Menggugurkan kandungan = karma berat ?

Started by sefung, 22 August 2007, 06:02:43 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

bawel

Quote from: M14ka on 03 June 2011, 02:29:38 PM
Kesimpulannya apakah menggugurkan kandungan termasuk garuka kamma juga?

garuka kamma itukan

membunuh ibu,
membunuh ayah,
melukai seorang arahat,
melukai seorang buddha,
menyebabkan perpecahan dalam sangha.

M14ka

Quote from: bawel on 03 June 2011, 02:45:24 PM
garuka kamma itukan

membunuh ibu,
membunuh ayah,
melukai seorang arahat,
melukai seorang buddha,
menyebabkan perpecahan dalam sangha.

ia sih soalnya di atas ditulis seperti garuka kamma hehe...

QuoteBuddha Guang Zhen berkata kepada confusion, ada 5 jenis karma yg sulit dihapuskan walaupun dia telah bertobat. Apa aja ?
1. membunuh ayah
2. membunuh ibu
3. menggugurkan kandungan
4. melukai Sang Buddha
5. memecah belah Sangha
dosa tersebut sulit untuk dihapuskan."

bawel

Quote from: M14ka on 03 June 2011, 02:53:00 PM
ia sih soalnya di atas ditulis seperti garuka kamma hehe...

tapikan garuka kamma dan 'karma yg sulit dihapuskan' itu kan beda ;D.

M14ka

Quote from: bawel on 03 June 2011, 03:00:19 PM
tapikan garuka kamma dan 'karma yg sulit dihapuskan' itu kan beda ;D.
oh beda ya.... Kalo gitu maksud karma yg sulit dihapuskan gmn? apakah ada karma yg bisa dihapus? kenapa isinya hampir sama dgn garuka kamma ya?

K.K.

Soal 'Sammoha', harap jangan dianggap serius. Hanya bercanda saja. ;D

Menurut saya, sutra ini aneh. Suatu kamma menjadi berat jika objeknya adalah seorang yang mulia. Makin mulia, maka makin berat kammanya (baik kamma baik ataupun buruk). Mengapa di sini makhluk dalam rahim menjadi lebih mulia dari Arahat? (Di sutra ini, membunuh Arahat bukan garuka kamma, tapi aborsi termasuk.)

bawel

Quote from: M14ka on 03 June 2011, 03:03:53 PM
oh beda ya.... Kalo gitu maksud karma yg sulit dihapuskan gmn? apakah ada karma yg bisa dihapus? kenapa isinya hampir sama dgn garuka kamma ya?

1&2. wah kalo itu saya ngak tahu nona yenyen.. hm.. bik inah aja deh :)).

3. itulah yang sering disebut sebagai penambahan dan pengurangan bumbu-bumbu yang merusak citarasa ajaran buddha ;D.
karena (mungkin) tidak mau mengakui jalan arahat maka yang melukai arahat diganti dengan sesuatu hal yang sesuai dengan kepentingannya sendiri ;D.

Wijayananda

Yg pasti bila garuka kamma dilakukan makan otomatis setelah kematiannya akan terlahir di neraka avicci,jd langsung memotong karma2 lainnya..kalau menurut maksud kalimatnya kayaknya hampir sama pengertiannya dgn garuka kamma...tp ngak tau juga poin ke 3 itu bs berbeda,agak aneh juga..

Wijayananda

Yg pasti bila garuka kamma dilakukan maka otomatis setelah kematiannya akan terlahir di neraka avicci,jd langsung memotong karma2 lainnya..kalau menurut maksud kalimatnya kayaknya hampir sama pengertiannya dgn garuka kamma...tp ngak tau juga poin ke 3 itu bs berbeda,agak aneh juga..

M14ka

Quote from: bawel on 03 June 2011, 03:21:21 PM
1&2. wah kalo itu saya ngak tahu nona yenyen.. hm.. bik inah aja deh :)).

3. itulah yang sering disebut sebagai penambahan dan pengurangan bumbu-bumbu yang merusak citarasa ajaran buddha ;D.
karena (mungkin) tidak mau mengakui jalan arahat maka yang melukai arahat diganti dengan sesuatu hal yang sesuai dengan kepentingannya sendiri ;D.

:ngomel: :ngomel: :ngomel:

Sunyata

Quote from: Kainyn_Kutho on 03 June 2011, 03:19:47 PM
Soal 'Sammoha', harap jangan dianggap serius. Hanya bercanda saja. ;D

Menurut saya, sutra ini aneh. Suatu kamma menjadi berat jika objeknya adalah seorang yang mulia. Makin mulia, maka makin berat kammanya (baik kamma baik ataupun buruk). Mengapa di sini makhluk dalam rahim menjadi lebih mulia dari Arahat? (Di sutra ini, membunuh Arahat bukan garuka kamma, tapi aborsi termasuk.)
:hammer:

K.K.

Quote from: Sunyata on 03 June 2011, 03:30:50 PM
:hammer:
Jangan2 bro Sunyata sudah dianggap serius? Coba lihat Buddha Guang Zhen ngobrol dengan Miss Confusion. Bukankah seperti Sam Pek bertemu Julliet? 

kullatiro

menurut ku sutta ini sangat berbeda dengan Dhammacakkapavatana sutta dimana keinginanan (tanha) yang di jelaskan bahwa karena "keinginan hidup abadi"( lupa namanya apa bava... tanha?)  membawa kita kekelahiran yang berulang ulang.

dilbert

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

K.K.

Quote from: daimond on 03 June 2011, 03:53:18 PM
menurut ku sutta ini sangat berbeda dengan Dhammacakkapavatana sutta dimana keinginanan (tanha) yang di jelaskan bahwa karena "keinginan hidup abadi"( lupa namanya apa bava... tanha?)  membawa kita kekelahiran yang berulang ulang.
Keinginan akan perwujudan (bhava-tanha) juga pada kehancuran wujud (vibhava-tanha) adalah hasil dari kebodohan bathin (moha). Keduanya tetap membawa orang pada kelahiran berulang.

dilbert

Quote from: Kainyn_Kutho on 03 June 2011, 03:58:59 PM
Keinginan akan perwujudan (bhava-tanha) juga pada kehancuran wujud (vibhava-tanha) adalah hasil dari kebodohan bathin (moha). Keduanya tetap membawa orang pada kelahiran berulang.

lengkap-nya ada dalam 62 pandangan salah (Brahmajala Sutta -- Digha Nikaya)
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan