Sang Buddha?

Started by Hikoza83, 04 October 2007, 12:53:11 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Hikoza83

Quote from: Suchamda on 04 October 2007, 07:57:17 PM
Just pop in my mind :

Sebuah kisah Zen:

Suatu hari sang Guru berjalan-jalan bersama muridnya berkeliling kota, tiba disebuah gereja dan masuk ke dalamnya. Di depan patung Yesus sang Guru bernamaskara. Hal ini mengherankan muridnya.
Murid : Guru kenapa anda yang begitu setia kepada doktrin Buddhism bernamaskara pada dewa asing?
Guru : Bukankah itu Buddha?
Murid :.... (terdiam bengong)

Sembari masih belum memahami keanehan gurunya itu, mereka serombongan berjalan keluar bertemu dengan seorang umat fanatik yang memakai atribut2 Buddhism yg mencolok mata utk diperlihatkan ke umum: sebuah kalung besar bergambarkan Buddha. Guru itu kontan menegur :
Guru : Kamu sedang apa?
Umat : Saya sedang menunjukkan bahwa saya seorang Buddhist yang setia.
Guru : Kalau begitu, mengapa kamu memakai kalung besar bergambar setan itu?
Umat & murid2 :....(terdiam bengong)
----

pendapatku ttg cerita di atas : Ketidakmelekatan.
but saranku: hati2, jgn ditelan mentah2 kalimat2 dr Sang Guru, kecuali anda sudah merasa setaraf dgn Beliau dalam hal kebijaksanaan dan pemahamannya.
_/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Lex Chan

Quote from: Sumedho on 04 October 2007, 08:10:27 PM
itu kan karakteristik orang besar tetapi tidak menjelaskan kondisi rambut sang buddha saat itu. Apakah sang buddha memanjangkan rambut ? Apakah plontos ?

Kalau plontos, apakah perlu cukur rambut yang ada di Buddha rupang (baik lukisan maupun patung)?  ^-^
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

Suchamda

#17
QuoteSebuah kisah Zen:

Suatu hari sang Guru berjalan-jalan bersama muridnya berkeliling kota, tiba disebuah gereja dan masuk ke dalamnya. Di depan patung Yesus sang Guru bernamaskara. Hal ini mengherankan muridnya.
Murid : Guru kenapa anda yang begitu setia kepada doktrin Buddhism bernamaskara pada dewa asing?
Guru : Bukankah itu Buddha?
Murid :.... (terdiam bengong)

Sembari masih belum memahami keanehan gurunya itu, mereka serombongan berjalan keluar bertemu dengan seorang umat fanatik yang memakai atribut2 Buddhism yg mencolok mata utk diperlihatkan ke umum: sebuah kalung besar bergambarkan Buddha. Guru itu kontan menegur :
Guru : Kamu sedang apa?
Umat : Saya sedang menunjukkan bahwa saya seorang Buddhist yang setia.
Guru : Kalau begitu, mengapa kamu memakai kalung besar bergambar setan itu?
Umat & murid2 :....(terdiam bengong)
----

pendapatku :
sebuah intisari bukan pada penampakannya, tapi yang ada dalam intisari muncul dalam penampakan yang berbeda-beda.
Bisa melihat intisari maka semua fenomena adalah Buddha. Terjebak dalam penampakan maka itulah awal dari nafsu-nafsu. Pada dasarnya segala esensi sudah sempurna, tapi pikiran yang membeda-bedakanlah yang merupakan awal dari segala kekotoran.

"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

san

Hmm, kata "saya seorang Buddhism yang setia" --> menunjukkan adanya keakuan --> keserakahan terhadap pengakuan diri --> di situ setannya ;D
be happy ^^

cowcool

"saya seorang Buddhism yang setia" . No problem koq .... selama belum mencapai pencerahan memang perlu ada kemelekatan ... yg penting secara bertahap kita pelan2 pindah dari kemelekatan yg merugikan menjadi kemelekatan yang lebih menguntungkan atau kemelekatan yang lebih halus dan seterusnya sampai kemelekatannya menjadi semakin halus ... halus ... dst
[url="//shoedistro.com"]ShoeDistro.com[/url]
Depotkantor.com

Sumedho

Quote from: Lex Chan on 05 October 2007, 01:08:35 PM
Quote from: Sumedho on 04 October 2007, 08:10:27 PM
itu kan karakteristik orang besar tetapi tidak menjelaskan kondisi rambut sang buddha saat itu. Apakah sang buddha memanjangkan rambut ? Apakah plontos ?

Kalau plontos, apakah perlu cukur rambut yang ada di Buddha rupang (baik lukisan maupun patung)?  ^-^
mesti suruh dapit koperpil beraksi lagi baru bisa :P
There is no place like 127.0.0.1

Upaseno

Ya gitu aja dipikirin...emangnya ada rambut ato ga bisa menentukan perealisasian Dhamma?

Kokuzo

Quote from: cowhot"saya seorang Buddhism yang setia"

harusnya seorang Buddhist yang setia  ;D

san

"memakai atribut2 Buddhism yg mencolok mata utk diperlihatkan ke umum" --> atau di sini setannya? masa mata orang2x yang ngeliat dicolok2x? :P
be happy ^^

Predator

Quote from: 7th on 06 October 2007, 02:12:05 AM
Quote from: cowhot"saya seorang Buddhism yang setia"

harusnya seorang Buddhist yang setia  ;D

Loh saya budhistiani setia juga loh.. hehe.. bahasa baku oh bahasa baku...
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Hikoza83

Gw ga mau jadi Buddhist yg setia,
gw maunya jadi si BIG BOSS.  ;D


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

cowcool

Jadi Bigg boss itu cita2 yang bagus sekali ... Nanti jadi Biggboss bisa buat sekolah , panti asuhan Buddhist etc... good idea..

The more you give the more you receive itu sudah hukum alam. (asal memberi secara bijaksana dan memperhitungkan kemampuan sendiri)

Saya dukung deh

Quote from: Hikoza83 on 06 October 2007, 10:27:35 AM
Gw ga mau jadi Buddhist yg setia,
gw maunya jadi si BIG BOSS.  ;D


By : Zen
[url="//shoedistro.com"]ShoeDistro.com[/url]
Depotkantor.com

Fei Lun Hai

Quote from: Hikoza83 on 06 October 2007, 10:27:35 AMgw maunya jadi si BIG BOSS.  ;D

Kalo udah jadi BIG BOSS jangan lupa sama daku ya  ;)  :whistle:
your life simple or complex is depend on yourself

Hikoza83

Quote from: cowcool on 06 October 2007, 11:06:39 AM
Jadi Bigg boss itu cita2 yang bagus sekali ... Nanti jadi Biggboss bisa buat sekolah , panti asuhan Buddhist etc... good idea..

The more you give the more you receive itu sudah hukum alam. (asal memberi secara bijaksana dan memperhitungkan kemampuan sendiri)

Saya dukung deh

Quote from: Hikoza83 on 06 October 2007, 10:27:35 AM
Gw ga mau jadi Buddhist yg setia,
gw maunya jadi si BIG BOSS.  ;D


By : Zen
::) kayaknya maksud gw beda deh...
bro cowcool salah nangkep maksudnya...
BIG BOSS = THE BUDDHA :)


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Kokuzo

Quote from: primate buddyLoh saya budhistiani setia juga loh.. hehe.. bahasa baku oh bahasa baku...

ato Buddhimin dan Buddhimah...  ^-^