perjalanan membuktikan ajaran Sang Buddha: patibhaga nimittta

Started by fabian c, 15 February 2009, 12:47:08 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sumedho

kalau menurut peneelahan teks englishnya

QuoteWhen this was said, the young brahman Uttara sat silent & abashed, his shoulders slumped, his head down, brooding, at a loss for words. The Blessed One — noticing that Uttara was sitting silent & abashed, his shoulders slumped, his head down, brooding, at a loss for words — said to Ven. Ananda, "Ananda, the development of the faculties that the brahman Parasiri teaches his followers is one thing, but the unexcelled development of the faculties in the discipline of a noble one is something else entirely."
sepertinya sih "sesuatu yang benar-benar berbeda" atau "sesuatu yang sepenuhnya berbeda"  CMIIW
There is no place like 127.0.0.1

ENCARTA

Quote from: fabian c on 03 March 2009, 06:31:43 PM
Quote from: BlackDragon on 27 February 2009, 10:39:04 PM
QuoteNamaste suvatthi hotu

Apabila landasan mata tidak ada (buta) maka kita tidak akan mampu melihat objek melalui gerbang mata artinya cakkhuviññāṇa tidak terjadi.

Paṭibhāganimitta adalah "tanda pasangan lawan" terjadi karena pikiran dalam keadaan tenang biasanya lima rintangan batin telah pudar, jadi hanya muncul pada pikiran mencapai "konsentrasi akses" (Upacāra-samādhi)


Justru yang mengenali Nimitta adalah kesadaran batin (manoviññāṇa), karena nimitta di sini merupakan objek pikiran (dhamma)

semoga mebantu

thuti

Quotenamaste suvatthi hotu


Orang buta yang berlatih anapanasati bisa saja "melihat" anapananimitta karena anapananimitta dikenali oleh "kesadaran batin" dan bukan oleh "kesadaran mata" (melihat).

anapananimitta tidak sama dengan kasinanimitta

pada meditasi Kasina, sejak awal "objek" harus ditatap terlebih dahulu oleh mata (melalui kesadaran mata), kemudian objek dilihat dengan mata tertutup (oleh kesadaran batin) sebagai "gambaran objek asli" dalam batin.

Sedangkan pada anapananimitta sejak awal semua dikenali melalui kesadaran batin.

Semoga membantu


thuti

Wah ternyata uda dijawab sama Romo. ;D ;D ;D
Sory saya telat baca postingannya.
^:)^ ^:)^ ^:)^

mau tanya Om Fabian, dari awal saya baca om Fab yakin bahwa orang buta tdk bisa mengalami atau melihat Nimitta pasti ada sebabnya, apakah dari sutta?
Refrensi nya dari sutta mana yah?
Bisa tolong posting disini? (indo pleaseee...) ;D

_/\_

Saudara Black Dragon yang baik,

Secara kebetulan saya menemukan sutta ini, mudah-mudahan sedikit memuaskan rasa keingin-tahuan saudara,

SN 51.20

"And how does a monk — by means of an awareness open & unhampered — develop a brightened mind? There is the case where a monk has the perception of light, the perception of daytime [at any hour of the day] well in hand & well-established. This is how a monk — by means of an awareness open & unhampered — develops a brightened mind.

"dan bagaimanakah seorang bhikkhu – dengan kesadaran terbuka & tak terhalang mengembangkan kecerahan batin? Ada bhikkhu yang memiliki persepsi cahaya, persepsi siang hari (setiap waktu di siang hari) menguasai & mapan. Inilah bagaiman caranya seorang bhikkhu – dengan cara menyadari, terbuka dan tak terhalang – mengembangkan kecerahan batin.

