Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta

Started by hudoyo, 26 August 2008, 12:11:02 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Kelana

Quote from: Hikoza83 on 28 August 2008, 09:25:14 AM

membaca tulisan ini, tiba2 saya ingat cermin..
mari kita gunakan cermin dengan baik.. ^_^
melihat jauh ke dalam..

By : Zen

Ingin cermin atau ingin bercermin.  ^-^
Dan semoga dengan bercermin, kita tidak terlalu gegabah mengatakan adanya sebuah penyerangan ketika adanya sebuah perbandingan. Hanya orang-orang yang pikirannya terserang ego-lah yang berpendapat dirinya diserang.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

K.K.

Quote from: hudoyo on 28 August 2008, 09:11:03 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 28 August 2008, 08:43:38 AM
Kalo sutta2 lain ada yang sesuai dengan pengalaman orang lain, tetapi tidak sesuai dengan pengalaman Pak Hudoyo, bagaimana?

Silakan baca tanggapan saya kepada Rekan Dilbert di atas ini. ... Bagaiamana?

QuoteSaya tidak pernah mengklaim pengalaman & pemahaman saya cocok untuk semua orang. ... Malah, ingatkah Anda bahwa saya selalu mengatakan: Tidak ada satu metode vipassana yang cocok untuk SEMUA orang?

Ini pendapat saya saja. Memang saya setuju dengan pernyataan "tidak ada yang cocok untuk semua orang", tetapi kalau sedang berdiskusi mengenai "anatta" yang berdasarkan metoda vipassana dan sutta lain, Pak Hudoyo cenderung mengatakan itu hanyalah konsep, dan konsep tentu saja bukan realita. Dan realita (yang bukan konsep) itu hanya bisa didapat dengan "menghentikan pikiran" yang seperti dijelaskan pada Mulapariyaya sutta. Jadi akhir2nya kembali pada Mulapariyaya sutta dan metodanya (yang sama dengan MMD).
Tapi sekali lagi itu hanya opini, mungkin rekan2 lain di forum berbeda opini dengan saya.




Quote
Quote
Quote from: hudoyoTidak sama. "Melihat Anatta" bukan seperti Anda atau saya melihat anatta. "Melihat anatta" hanya terjadi pada seorang arahat. Anda dan saya hanya melihat konsep anatta.
Apakah bukan Arahat (puthujjana) yang mengalami khanika samadhi adalah pengecualian, atau sama saja "masih dalam tataran konsep"?

Saya tidak mengerti maksud pertanyaan ini ... mohon dijelaskan.

QuoteMelihatkah Anda bedanya KONSEP anatta dengan FAKTA anatta? ... Itulah yang saya katakan sejak semula, banyak sekali umat Buddha terjebak pada KONSEP anatta tanpa menembus FAKTA anatta. ... FAKTA anatta hanya bisa ditembus dalam khanika-samadhi.

Pertama dijelaskan bahwa hanya Arahat yang bisa melihat "anatta" yang bukan konsep. Lalu Pak Hudoyo mengatakan Fakta "anatta" itu bisa ditembus dalam khanika samadhi. Jadi pertanyaan saya adalah, apakah selain Arahat, orang (walaupun masih puthujjana) yang mengalami khanika samadhi bisa menembus "anatta" yang bukan konsep?



ryu

Selingan : :))

Kop And Headen

oleh: P-Project

Semenjak zamannya Maladi
Hingga ke zaman Ronny Patinasarany
Mereka berjuang demi negeri
Untuk satu nama PSSI

Namun kini zamannya tlah berganti
Pemain seringnya malah berkelahi
Permainan sudah tidak fair lagi
Hanya jadi ajang bela diri

Reff 1:
Sadarilah bila bermain bola
Lawan jangan cedera
Sadarilah bila dia sengsara
Kita jadi bikin dosa

Wasit ada di posisi yang rumit
Karena keputusannya yang sulit
Tak heran pemain banyak yang berkelit
Mengejar wasit terbirit-birit

Reff 2:
Sadarilah bila disepak bola
Ingat aturannya
Sadarilah bila disepak bola
Wasit berkuasa

