[at] mercedes
Kenapa para Buddha memberikan jalan ke nibbana setelah mereka mendapat "Pencerahan"?
kenapa tidak sebelumnya?
[at] mercedes
Kenapa petapa Gotama, malah ikut menyiksa diri bersama lima pertapa?
Kenapa petapa Gotama, saat tahu bahwa "menyiksa diri" adalah tidak berguna, beliau tidak memberitahukan kepada lima pertapa?
Kenapa Buddha Gotama saat tahu jalan tengah(nibbana), beliau memberitakan kepada lima pertapa?
T:kenapa para buddha memberikan jalan ke nibbana setelah mereka mendapat pencerahan?
J:sebelum mencapai pencerahan...maka gotama bukanlah BUDDHA......kalau sebelum nya .....yah gotama mana tahu tentang nibbana.
andai tahu....cara mencapai nya bagaimana?.....(4 kesunyataan mulia belum terlihat dengan jelas)
T:Kenapa petapa Gotama, malah ikut menyiksa diri bersama lima pertapa?
J: karena pertapa gotama,mengira cara penyiksaan diri seperti itu bisa mengantarkannya ke PENCERAHAN.
hal ini sekaligus menyakinkan bahwa sewaktu GOTAMA lahir...beliau itu BELUM LANGSUNG MENJADI BUDDHA.....hanya sebagai "CALON"
tetapi dengan kesempurnaan PARAMI, serta TEKAD sewaktu itu...maka beliau mampu mencapai
AnuttaroSammasamboddhiT:Kenapa petapa Gotama, saat tahu bahwa "menyiksa diri" adalah tidak berguna, beliau tidak memberitahukan kepada lima pertapa?
J: ketika pertapa gotama sadar praktek menyiksa diri tidak lah benar
(dimana ada sekelompok pemain musik yang mengatakan bahwa
"jika senar ini di tarik terlalu kencang,,,,maka akan putus....tetapi jika ditarik terlalu lemah,,,maka suara nya sumbang)
hal ini lah yang disadari Boddhisatva Gotama bahwa
"segala sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik"tetapi ketika beliau telah mencapai Anuttarosammasamboddhi...beliau memberitahukannya kok.
T:Kenapa Buddha Gotama saat tahu jalan tengah(nibbana), beliau memberitakan kepada lima pertapa?
J: ketika Buddha gotama pertama kali "ingin" mengajarkan Dhamma dimana Brahma SAHAMPATI meminta beliau....
beliau mengarahkan pikirannya ke Pemimpin aliran ALARA dari suku KALAMA sesaat merenungkan bahwa pemimpin itu memiliki tiga PANNA....Setelah itu, dewa datang tanpa menampakkan dirinya dan berkata, “Buddha yang mulia, hari ini telah lewat tujuh hari sejak pemimpin aliran ALARA dari suku kalama meninggal dunia"
Buddha kemudian merenungkan lebih jauh, “Kepada siapakah Aku akan mengajarkan Dhamma pertama kali? Siapakah yang dapat dengan cepat memahami Dhamma yang Kuajarkan?” Kemudian Beliau berpikir, “pemimpin aliran Udaka, putra Rama, adalah seorang yang seperti alaran, memiliki tiga Panna. Ia juga seorang apparajakkha puggala. Mata kebijaksanaannya bebas dari debu kilesa dalam waktu yang sangat lama. Baik sekali jika Aku mengajarkan Dhamma kepadanya pertama kali. Ia akan melihat jelas Dhamma yang Kuajarkan.”
Setelah itu, dewa yang lain datang tanpa menampakkan dirinya dan berkata, “Buddha yang mulia, pemimpin aliran Udaka, putra Rama telah meninggal dunia tengah malam kemarin.” Buddha, yang tidak menyangka akan mendengar kata-kata dewa tersebut, melihat melalui Sabbanutta nanaa dan mengetahui bahwa pemimpin aliran Udaka sungguh telah meninggal tengah malam sebelumnya seperti yang disebutkan oleh dewa tersebut dan telah terlahir di Alam Arupa Brahmà Nevasannavasannayatana Alam Brahmà Arupa keempat (disebut juga Bhavagga) dari empat Alam Arupa Brahmà.
Setelah itu, (merenungkan), “Kerugian besar bagi pemimpin aliran
Udaka, putra Rama, kehilangan kesempatan menembus Magga-Phala yang layak ia dapatkan; jika ia dapat mendengarkan Dhamma yang Kuajarkan, ia akan dengan cepat melihat Empat Kebenaran Mulia.” Buddha kemudian merenungkan lebih jauh, “Kepada siapakah Aku akan mengajarkan Dhamma pertama kali? Siapakah yang dapat dengan cepat memahami Dhamma yang Kuajarkan?”
Kemudian Buddha berpikir, “Kelompok lima petapa, Pancavaggiyà, telah banyak membantu-Ku sewaktu Aku mempraktikkan dukkaracariya selama enam tahun di Hutan Uruvela, jadi, baik sekali jika Aku mengajarkan Dhamma kepada kelompok lima petapa pertama kali.” Setelah merenungkan, “Di manakah lima petapa itu berada saat ini?” Dan dengan Dibbacakkhu Abhinnà, Beliau melihat mereka berdiam di Migadàya, sebuah taman rusa besar yang juga disebut Isipatana, dekat Kota Vàrànasi.
dengan kata lain sang buddha melihat orang-orang terdekat nya yang paling cepat menembus dhamma...yakni memiliki tiga panna.yaitu:
1.pengetahuan akan kelahiran (jàti-pannà),
2.pengetahuan meditasi (bhàvanà-pannà),
3.pengetahuan melestarikan (pàrihàrika-pannà).
Ia juga seorang yang mata kebijaksanaannya telah bebas dari debu kilesa (upparajakkha puggala) dalam waktu yang sangat lama.
salam metta