(SN 51.20 - A.N 3 – 100 - .... - .... ) dll
"If he wants, he sees — by means of the divine eye, purified and surpassing the human — beings passing away and re-appearing, and he discerns how they are inferior and superior, beautiful and ugly, fortunate and unfortunate in accordance with their kamma

"Jika ia menginginkan, ia melihat – dengan mata dewa, yang murni dan melebihi manusia biasa – manusia mati dan terlahir kembali, dan ia melihat bahwa mahluk mahluk yang rendah dan yang mulia, cantik dan buruk, beruntung dan tak beruntung sesuai dengan karmanya masing-masing.


Indriya-bhavana Sutta  -  The Development of the Faculties
MN 152


I have heard that on one occasion the Blessed One was staying among the Kajjangalas in the Bamboo Grove. Then the young brahman Uttara, a student of Parasiri1 went to the Blessed One and, on arrival, exchanged friendly greetings & courtesies. After this exchange of courteous greetings he sat to one side.
As he was sitting there, the Blessed One said to him: "Uttara, does the brahman Parasiri teach his followers the development of the faculties?"
"Yes, master Gotama, he does."
"And how does he teach his followers the development of the faculties?"
"There is the case where one does not see forms with the eye, or hear sounds with the ear [in a trance of non-perception]. That's how the brahman Parasiri teaches his followers the development of the faculties."
"That being the case, Uttara, then a blind person will have developed faculties, and a deaf person will have developed faculties, according to the words of the brahman Parasiri. For a blind person does not see forms with the eye, and a deaf person does not hear sounds with the ear."
When this was said, the young brahman Uttara sat silent & abashed, his shoulders slumped, his head down, brooding, at a loss for words. The Blessed One — noticing that Uttara was sitting silent & abashed, his shoulders slumped, his head down, brooding, at a loss for words — said to Ven. Ananda, "Ananda, the development of the faculties that the brahman Parasiri teaches his followers is one thing, but the unexcelled development of the faculties in the discipline of a noble one is something else entirely."


Demikianlah yang kudengar, pada suatu ketika Sang Bhagava berdiam diantara suku Kajjangala di hutan bamboo. Kemudian seorang brahmana muda bernama Uttara, seorang siswa Parasiri datang menemui Sang Bhagava dan setelah tiba, saling bertukar salam dengan ramah tamah. Setelah pertukaran salam ramah tamah ini ia duduk pada satu sisi.
Setelah duduk, Sang Bhagava berkata kepadanya: "Uttara, apakah brahmana Parasiri mengajarkan para pengikutnya pengembangan indra?
"Ya, yang mulia Gotama, ia mengajarkan."
"Dan bagaimanakah ia mengajarkan para pengikutnya mengenai pengembangan indra?"
"Ada orang yang tidak melihat bentuk-bentuk dengan matanya, atau mendengar suara dengan telinganya (pada waktu mencapai Jhana tanpa persepsi). Demikianlah ajaran brahmana Parasiri terhadap para pengikutnya mengenai pengembangan indra.
"Bila demikian halnya, Uttara, maka seorang buta bisa mengembangkan indra, dan seorang tuli bisa mengembangkan indra, sesuai dengan pendapat brahmana Parasiri. Karena seorang yang buta tidak melihat bentuk-bentuk dengan matanya, dan orang tuli tidak mendengar suara-suara dengan telinganya."
. ............ ................. ............ ...................... ................... ................... .................... "Ananda, pengembangan indra yang diajarkan oleh brahmana Parasiri kepada para pengikutnya adalah satu hal, tetapi pengembangan indra tak tertandingi yang diajarkan Sang Buddha adalah suatu hal yang lain sama sekali

sukhi hotu,

_/\_

terjemahan bahasa indonya :P

fabian c

Quote from: BlackDragon on 04 March 2009, 01:04:13 AM
om Fabian yg sangat baik,
Thx banget atas postingannya, jd saya mendapat wawasan baru. ^:)^

Quote(SN 51.20 - A.N 3 – 100 - .... - .... ) dll
"If he wants, he sees — by means of the divine eye, purified and surpassing the human — beings passing away and re-appearing, and he discerns how they are inferior and superior, beautiful and ugly, fortunate and unfortunate in accordance with their kamma

"Jika ia menginginkan, ia melihat – dengan mata dewa, yang murni dan melebihi manusia biasa – manusia mati dan terlahir kembali, dan ia melihat bahwa mahluk mahluk yang rendah dan yang mulia, cantik dan buruk, beruntung dan tak beruntung sesuai dengan karmanya masing-masing.

ehmmm... Tapi melihat dari kata2 di atas, tidak dikatakan bahwa melihat dgn indra penglihatan. :-?

