Org Cacat jadi Bhante ?

Started by fran, 07 November 2008, 04:43:08 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

johan3000

Quote from: fran on 07 November 2008, 04:43:08 PM
Namo Buddhaya,

Saya ingin bertanya : Apakah org Cacat boleh menjadi Bhikkhu2ni ??

Mohon pencerahannya..

_/\_
SSMB

Sekalian aja membuat club/komunitas kumpulan org2 cacat...
yg Tekun menjalankan dharma Sang Buddha....

Pasti seruh deh... nanti juga buat Show.... spt (tarian 1000 tangan Kuan Im,...
yg semua penarinya adalah bisu...)

Lihatlah Positif2 apa yg bisa dikembangkan.!!!
(selama bukan cacat mental..../gila)...

bagaimana menurut yg lain?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

markosprawira

dear ALL,

mengenai vinaya yang berkaitan dengan cacat, mungkin perlu dibaca secara keseluruhan dan tidak separo2 yah....

Berikut yang saya tahu adalah Tidak cacat dan lemah jasmani, hingga tak mampu mendukung hidup kebhikkhuannya (misalnya, pindapàta dan mencuci jubah).

Jika tidak mampu mendukung hidup kebhikkhuannya, itu berarti org itu akan memperbanyak keinginan untuk ini dan itu, sementara tujuan menjadi bhikkhu adalah mempercepat proses pengikisan Lobha, Dosa dan Moha, bukannya memperbanyak

Semoga ini bisa menjelaskan mengenai vinaya itu yah........

oddiezz

sedikit pandangan yang rendah...

saya melihatnya mirip dengan larangan perempuan untuk menjadi bikkhu (ni).
pada saat itu mungkin tidak tepat bisa menjadi bikkhu.
Pandangan tersebut mungkin bisa berubah dengan berjalannya waktu, berubahnya kebudayaan, dan cara berpikir.

Serupa juga dengan cacat, pada saat itu tidak ada kursi roda maupun alat2 bantu lain yang memudahkan orang cacat untuk lebih mudah beraktivitas.
Mungkin juga pandangan ini bisa berubah juga seperti case di atas?

anumodana.
Eschew Obfuscation! Espouse Elucidation!

fran

Benerkah semuanya anggota Sangha yg pernah ada hingga saat ini, semuanya bukan org cacat ?

Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

gak juga, ada juga yang mau menahbiskan.
tergantung penapsiran sih.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

andry

Quote from: johan3000 on 10 November 2008, 01:16:47 PM
Quote from: fran on 07 November 2008, 04:43:08 PM
Namo Buddhaya,

Saya ingin bertanya : Apakah org Cacat boleh menjadi Bhikkhu2ni ??

Mohon pencerahannya..

_/\_
SSMB

Sekalian aja membuat club/komunitas kumpulan org2 cacat...
yg Tekun menjalankan dharma Sang Buddha....

Pasti seruh deh... nanti juga buat Show.... spt (tarian 1000 tangan Kuan Im,...
yg semua penarinya adalah bisu...)

Lihatlah Positif2 apa yg bisa dikembangkan.!!!
(selama bukan cacat mental..../gila)...

bagaimana menurut yg lain?
wah ide yang cerah..
tinggal tunggu applynya nih..
Samma Vayama

markosprawira

Quote from: oddiezz on 10 November 2008, 02:20:08 PM
sedikit pandangan yang rendah...

saya melihatnya mirip dengan larangan perempuan untuk menjadi bikkhu (ni).
pada saat itu mungkin tidak tepat bisa menjadi bikkhu.
Pandangan tersebut mungkin bisa berubah dengan berjalannya waktu, berubahnya kebudayaan, dan cara berpikir.

