Siraman rohani dari Ryu the GREAT :))

Started by ryu, 11 October 2008, 11:03:01 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ryu

XVII. KEMARAHAN
1.
(221)    Hendaklah orang menghentikan kemarahan dan kesombongan,
hendaklah ia mengatasi semua belenggu.
Orang yang tidak lagi terikat pada batin dan jasmani,
yang telah bebas dari nafsu-nafsu,
tak akan menderita lagi.

2.
(222)    Barangsiapa yang dapat menahan kemarahannya yang telah memuncak
seperti menahan kereta yang sedang melaju,
ia patut disebut sais sejati.
Sedangkan sais lainnya
hanya sebagai pemegang kendali belaka.

3.
(223)    Kalahkan kemarahan dengan cinta kasih
dan kalahkan kejahatan dengan kebajikan.
Kalahkan kekikiran dengan kemurahan hati,
dan kalahkan kebohongan dengan kejujuran.

4.
(224)    Hendaknya orang berbicara benar,
hendaknya orang tidak marah,
hendaknya orang memberi walaupun sedikit
kepada mereka yang membutuhkan.
Dengan tiga cara ini,
orang dapat pergi ke hadapan para dewa.

5.
(225)    Orang-orang suci yang tidak menganiaya mahluk lain
dan selalu terkendali jasmaninya,
akan sampai pada 'Keadaan Tanpa Kematian' (nibbana);
dan setelah sampai pada keadaan itu,
kesedihan tak akan ada lagi dalam dirinya.

6.
(226)    Mereka yang senantiasa sadar,
tekun melatih diri siang dan malam,
selalu mengarahkan batin ke nibbana,
maka semua kekotoran batin dalam dirinya akan musnah.

7.
(227)    O Atula, hal ini telah ada sejak dahulu
dan bukan saja ada sekarang,
di mana mereka mencela orang yang duduk diam,
mereka mencela orang yang banyak bicara,
mereka juga mencela orang yang sedikit bicara.
Tak ada seorangpun di dunia ini
yang tak dicela.

8.
(228)    Tidak pada zaman dahulu,
waktu yang akan datang ataupun waktu sekarang,
dapat ditemukan seseorang yang selalu dicela
maupun yang selalu dipuji.

9.
(229)    Setelah memperhatikan secara seksama,
orang bijaksana memuji ia yang menempuh kehidupan tanpa cela,
pandai serta memiliki kebijaksanaan dan sila.

10.
(230)    Siapakah yang layak merendahkan orang tanpa cela
seperti sepotong emas murni?
Para dewa akan selalu memujinya,
begitu pula para brahmana.

11.
(231)    Hendaklah orang selalu menjaga rangsangan jasmani,
hendaklah ia selalu mengendalikan jasmaninya.
Setelah menghentikan perbuatan-perbuatan jahat melalui jasmani,
hendaklah ia giat melakukan
perbuatan-perbuatan baik melalui jasmani.

12.
(232)    Hendaklah orang selalu menjaga rangsangan ucapan,
hendaklah ia mengendalikan ucapannya.
hendaklah ia giat melakukan
perbuatan-perbuatan baik melalui ucapan.

13.
(233)    Hendaklah orang selalu menjaga rangsangan pikiran,
hendaklah ia mengendalikan pikirannya.
Setelah menghentikan perbuatan-perbuatan jahat melalui pikiran,
hendaklah ia giat melakukan
perbuatan-perbuatan baik melalui pikiran.