QuoteDemikianlah yang kudengar, pada suatu ketika Sang Bhagava berdiam diantara suku Kajjangala di hutan bamboo. Kemudian seorang brahmana muda bernama Uttara, seorang siswa Parasiri datang menemui Sang Bhagava dan setelah tiba, saling bertukar salam dengan ramah tamah. Setelah pertukaran salam ramah tamah ini ia duduk pada satu sisi.
Setelah duduk, Sang Bhagava berkata kepadanya: "Uttara, apakah brahmana Parasiri mengajarkan para pengikutnya pengembangan indra?
"Ya, yang mulia Gotama, ia mengajarkan."
"Dan bagaimanakah ia mengajarkan para pengikutnya mengenai pengembangan indra?"
"Ada orang yang tidak melihat bentuk-bentuk dengan matanya, atau mendengar suara dengan telinganya (pada waktu mencapai Jhana tanpa persepsi). Demikianlah ajaran brahmana Parasiri terhadap para pengikutnya mengenai pengembangan indra.
"Bila demikian halnya, Uttara, maka seorang buta bisa mengembangkan indra, dan seorang tuli bisa mengembangkan indra, sesuai dengan pendapat brahmana Parasiri. Karena seorang yang buta tidak melihat bentuk-bentuk dengan matanya, dan orang tuli tidak mendengar suara-suara dengan telinganya."
. ............ ................. ............ ...................... ................... ................... .................... "Ananda, pengembangan indra yang diajarkan oleh brahmana Parasiri kepada para pengikutnya adalah satu hal, tetapi pengembangan indra tak tertandingi yang diajarkan Sang Buddha adalah suatu hal yang lain sama sekali

sukhi hotu,


Merujuk pada tulisan yg di Bold, saya melihat Sang Buddha tdk mengatakan bahwa pengembangan indra yg diajarkan brahmana Parasiri adalah tidak benar atau bertolak belakang, tetapi saya hanya melihat Sang Buddha mengatakan itu adalah satu hal, tetapi yg diajarkan Sang Buddha berbeda dari ajaran brahmana Parasiri.
Bisa saja berbeda Tujuan tp tdk menutup kemungkinan mengalami proses yg mirip di dalam jalan nya? ???

Tapi tidak menutup kemungkinan juga mksd Sang Buddha adalah ajarannya bertolak belakang.

Sampai disini jujur saya agak rancu dan tidak berani berkomentar lebih banyak, krn keterbatasan pengetahuan. ;D

Mohon senior yg lain yg lebih mengerti sutta turun rembuk, jadi yg junior2 seperti saya menjadi lebih mengerti. ^:)^
Bagaimana menurut Suhu Sumedho? ;)

Btw thx Bro Fabian yg baik. _/\_


Saudara Black Dragon yang baik,

Terlepas dari apakah pendapat brahmana Parasiri benar atau tidak, yang jelas Sang Buddha menolak bila dinyatakan bahwa seorang buta atau tuli bisa mengembangkan indranya.

Secara tidak langsung Beliau mengatakan bahwa untuk bisa mengembangkan indranya maka seseorang harus memiliki landasan indra yang baik.

Bagaimanakah bentuk indra yang dikembangkan? Saya rasa tak lain adalah telinga dewa dan mata dewa.

