Kondisi Dunia Pelayaran dan Pengangkutan saat ini

Started by markosprawira, 01 December 2008, 12:36:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

40 Forwader Tanjung Emas Gulung Tikar


Semarang, CyberNews.

Sebanyak 40 forwarder di Tanjung Emas Semarang terpaksa gulung tikar dan merumahkan ratusan karyawannya, menyusul melemahnya kinerja ekspor akibat krisis global. Kondisi ini diperparah dengan belum pulihnya pascakrisis 10 tahun silam serta ketatnya persaingan sejalan dengan forwader asing yang masuk Indonesia.

Ketua Gabungan Forwader dan Ekspedisi Indonesia (Gafeksi) Jateng H Soejanto mengungkapkan, dari total 197 anggota Gafeksi tak banyak yang bisa bertahan. Kalaupun bisa bertahan, perusahaan forwarding itu berjalan tersendat.

''Daya beli masyarakat di luar negeri menurun drastis sehingga banyak order ekspor ditunda atau batal. Rasanya ini yang terparah dibanding krisis lalu, karena dulu daya beli orang luar negeri masih tinggi sekarang tak ada lagi,'' kata Soejanto, Selasa (21/10).

Penurunan volume pekerjaan yang diperkirakan lebih dari 50% ini dirasakan berlangsung makin parah 2-3 bulan terakhir. Di perusahaan forwarder yang dipimpin Soejanto di PT Trigita Upaya Makmur misalnya, jika sebelumnya bisa menangani 300-an kontainer per bulan, maka saat ini hanya berkisar 50-60 kontainer ekspor impor saja.

''Untuk mengurus kelengkapan berkas tiap kontainer setidaknya butuh sekitar Rp 5 juta dan dari forwader menalangi dulu baru kemudian diklaimkan ke pengusaha. Mending jika dibayar langsung dalam 1 bulan, biasanya mereka bayar bisa 4-5 kali padahal keuntungan tidak seberapa paling juga Rp 50 ribu-Rp 100 ribu,'' terangnya.

Tutupnya usaha para forwarder dan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL), lanjut dia, juga didorong oleh makin tingginya harga bahan baku untuk barang ekspor yang harus diimpor dari luar negeri.

Direktur PT Indo Samudera Perkasa H Abdul Azis mengakui penurunan yang signifikan di atas 50% terhadap order ekspor terutama dengan tujuan AS. Namun, pergerakan forwarder asing dinilainya semakin menggerus komposisi kue yang kian mengecil ini.

''Saya punya 40 karyawan dan masih tetap bertahan tak sampai 20 kontainer tiap bulan. Padahal dulu bisa 500 kontainer dikerjakan,'' paparnya.

Para pengusaha forwarder ini berharap pemerintah daerah bisa mengeluarkan kebijakan yang lebih mendukung usaha. Bahkan, untuk mengangkat kembali prospek forwarding, upaya untuk melirik pasar-pasar baru yang lebih potensial terus digarap seperti negara Timur Tengah.



markosprawira

Arus barang di Priok anjlok 35%
700 Perusahaan forwarder di Jakarta gulung tikar


JAKARTA:

Sebanyak 60% atau sekitar 700 perusahaan forwarder di DKI Jakarta bangkrut akibat dampak krisis ekonomi global saat ini. Kondisi itu memicu terjadinya pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan karyawan yang bekerja di sektor jasa transportasi itu.

Roes Eddy Haryanto, Ketua Bidang Organisasi DPW Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Seluruh Indonesia (Gafeksi) DKI Jakarta, mengungkapkan saat ini tercatat 1.300 perusahaan forwarder anggota Gafeksi DKI dan 50% di antaranya merupakan perusahaan pengurusan jasa kepabeanan (PPJK).

"Hampir sebagian besar atau 90% PPJK sudah gulung tikar, sedangkan sebagian lagi merupakan perusahaan forwarder. Yang masih bisa bertahan adalah forwarder yang memiliki holding company," ujarnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Menurut dia, pihaknya telah menerima laporan dari ratusan perusahaan forwarder yang kesulitan melakukan kegiatan atau tidak menerima order lagi sejak 2 bulan terakhir ini. Kondisinya, paparnya, diperkirakan akan semakin parah menjelang awal 2009.

