Menyanggah Klaim Umat Kristiani atas agama Buddha

Started by GandalfTheElder, 07 September 2008, 05:17:46 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

GandalfTheElder

Quote from: ryu on 10 September 2008, 06:59:54 PM
Tambahan , di katholik ada meditasi, di prosetan gak ada :))

Tambahan, umat Katholik pakai rosario sedangan Protestan (bukan Prosetan lo....) tidak.  ;D

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

ryu

Di ka****k ada patung bunda maria, ada Jalan salib ada doa ke maria, di protesstan ga ada ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

decky


Edward

Maksudnya omong kosong k gw yah??
hahaha...Susah, bukti2 yg gw ceritain ada lho...Sayangnya,Aye rada malas susah2 nyari mengenai sejarah Agama lain..
Tapi, patokannya begini, Sejarah Gereja itu ada dalam kurikulum pelajaran Agama ka****k SMA....Dan yang memberikan pengajaran adalah seorang romo, kan tidak mungkin seorang romo, memberikan fakta gelap tentang Sejarah Gereja, jika memank tidak ada maksud untuk memberikan pemahaman jelas hubungan antara Gereja ka****k dengan Gereja kr****n...

Kalo mo kasih penjelasan, malu ah... :-[ sama bro Gandalf, udh lengkap bgt....
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Sukma Kemenyan

Stt.....
Menyanggah silahkan,

Tapi kalao bisa tidak mengcounter-attack...
Takutnya kelihatan seperti segerombolan tikus yang bercicit dalam kandang sendiri

Edward

iya om...makanya , malu ah....
habis malas sih, nyari2 ttng dokumen2 sejarah yg dikeluarkan paus mengenai mahzab yg ada....
makanya aye kaga lawan dah...
Cma ketawa ketiwi aja... :))
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Sukma Kemenyan


Edward

 :)) :)) :)) :))
bearti gw yg terlalu sensi....
Hahahaha...
gpp om, gw memank terlalu perasa... :-[  :)) :))
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Sumedho

There is no place like 127.0.0.1

K.K.

Quote from: ryu on 10 September 2008, 06:59:54 PM
Tambahan , di katholik ada meditasi, di prosetan gak ada :))

Hm... tadinya saya tulis bukan hanya perbedaan antara Protestant & Kath0lik, tapi juga perbedaan pengaruh perjanjian lama terhadap ajarannya. Tapi emang iya, di Kath0lik ada meditasi, Hesychasm, yang mirip dengan Samatha.
Penggunaan Rosary merupakan pengaruh dari kebudayaan lain. Dalam bahasa sanskrit, tasbih adalah Japamala yaitu "rangkaian doa", kemungkinan disalahtafsirkan menjadi "rangkaian bunga". (Penulisan "a" dalam Japa = "doa" seharusnya ditulis tanpa circumflex.)

andrew

Quote from: Kainyn_Kutho on 11 September 2008, 08:53:40 AM

Penggunaan Rosary merupakan pengaruh dari kebudayaan lain. Dalam bahasa sanskrit, tasbih adalah Japamala yaitu "rangkaian doa", kemungkinan disalahtafsirkan menjadi "rangkaian bunga". (Penulisan "a" dalam Japa = "doa" seharusnya ditulis tanpa circumflex.)


saya baru saja lihat tentang tasbih di wiki


http://id.wikipedia.org/wiki/Tasbih



Tasbih adalah semacam kalung sebagai alat bantu untuk berdoa dalam agama Islam. Tasbih kemungkinan merupakan contoh rosario yang digunakan oleh kaum kr****n, terutama ka****k Roma. Di sisi lain tasbih sendiri kemungkinan besar berdasarkan Mala atau Ganitri yang digunakan oleh kaum Hindu dan Buddha.

Biasanya tasbih dibuat dari kayu, namun ada pula tasbih yang dibuah dari bji-biji zaitun. Umumnya sebuah tasbih terdiri dari 99 batu. Angka 99 ini melambangkan 99 Asma Allah. Namun ada pula tasbih yang terdiri dari 33 atau 11 batu-batuan. Pada kedua kasus terakhir ini, sang pengguna harus mengulangi lingkaran tiga atau sembilan kali. Meskipun begitu, ada pula tasbih yang terdiri dari 100 atau 1.000 batu.

Diperkirakan umat Muslim mencontoh penggunaan tasbih dari umat Buddha dan kemudian oleh para ksatria Perang Salib dibawa ke Eropa sebagai rosario. Paus Pius V menulis pada tahun 1596 di sebuah bul bahwa Dominicus, pendiri ordo Dominikan, memperkenalkan rosario pada tahun 1221 di Eropa.

Konon pada masa awal penyebaran Islam, para jemaat Islam mengaji Asma-Asma Allah dengan bantuan batu-batu kerikil kecil. Karena Nabi Muhammad SAW kemungkinan besar tidak menggunakan tasbih, maka benda ini oleh kaum Wahhabi dianggap sebagai pembaharuan non-Islami.


_/\_

K.K.

Ya, itu adalah pengaruh dari kebudayaan. Jamapala biasanya berjumlah 108 yang memiliki artinya tersendiri. Setelah "bertransformasi" jadi Rosary, jumlahnya berbeda, biasanya merupakan kelipatan 12 yang melambangkan 1 Pater Noster, 10 Ave Maria, dan 1 Gloria Patri; kemudian ada rangkaian yang di luar lingkaran berujung pada salib, menunjukkan (biasanya 7) doa pembuka.
Umumnya, Protestan tidak menggunakan Rosary ini.

meichen

Ya ampyunnn mendingan ngebahas agama Buddha....
Ya kalo setau aye karena sebagian besar keluarga aye ka****k, kalo ka****k itu perjanjian baru karena menekankan akan Markus,Matius,Lukas,Yohanes.... kalo kr****n lebih ke belakang cth: Kej,Kel, sebelum Yesus menumpahkan darahnya....karena itu mereka tidak memakai salib karena setelah yesus disalib kan bangkit jd kalo pake salib diartikan yesus msh disalib dan ga bangkit. Kalo masalah Maria ya kan ka****k bukan menyembah tapi berterima kasih karena dia Yesus lahir lgan tertulis di kitabnya kalo apa yg diminta Maria selalu dikabulkan Yesus...sama seperti kita menyayangi ibu kita yg melahirkan kita......kr****n menganggap Maria hanya perantara jd tidak terlalu dihiraukan...... Sekarang ini malah mulai gencar yg namanya ka****k karismatik, kalo dilihat2 mirip kr****n yg kalo kebaktian teriak2.
BTW intinya mereka sama2 percaya Yesus sang juru selamat

K.K.

#73
Quote from: meichen on 11 September 2008, 09:29:48 AM
Ya ampyunnn mendingan ngebahas agama Buddha....
Ya kalo setau aye karena sebagian besar keluarga aye ka****k, kalo ka****k itu perjanjian baru karena menekankan akan Markus,Matius,Lukas,Yohanes.... kalo kr****n lebih ke belakang cth: Kej,Kel, sebelum Yesus menumpahkan darahnya....karena itu mereka tidak memakai salib karena setelah yesus disalib kan bangkit jd kalo pake salib diartikan yesus msh disalib dan ga bangkit. Kalo masalah Maria ya kan ka****k bukan menyembah tapi berterima kasih karena dia Yesus lahir lgan tertulis di kitabnya kalo apa yg diminta Maria selalu dikabulkan Yesus...sama seperti kita menyayangi ibu kita yg melahirkan kita......kr****n menganggap Maria hanya perantara jd tidak terlalu dihiraukan...... Sekarang ini malah mulai gencar yg namanya ka****k karismatik, kalo dilihat2 mirip kr****n yg kalo kebaktian teriak2.
BTW intinya mereka sama2 percaya Yesus sang juru selamat

meichen, kalo mau bahas, jangan berdasarkan sudut pandang salah satunya. Masing2 dari mereka "mengaku" berorientasi pada perjanjian baru yang nota bene adalah penggenapan perjanjian (yang "ditampar pipi kiri kasih pipi kanan" dari Injil Matthew , bukannya "mata ganti mata, gigi ganti gigi" dari kitab Exodus). Bahaslah dari "luar", maka akan kelihatan kecenderungannya.

Karena ini masih ada hubungannya dengan Umat Kristiani, saya bahas sedikit.
Apakah betul Maria ibu Yesus dalam Alkitab dianggap "lebih dari perantara"?
Dalam terjemahan Bahasa Indonesia, ayat John 2:4 sewaktu Maria memberitahu Yesus bahwa anggur untuk pernikahan sudah habis, Yesus menjawab demikian:
"Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
Dalam terjemahan aslinya adalah:
" said to her, woman, what is that to you and to Me? My time has not yet come."
Jelas ada perubahan kata2 yang signifikan dan disengaja di sini.


Mengapa Yesus berkata begitu? Siapakah "ibu" menurut Yesus (menurut Perjanjian Baru)?

"Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
(Matthew 12:50)

"...Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
(Mark 3:35)


SandalJepit

Quote from: GandalfTheElder on 10 September 2008, 08:48:22 PM
Quote from: SandalJepit on 10 September 2008, 09:40:05 AM

protestan masih dianggap saudara terpisah, setelah melakukan 3 hal:
1. Menolak mengakui pimpinan tertinggi (paus)
2. Melegalkan pernikahan pimpinan agama (pastur, uskup, dll)
3. Mengganti isi bible

Sebagai perbandingan apabila ada aliran buddhist yang merombak 3 point penting saja:
1. Menolak mengakui Pimpinan Tertinggi ( misalnya Dalai Lama)
2. Melegalkan Pernikahan Bhiksu
3. Mengganti isi Tripitaka

apakah umat Buddhist dapat menganggap aliran tersebut sebagai "Saudara Terpisah"
ini adalah point penting yang menunjukkan seberapa sekuler/liberal pemikiran umat Buddhist dibandingkan dengan umat Karistiani

Itu kan sejarah masa lalu bro. sandal jepit........

Tahukah anda bahwa sedari dulu pengikut-pengikut "Hinayana" (saya menggunakan istilah ini tanpa maksud apapun, hanya untuk memudahkan penyebutan bagi sekte-sekte Buddhis awal selain Mahayana) seperti Sarvastivada dan Sautantrika (dapat diperbandingkan dengan Theravada) telah menganggap Mahayana bukan ajaran asli Sang Buddha?

Jadi kasus bahwa ada beberapa umat Theravada yang menganggap Mahayana bukan ajaran asli Sang Buddha, sebenarnya bukanlah kasus yang belakangan ini saja terjadi. Tetapi lebih dari 1500 tahun yang lampau, kasus-kasus yang meragukan Mahayana telah muncul. Namun para pakar Mahayana pada masa itu di India dengan piawai dapat menampik setiap tuduhan tersebut. Ini terbukti dari betapa berkembangnya aliran Mahayana di India.

Tapi sekarang toh, Theravada, Mahayana dan Vajrayana dianggap sebagai aliran-aliran mainstream agama Buddha. Karena apa? Karena aliran-aliran tersebut semuanya sama-sama berlindung pada Buddha Dharma Sangha dan 4 Kebenaran Mulia.

Meskipun Theravada tidak mengakui kitab Mahayana, namun kedua-duanya masih dalam mainstream agama Buddha karena alasan di atas.

Demikian juga dengan Jonangpa. Karena dahulu terjadi kesalahpahaman pada penekanan doktrinal, maka Jonangpa dianggap sesat. Namun karena Jonangpa masih berlindung di bawah Buddha Dharma Sangha dan 4 Kebenaran Mulia, maka akhirnya aliran Jonangpa diterima menjadi bagian dari agama Buddha dan kesalahpahaman pada zaman lampau dapat terselesaikan.

Sama kasusnya dengan Katholik dan Protestan. Masalah tidak mengakui Paus ataupun melegalkan pernikahan pimpinan agama itu kan masalah kecil. Coba anda sebutkan apa ada kalimat dalam Alkitab yang mengharuskan seseorang mengakui Paus atau melarang pernikahan pemimpin agama??? Kalau tidak ada, berarti sah-sah saja umat Protestan menolak beberapa ajaran Katholik.

Alkitab sendiri beberapa kali mengalami perubahan pada masa-masa awal, maka dari itu bukanlah hal yang aneh apabila umat Protestan tidak mengakui Deuterokanonika.




sangat sulit mencari kebenaran apabila hanya berdasarkan sejarah semata-mata, antara Protestan dan Kath0lik sama-sama memiliki kebenaran atau pembenaran versi masing-masing. permasalahan  kitab-kitab yang diubah pada masa-masa awal, tentu saja dapat menjadikan suatu perdebatan tak berujung pangkal.  apalagi jika  pembahasan melibatkan aliran Karisten Koptik  yang juga memiliki kitab-kitab (tambahan) sendiri.


Mengenai aliran mainstream jadi batasannya adalah berlindung pada triratna dan 4 kebenaran mulia?  baru disebut sebagai aliran mainstream? apabila suatu aliran memenuhi konsep berlindung pada triratna dan 4 kebenaran mulia, namun memasukkan unsur-unsur agama tradisional, apakah boleh disebut sebagai mainstream juga. (misalnya: tridharma). terus bagaimana pandangan anda mengenai MMD (aliran tanpa unsur 4 kebenaran mulia dan jalan mulia beruas 8) ?

Quote from: GandalfTheElder on 10 September 2008, 08:48:22 PM
Maka dari itu, sebuah aliran dianggap sebagai mainstream bukan karena tidak dianggap sesat pada masa lalu. Bisa saja aliran yang dianggap sesat pada zaman dahulu, pada zaman sekarang termasuk mainstream.
yang ini saya setuju banget, sesat/ asli  dan mainstream itu bisa berputar balik seperti roda.

Quote from: GandalfTheElder on 10 September 2008, 08:48:22 PM
Seperti para pengikut "Hinayana" yang dahulu mencap Mahayana sebagai bukan ajaran Sang Buddha. Namun toh Mahayana sekarang merupakan aliran mainstream karena Triratna dan Catur Arya Satyani.

Bahkan Sang Buddha sendirilah yang menyebutkan bahwa umat Buddha adalah mereka yang berlindung pada Triratna dan 4 Kebenaran Mulia.

Demikian juga Trinitas (Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus) adalah seperti Triratna dalam agama Buddha. Trinitas adalah tolak ukur untuk melihat dan memahami apakah sebuah aliran itu agama Kristiani atau tidak. Bukan Paus. Masalah Paus dsb itu hanyalah masalah kekuasaan saja. tidak ada kaitannya dengan ajaran agama pokok.


Semacam "kompromi politik"-kah? jadi apabila jaman dahulu ada aliran sesat tidak mengakui kosep X, namun aliran sesat itu sukses berkembang mendapatkan banyak pengikut, apabila  berkompromi dengan aliran yang mengakui konsep X. kemudian aliran itu pun berubah status menjadi aliran mainstream.


Quote from: GandalfTheElder on 10 September 2008, 08:48:22 PM


Sedangkan aliran seperti Nichiren Shoshu, IKT, Maitreya itu kan nggak berlindung pada Triratna dan 4 Kebenaran Mulia, maka dari itu bukan agama Buddha. Apalagi di negara asalnya sendiri, IKT dan Maitreya berdiri sebagai agama sendiri dan Nichiren Shoshu di Jepang (secara organisatoris bukan agama) juga berdiri sendiri, tidak termasuk dalam JBF (Japan Buddhist Federation).

Ada lagi aliran yang katanya berlindung dalam Triratna, tapi ajarannya campur aduk gak keruan dengan agama lain. Begini bagaimana bisa dikatakan berlindung pada Dharma dan 4 kebenaran Mulia???

Tampaknya anda harus lebih teliti lagi......

Respon atas Argumen no.1 anda:

Dalai Lama bukanlah pemimpin tertinggi aliran apapun, apalagi agama Buddha. Banyak yang menyangka Dalai Lama adalah pemimpin tertinggi aliran Gelug, padahal bukan. Pimpinan tertinggi aliran Gelug adalah Ganden Tripa. Sedangkan Kagyu, Sakya, Nyima memiliki pemimpin spiritualnya sendiri-sendiri. Dalai Lama bukanlah pemimpin spiritual mereka, namun lebih sebagai pemimpin rakyat Tibet secara keseluruhan (mirip2 presiden gitu lah).