Bila salah mohon dikoreksi, mohon masukan teman-teman yang lain.

sukhi hotu,

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

tesla

QuoteTerlepas dari apakah pendapat brahmana Parasiri benar atau tidak, yang jelas Sang Buddha menolak bila dinyatakan bahwa seorang buta atau tuli bisa mengembangkan indranya.

di sana Buddha bertanya, bagaimana mengembangkan indra yg diajarkan oleh brahmana Parasiri.
dari deskripsi tersebut brahmana Parasiri menjawab pengembangan indra tsb adalah dimana indra tidak menghasilkan persepsi lagi.
shg Sang Buddha menjawab, jika demikian (pengembangan indra yg diajarkan), maka orang buta dan tuli saja sudah bisa mencapainya.

bagi saya, sama sekali Sang Buddha tidak mengatakan orang buta / tuli, "bisa atau tidak bisa" mengembangkan indra yg diajarkan Buddha... yg dikatakan tadi justru pengembangan indra yg diajarkan brahmana tadi, orang buta & tuli pun telah bisa...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

truth lover

Quote from: tesla on 04 March 2009, 01:04:39 PM
QuoteTerlepas dari apakah pendapat brahmana Parasiri benar atau tidak, yang jelas Sang Buddha menolak bila dinyatakan bahwa seorang buta atau tuli bisa mengembangkan indranya.

Quotedi sana Buddha bertanya, bagaimana mengembangkan indra yg diajarkan oleh brahmana Parasiri.
dari deskripsi tersebut brahmana Parasiri menjawab pengembangan indra tsb adalah dimana indra tidak menghasilkan persepsi lagi.shg Sang Buddha menjawab, jika demikian (pengembangan indra yg diajarkan), maka orang buta dan tuli saja sudah bisa mencapainya.

Mas Tesla, bunyi pernyataan murid Brahmana Parasiri adalah demikian,
QuoteAda orang yang tidak melihat bentuk-bentuk dengan matanya, atau mendengar suara dengan telinganya (pada waktu mencapai Jhana tanpa persepsi). Demikianlah ajaran brahmana Parasiri
kok pernyataannya berubah menjadi indera tidak menghasilkan persepsi lagi? atau itu cuma persepsi mas Tesla?  Jadi persepsi timbul dari indra? :??   #-o
Quote
"Ada orang yang tidak melihat bentuk-bentuk dengan matanya, atau mendengar suara dengan telinganya (pada waktu mencapai Jhana tanpa persepsi). Demikianlah ajaran brahmana Parasiri bagi saya, sama sekali Sang Buddha tidak mengatakan orang buta / tuli, "bisa atau tidak bisa" mengembangkan indra yg diajarkan Buddha... yg dikatakan tadi justru pengembangan indra yg diajarkan brahmana tadi, orang buta & tuli pun telah bisa...

Jadi orang buta bisa mengembangkan indra, berita baik mas akan saya sampaikan kepada para tunanetra bahwa mereka tidak perlu cangkok kornea, cukup meditasi     :))
The truth, and nothing but the truth...

tesla

Quote from: truth lover on 04 March 2009, 03:26:03 PM
Quote from: tesla on 04 March 2009, 01:04:39 PM
QuoteTerlepas dari apakah pendapat brahmana Parasiri benar atau tidak, yang jelas Sang Buddha menolak bila dinyatakan bahwa seorang buta atau tuli bisa mengembangkan indranya.

Quotedi sana Buddha bertanya, bagaimana mengembangkan indra yg diajarkan oleh brahmana Parasiri.
dari deskripsi tersebut brahmana Parasiri menjawab pengembangan indra tsb adalah dimana indra tidak menghasilkan persepsi lagi.shg Sang Buddha menjawab, jika demikian (pengembangan indra yg diajarkan), maka orang buta dan tuli saja sudah bisa mencapainya.

Mas Tesla, bunyi pernyataan murid Brahmana Parasiri adalah demikian,
QuoteAda orang yang tidak melihat bentuk-bentuk dengan matanya, atau mendengar suara dengan telinganya (pada waktu mencapai Jhana tanpa persepsi). Demikianlah ajaran brahmana Parasiri
kok pernyataannya berubah menjadi indera tidak menghasilkan persepsi lagi? atau itu cuma persepsi mas Tesla?  Jadi persepsi timbul dari indra? :??   #-o
ya, persepsi itu adalah proses pengenalan ransangan yg masuk & jalan masuk ransangan adalah dari indra-indra.
ini bukan pandangan saya pribadi, ini definisi umum persepsi (perception).
dan saya pun menggunakan kata "persepsi" krn di situ, rekan Fabian menggunakan kata jhana tanpa persepsi, yg saya yakin maksudnya adalah "jhana bukan persepsi ataupun bukan tanpa persepsi".

Quote
Quote
"Ada orang yang tidak melihat bentuk-bentuk dengan matanya, atau mendengar suara dengan telinganya (pada waktu mencapai Jhana tanpa persepsi). Demikianlah ajaran brahmana Parasiri bagi saya, sama sekali Sang Buddha tidak mengatakan orang buta / tuli, "bisa atau tidak bisa" mengembangkan indra yg diajarkan Buddha... yg dikatakan tadi justru pengembangan indra yg diajarkan brahmana tadi, orang buta & tuli pun telah bisa...

Jadi orang buta bisa mengembangkan indra, berita baik mas akan saya sampaikan kepada para tunanetra bahwa mereka tidak perlu cangkok kornea, cukup meditasi     :))
silahkan baca ulang kembali kalimat saya:
...sama sekali Sang Buddha tidak mengatakan orang buta / tuli, "bisa atau tidak bisa"...

kalimat anda jelas sekali tidak nyambung, jadi maaf... saya tidak melayani debat kusir
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

truth lover

Quoteya, persepsi itu adalah proses pengenalan ransangan yg masuk & jalan masuk ransangan adalah dari indra-indra.ini bukan pandangan saya pribadi, ini definisi umum persepsi (perception).
dan saya pun menggunakan kata "persepsi" krn di situ, rekan Fabian menggunakan kata jhana tanpa persepsi, yg saya yakin maksudnya adalah "jhana bukan persepsi ataupun bukan tanpa persepsi".

Quotedi sana Buddha bertanya, bagaimana mengembangkan indra yg diajarkan oleh brahmana Parasiri.
dari deskripsi tersebut brahmana Parasiri menjawab pengembangan indra tsb adalah dimana indra tidak menghasilkan persepsi lagi.shg Sang Buddha menjawab, jika demikian
Kok tulisan mas Tesla mengenai persepsi indra, nggak nyambung ya? ,
Mengenai jhana tanpa persepsi, yang menulis nampaknya penerjemah sutta tersebut, bukan mas Fabian tuh coba baca:"There is the case where one does not see forms with the eye, or hear sounds with the ear [in a trance of non-perception]. That's how the brahman Parasiri teaches his followers the development of the faculties."
Kalau begitu menurut mas Tesla terjemahan trance apa? kesurupan?   ::)

Quotesilahkan baca ulang kembali kalimat saya:
...sama sekali Sang Buddha tidak mengatakan orang buta / tuli, "bisa atau tidak bisa"...

QuoteDemikianlah ajaran brahmana Parasiri terhadap para pengikutnya mengenai pengembangan indra.
"Bila demikian halnya, Uttara, maka seorang buta bisa mengembangkan indra, dan seorang tuli bisa mengembangkan indra, sesuai dengan pendapat brahmana Parasiri. Karena seorang yang buta tidak melihat bentuk-bentuk dengan matanya, dan orang tuli tidak mendengar suara-suara dengan telinganya."

:o Yang di bold itu pendapat siapa ya? yang berbicara siapa ya?  coba mas Tesla teliti lagi. ^-^
The truth, and nothing but the truth...

tesla

QuoteKok tulisan mas Tesla mengenai persepsi indra, nggak nyambung ya? ,
sebaiknya anda cari dulu arti kata persepsi.
lihat jg penjelasan brahmana Parasiri dalam hubungannya dg indra mata & telinga.