14.
(234)    Para bijaksana terkendali perbuatan, ucapan, dan pikirannya.
Sesungguhnya mereka itu benar-benar telah dapat menguasai diri.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

chizz_roll

wah ryu... ini emang yang dibutuhkan saat ini.. ^:)^ ^:)^
anda datang pada saat yang tepat  _/\_
ketika kehidupan memberimu seribu alasan untuk menangis, tunjukkan kalo kamu mempunyai sejuta alasan untuk tersenyum.. Tersenyumlah selalu.. :)

Edward

Baca judulnya, gw pikir bakal becanda...Ternyata isinya serius.. :))


PS : Siraman rohani-nya jgn cma quote doank donk...Ada pemahamannya juga, cerita pengalaman pribadi, dan lain2 juga donk,  biar bisa menarik.... :whistle:
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

FZ


ryu

Pengalaman pribadi? hmm, paling mudah liat kesalahan orang lain, paling sulit lihat kesalahan diri dendiri, makanya mending liat aja terus kesalahan orang lain kakakakakak :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Pitu Kecil

Smile Forever :)

rika


Adhitthana

Nebeng sini aja  ;D

TAK HARAP KEMBALI

Seorang anak perempuan berusia sepuluh tahun menderita sakit karena kelangkaan jenis darah tertentu; keluarganya mencari donor ke sana ke mari, dan mendapati bahwa hanya adik laki-lakinya yang berusia delapan tahun sajalah yang bisa menyelamatkan hidup sang kakak.

Dokter dan ibu anak tersebut meminta kepada anak laki-laki itu apakah dia bersedia mendonorkan darahnya untuk menyelamatkan kakaknya. Anak lelaki tersebut meminta waktu untuk memikirkannya. Setelah merenung selama dua hari dua malam, dia berkata kepada ibunya, "Mama, sekarang saya siap!"

Mereka pun bersama-sama pergi ke rumah sakit. Dokter membaringkan anak laki-laki itu di sebelah kakaknya lalu mengambil darah dari lengannya.
Setelah di peroleh sekantong darah, dokter mengalirkan darah sang adik ke tubuh sang kakak yang terbaring lemah. Beberapa menit kemudian, sang kakak berangsur-angsur menjadi semakin segar.

Menyaksikan hal tersebut, sang adik tersenyum, lalu memanggil dokter dan menanyakan sesuatu sambil berbisik dengan harapan tidak terdengar oleh kakaknya, "Dokter, apa sekarang saya akan langsung mati?"Sang dokter pun tersentak kaget...

Anak itu rupanya tidak paham bahwa jika dia memberikan darah untuk menolong orang lain, hanyalah sebagian dari darahnya saja dan tidak membuatnya mati. Itulah sebabnya dia minta waktu untuk mempertimbangkannya apakah dia bersedia mati demi menyelamatkan hidup kakaknya...

Dalam dunia yang condong menjadi semakin sekuler dan materialis ini, kita diajarkan dan terkondisi untuk hidup dengan nilai "take and give". Setiap tindakan tak lepas dari motif perolehan, dalam satu dan lain bentuk. Secara material barangkali hal ini relatif benar, namun tak jarang nilai ini diterapkan juga dalam perjalinan hubungan kasih di antara lawan jenis, antar kawan, bahkan dalam doa-doa sekalipun.

Secara spritual, penerapan nilai "take and give", bisa menjerumuskan kita ke dalam "materialisme spiritual", yang mana hal ini hanya akan menggembungkan keakuan saja, alih-alih mereduksinya, penderitaan pun terus membayang.

Tindakan "memberi" atau "bermurah hati" merupakan salah satu pondasi spiritual, di samping moralitas. Untuk membangun spiritual yang kokoh, seyogianya kita memberi tanpa pamrih, tanpa pilih kasih, tanpa embel-embel atau imbal-imbal.

Secara umum, ada dua motivasi yang benar dalam memberi :
1. Untuk menolong pihak lain yang membutuhkan.
2. Untuk mengikis keakuan.

Sama halnya dengan "proaktivitas", tindakan memberi yang benar adalah suatu "inside-out", bukan "outside-in". Dari dalam ke luar, satu arah.

Penggalan syair sebuah lagu klasik anak-anak berikut ini merupakan sebuah inspirasi besar dalam tindakan memberi. Terima kasih kepada sang penggubah..

Kasih ibu kepada beta,
tak terhingga sepanjang masa...
hanya memberi, tak harap kembali....

