Buddhisme modern / unorthodox / non-mainstream

Started by morpheus, 07 September 2008, 04:43:28 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ryu

Tambahan, apakahn harus bikin formula baru karena formula yang diajarkan sang Buddha kurang pas gitu?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

HokBen

Quote from: ryu on 09 September 2008, 10:57:22 AM
Tambahan, apakahn harus bikin formula baru karena formula yang diajarkan sang Buddha kurang pas gitu?

ryu...
kalo kata orang marketing nh...
REPACKAGING itu terkadang perlu untuk meningkatkan penjualan...

ryu

Quote from: HokBen on 09 September 2008, 11:04:10 AM
Quote from: ryu on 09 September 2008, 10:57:22 AM
Tambahan, apakahn harus bikin formula baru karena formula yang diajarkan sang Buddha kurang pas gitu?

ryu...
kalo kata orang marketing nh...
REPACKAGING itu terkadang perlu untuk meningkatkan penjualan...
oh iye kaya film yah diperbaharui biar lebih bagus epeknya :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: ryu on 09 September 2008, 10:55:30 AM
Nah apakah memodernisasi perlu? apakah ajarn yang lama ketinggalan jaman atau tidak benar sehingga perlu ada yang namanya modernisasi?
Wah... istilah "modernisasi" ini sendiri saya blom ngerti. Contohnya bagaimana juga blom tahu. Tapi setahu saya, Dhamma itu "tidak lapuk oleh waktu", jadi seharusnya tidak ada dhamma kuno, dhamma modern. Mungkin yang berbeda adalah "sikap manusia terhadap dhamma" saja. Ada sifat kolot manusia terhadap dhamma, dan ada sikap modern manusia terhadap dhamma.


Quote from: ryu on 09 September 2008, 10:57:22 AM
Tambahan, apakahn harus bikin formula baru karena formula yang diajarkan sang Buddha kurang pas gitu?
Itu pilihan masing2. Kalo ada yang mau bikin formula baru, comot2 & tambah2 sana-sini, campur2 jadi new-age, yah terserah.  ;D
Sifat dari Dhamma itu juga 'kan "mengundang untuk dibuktikan", jadi silahkan saja. Nanti ajaran campur2 itu 'kan juga akan menghadapi tantangan "mengundang untuk dibuktikan" dari orang2 yang memang peduli akan kebenaran. Pasti nantinya akan ketahuan apakah itu memang dhamma atau adhamma.

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 September 2008, 11:13:46 AM
Quote from: ryu on 09 September 2008, 10:55:30 AM
Nah apakah memodernisasi perlu? apakah ajarn yang lama ketinggalan jaman atau tidak benar sehingga perlu ada yang namanya modernisasi?
Wah... istilah "modernisasi" ini sendiri saya blom ngerti. Contohnya bagaimana juga blom tahu. Tapi setahu saya, Dhamma itu "tidak lapuk oleh waktu", jadi seharusnya tidak ada dhamma kuno, dhamma modern. Mungkin yang berbeda adalah "sikap manusia terhadap dhamma" saja. Ada sifat kolot manusia terhadap dhamma, dan ada sikap modern manusia terhadap dhamma.


Quote from: ryu on 09 September 2008, 10:57:22 AM
Tambahan, apakahn harus bikin formula baru karena formula yang diajarkan sang Buddha kurang pas gitu?
Itu pilihan masing2. Kalo ada yang mau bikin formula baru, comot2 & tambah2 sana-sini, campur2 jadi new-age, yah terserah.  ;D
Sifat dari Dhamma itu juga 'kan "mengundang untuk dibuktikan", jadi silahkan saja. Nanti ajaran campur2 itu 'kan juga akan menghadapi tantangan "mengundang untuk dibuktikan" dari orang2 yang memang peduli akan kebenaran. Pasti nantinya akan ketahuan apakah itu memang dhamma atau adhamma.


Nomor 1 setuju :)) jadi seharusnya gak ada istilah Buddhisme kuno dan modern dong :))

No. 2 manusia khan masing2 unik, kalo semua orang mempunyai pikiran bikin formula, kebayang akan jadi bagaimana nih kacaunya :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: ryu on 09 September 2008, 11:17:35 AM
Nomor 1 setuju :)) jadi seharusnya gak ada istilah Buddhisme kuno dan modern dong :))

No. 2 manusia khan masing2 unik, kalo semua orang mempunyai pikiran bikin formula, kebayang akan jadi bagaimana nih kacaunya :))

Kalau buat saya, saya pernah katakan bahwa menurut Tipitaka Pali yang saya baca, tidak ada Theravada/Mahayana/Tantrayana, bahkan tidak ada Buddhism dan non-Buddhism; Apalagi Buddhisme Orthodox & Buddhisme Modern.

Semua orang memang punya formula yang unik, karena berdasarkan keterkondisian bathinnya masing2. Itulah mengapa semua orang (menurut saya lagi nih) berhak memilih kepercayaannya masing2. Tidak bisa menentukan satu 'patokan' yang cocok bagi kondisi bathin semua orang. Seperti saya bilang, itu sebabnya selama 45 tahun, setiap hari Buddha Gotama khotbah bervariasi, tidak itu-itu melulu.

Formula "kebenaran" yang sudah ada juga, blom tentu bisa diterapkan oleh semua umat. Kita coba dari Buddhisme.
Dikatakan tubuh ini kotor, dibentuk dari sel ayah-ibu, ditopang oleh makanan, rentan pada usia, oleh sebab itu kita dianjurkan tidak melekat pada tubuh ini. Nah, kok Buddhists masih dandan, masih suka lihat cewek cantik, masih suka menikmati kesenangan indriah?  ;D





morpheus

Quote from: ryu on 09 September 2008, 10:55:30 AM
Nah apakah memodernisasi perlu? apakah ajarn yang lama ketinggalan jaman atau tidak benar sehingga perlu ada yang namanya modernisasi?
acek ryu terlalu sibuk nanya sampe lupa baca jawabannya di halaman2 sebelumnya... ;D
berulang2 hal ini udah dijawab...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

ryu

Quote from: morpheus on 09 September 2008, 11:49:00 AM
Quote from: ryu on 09 September 2008, 10:55:30 AM
Nah apakah memodernisasi perlu? apakah ajarn yang lama ketinggalan jaman atau tidak benar sehingga perlu ada yang namanya modernisasi?
acek ryu terlalu sibuk nanya sampe lupa baca jawabannya di halaman2 sebelumnya... ;D
berulang2 hal ini udah dijawab...

*buang muka lagi huhhh*
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

hudoyo

Quote from: nyanadhana on 09 September 2008, 08:05:36 AM
Kata "Modern Buddhism" muncul 17.700 kali di internet. Semua itu perbuatan orang bodoh?

Lebih bodoh lagi orang yang menghitung berapa banyak kata itu disebut di internet sama seperti orang membuka kitab dan mencari berapa banyak nama seorang 'saint' disebutkan.

Ini untuk menjawab mereka yang bilang bahwa istilah "Buddhisme Modern" adalah istilah baru yang mengada-ada.

hudoyo

Quote from: nyanadhana on 09 September 2008, 08:07:36 AM
Ini pikiran simplistik. Sejak 100 tahun Sang Buddha wafat, Buddhisme sudah terpecah.

Baca maksud saya, pikiran orang lah yang membuat itu terpecah karena suka menafsirkan dengan gaya sendiri,ingin lebih terkenal karena mengatakan membawa ajaran aseli. mengatakan ini sebagai konsep dan ini praktik sesungguhnya...dilema....semua orang lebih suka memproduksi hal hal baru agar lebih "tenar"

Setiap orang pasti menganggap pemahamannya sendiri benar. Masalahnya ialah ada orang yang, selain menganggap pemahamannya sendiri PALING benar, atau malah ABSOLUT benar di satu pihak, ia juga mengatakan pemahaman orang lain SALAH di lain pihak.

Tentang timbulnya pemikiran-pemikiran baru di bidang spiritual adalah hal yang wajar. Mahayana, Vajrayana, Zen, Nichiren adalah pemikiran-pemikiran baru, bukan karena "agar lebih tenar", melainkan sebagai ungkapan pengalaman batin yang memang tidak tertampung dalam bentuk-bentuk yang ada sebelumnya.

hudoyo

Quote from: andrew on 09 September 2008, 08:50:30 AM
apa usaha pembentukan sangha Bhikkuni kembali, didalam tradisi Theravada dan tradisi Tibet , masuk dalam Buddhism Modern?

saat ini di dua tradisi ini sedang mengalami hal yang sama, usaha memunculkan kembali sangha Bhikkuni. karena di dua tradisi ini, sangha bhikkuni telah punah


tapi yang terjadi, tanggapan dari lembaga-lembaga yang sudah mapan, dari dua tradisi ini sangat berbeda.