Ayo maju mencetak gol harus jitu nendang jangan ragu
Oper sana oper sini awas kena penalti

Penontonpun harus sadar diri
Berikanlah dukungan yang berarti
Dan junjunglah sportivitas yang tinggi
Menuju sepak bola prestasi

Reff 3:
Sadarilah bila penonton tertib
Kitapun gembira
Sadarilah bila penonton tertib
Bukan cari gara-gara

Ruud Gulit Van Basten dan Maradona
Contoh pemain klas dunia yang tlah ternama

Sucipto Suntoro Anjas Asmara
Nobon Oyong Liza Ronny Paslah semua pernah jaya

Kang Jajang kang Asep kang Tata Bu Yati mereka bukan pemain bola atuh,
Mereka itu keluarga saya semua

Paling top adalah Abdul Kadir
Mencetak gol dari pinggir kipernyapun terjungkir
Menahan tendangan bagaikan petir
Jala terkoyak penonton bersorak kiper terkilir

Mereka harus ditiru sepak bola harus fair play.....
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

hudoyo

Quote from: willibordus on 28 August 2008, 09:13:32 AM
Pengalaman yg kita dapatkan dari meditasi tidak serta merta bisa diklaim sebagai kebenaran universal.

Tulisan Anda ini menarik, karena tidak lebih dari spekulasi tentang MMD oleh orang yang tidak pernah melakukan MMD.

QuoteSeperti contohnya disini, Pak Hud mengklaim bahwa Khanika Samadhi dalam MMD adalah suatu 'Penembusan Anatta' (sebagai catatan, siapa saja yg sudah menembus anatta adalah seorang sotapanna alias orang suci/ariya sangha). Nanti akan sy bahas mengapa Kahnika Samadhi ini agak janggal jika dihubungkan dengan vipassana, apalagi jika dihubungkan dengan penembusan anatta.

Dalam 'berhentinya pikiran & aku' (khanika-samadhi) tidak ada lagi aku, itulah anatta. ... Selama orang berada dalam khanika-samadhi ia berada dalam keadaan tanpa-aku. ... Begitu ia keluar dari keadaan itu (kembali kepada kesadaran sehari-hari), muncul lagi pikiran & aku.

Menurut teori, yang menembus anatta hanyalah seorang arahat. ... bahkan seorang anagami masih mempunyai atta dalam bentuk keinginan-keinginan halus dan kebanggaan (mana).

Seorang puthujjana yang berada dalam khanika-samadhi bisa disebut "mencicipi nibbana" ... sekalipun cuma sementara.

QuotePertama, dasar pemikiran Pak Hud bahwa penyebab penderitaan kita semua adalah si AKU (pikiran). Mensinonimkan 'AKU = Pikiran' ini adalah suatu kefatalan, yg akan menyebabkan kesalahan tempuh jalan selanjutnya, yakni: berusaha menyingkirkan 'pikiran' ini (karena menganggap pikiran adalah AKU, si penyebab penderitaan). Usaha untuk menyingkirkan/memadamkan pikiran ini dapat kita lihat dari praktik yg mendasari MMD, yaitu:  lihatlah apa adanya, tidak ada perbuatan baik dan buruk, sadari saja... meditasi dengan cara ini dilabeli dengan 'tanpa usaha' / 'tanpa konsep'.

'Melihat apa adanya tanpa reaksi pikiran' adalah instruksi Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta (yang saya instruksikan pula dalam MMD). ... Dalam Mulapariyaya-sutta, lebih tegas lagi: bagi seorang yang sedang berlatih, jangan sampai muncul pikiran (ma~n~nati).

QuoteSesungguhnya, apa yg terjadi ketika dalam proses mengamati gerak-gerik batin ini kita BERUSAHA (tidak berusaha) menghilangkan pelabelan terhadap setiap gerak-gerik batin tsb? Hasilnya adalah KOSONGNYA PIKIRAN (yg dikalim sebagai 'Padamnya Pikiran). Meditasi yg mengosongkan pikiran akan menimbulkan berbagai sensasi dengan cepat. Apakah sensasi-sensasi ini yg kemudian di klaim sebagai Khanika Samadhi?

