bolehkah bhikkhu nongkrong ditempat makan?

Started by yanfei, 24 December 2008, 10:21:07 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nevada

Quote from: kiman on 26 December 2008, 09:14:28 AM
Quote from: nyanadhana on 26 December 2008, 08:23:03 AM
itu namanya kamu ketemu penipu yang menyamar jadi bhikkhu dengan urusan ngasih rejeki tapi minta2...waspadalah.
setuju

Kalau penipu itu benar2 serba kekurangan dan tidak mampu mencari nafkah secara 'wajar' bagaimana?

g.citra

QuoteKalau penipu itu benar2 serba kekurangan dan tidak mampu mencari nafkah secara 'wajar' bagaimana?

maksudnya?

Nevada

Quote from: g.citra on 26 December 2008, 09:27:33 AM
QuoteKalau penipu itu benar2 serba kekurangan dan tidak mampu mencari nafkah secara 'wajar' bagaimana?

maksudnya?

Kalau orang itu memang sangat miskin dan tidak bisa bekerja secara normal, jadi bagaimana menanggapi 'penipuannya'...?

Equator

sekarang banyak orang menjadikan itu sebagai salah satu PROFESI alternatif di jaman edan ini
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

hatRed

jadi inget waktu sekolah dulu

pernah ditanyain kek gini.

Guru :"Bila ada pengemis yang masih berbadan kuat, muda dll mengemis kekamu bagaimana?"

dulu g jawabnya : "Ya gak usah dikasih, toh badannya aja masih kuat, muda lagi kenapa gak cari kerja aja."

temen g jawabnya : "ya saya sih kalau ada uang ya dikasih aja."


setelah sekian lama baru g sadar kenapa temen g malah tetep ngasih uang, kalau ternyata kalau kita ingin berbuat baik ya kenapa tidak.
i'm just a mammal with troubled soul



Nevada

[at] hatRed

Ada sebab2 spesifik yang membuat seseorang sampai mengemis ('menipu')...
Namun dari berbagai variasi modusnya, semuanya mengarah pada satu muara berupa 'mencari kebahagiaan'...

Tidak ada penipu / pengemis yang mengharapkan dibentak, mengharapkan dikasari, atau mengharapkan dihukum. Semua ingin berbahagia. Pengemis / penipu itu hanya ingin mendapatkan sesuatu (dalam konteks ini adalah sumbangan / uang), untuk kemudian digunakannya dalam memenuhi kebutuhannya...

Pemberian kita adalah kebaikan baginya. Namun jika mereka menggunakan pemberian kita untuk sesuatu yang tidak menyumbangkan hal positif baginya dan orang lain, itu semua merupakan konsekuensi dari pengemis / penipu tersebut...

Edward

klo menurut gw pribadi...itu namanya PEMBODOHAN..
Dengan atas nama kebaikan, derma, atau apalah, semakin memberikan orang tersebut kesempatan untuk menipu, atau pun berusaha dengan cara mengemis..

Untuk kasus penipu berkedok cukurrata, mnrt gw sih cuekin, jgn kasih duit sedikit pun.Dan klo emank mo repot sedikit, laporin ke otoritas sangha, biar orang tersebut dilarang masuk k Indo lg.(umumnya, oknum2 tersebut berasal dari china)
Kalo untuk pengemis, gw sangat jarang kasih berupa uang, tapi berupa makanan.
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

hatRed

 [at] upasaka & Edward

maksudnya, saat kita berdana kepada seseorang. yang timbul dari kegiatan tersebut adalah perasaan bahagia kita saat berdana. makanya temen saya ngak mikir2 lagi tentang si pengemis, tetapi dia memikirkan kualitas batin dia sendiri dari berdana tersebut.
i'm just a mammal with troubled soul



hatRed

nb : walau memang benar ada pepatah "bibit yang ditanam di tempat yg subur akan berbuah lebih banyak"
i'm just a mammal with troubled soul



nyanadhana

(umumnya, oknum2 tersebut berasal dari china)

hebatnya dari China jauh2 ke Indonesia ngemis...hueheuhe kalo gw ga percaya sih ,lebih percaya mereka tuh dari daerah di luar Jakarta seperti Kalimantan(Khuntien),Sulawesi ato Sumatra gt,soalnya bahasa Chinese mereka tidak terdengar kayak Cung kuo ren,mirip orang Cina pedalaman,kalo ke Benteng,Tangerang pasti tau deh logat2nya.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Nevada

Kebaikan yang diperoleh dengan cara2 yang kurang baik, akan menumbuhkan pengharapan untuk diteruskannya cara2 kurang baik itu...

Orang yang memperoleh kebaikan dengan cara menipu orang lain, akan menumbuhkan pengharapan pada dirinya untuk terus menipu...

Dunia ini hanya berupa konsekuensi2... Kasus ini pun sebenarnya terikat oleh hukum konsekuensi. Selama masih terikat oleh konsekuensi, maka itu merupakan wujud dualisme. Salah satu sifat dualisme adalah terkondisikan satu sama lain. Apakah dana yang kita berikan itu baik atau tidak, itu semua bergantung pada kondisi2 yang membuat terjadinya kasus tersebut. Kalau kita hanya memandang dari satu sisi dualisme, kita tidak akan bisa mengambil langkah bijak...

Tidak semuanya penipu itu melakukan aksi 'kriminal'. Namun tidak semuanya juga penipu itu melakukan aksi karena keterpaksaan...

Bukankah ada kondisi2 tertentu yang menghimpit seseorang untuk melakukan akusala kamma lagi?

hatRed

Quote from: nyanadhana on 26 December 2008, 09:48:27 AM
(umumnya, oknum2 tersebut berasal dari china)

hebatnya dari China jauh2 ke Indonesia ngemis...hueheuhe kalo gw ga percaya sih ,lebih percaya mereka tuh dari daerah di luar Jakarta seperti Kalimantan(Khuntien),Sulawesi ato Sumatra gt,soalnya bahasa Chinese mereka tidak terdengar kayak Cung kuo ren,mirip orang Cina pedalaman,kalo ke Benteng,Tangerang pasti tau deh logat2nya.

i dari benteng loh...  =P~

[at] upasaka

yah... betul juga sih..

tergantung dari kita sendiri melihat dari sisi apa.
i'm just a mammal with troubled soul



N1AR

pernah kepikir ngapain jauh2 kesini?

jumlah nilai hasil penipuan nya mungkin sangat besar ya..

yang dari china emang gawat2 jualan lampu, binocular, dll. (soalnya modal nya emang murah)

kalau ngemis? mau nipu siapa yah, jangan2 mata2 ;D

hatRed

i'm just a mammal with troubled soul



g.citra

^^ kalo mata-mata...

mata-matain sapa yah...?  :))