di dalam lembaga-lembaga Theravada yang sudah mapan , usaha pembentukan sangha bhikkuni ini, mendapat tentangan, dan penolakan. meski ada juga bhikku-bhikku theravada yang secara pribadi mendukung kembali adanya sangha bhikkuni Theravada

tapi sebaliknya, usaha pembentukan kembali sangha bhikkuni didalam tradisi Tibet, mendapat dukungan, bahkan oleh Dalai Lama.
_/\_

Betul, menurut hemat saya, itu termasuk Buddhisme Modern. Tanggapan yang berbeda-beda disebabkan karena pemahaman dan sudut pandang yang berbeda.

hudoyo

Quote from: nyanadhana on 09 September 2008, 09:18:32 AM
Quote from: morpheus on 09 September 2008, 09:12:26 AM
Quote from: hudoyo on 09 September 2008, 05:50:42 AM
Ajaran Sang Guru itu pun perlu didiskusikan SECARA TERBUKA, tanpa rasa terganggu sedikit pun. Mengapa? Karena 'Buddhisme Modern' tidak menggunakan satu doktrin atau satu kitab suci mana pun sebagai rujukan dari kebenaran.
cocok!
seperti yg saya bilang di depan, semua boleh menampilkan tulisannya asal gak keberatan tulisannya dikritisi.
biarlah semuanya dibahas dengan terbuka dan pembaca yg memutuskan sendiri.


Kalo emang bisa kenapa tidak?
Permasalahannya adalah diskusi tercampur dengan rasa sensi, promosi berlebihan, iklan yang berlarut2 dan heaven message yang membingungkan.

Kesan itu timbul bukan karena substansi pesannya yang salah, melainkan karena MMD muncul dalam berbagai thread dan berbagai board. ... Kalau MMD sudah punya wadah yang cocok (Buddhisme Modern), jelas hal itu tidak akan terjadi.

tesla

Quote from: ryu on 09 September 2008, 11:07:01 AM
Quote from: HokBen on 09 September 2008, 11:04:10 AM
Quote from: ryu on 09 September 2008, 10:57:22 AM
Tambahan, apakahn harus bikin formula baru karena formula yang diajarkan sang Buddha kurang pas gitu?

ryu...
kalo kata orang marketing nh...
REPACKAGING itu terkadang perlu untuk meningkatkan penjualan...
oh iye kaya film yah diperbaharui biar lebih bagus epeknya :))

sepertinya pembahasannya agak melenceng...
menurut saya, Buddhisme Modern (atau apapun namanya) bukan repackaging...
content (dhamma/ajaran Buddha) tetap sama...
namun kita membahas content tsb secara terbuka, misalnya dari sudut pandang pengalaman bathin pribadi/sekelompok meditator.
tidak lagi terbedung oleh apa yg dituliskan kitab suci masing2 tradisi.

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

ryu

Quote from: tesla on 09 September 2008, 05:48:09 PM
Quote from: ryu on 09 September 2008, 11:07:01 AM
Quote from: HokBen on 09 September 2008, 11:04:10 AM
Quote from: ryu on 09 September 2008, 10:57:22 AM
Tambahan, apakahn harus bikin formula baru karena formula yang diajarkan sang Buddha kurang pas gitu?

ryu...
kalo kata orang marketing nh...
REPACKAGING itu terkadang perlu untuk meningkatkan penjualan...
oh iye kaya film yah diperbaharui biar lebih bagus epeknya :))

sepertinya pembahasannya agak melenceng...
menurut saya, Buddhisme Modern (atau apapun namanya) bukan repackaging...
content (dhamma/ajaran Buddha) tetap sama...
namun kita membahas content tsb secara terbuka, misalnya dari sudut pandang pengalaman bathin pribadi/sekelompok meditator.
tidak lagi terbedung oleh apa yg dituliskan kitab suci masing2 tradisi.

_/\_
kalau pengalaman batin pribadi yah itu khan untuk pribadi, masa buat rame2, apa yakin hasilna akan sama semua? nanti malah .............................................. deh
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Edward

Acek, khan belum tentu tidak sama, dan belum tentu sama....Justru itu, kita bahas bersama....Biarlah informasi datang, kalo ada yg cult, kita "hajar" rame2..  :)) :)) Tapi, kalo memank membawa kebaikan, mari kita dukung rame2.... :) :)
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."