Pelimpahan Jasa

Started by iwakbelido, 06 October 2008, 10:00:53 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

mushroom_kick

Segala fenomena bentuk & batin tidaklah kekal ada na.....
Semua hanyalah sementara.....

Indra

Bro Andry,
karena adanya keragu2an dalam berdana, mis. "apakah jubah ini terpakai? bagaimana kalau menumpuk di gudang, dsb", sebaiknya anda tidak usah berdana. Dana yg dilakukan dengan keragu2an seperti ini, akan menghasilkan jasa yg minimal atau tidak ada sama sekali.

hal yg sama berlaku dalam hal dana karena terpaksa. namun tentu saja tetap berbuah, misalnya anda terhindar dari babak belur, atau masuk penjara.

iwakbelido

_/\_ jadi yang penting niatnya harus tulus, tidak peduli besarannya atau nilainya kan ya? _/\_
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Indra

benar sekali, dari faktor-faktor dana, obyek yg tepat, penerima dan niat, sama sekali tidak disebutkan nilainya secara ekonomis

markosprawira

kalau boleh saya tambahkan, yang terpenting justru adalah aparapara cetana alias cetana setelah melakukan, misal dana

mengapa demikian?? karena cetana inilah yang terus menerus direnungkan selama hidup kita, sementara cetana sebelum dan saat melakukan, hanya 1x saja

ada cerita mengenai nenek yang miskin, dia tidak punya perabotan apapun selain bangku satu-satunya.
Namun pada saat bodhisatta lewat, ia menyilahkan bodhisatta duduk dengan pikiran jernih
Pun setelah itu, dalam banyak malam, dia kerap merenungkan betapa bahagia perasaannya saat mempersembahkan "dana"
Buah dari perbuatan ini, membuat si nenek masuk surga dan disana dia mendapatkan kursi giok yang sangat indah

semoga bermanfaat.........

Pitu Kecil

Bukankah ada yang bilang, perbuatan baek itu dilakukan dan jangan diingat2 kembali lagi ??? karena akan mengulangi kualitas karma / saya yang salah dengar?
Smile Forever :)

markosprawira

#21
Quote from: LotharGuard on 08 October 2008, 11:13:02 AM
Bukankah ada yang bilang, perbuatan baek itu dilakukan dan jangan diingat2 kembali lagi ??? karena akan mengulangi kualitas karma / saya yang salah dengar?

dear bro Lothar,

kesalah pahaman ini sering terjadi, seolah2 dengan merenungkan, itu berarti mengingat2 alias pamrih atau melekat

yang jangan dilakukan adalah melekat pada perbuatan atau objek dananya

Misal menjelang Kathina, saya berniat dana makanan pada bhante.
Pada waktu kathina, dana makanan bisa terlaksana.
Namun karena sedemikian banyak makanan, bhante tidak bisa mencicipi semua, sehingga makanan hasil dana saya tidak dicicipi
Karena saya masih "melekat", saya kecewa dan marah karena merasa tidak dihargai bhante
Ini membuat saya tidak mau berdana makanan lagi

Yang saya sebut dibawah adalah "kerap merenungkan betapa bahagia perasaannya saat mempersembahkan dana"

Jadi betul setelah dana, fisik dana atau perbuatannya itu dilepas, jangan diingat namun hendaknya merenungkan kebahagiaan saat berdana dimana ini pasti berisi kusala citta dan cetasika, bukan lobha lagi

Ini setara dengan meditasi metta dimana yang pertama adalah konsentrasi pada perasaan bahagia.
Karena setelah kita bahagia, barulah kita bisa memancarkan metta kepada mahluk2 lain

Apalagi bro Lothar sering berdana, hendaknya itu kerapkali direnungkan sehingga bisa membuat semakin bahagia dalam berdana.... mirip efek bola salju yang terus menggelinding, yang semakin lama semakin besar  ;)

semoga perbedaan ini bisa dimengerti yah  ;)


semoga bisa bermanfaat bagi kita semua  _/\_

Pitu Kecil

Saya dapat inti sari dari Bro, ingatlah kebahagian saat berdana itu _/\_ GRP Send Gan En :) :lotus: _/\_
NB : Sorry, you can't repeat a karma action without waiting 720 hours.  :))
Smile Forever :)

markosprawira

yup...... kalau saya boleh sambungkan : Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi

nah ga mungkin khan kita bisa mencapai kebahagiaan tertinggi, kalo kita ga bahagia melulu?  ;D

karena itu, "perbanyaklah bahagia mulai saat ini dan disini"  _/\_