QuoteKalau begitu menurut mas Tesla terjemahan trance apa? kesurupan?
lho kenapa anda tanya pada saya, tak ada hubungannya sama sekali.
saya cuma bilang saya melanjutkan tulisan rekan fabian, tidak ada bilang dia salah translate
anda kloningan yah? hehehe...

QuoteYang di bold itu pendapat siapa ya? yang berbicara siapa ya?  coba mas Tesla teliti lagi.
terima kasih atas nasehat anda.
saya coba teliti lagi, anda juga coba teliti lagi.

"Bila demikian halnya, Uttara, maka seorang buta bisa mengembangkan indra, dan seorang tuli bisa mengembangkan indra, sesuai dengan pendapat brahmana Parasiri. Karena seorang yang buta tidak melihat bentuk-bentuk  dengan matanya, dan orang tuli tidak mendengar suara-suara  dengan telinganya."

jika kalimat yg saya underline dihapus, maka saya akan mengerti apa yg anda sampaikan. tapi kalimat tsb ada, dan tidak dapat diabaikan.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

truth lover

#233
Quote
QuoteKok tulisan mas Tesla mengenai persepsi indra, nggak nyambung ya? ,
sebaiknya anda cari dulu arti kata persepsi.
lihat jg penjelasan brahmana Parasiri dalam hubungannya dg indra mata & telinga.

Sebaiknya mas Tesla tanya yang lebih ahli, apakah indra menghasilkan persepsi? belajar darimana?  ^-^

Quote
QuoteKalau begitu menurut mas Tesla terjemahan trance apa? kesurupan?
lho kenapa anda tanya pada saya, tak ada hubungannya sama sekali.
saya cuma bilang saya melanjutkan tulisan rekan fabian, tidak ada bilang dia salah translate
anda kloningan yah? hehehe...

Lho sangkain tahu hehe kloningan apa tuh, coba lihat lagi postingannya mengenai persepsi:
Quotedan saya pun menggunakan kata "persepsi" krn di situ, rekan Fabian menggunakan kata jhana tanpa persepsi, yg saya yakin maksudnya adalah "jhana bukan persepsi ataupun bukan tanpa persepsi".
sama atau beda? tulisan anda sendiri lho mas. 

Quote
QuoteYang di bold itu pendapat siapa ya? yang berbicara siapa ya?  coba mas Tesla teliti lagi
terima kasih atas nasehat anda.
saya coba teliti lagi, anda juga coba teliti lagi.

"Bila demikian halnya, Uttara, maka seorang buta bisa mengembangkan indra, dan seorang tuli bisa mengembangkan indra, sesuai dengan pendapat brahmana Parasiri. Karena seorang yang buta tidak melihat bentuk-bentuk  dengan matanya, dan orang tuli tidak mendengar suara-suara  dengan telinganya."
jika kalimat yg saya underline dihapus, maka saya akan mengerti apa yg anda sampaikan. tapi kalimat tsb ada, dan tidak dapat diabaikan

"Ada orang yang tidak melihat bentuk-bentuk dengan matanya, atau mendengar suara dengan telinganya (pada waktu mencapai Jhana tanpa persepsi). Demikianlah ajaran brahmana Parasiri terhadap para pengikutnya mengenai pengembangan indra.
"Bila demikian halnya, Uttara, maka seorang buta bisa mengembangkan indra, dan seorang tuli bisa mengembangkan indra, sesuai dengan pendapat brahmana Parasiri. Karena seorang yang buta tidak melihat bentuk-bentuk  dengan matanya, dan orang tuli tidak mendengar suara-suara  dengan telinganya."