Sumber : Illuminata
(Awarness Publication)
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

ryu

Quote from: Virya on 04 October 2009, 11:39:37 PM
Nebeng sini aja  ;D

TAK HARAP KEMBALI

Seorang anak perempuan berusia sepuluh tahun menderita sakit karena kelangkaan jenis darah tertentu; keluarganya mencari donor ke sana ke mari, dan mendapati bahwa hanya adik laki-lakinya yang berusia delapan tahun sajalah yang bisa menyelamatkan hidup sang kakak.

Dokter dan ibu anak tersebut meminta kepada anak laki-laki itu apakah dia bersedia mendonorkan darahnya untuk menyelamatkan kakaknya. Anak lelaki tersebut meminta waktu untuk memikirkannya. Setelah merenung selama dua hari dua malam, dia berkata kepada ibunya, "Mama, sekarang saya siap!"

Mereka pun bersama-sama pergi ke rumah sakit. Dokter membaringkan anak laki-laki itu di sebelah kakaknya lalu mengambil darah dari lengannya.
Setelah di peroleh sekantong darah, dokter mengalirkan darah sang adik ke tubuh sang kakak yang terbaring lemah. Beberapa menit kemudian, sang kakak berangsur-angsur menjadi semakin segar.

Menyaksikan hal tersebut, sang adik tersenyum, lalu memanggil dokter dan menanyakan sesuatu sambil berbisik dengan harapan tidak terdengar oleh kakaknya, "Dokter, apa sekarang saya akan langsung mati?"Sang dokter pun tersentak kaget...

Anak itu rupanya tidak paham bahwa jika dia memberikan darah untuk menolong orang lain, hanyalah sebagian dari darahnya saja dan tidak membuatnya mati. Itulah sebabnya dia minta waktu untuk mempertimbangkannya apakah dia bersedia mati demi menyelamatkan hidup kakaknya...

Dalam dunia yang condong menjadi semakin sekuler dan materialis ini, kita diajarkan dan terkondisi untuk hidup dengan nilai "take and give". Setiap tindakan tak lepas dari motif perolehan, dalam satu dan lain bentuk. Secara material barangkali hal ini relatif benar, namun tak jarang nilai ini diterapkan juga dalam perjalinan hubungan kasih di antara lawan jenis, antar kawan, bahkan dalam doa-doa sekalipun.

Secara spritual, penerapan nilai "take and give", bisa menjerumuskan kita ke dalam "materialisme spiritual", yang mana hal ini hanya akan menggembungkan keakuan saja, alih-alih mereduksinya, penderitaan pun terus membayang.

Tindakan "memberi" atau "bermurah hati" merupakan salah satu pondasi spiritual, di samping moralitas. Untuk membangun spiritual yang kokoh, seyogianya kita memberi tanpa pamrih, tanpa pilih kasih, tanpa embel-embel atau imbal-imbal.

Secara umum, ada dua motivasi yang benar dalam memberi :
1. Untuk menolong pihak lain yang membutuhkan.
2. Untuk mengikis keakuan.

Sama halnya dengan "proaktivitas", tindakan memberi yang benar adalah suatu "inside-out", bukan "outside-in". Dari dalam ke luar, satu arah.

Penggalan syair sebuah lagu klasik anak-anak berikut ini merupakan sebuah inspirasi besar dalam tindakan memberi. Terima kasih kepada sang penggubah..

Kasih ibu kepada beta,
tak terhingga sepanjang masa...
hanya memberi, tak harap kembali....

Sumber : Illuminata
(Awarness Publication)
nonton aja film i'm not stupid, mirip ceritanya tuh.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

markosprawira

numpang lewat tapi ga mo disirem....... basah bok....  :))

Pikochan_chan

:) Lord Ryu the Great........... sy mohon siraman2 rohani dr Koko Ryu...........(bukan siraman air raksa)

:) caicien....

_/\_ SSBS

andry

:hammer: udah lama join, baru tau gw ada thread ini....
Samma Vayama

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

wang ai lie

Quote from: andry on 23 July 2011, 03:46:20 PM
:hammer: udah lama join, baru tau gw ada thread ini....
bukan baru tau, pernah tau tapi di cuekin aja, dikira mau konyol2 an  :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma