itu kusala loh.....
Lobha is lobha dan sifatnya sudah pasti akusala

semoga bermanfaat

metta  _/\_

apakah semua kegiatan mencari "duit" pasti LOBHA ? definisi LOBHA sendiri yang benar gimana ? Seorang yang lagi kesulitan keuangan, mencari jalan jalan yang kadangkala tidak masuk akal... apakah termasuk LOBHA ? Karena tidak jarang seseorang yang sudah "berlebihan" secara materi (mungkin tidak habis 3 turunan) tetap saja menghalalkan segala cara untuk meningkatkan materi-nya.


dear dilbert,

sebenarnya dari pernyataan anda, sudah dapat diketahui bhw Lobha atau tidaknya, bukanlah diukur dari seberapa banyak materi yg dia miliki

namun lebih ke arah bagaimana kondisi batin dia pada waktu berusaha mendapatkan materi

Bagaimana tahu bahwa itu Lobha atau bukan? yah harus jujur...... yg seringkali org lakukan adalah berdalih, mencari kambing hitam sehingga melegalisasi mereka utk mencari materi sebanyak2nya, yg bahkan dengan cara2 yg tidak benar misal dengan menindas org lain, menfitnah

Padahal mata pencaharian yg benar adalah mata pencaharian yg tidak merugikan baik diri sendiri maupun mahluk lain.
Jika disertai dengan Lobha, berarti itu menjadi mata pencaharian yg tidak benar karena setidaknya sudah merugikan diri sendiri

Semoga bisa bermanfaat

metta

benar sekali, kondisi bathin pada saat itu-lah yang menentukan apakah suatu perbuatan dikatakan sebagai LOBHA atau ALOBHA... oleh karena itu, "generalisasi" LOBHA pada para pencari "cara-cara" yang dianggap tidak lazim dalam mencari materi tidaklah dapat diterima, karena tetap kembali lagi pada kondisi bathin individu tersebut.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

chen83

emang masih ada yang kerja nggak pake lobha?

dilbert

Quote from: chen83 on 23 March 2010, 02:20:00 PM
emang masih ada yang kerja nggak pake lobha?

kenapa tidak ada, dalam beberapa kisah Jataka, bodhisatta pernah terlahir sebagai pedagang yang jujur dan tidak memiliki tendensius LOBHA.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

chen83

Anda deh di jaman ini.  ;D

williamhalim

di Padang ada hotel, namanya: Hotel Savali (plesetan agar enak diucapkan dari kata Sivali), logo hotelnya daun Bodhi

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

williamhalim

Quote from: dilbert on 23 February 2009, 11:06:27 AM


benar sekali, kondisi bathin pada saat itu-lah yang menentukan apakah suatu perbuatan dikatakan sebagai LOBHA atau ALOBHA... oleh karena itu, "generalisasi" LOBHA pada para pencari "cara-cara" yang dianggap tidak lazim dalam mencari materi tidaklah dapat diterima, karena tetap kembali lagi pada kondisi bathin individu tersebut.

setuju, satu hal lagi,

sangat sulit menentukan suatu perbuatan Lobha atau Tidak Lobha, terlebih pada perbuatan 'yg kelihatannya baik'.

Misalnya: Berdana atau mencari nafkah atau lainnya...

Motivasi batin yg timbul atas suatu perbuatan -mencari nafkah- misalnya, motivasinya tidak selalu tungal, biasanya sangat bermacam: awalnya ingin menafkahi anak, sedetik kemudian ingin meraup keuntungan sebanyaknya, sedetik lagi kasihan sama lawan usaha, sedetik lagi agar mendapat nama di sosialiasi, begitu seterusnya.... akhirnya diambillah suatu keputusan atas dasar beragamnya motivasi tsb.... apalagi dasar suatu motivasi telah melewati bermacam2 pertimbangan yg mungkin beratus2 kilasan pemikiran dalam sedetik itu...

motivasi batin yg bermacam2 ini akan memberikan vipaka yg bermacam2 pula terhadap akumulasi/trend batin kita....

Jadi memang tidak mudah memastikan suatu perbuatan dimotivasi kusala ataukah akusala, namun secara umum, untuk perbuatan2 yg 'sangat baik atau buruk', secara kasar, masih dapat dideteksi oleh kita...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Wolvie

Quote from: markosprawira on 18 February 2009, 09:09:10 AM
Quote from: Equator on 18 February 2009, 08:29:10 AM
Bahkan reliknya Sivali banyak di cari orang untuk demi mendapatkan kekayaan bagi si empunya  :whistle:
Cuma entahlah perbuatan seperti ini patut atau tidak di lakukan oleh umat Buddha  :-?

kalo relik dicari utk dapat kekayaan, apa bedanya ama org dateng ke gunung kawi utk pesugihan?   :))
atau di thailand, org dateng ke bhante utk minta nomer jitu?  ^-^

Itu sih cuma beda "label" tapi tujuannya sih sama.

Buddha ga pernah bilang bhw Lobha pada merk lain akusala tapi Lobha pada label buddhis itu kusala loh.....
Lobha is lobha dan sifatnya sudah pasti akusala

semoga bermanfaat

metta  _/\_

klo ga jodoh juga percuma Bro Markos, meskipun setengah mati dicari, udah dapet pun hilang.

tapi klo jodoh, ada orang ngasih, ya apa salahnya diterima asal jgn melekat sama Sarira itu sendiri, klo buat puja ya oke2 aja.

terus klo orang memang pingin rejeki, repot2 banget sengaja cari Sarira, mending berusaha dengan benar, banyak berdana terus baca aja Paritta penghormatan Arya Sivali. Tanpa Sarira jg bisa berhasil kok Paritta itu.

