Manusia dan Manusia

Started by polandio, 06 January 2009, 01:23:52 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

Quote from: polandio on 07 January 2009, 10:28:53 AM
Dengan arti manusia seharusnya berpikir hanya pada subject?
Bagaimana bisa mencapai kemajuan jika kita manusia tidak memikirkan asal muasal dan tujuan dari suatu perjalanan.

Seperti anda mendayung suatu perahu tetapi anda tidak tahu dari mana anda memulainya dan dimana sebenarnya harus kita tuju. Jadi manusia harus bisa mendayung tanpa tahu start dan finish tapi mengetahui proses mendayung tersebut. Bukankah akan tersesat?

1. Mengapa pikiran manusia tidak dapat menjangkau hal tersebut. Mungkinkah hal itu tidak mungkin? Bila dihitung dengan 1 pemikiran mungkin saja hal tersebut tidak mungkin. Tapi mungkin beribu pemikiran digabung menjadi 1, bisa jadi hal itu dapat dicapai. Seperti evolusi pada semut yang mencari makanan. Mereka tidak mungkin mendapatkan tujuan dimana makanan itu berada tetapi memanggil teman-temannya untuk saling memberikan informasi dimana makanan tersebut ada. Maka diserbulah makanan tersebut.
2. Mengapa semua makhluk harus menerima sesuatu yang seolah-olah tidak ada pangkalnya? Seperti hukum kamma. Dimana sebenarnya permulaan hukum kamma terjadi? Kenapa harus ada hukum?
3. Sifat antagonis manusia menunjukkan bahwa untuk menjadi Buddha haruslah menjadi seorang manusia. Adakah cerita bahwa alam diatas/Brahmana dapat menjadi Buddha? Kenapa? Pastilah menjawab, karena tidak ada dukkha disana? Haruskah untuk menjadi seorang Buddha harus melalui dukkha?

dear polandio,

Mgkn pertanyaan anda mengenai "tidak ada dukkha" perlu diperjelas yah, selama di 31 alam, kita masih dicengkeram oleh dukkha, anicca dan anatta

jika anda memang pernah membaca, ada alam brahma yg dinamakan suddhavasa 5 (ada 5 alam) dimana ini adalah alamnya anagami dan dari sana anagami berlatih sampai menjadi arahat

di rupa brahma pun, dimungkinkan utk mencapai kesucian kok.......
namun mahluk di apaya 4, tidak dimungkinkan utk mencapai kesucian

kenapa demikian? poin utama dari pencapaian kesucian adalah terlahir sebagai mahluk Tihetuka, yg sudah memiliki akar kusala yaitu adosa, alobha dan amoha

ketiga akar inilah yg memungkinkan seseorang utk setidaknya bisa mencapai tingkat jhana, dan juga tingkat2 kesucian

kenapa seolah harus menerima sesuatu yg tidak ada pangkalnya?

ini seperti anak TK, yg berpikir mengenai aljabar
apakah harus "dipaksa" utk mengerti mengenai aljabar sementara dia belum mengerti dasar2 matematika?
ataukah si anak belajar dari dasar dahulu, masuk ke pertengahan sampai akhirnya bisa belajar aljabar di matematika lanjutan?

dengan pola pikir anak TK, aljabar adalah sesuatu yg tidak masuk akal, bahkan tidak berguna utk hidup dia saat itu

kira2 seperti itulah kondisi kita saat ini...... pengen tahu sesuatu yg "high" seperti aljabar, tapi menggunakan pola pikir kita yg setara anak TK

mirip juga seperti kita ingin tahu rasanya "bersih" tapi belum pernah mengalami "bersih" itu sendiri
demikian juga kita sebagai manusia awam, yg batinnya masih kotor, yg belum pernah "bersih, mencoba meraba2, pengen tahu rasanya "bersih"

semoga bisa dimengerti yah

g.citra

Quote from: polandio on 06 January 2009, 07:48:55 PM
sdr. g.citra dan sdr. hatRed, maksudnya?

"Malunkyaputta, Aku tidak mengungkapkan apakah dunia ini kekal atau tidak kekal, apakah dunia ini terbatas atau tidak terbatas. Mengapa? Karena hal-hal ini tidak menguntungkan, tidak menyangkut dasar-dasar kesucian, tidak mendatangkan keseganan, tanpa nafsu, penghentian, ketenangan, kebijaksanaan intuitif, penerangan sempurna atau Nibbana. Oleh karena itu Aku tidak mengungkaokan hal-hal ini"

Majjhima Nikaya, Culla Malunkya Sutta

Namo Buddhaya...  _/\_ ... :)

markosprawira

#47
 [at] citra : utk org umum, hal2 spt disebut di sutta itu, akan jadi pertanyaan baru.

Sebenarnya Buddha tahu atau tidak mengenai hal2 itu?
dan berbagai pertanyaan lainnya.......

inti permasalahan disini adalah penggunaan pola pikir non buddhis, untuk membuktikan mengenai buddhism

masalah inilah yg membuat org akan selalu bertanya mengenai esensi buddhism seperti nibbana, asal mula manusia, siapa sesungguhnya manusia itu, dsbnya.....

itu kenapa sewaktu mentor kami baru belajar buddhism, beliau disuruh untuk membaca anattalakkhana sutta dan malunkyaputta sutta ini karena dari sini bisa mulai membentuk pola pikir buddhism

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua

g.citra

 [at]  markos...

Ada 4 tekhnik dalam menjawab pertanyaan... :)
Diam adalah salah satunya...

Daripada saya berspekulasi mengenai hal-hal tersebut, saya lebih memilih untuk tertawa, menunjukkan refrensinya atau saya diam... :)

Semoga ini juga cukup bermanfaat yah... :)

Salam... Namo Buddhaya... _/\_ ... :)