Maka dari itu dalam agama Buddha nggak ada seorang pimpinan yang mewakili seluruh umat agama Buddha. Jadi apabila ada masalah menolak pimpinan terus kemudian dicap sesat, itu adalah suatu hal yang tidak dianjurkan dalam agama Buddha.

Kalaupun ada kasus seperti New Kadampa dan Dalai Lama, maka itu adalah urusan mereka sendiri. Menurut saya lebih mengarah ke persoalan politik, ketimbang agama. Tidak ada kaitannya dengan "Pimpinan spiritual Tertinggi" karena Dalai Lama bukan pimpinan spiritual aliran apapun, beliau hanya pemimpin rakyat Tibet.

saya tidak mengatakan bahwa dalai lama adalah pimpinan gelug, coba diteliti deh.. Ya benar Dalai Lama adalah pimpinan tertinggi-nya tibet. namun sayang sekali konflik antara "New Kadampa" dan Dalai Lama itu menyebabkan munculnya anggapan dari umat Buddha bahwa "New Kadampa" itu termasuk cult. seperti thread ini:
Buddhist Cults and Cult-like Organisations  http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=3190.0

banyak sekali umat Buddhist di luar sana yang membuta, tanpa mengetahui asal-usul dan latar belakang suatu permasalahan, lantas sembarangan saja memasukkan suatu organisasi itu sebagi "cult". bandingkan dengan umat Kath0lik / Protestan.. apakah sikap mereka seperti ini juga?  siapa yang lebih radikal antara umat Buddha dan umat Kr1stiani?


Quote from: GandalfTheElder on 10 September 2008, 08:48:22 PM
Argumen no. 2 anda:

Nah, "bhiksu" Jodo Shinshu yang diizinkan untuk menikah itu, kok masih diterima sama JBF? Demikian juga "bhiksu-bhiksu" Zen yang kawin itu kenapa kok diterima juga sama JBF? Sedangkan Nichiren Shoshu tidak?

Sebenarnya "Bhiksu-bhiksu" Jepang tersebut tidak mengambil sila Bhiksu/Bhiksuni (Vinaya) tetapi mengambil Bodhisattva Sila dalam Brahmajala Sutra sebagai pegangannya. Oleh karena itu mereka bukanlah seorang Bhiksu secara resmi, namun mereka berada dalam posisi di tengah-tengah antara Bhiksu dan umat awam.

Jadi kalau ada "bhiksu" yang menikah, hal itu tidak menjadi persoalan. Karena mereka mengikuti Bodhisattva Sila dalam Brahmajala Sutra yang ada dalam Tripitaka. Bodhisattva Sila tidak mewajibkan para umat untuk hidup selibat.

Nah kalau sampai ada yang mengambil sila Bhiksu (Vinaya) terus kemudian menikah... ya ini baru yang nggak beres.....

iya memang tidak beres, cuma saya ingin tau saja bagaimana sikap umat Buddha jika melihat ketidak beresan  pelanggaran sila-vinaya , dibandingkan dengan bagaimana sikap umat Kr1stiani melihat ketidakberesan pelanggaran aturan mereka. hal ini memicu suatu pertanyaan "Benarkah bahwa umat Buddha lebih radikal jika dibandingkan umat Kr1stiani?"


Quote from: GandalfTheElder on 10 September 2008, 08:48:22 PM
Argumen no.3:

Mengganti isi Tripitaka?? Bahkan setahu saya aliran yang dicap "nyeleneh" dalam agama Buddha pun, tidak berani mengganti isi kitab Tripitaka.

Yang kebanyakan dilakukan oleh aliran-aliran yang "nyeleneh" adalah membuat sutra-sutra baru yang aneh dan bertentangan dengan poin penting ajaran Sang Buddha. Bukannya ngganti isi Tripitaka, tetapi malah nambahi sutra yang bahkan tidak akan termasuk dalam kanon Tripitaka.

_/\_
The Siddha Wanderer

yang  namanya mengganti itu bisa menambahkan dan bisa juga mengurangi. Namun yang ingin saya bahas adalah "Radikalisme umat  Buddha dibandingkan dengan umat Kr1stiani"