Ini tidak lebih dari spekulasi Anda yang tidak pernah mangalami berhentinya pikiran & aku. Tidak perlu saya tanggapi, karena tidak ada dasar kebenarannya. ... Tidak ada gunanya menjelaskan 'berhentinya pikiran & aku' kepada orang yang sudah menolak.

QuoteNah, sekarang kita bahas mengenai Khanika Samadhi yg oleh para meditator MMD dipegang sebagai barometer 'penembusan paham anatta'.
Apakah Khanika Samadhi tsb? Apa yg terjadi ketika kita dalam Khanika Samadhi? Apakah benar benar ketika Khanika Samadhi kita merealisasi anatta?
Berbagai pertanyaan tsb akan terjawab jika kita memahami perbedaan meditasi Samatha dan Vipassana. ... blablabla ...

Uraian panjang lebar ini tidak relevan dengan MMD. Tidak perlu saya tanggapi

QuoteSekarang kita lihat MMD:
~ ada saat masuk 'Khanika Samadhi' (saat masuk ini 'si meditator merealisasi 'Anatta')
~ ketika keluar dari Khanika Samadhi, si meditator kembali seperti sedia kala (tidak merealiasi 'Anatta' dalam kesehariannya)
Dari defenisi diatas, saya simpulkan MMD lebih condong ke Samatha, meditasi dilandasi 'Mengosongkan Pikiran' (meskipun diistilahkan 'tanpa label'), sehingga akan timbul sensasi-sensasi kosmos yg disalahtanggapi sebagai 'Khanika Samadhi'. Jadi dapat dimengerti mengapa MMD hanya bisa cocok dengan sedikit sutta tertentu dan berlawanan dengan banyak sutta lainnya. Karena sudah 'salah dari sono'nya sehingga bentrok dengan source-nya. Akibat yg timbul adalah, 'Buah' menyalahkan 'Akar'nya. Ini ibarat agama tetangga yg pondasinya memang tidak kuat, sehingga setiap penemuan pengetahuan baru bentrok dengan alkitab.

Ini cuma celotehan spekulatif Anda yang tidak pernah mencoba MMD. Lihat:
- "MMD lebih condong ke Samatha" -- SALAH :))
- "Mengosongkan Pikiran" -- SALAH :))
- "sensasi-sensasi kosmos" -- apalagi ini: khayalan SALAH :))

MMD cocok dengan Mulapariyaya-sutta & Bahiya-sutta. Itu CUKUP untuk mengantar pada pembebasan. Bahkan praktisi MMD tidak merujuk kepada kitab suci sama sekali. Praktisi MMD menekankan meditasi, bukan belajar kitab suci.

QuotePadahal, Vipassana sesungguhnya, adalah pengikisan kebodohan batin yg permanen secara bertahap.

Kebodohan yang paling kuat dilekati oleh umat Buddha adalah melekat pada kitab suci, bahkan setelah Sang Buddha mengajarkan Kalama-sutta.

bond

#124
Quote from: Kelana on 28 August 2008, 09:39:08 AM
Quote from: Hikoza83 on 28 August 2008, 09:25:14 AM

membaca tulisan ini, tiba2 saya ingat cermin..
mari kita gunakan cermin dengan baik.. ^_^
melihat jauh ke dalam..

By : Zen

Ingin cermin atau ingin bercermin.  ^-^
Dan semoga dengan bercermin, kita tidak terlalu gegabah mengatakan adanya sebuah penyerangan ketika adanya sebuah perbandingan. Hanya orang-orang yang pikirannya terserang ego-lah yang berpendapat dirinya diserang.


:))

Kebenaran perlahan telah menampakan dirinya sendiri dan semua kabut telah mulai tersibak sehingga terlihatnya sang mentari  dan ada secercah harapan bertahannya Dhamma yg dibabarkan Sang Tathagatta ^-^
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

ryu

Quote from: hudoyo on 28 August 2008, 09:53:26 AM
Kebodohan yang paling kuat dilekati oleh umat Buddha adalah melekat pada kitab suci, bahkan setelah Sang Buddha mengajarkan Kalama-sutta.

:)) umat Buddha yang mana yah :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

hudoyo

Quote from: Hikoza83 on 28 August 2008, 09:21:13 AM
saya hanya memberi nasehat sesuai dengan 'kepercayaan' anda, pak hudoyo.

Nasehat yang cuma bersifat teoretis tidak ada gunanya. ... Capailah sendiri khanika-samadhi lebih dulu sebelum menasehati orang lain.

Quoteomong2, gmn tanda2nya org yg pernah mengalami khanika-samadhi, romo?

Dalam retret MMD saja, tidak pernah saya menjawab pertanyaan seperti itu. ... Alih-alih, saya selalu bilang amatilah pikiranmu, gerak-gerik aku-mu, ... nanti kamu akan tahu sendiri apa itu khanika-samadhi.

hudoyo

Quote from: Hikoza83 on 28 August 2008, 09:25:14 AM
membaca tulisan ini, tiba2 saya ingat cermin..
mari kita gunakan cermin dengan baik.. ^_^
melihat jauh ke dalam..

Ya, Anda bercermin ... dan saya bercermin ... setuju?

hudoyo

Quote from: Kelana on 28 August 2008, 09:39:08 AM
Ingin cermin atau ingin bercermin.  ^-^
Dan semoga dengan bercermin, kita tidak terlalu gegabah mengatakan adanya sebuah penyerangan ketika adanya sebuah perbandingan. Hanya orang-orang yang pikirannya terserang ego-lah yang berpendapat dirinya diserang.

Pembandingan adalah menyampaikan sudut pandang versi meditasinya sendiri berdampingan dengan versi meditasi orang lain.  ... Tapi kalau sudah berkata ... "tidak mungkin ..." tentang versi meditasi orang lain, padahal tidak pernah mencobanya sendiri, itu sudah penyerangan namanya.

ryu

Semuanya pada akhirnya berbalik kepada diri sendiri :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Hikoza83

Quote from: ryu on 28 August 2008, 10:04:38 AM
Semuanya pada akhirnya berbalik kepada diri sendiri :)

akur bro ryu..
amat mudah mencari kesalahan orang lain,
sungguh sulit mencari kesalahan diri sendiri.
_/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

K.K.

Quote from: hudoyo on 28 August 2008, 10:02:10 AM
Quote from: Kelana on 28 August 2008, 09:39:08 AM
Ingin cermin atau ingin bercermin.  ^-^
Dan semoga dengan bercermin, kita tidak terlalu gegabah mengatakan adanya sebuah penyerangan ketika adanya sebuah perbandingan. Hanya orang-orang yang pikirannya terserang ego-lah yang berpendapat dirinya diserang.

Pembandingan adalah menyampaikan sudut pandang versi meditasinya sendiri berdampingan dengan versi meditasi orang lain.  ... Tapi kalau sudah berkata ... "tidak mungkin ..." tentang versi meditasi orang lain, padahal tidak pernah mencobanya sendiri, itu sudah penyerangan namanya.

Tambahan saja. Walaupun sudah pernah mencoba, alangkah baiknya tidak bilang sesuatu itu "pasti tidak bisa" atau "pasti begini/begitu". Kita mungkin tidak bisa melakukannya karena keterbatasan kita, orang lain mungkin bisa.


hudoyo

Quote from: Kainyn_Kutho on 28 August 2008, 09:47:55 AM
Ini pendapat saya saja. Memang saya setuju dengan pernyataan "tidak ada yang cocok untuk semua orang", tetapi kalau sedang berdiskusi mengenai "anatta" yang berdasarkan metoda vipassana dan sutta lain, Pak Hudoyo cenderung mengatakan itu hanyalah konsep, dan konsep tentu saja bukan realita. Dan realita (yang bukan konsep) itu hanya bisa didapat dengan "menghentikan pikiran" yang seperti dijelaskan pada Mulapariyaya sutta. Jadi akhir2nya kembali pada Mulapariyaya sutta dan metodanya (yang sama dengan MMD).