Serupa juga dengan cacat, pada saat itu tidak ada kursi roda maupun alat2 bantu lain yang memudahkan orang cacat untuk lebih mudah beraktivitas.
Mungkin juga pandangan ini bisa berubah juga seperti case di atas?

anumodana.

kalau saya bilang, agak lebih susah dibanding sangha bhikkhuni, bro...

karena begitu dia cacat, en misal diberikan alat pendukung pun, nti akan muncul keinginan2 laen, misal untuk ngecharge, setting alat itu, dll......

Pun ini semua sebenarnya sudah ga sejalan dengan 4 kebutuhan dasar bhikkhu (catu paccaya)

Semoga pandangan saya ini berkenan bagi rekan2 sekalian......

dilbert

bhikkhu Culapanthaka yang memiliki keterbatasan daya ingat, yang katanya bahkan tidak bisa mengingat 1 bait pun khotbah Dharma, tetapi pada akhirnya mencapai kesucian ARAHAT... Apakah bhikkhu Culapanthaka termasuk dalam kategori orang cacat ??
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Lily W

 [at] atas...

Kalo dia cacat...dia tidak akan capai kesucian... ;D

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

bond

Quote from: dilbert on 10 November 2008, 06:00:33 PM
bhikkhu Culapanthaka yang memiliki keterbatasan daya ingat, yang katanya bahkan tidak bisa mengingat 1 bait pun khotbah Dharma, tetapi pada akhirnya mencapai kesucian ARAHAT... Apakah bhikkhu Culapanthaka termasuk dalam kategori orang cacat ??

Kalau kasus YM. Culapanthaka cuma telmi(telat mikir) bukan idiot alias camen (cacat mental).Oleh karena itu masih bisa jadi arahat  ;D
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

kullatiro

wah terimakasih atas pencerahan nya soalnya beberapa hari atau minggu ini ada pikiran yang menggangu yaitu di pancoran kota jak-bar ada bhiku cacat berkeliaran disana (biasa dah) jadi kepikiran bisakah seorang bhiku atau anggota sangha atau calon seminari atau calon bhiku cacat dapet di terima dalam sangha ingat nya sama yang dua orang itu yang buta satu karena tidak memejamkan mata satu yang ada dalam cerita cangkamana yang menginjak serangga serangga kecil tidak sengaja itu.

Jerry

Quote from: andrew on 10 November 2008, 10:57:39 AM
taunya cakhuphala thera bukan buta sejak lahir dari mana?
Lha sodara taunya cakkhuphala thera buta dari mana? :)
Kalo ada membaca di dhammapada atthakatha kan ada dijelaskan kalo beliau bukan buta dr lahir. melainkan dr tekad utk mencapai Nibbana, sehingga beliau menjalankan samadhi hanya dgn 3 posisi, berdiri, duduk dan berjalan, tanpa berbaring apalagi tidur. plus menolak utk diobati oleh tabib Jivaka, sehingga lama kelamaan menjadi buta.

mettacitena
_/\_
appamadena sampadetha

Adhitthana

Quote from: andrew on 10 November 2008, 10:57:39 AM
Quote from: xuvie on 09 November 2008, 11:44:22 PM
Quote
cakkhupala Thera beliau seorang buta, beliau seorang bhikku, dan beliau seorang arahat

_/\_

Y.A Cakkhuphala kasusnya seperti Y.A Anuruddha, bukan bawaan lahir melainkan dr tekad dlm mencapai Nibbana, dan buah dari akusala kamma terdahulu. :)


mettacitena
_/\_

taunya cakhuphala thera bukan buta sejak lahir dari mana?


Syair 1 (I:1. Kisah Cakkhupala Thera )

Suatu hari, Cakkhupala Thera berkunjung ke Vihara Jetavana untuk melakukan penghormatan kepada Sang Buddha. Malamnya, saat melakukan meditasi jalan kaki, sang thera tanpa sengaja menginjak banyak serangga sehingga mati. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali serombongan bhikkhu yang mendengar kedatangan sang thera bermaksud mengunjunginya. Di tengah jalan, di dekat tempat sang thera menginap mereka melihat banyak serangga yang mati.

