News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Mengapa Begini Mengapa Begitu

Started by Hikoza83, 24 September 2008, 07:33:24 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Hikoza83

VAJRAYANA

Apa itu Vajrayana?


Vajrayana, yang juga disebut Tantrayana, adalah sub-bagian dari Mahayana. Vajrayana didasarkan pada baik itu praktik Theravada maupun Mahayana secara umum. Sebelum memasuki Vajrayana, kita harus benar-benar terlatih dalam pikiran yaitu pembebasan yang muncul dari roda samsara (penolakan terhadap samsara), hati yang didedikasikan untuk mencapai pencerahan demi kebaikan semua mahluk (bodhicitta), dan kemudian kebijaksanaan merealisasi kekosongan dari keberadaan yang berdiri sendiri. Kemudian kita mengambil inisiasi dari guru tantra yang berkualitas dan melindungi sumpah dan komitmen tantra yang diterima waktu inisiasi. Atas dasar ini, kita dapat menerima intruksi dan menjalankan praktik meditasi di dalam vajrayana.

Sebuah teknik yang digunakan dalam vajrayana adalah memvisualisasikan diri kita sebagai "deiti" dan lingkungan kita sebagai mandala atau lingkungan/tempat tinggal deiti. Dengan menvisualisasi cara ini, kita mentransformasikan sosok diri kita yang lemah dan biasa menjadi deiti dan mencoba menumbuhkan kualitas mulia dalam arus batin kita. Vajrayana juga berisi teknik untuk mentransformasi kematian, alam antara (alam bardo), dan kelahiran kembali menjadi tubuh dan batin seorang Buddha. Ada juga teknik meditasi khusus untuk mengembangkan ketenangan batin (samatha) juga membuat manifestasi dari batin yang sangat halus, yang merealisasi kekosongan, menjadi sangat kuat dan secara cepat untuk membersihkan noda-noda. Untuk alasan inilah Vajrayana dapat membawa pencerahan dalam kehidupan sekarang bagi murid yang berkualitas dan terlatih yang mempraktikkannya di bawah bimbingan guru tantra yang berkualitas.

Tantra Buddhis tidak sama dengan Tantra Hindu. Bukan pula ia sebuah praktik ilmu gaib. Beberapa orang telah menulis buku tentang Vajrayana dengan informasi dan interpretasi yang tidak tepat. Karena itu, bila kita berkeinginan mempelajarinya, adalah penting untuk membaca buku oleh pengarang yang berpengetahuan atau mencari petunjuk dari guru yang berkualitas.

Apa itu inisiasi? Mengapa ada beberapa ajaran yang "rahasia"?

Tujuan dari inisiasi adalah mematangkan arus batin kita untuk praktik tantra dengan membuat hubungan antar kita dan deiti, yang merupakan manifestasi batin maha tahu. Inisiasi tidak diterima oleh tubuh kita di dalam ruangan di mana inisiasi berlangsung. Lebih dari itu, kita harus meditasi dan melakukan visualisasi yang dipaparkan oleh seorang guru. Inisiasi bukan diletakkannya sebuah vas di atas kepala kita, ataupun meminum air yang telah diberkahi, atau mengikatkan benang melingkari lengan kita. Inisiasi mematangkan potensi kita sendiri, melalui membuat hubungan dengan manifestasi tertentu dari Sang Buddha. Ini tergantung dari motivasi bajik kita dan pada konsentrasi dan meditasi selama proses inisiasi.

Setelah inisiasi, seorang praktisi yang tulus mencari petunjuk bagaimana melakukan praktik. Petunjuk ini tidak diberikan sebelum inisiasi karena batin umat belum siap untuk mempraktikkannya. Untuk alasan inilah hal itu "rahasia". Bukannya Sang Buddha pelit dan tidak ingin membagi ajarannya, ataupun praktik tantra seperti keanggotaan klub eksklusif yang menjaga rahasianya dengan iri hati. Lebih dari itu, untuk meyakinkan bahwa mereka yang terjun dalam praktik disiapkan dengan tepat. Petunjuk tantra diberikan hanya kepada mereka yang menerima inisiasi. Bila tidak, seorang dapat salah mengerti simbolisme yang ada di tantra atau terjun pada praktik lanjutan dan kompleks tanpa persiapan dan petunjuk yang tepat.

Apa arti simbol dalam seni tantra?

Vajrayana berhubungan dengan banyak transformasi, dan karenanya, simbolisme digunakan secara luas. Ada perwujudan dari beberapa deiti, yang merupakan masifestasi dari Sang Buddha, yang mengungkapkan nafsu keinginan atau kemurkaan. Simbol seksual jangan diartikan secara harfiah, menurut penampilan duniawi. Dalam Vajrayana, deiti dalam penyatuan seksual mewakili penyatuan metode dan kebijaksanaan, dua aspek dari jalan yang perlu dikembangkan guna mencapai pencerahan. Deiti yang murka bukanlah monster yang mengancam kita. Kemurkaan mereka diarahkan pada ketidaktahuan dan keakuan, yang merupakan musuh kita yang nyata. Simbol ini, ketika dipahami dengan tepat, memperlihatkan bagaimana keinginan dan amarah dapat ditransformasi dan diatasi. Itu memiliki pengertian mendalam, jauh melewati nafsu dan amarah biasa. Kita tidak seharusnya salah menginterpretasikannya.