Saya mengatakan, perlu dibedakan antara 'konsep' anatta dan fakta' anatta. Ini berlaku baik untuk MMD maupun vipassana versi lain. (Tapi banyak umat Buddha yang tidak bisa membedakan ini.) ... Itulah sebabnya dalam MMD saya tidak pernah membicarakan 'anatta', karena itu cuma konsep sebelum orang merealisasikannya ("menembusnya"). ... Bahwa perealisasian anatta itu harus tercapai dengan lenyapnya gerak pikiran/aku sesuai Mulapariyaya-sutta & Bahiya-sutta, memang demikian adanya; ajaran dalam kedua sutta itu sesuai dengan pengalaman saya. ... Tapi saya menghargai uraian panjang lebar Rekan Fabian, misalnya, yang mempunyai pendekatan lain. ... Apa lagi yang kurang? ...

QuotePertama dijelaskan bahwa hanya Arahat yang bisa melihat "anatta" yang bukan konsep. Lalu Pak Hudoyo mengatakan Fakta "anatta" itu bisa ditembus dalam khanika samadhi. Jadi pertanyaan saya adalah, apakah selain Arahat, orang (walaupun masih puthujjana) yang mengalami khanika samadhi bisa menembus "anatta" yang bukan konsep?

Bisa. Prinsipnya ialah, dalam kesadaran di mana pikiran & aku berhenti, di situ orang berada dalam keadaan faktual anatta (bukan konsep anatta). ... Bedanya arahat dan puthujjana ialah: dalam batin puthujjana yang mencapai khanika-samadhi kondisi anatta itu hanya berlangsung sementara waktu, sedangkan dalam batin arahat kondisi anatta itu sudah menetap/permanen.

Bacalah dengan teliti Mulapariyaya-sutta, dan bandingkan bagian bagian II dan bagian III nya. Dalam bagian II Sang Buddha berkata, dalam batin orang yang sedang berlatih hendaknya tidak muncul pikiran & aku (ma ma~n~ni). Dalam bagian III Sang Buddha berkata, dalam batin seorang arahat, pikiran & aku tidak muncul lagi (na ma~n~nati). ... Itulah maka saya katakan, seorang puthujjana yang berada dalam khanika-samadhi, ia mencicipi nibbana para arahat.

Salam,
hudoyo

Hikoza83

Quote from: hudoyo on 28 August 2008, 09:59:55 AM
Quote from: Hikoza83 on 28 August 2008, 09:25:14 AM
membaca tulisan ini, tiba2 saya ingat cermin..
mari kita gunakan cermin dengan baik.. ^_^
melihat jauh ke dalam..

Ya, Anda bercermin ... dan saya bercermin ... setuju?

maap pak, saya ga jualan cermin.. :)
but itu ide bagus..
sama2 bercermin, atas apa yg kita pikirkan, ucapkan, dan lakukan.

Quote from: hudoyo on 28 August 2008, 09:58:38 AM
Nasehat yang cuma bersifat teoretis tidak ada gunanya. ... Capailah sendiri khanika-samadhi lebih dulu sebelum menasehati orang lain.

Dalam retret MMD saja, tidak pernah saya menjawab pertanyaan seperti itu. ... Alih-alih, saya selalu bilang amatilah pikiranmu, gerak-gerik aku-mu, ... nanti kamu akan tahu sendiri apa itu khanika-samadhi.

pak hud, apakah utk memberi resep obat, seorang dokter harus mencicipi dulu semua obat yg mau dia berikan ke pasien?
ya, terima kasih atas nasehatnya romo.
saya akan coba latihan bermeditasi.
_/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

hudoyo

Quote from: Hikoza83 on 28 August 2008, 10:06:37 AM
akur bro ryu..
amat mudah mencari kesalahan orang lain,
sungguh sulit mencari kesalahan diri sendiri.

Bagus ... Saya bercermin pada kata-kata itu ... Anda juga bercermin padanya. ... setuju?