Apakah setelah mencapai Jhana tanpa persepsi orang tidak melihat dengan matanya dan tidak mendengar dengan telinganya? melihat dengan apa? melihat dengan hidung? atau mendengar dengan lidah?
jika kalimat yg saya bold dihapus, maka saya akan mengerti apa yg anda sampaikan. tapi kalimat tsb ada, dan tidak dapat diabaikan.  ^-^

The truth, and nothing but the truth...

tesla

Quote from: truth lover on 04 March 2009, 09:14:08 PM
Quotedan saya pun menggunakan kata "persepsi" krn di situ, rekan Fabian menggunakan kata jhana tanpa persepsi, yg saya yakin maksudnya adalah "jhana bukan persepsi ataupun bukan tanpa persepsi".
sama atau beda? tulisan anda sendiri lho mas. 

krn rekan fabian memunculkan kata jhana, maka saya menanggapinya sbg arupa jhana, bukan persepsi dan bukan tanpa persepsi. tidak ada jhana tanpa persepsi. setelah saya cek versi inggris terjemahan bhikkhu Thanissaro, ternyata beliau tidak menggunakan kata jhana. jadi sekedar klarifikasi, kata jhana sendiri ternyata tidak tepat di sini.

QuoteSebaiknya mas Tesla tanya yang lebih ahli, apakah indra menghasilkan persepsi? belajar darimana?
QuoteLho sangkain tahu hehe kloningan apa tuh, coba lihat lagi postingannya mengenai persepsi:
Quote"Ada orang yang tidak melihat bentuk-bentuk dengan matanya, atau mendengar suara dengan telinganya (pada waktu mencapai Jhana tanpa persepsi). Demikianlah ajaran brahmana Parasiri terhadap para pengikutnya mengenai pengembangan indra.
"Bila demikian halnya, Uttara, maka seorang buta bisa mengembangkan indra, dan seorang tuli bisa mengembangkan indra, sesuai dengan pendapat brahmana Parasiri. Karena seorang yang buta tidak melihat bentuk-bentuk  dengan matanya, dan orang tuli tidak mendengar suara-suara  dengan telinganya.�
saya tidak melihat ada usaha anda utk mengerti... tidak ada gunanya lg membalas postingan anda berkaitan dg ini.

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

truth lover

Quotesilahkan baca ulang kembali kalimat saya:
...sama sekali Sang Buddha tidak mengatakan orang buta / tuli, "bisa atau tidak bisa"...

kalimat anda jelas sekali tidak nyambung, jadi maaf... saya tidak melayani debat kusir

Dari tadi baru sekarang   ^-^
The truth, and nothing but the truth...

BlackDragon

#236
Quotebagi saya, sama sekali Sang Buddha tidak mengatakan orang buta / tuli, "bisa atau tidak bisa" mengembangkan indra yg diajarkan Buddha... yg dikatakan tadi justru pengembangan indra yg diajarkan brahmana tadi, orang buta & tuli pun telah bisa...

at[Bro Tesla]

Se idem bro  _/\_

Om Fabian yg baik,
saya menangkapnya agak mirip spt Bro tesla, dimana dikatakan apabila pengembangan indra yg diajarkan adalah spt "itu" maka orang buta dan tuli pun sudah mengembangkan indra nya, krn mereka tanpa belajar pun sudah dapat tidak mendengar dan melihat.

Tetapi yg diajarkan Buddha adalah lebih daripada itu(jhana tanpa persepsi).

Sebab kalau diartikan berbeda sama sekali, sedangkan Sang Buddha pun mengajarkan jhana dalam sutta2. :-?

Mohon koreksinya, apabila saya salah. ;D
_/\_
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

BlackDragon

Diskusi dgn tujuan utk mengerti kebenaran jauh lebih baik drpd bertujuan utk mencari kesalahan.

_/\_
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

fabian c

Quote from: BlackDragon on 05 March 2009, 01:41:57 AM
Diskusi dgn tujuan utk mengerti kebenaran jauh lebih baik drpd bertujuan utk mencari kesalahan.

_/\_

Saudara Black Dragon yang baik,

Yang anda katakan benar, yah... kita semua masih belajar kan? Yang terpenting kita usahakan nothing personal dalam membahas Dhamma.

sukhi hotu

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Lily W

Kita saling asah, asih dan asuh lah...:D (bukankah begitu? )

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are