Riky_dave

Thera Sivali itu adalah Thera yang mengalahkan dan menjinakkan naga bukan?saya membacanya didalam Jataka..berapa orang yang bernama Sivali?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Wolvie

Klo yang menjinakkan Naga Nandopandana itu Arahat Mogallana, Bro Riky. Tapi ga tau ya klo yang dimaksud Bro Riky itu naga yang lain.

marcedes

Quote from: Riky_dave on 25 March 2010, 10:22:53 PM
Thera Sivali itu adalah Thera yang mengalahkan dan menjinakkan naga bukan?saya membacanya didalam Jataka..berapa orang yang bernama Sivali?
setahu saya Thera sivali itu cai shen ye nya versi buddhis..hahaha
katanya sih dalam kandungan selama 7 tahun...akibat kamma buruk mengurung dulu...

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

bond

Quote from: marcedes on 25 March 2010, 11:12:11 PM
Quote from: Riky_dave on 25 March 2010, 10:22:53 PM
Thera Sivali itu adalah Thera yang mengalahkan dan menjinakkan naga bukan?saya membacanya didalam Jataka..berapa orang yang bernama Sivali?
setahu saya Thera sivali itu cai shen ye nya versi buddhis..hahaha
katanya sih dalam kandungan selama 7 tahun...akibat kamma buruk mengurung dulu...


yg dibold

Mungkin ngak bro ? Mitos or fact ?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Jerry

 [at] Om Bond
Mitos or fact? Yang jelas sih udah ada di ceritanya Bro Kain (bagian yang saya bold). Baca ceritanya atuh Om.. ;)

Quote from: Kainyn_Kutho on 17 February 2009, 01:16:49 PM
Sivali adalah anak dari Suppavasa (yang belakangan disebut sebagai upasika yang memberikan dana terbaik, aggam panítadáyikánam). Ia harus menderita berada di kandungan selama tujuh tahun oleh ibunya karena kejahatan masa lampaunya. Suppavasa mengalami kesulitan melahirkan selama tujuh hari, dan berpikir dirinya akan mati. Maka ia berpikir untuk memberikan dana kepada Buddha. Ketika Buddha menerima dana dan memberkati Suppavasa, seketika itu juga ia melahirkan.

Pada hari kelahirannya, (karena sudah tujuh tahun di kandungan) Sivali ini sudah memiliki kemampuan anak berumur tujuh tahun. Dengan izin dari Suppavasa, Sariputta menahbiskannya. Ketika ikat rambutnya pertama dipotong, ia mencapai Sotapanna, dan ke dua kali, ia mencapai Sakadagami. Dan kemudian hari ia menyendiri dan menjadi Arahat. Di kemudian hari, ia disebut oleh Buddha Gotama sebagai yang terbaik dalam menerima dana.......


_/\_
appamadena sampadetha

Peacemind

Quote from: Jerry on 26 March 2010, 09:08:11 PM
[at] Om Bond
Mitos or fact? Yang jelas sih udah ada di ceritanya Bro Kain (bagian yang saya bold). Baca ceritanya atuh Om.. ;)

Quote from: Kainyn_Kutho on 17 February 2009, 01:16:49 PM
Sivali adalah anak dari Suppavasa (yang belakangan disebut sebagai upasika yang memberikan dana terbaik, aggam panítadáyikánam). Ia harus menderita berada di kandungan selama tujuh tahun oleh ibunya karena kejahatan masa lampaunya. Suppavasa mengalami kesulitan melahirkan selama tujuh hari, dan berpikir dirinya akan mati. Maka ia berpikir untuk memberikan dana kepada Buddha. Ketika Buddha menerima dana dan memberkati Suppavasa, seketika itu juga ia melahirkan.

Pada hari kelahirannya, (karena sudah tujuh tahun di kandungan) Sivali ini sudah memiliki kemampuan anak berumur tujuh tahun. Dengan izin dari Suppavasa, Sariputta menahbiskannya. Ketika ikat rambutnya pertama dipotong, ia mencapai Sotapanna, dan ke dua kali, ia mencapai Sakadagami. Dan kemudian hari ia menyendiri dan menjadi Arahat. Di kemudian hari, ia disebut oleh Buddha Gotama sebagai yang terbaik dalam menerima dana.......


_/\_

Menurut kitab komentar, Bhikkhu Sivali mencapai arahat bukan setelah menyendiri terlebih dahulu, melainkan sesegera bersamaan dengan terpotongnya semua rambutnya. Kitab Komentar mengatakan, "So pana paṭhamakesavaṭṭiyāohāraṇakkhaṇeyeva  sotāpattiphale patiṭṭhāsim,  dutiyāya ohāraṇakkhaṇe sakadāgāmiphale,  tatiyāya  anāgāmiphale.  Sabbesaṃeva  pana  kesānaṃ  oropanañca arahattasacchikiriyā ca apacchā apurimā ahosi - Ketika saat pertama rambut yang terikat di potong, ia mencapai sotapanna; saat memotong (rambut) kedua kalinya, ia mencapai sākadagami, ketiga kalinya mencapai anagami, dan pada saat semua rambutnya terpotong, secara bersamaan dengan terpotongnya keseluruhan rambut (apacchā apurimā - neither after nor before), ia mencapai kesucian arahat.

Riky_dave

Quote from: Wolvie on 25 March 2010, 11:00:39 PM
Klo yang menjinakkan Naga Nandopandana itu Arahat Mogallana, Bro Riky. Tapi ga tau ya klo yang dimaksud Bro Riky itu naga yang lain.

ya benar..Seharusnya itu Maha Moggalana,tetapi di Jataka ditulis Therava Sivali..nanti saya kutip saja jatakanya.. :)

makanya tadi saya nanya..ada berapa orang yang bernama Sivali.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...