"Iiih, mengapa banyak serangga yang mati di sini ?" seru seorang bhikkhu. "Aah, jangan jangan ...," celetuk yang lain. "Jangan-jangan apa?" sergah beberapa bhikkhu. "Jangan-jangan ini perbuatan sang thera!" jawabnya. "Kok bisa begitu?" tanya yang lain lagi. "Begini, sebelum sang thera berdiam di sini, tak ada kejadian seperti ini. Mungkin sang thera terganggu oleh serangga-serangga itu. Karena jengkelnya ia membunuhinya."

"Itu berarti ia melanggar vinaya, maka perlu kita laporkan kepada Sang Buddha!" seru beberapa bhikkhu. "Benar, mari kita laporkan kepada Sang Buddha, bahwa Cakkhupala Thera telah melanggar vinaya," timpal sebagian besar dari bhikkhu tersebut.

Alih-alih dari mengunjungi sang thera, para bhikkhu itu berubah haluan, berbondong-bondong menghadap Sang Buddha untuk melaporkan temuan mereka, bahwa 'Cakkhupala Thera telah melanggar vinaya !'

Mendengar laporan para bhikkhu, Sang Buddha bertanya, "Para bhante, apakah kalian telah melihat sendiri pembunuhan itu ?"

"Tidak Bhante," jawab mereka serempak.

Sang Buddha kemudian menjawab, "Kalian tidak melihatnya, demikian pula Cakkhupala Thera juga tidak melihat serangga-serangga itu, karena matanya buta. Selain itu Cakkhupala Thera telah mencapai kesucian arahat. Ia telah tidak mempunyai kehendak untuk membunuh."

"Bagaimana seorang yang telah mencapai arahat tetapi matanya buta?" tanya beberapa bhikkhu.

Maka Sang Buddha menceritakan kisah di bawah :

Pada kehidupan lampau, Cakkhupala pernah terlahir sebagai seorang tabib yang handal. Suatu ketika datang seorang wanita miskin. "Tuan, tolong sembuhkanlah penyakit mata saya ini. Karena miskin, saya tak bisa membayar pertolongan tuan dengan uang. Tetapi, apabila sembuh, saya berjanji dengan anak-anak saya akan menjadi pembantu tuan," pinta wanita itu. Permintaan itu disanggupi oleh sang tabib.

Perlahan-lahan penyakit mata yang parah itu mulai sembuh. Sebaliknya, wanita itu menjadi ketakutan, apabila penyakit matanya sembuh, ia dan anak-anaknya akan terikat menjadi pembantu tabib itu. Dengan marah-marah ia berbohong kepada sang tabib, bahwa sakit matanya bukannya sembuh, malahan bertambah parah.

Setelah diperiksa dengan cermat, sang tabib tahu bahwa wanita miskin itu telah berbohong kepadanya. Tabib itu menjadi tersinggung dan marah, tetapi tidak diperlihatkan kepada wanita itu. "Oh, kalau begitu akan kuganti obatmu," demikian jawabnya. "Nantikan pembalasanku!" serunya dalam hati. Benar, akhirnya wanita itu menjadi buta total karena pembalasan sang tabib.

Sebagai akibat dari perbuatan jahatnya, tabib itu telah kehilangan penglihatannya pada banyak kehidupan selanjutnya.

Mengakhiri ceriteranya, Sang Buddha kemudian membabarkan syair di bawah ini :

Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.

Pada saat khotbah Dhamma itu berakhir, di antara para bhikkhu yang hadir ada yang terbuka mata batinnya dan mencapai tingkat kesucian arahat dengan mempunyai kemampuan batin analitis pandangan Terang' (pati-sambhida).

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

fran

Apakah semua anggota Sangha pasti akan mencapai kesucian di kehidupan ini?

Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Koq nanya kami? Tanya masing-masing anggota Sangha dong ;D
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days