Apa tujuan melafalkan mantra seperti "om mani padme hung"? Apa makna mantra tersebut?

Mantra ditentukan secara suku kata untuk melindungi batin. Apa yang kita lindungi batin kita adalah dari kemelekatan, amarah, ketidaktahuan, dan sebagainya. Ketika dikombinasikan dengan empat kekuatan penawar seperti yang dijelaskan di awal, pelafalan mantra sangat kuat untuk menyucikan jejak karma negatif pada arus batin kita. Ketika kita melafalkan mantra, kita seharusnya juga memikirkan dan memvisualisasikan dalam cara yang bermanfaat sehingga kita membangun kebiasaan konstruktif dari batin.

Dalam praktik Vajrayana, mantra dilafalkan dalam bahasa Sansekerta, ketimbang diterjemahkan ke bahasa lain. Alasan untuk ini adalah ada energi bermanfaat yang khusus atau getaran yang dihasilkan dari bunyi suku kata. Saat melakukan pelafalan, kita dapat berkonsentrasi pada suara mantra, pada artinya, atau pada visualisasi yang menyertainya yang telah diajarkan oleh guru.

"Om mani padme hung" adalah mantra Buddha welas asih, Avalokiteshvara (Kuan Yin, Chenresig). Kita dapat melafalkan mantra ini meski kita belum menerima transmisi lisan dari seorang guru, tetapi lebih efektif bila guru yang pertama melafalkan mantra dan kita mengulanginya setelah ia bacakan.

Arti keseluruhan dari jalan bertahap menuju pencerahan terkandung pada enam suku kata mantra ini. "Om" merujuk pada tubuh, ucapan, dan batin Sang Buddha, yang ingin kita capai melalui praktik kita. "Mani" berarti perhiasan, dan merujuk pada semua aspek metode dari sang jalan: motivasi untuk bebas dari roda samsara, welas asih, kedermawananan, moralitas, kesabaran, daya upaya yang bersemangat, dan seterusnya. "Padme" (dibaca pay may – dalam bahasa Inggris) berarti teratai, dan merujuk pada aspek kebijaksanaan sang jalan. Dengan menyatukan baik itu metode maupun kebijaksanaan dalam praktik gabungan, kita dapat menyucikan arus batin kita dari semua kekotoran dan mengembangkan semua potensi kita. "Hung" (kadang-kadang ditulis "hum") merujuk pada batin semua Buddha.

Pelafalan "Om Mani Padme Hung" sangat efektif untuk menyucikan batin kita dan mengembangkan welas asih. Hal itu dapat dilafalkan dengan keras atau diam dan di waktu kapanpun. Contohnya, kita sedang menunggu di antrian, daripada jadi tidak sabaran dan marah, kita dapat dalam batin melafalkan mantra ini dan memikirkan batin welas asih.
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Hikoza83

#16
PANCASILA BUDDHIS

- Sila Pertama -

Hormat pada Kehidupan:

Tidak Membunuh; Melindungi

Saya menjalankan aturan praktik ini untuk menghindari pembunuhan (sehingga saya akan mempraktikkan welas asih dengan melindungi dan memberi manfaat pada semua kehidupan).

Menyadari penderitaan disebabkan oleh penghancuran kehidupan, saya menjalankan sila menumbuhkan welas asih dan melindungi manusia, hewan, dan kehidupan tumbuh-tumbuhan (melindungi alam). Saya bertekad untuk tidak membunuh atau melukai, tidak membiarkan orang lain melakukannya, dan tidak mendukung kegiatan apapun yang membahayakan fisik atau mental.

- Sila Kedua -

Hormat pada Harta Pribadi:

Tidak Mencuri; bersifat Dermawan

Saya menjalankan aturan praktik ini untuk menghindari mengambil barang yang tidak diberikan (sehingga saya akan mempraktikkan kedermawananan dengan membagi atau memberi kekayaan material dan spiritualku).

Menyadari penderitaan disebabkan oleh penghisapan, ketidakadilan, pencurian, dan penindasan, saya menjalankan sila menumbuhkan kebaikan cinta kasih untuk kebaikan orang-orang dan hewan. Saya akan mempraktikkan kejujuran dan kedermawananan dengan berbagi kekayaan, waktu, energi, empati, semangat, dan sumber lainnya, terutama kekayaan Dharma bagi yang membutuhkannya. Saya bertekad untuk tidak memiliki atau mencuri apapun (termasuk waktu – dengan terlambat atau tidak bertanggung jawab pada pekerjaan) yang seharusnya milik orang lain. Saya akan menghormati kekayaan orang lain dan umum dan mencegah orang lain mengambil keuntungan dari penderitaan mahluk hidup lain.