Haryanto mengatakan biasanya order pekerjaan perusahaan forwarder untuk kegiatan tahun depan dari perusahaan induk yang bergerak di sektor manufaktur sudah diperoleh sejak Oktober 2008.

Namun, lanjutnya, saat ini banyak perusahaan yang belum menerima order sehingga forwarder terancam tidak bisa memperoleh pekerjaan lagi sepanjang 2009.

Haryanto mengungkapkan kondisi lebih parah dialami oleh forwarder atau PPJK yang tidak memiliki perusahaan induk dan hanya melakukan kegiatan dengan mengandalkan free market atau pasar bebas.

"Kalau perusahaan yang seperti ini [tidak memiliki perusahaan induk] sudah lebih dahulu berguguran sejak krisis global terjadi," katanya.

Menurut dia, penurunan kegiatan ekspor impor saat ini merupakan pukulan telak bagi usaha forwarder yang merupakan salah satu mata rantai kegiatan transportasi ekonomi.

"Kita impor menggunakan kurs dolar AS, sedangkan menjual di dalam negeri menggunakan rupiah, bagaimana kita bisa jual di domestik," tegasnya.

Di sisi lain, paparnya, penurunan ekspor menurun karena tidak ada pembeli di luar negeri, bahkan Pakistan dan Bangladesh sudah menyetop ekspor untuk komoditas bahan kimia.

Sulit dihindari

Haryanto yang juga Dirut PT Bahana Fortuna Niaga menambahkan akibat kondisi itu, hingga akhir tahun ini diperkirakan 5.000 orang yang bekerja di bidang forwarder di DKI Jakarta akan terkena PHK.

"Hal itu diasumsikan satu perusahaan forwarder mempekerjakan lima hingga 10 orang karyawan. Hingga saat ini saja sudah lebih dari 3.000 pekerja sektor ini di DKI telah terkena PHK," ungkapnya.

Syukri Siregar, Ketua DPW Gafeksi DKI Jakarta, mengatakan gelombang PHK di sektor forwarder tidak bisa dihindari lagi karena volume ekspor impor melalui Pelabuhan Tanjung Priok saat ini anjlok lebih dari 35% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. (k1) (redaksi [at] bisnis.co.id)


Pitu Kecil

Kondisi Dunia Pelayaran Bakal akan Bangkrut :(
Pengangkutan saat ini masih bisa bertahan beberapa saat. tahun 2009 akan terjadi PHK besar-besaran :(
Smile Forever :)

adi lim

Semua pasti mengalami 'Perubahan', inilah 'salah satu 8 kondisi dunia'
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Nilakantha

#4
Biaya pengangkutan per container saat ini naik +/- 50%.
Saat ini harga barang - barang impor terus merangkak naik , diperkirakan akhir tahun ini akan terjadi kekosongan barang - barang impor akibat dari kenaikan mata uang dollar karena para importir sudah tidak berani memasukkan barang ( takutnya nanti harga barang yang dibeli sekarang jadi mahal harga jualnya dan tidak ada daya belinya , kalau dollar turun jadi rugi karena belinya sudah dengan harga yang mahal , dan masih banyak pertimbangan faktor yang lain )
Apabila kondisi perekonomian terus seperti ini tidak hanya dunia pelayaran dan pengangkutan yang terpukul tapi semua sektor juga akan terkena imbasnya.
Semoga seluruh perekonomian dapat segera membaik.

_/\_



" Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan' ."
                         ( Dhammapada 276 )

CKRA

Apabila nilai tukar USD masih di kisaran 12000 namun inflasi bisa turun tajam atau bahkan terjadi deflasi maka waspadalah.

markosprawira

ketika minyak menembus $160, dunia pelayaran juga terguncang......

ketika minyak turun, ternyata itu karena perekonomian amerika turun sehingga aktivitas ekspor impor juga menurun (drastis)

di pelayaran lokal, masih didominasi oleh pelayaran asing, sehingga INSA menyuarakan perlunya pelaksanaan azas Cabotage utk memperbanyak kue pelayaran lokal
juga adanya pengenaan pajak bagi forwarder yg selama ini cm modal kantor doang, sewa space kapal asing, tapi bisa melakukan kegiatan ekspor impor

sangat banyak masalah yg terlibat dalam hal ini.........