- Sila Ketiga -

Hormat pada Hubungan Pribadi:

Tidak menuruti Perasaan; Menjadi "Puas"

Saya menjalankan aturan praktik untuk menghindari penyalahgunaan objek dan subjek rasa kesenangan (khususnya perzinahan sehingga saya akan mempraktikkan kepuasan dan menyalurkan energiku menuju pengembangan spiritual).

Menyadari penderitaan disebabkan oleh penyalahgunaan seksual, saya menjalankan sila menumbuhkan tanggung jawab dan melindungi keselamatan dan keutuhan individu, pasangan, keluarga, dan masyarakat. Saya bertekad untuk tidak melakukan hubungan seksual tanpa cinta, tanggung jawab, dan komitmen jangka panjang. Untuk memelihara kebahagiaan orang lain dan diriku, saya akan menghormati komitmen orang lain. Saya akan lakukan semampu kekuatanku untuk melindungi anak-anak dari pelecehan seksual dan mencegah pasangan dan keluarga dirusak oleh penyalahgunaan seksual.

Menyadari penderitaan yang disebabkan oleh penurutan perasaan, saya juga akan menghindari penurutan perasaan akan melihat, mendengar, membaui, merasa, menyentuh, dan/atau batin dalam rasa kesenangan (missal pertunjukan, musik, makanan, seks, dll) dengan demikian saya dapat dikacaukan dari jalan menuju pengembangan diri.

- Sila keempat -

Hormat pada Kebenaran:

Tidak Berbohong; Bersikap Jujur

Saya menjalankan aturan praktik untuk menghindari ucapan salah (dan macam-macam ucapan lainnya sehingga saya akan berkomunikasi secara positif).

Menyadari penderitaan disebabkan oleh ucapan yang tidak terjaga dan ketidakmauan mendengar orang lain, saya menjalankan sila menumbuhkan ucapan penuh kasih dan mendengarkan dengan seksama untuk membawa kegembiraan dan kebahagiaan pada yang lain dan mengurangi penderitaan mereka. Saya akan bicara dengan jujur, dengan kata-kata mengilhami kepercayaan diri, kegembiraan, dan harapan. Saya bertekad untuk tidak menyebarkan isu, mengkritik, menyalahkan sesuatu yang saya tidak tahu pasti. Saya akan menahan diri dari mengutarakan kata-kata yang dapat menyebabkan perpecahan atau perselisihan dalam keluarga atau komunitas. Saya akan berusaha mendamaikan dan menyelesaikan konflik besar maupun kecil.

- Sila Kelima -

Hormat pada Kesehatan Mental dan Fisik:

Tidak Mengkonsumsi Minuman/Makanan Memabukkan; Penuh Kesadaran

Saya menjalankan aturan praktik untuk menghindari dari minuman alkohol, dan yang lainnya yang menyebabkan mabuk (sehingga saya akan lebih sehat dan tidak merusak sila melalui kehilangan kesadaran).

Menyadari penderitaan disebabkan oleh konsumsi yang tidak terjaga, saya menjalankan sila menumbuhkan kesehatan fisik dan mental yang baik, untuk diriku sendiri, keluarga, dan masyarakat dengan mempraktikkan makan, minum, mengkonsumsi yang terjaga. Saya akan mencerna hal-hal yang memelihara kedamaian, kesejahteraan, dan kegembiraan tubuh dan batin, dan kumpulan tubuh dan kesadaran akan keluargaku dan masyarakat. Saya bertekad untuk tidak menggunakan alkohol, obat-obatan, atau hal memabukkan lainnya, atau mencerna makanan atau hal yang mengandung elemen negatif, sehingga menanamkan kesadaran yang lebih besar, perhatian, dan kejernihan batin. Saya menyadari bahwa merusak tubuh atau batinku dengan racun-racun itu adalah merendahkan keluargaku dan masyarakat. Saya akan bekerja untuk mentransformasi kekerasan, ketakutan, amarah, dan kebingungan dalam diriku dan lingkungan dengan menyeimbangkan makanan fisik dan mental. Saya mengerti bahwa makanan yang tepat penting bagi positif diri dan transformasi masyarakat dan kemajuan dalam pengembangan mental.


[ Dikutip dari: Buku Mengapa Begini, Mengapa Begitu. Terjemahkan dan diterbitkan oleh PMVBI Jawa Timur ]
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

iwakbelido

wuuuuuuaaaaaaaaaaah!
bagus banget! simple banget

thanks ya bro hikoza83
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Pitu Kecil

Yang paling saya sukai 5 SIla diatas _/\_ Gan En Bro :lotus: :)
Smile Forever :)

Hikoza83

terima kasih juga atas kesediaan membaca dan merenungkan artikel ini.
semoga bermanfaat bagi kita semua. ^_^
ctt : bukan saya penulisnya, loh. artikel ini di dapat di internet [ada link sumbernya].
_/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Adhitthana

Anumodana  :lotus: .... Hikoza

baru baca Pancasila Buddhis .... mantap nieee  :)

izin copas yaakk buat forum tetangga ......  _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Hikoza83

silahkan, bro virya.
jgn lupa link sumbernya ya.
btw, bkn saya yg nulis artikel itu. :)
semoga bermanfaat.
_/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]