Celoteh yanti... (Renungan, cerita2)

[mushroom_kick]

kesabaran orang pan ada batesnya bang

Sebetulnya, yang tentuin "batas" kesabaran itu apa/siapa yah?

"aku"

[K.K.]

kesabaran orang pan ada batesnya bang

Sebetulnya, yang tentuin "batas" kesabaran itu apa/siapa yah?

"aku"

[Fudotakika]

kesabaran orang pan ada batesnya bang

Sebetulnya, yang tentuin "batas" kesabaran itu apa/siapa yah?

ya kita sendiri lah...kalau sendiri pun ga tau batasan batasan, gemana kita bisa berinteraksi dengan orang laen?

[K.K.]

kesabaran orang pan ada batesnya bang

Sebetulnya, yang tentuin "batas" kesabaran itu apa/siapa yah?

ya kita sendiri lah...kalau sendiri pun ga tau batasan batasan, gemana kita bisa berinteraksi dengan orang laen?

Sebetulnya ketika kita bilang "inilah batas kesabaran", diri kita sendirilah yang mengijinkan kita 'marah'.

[mushroom_kick]

kesabaran orang pan ada batesnya bang

Sebetulnya, yang tentuin "batas" kesabaran itu apa/siapa yah?

ya kita sendiri lah...kalau sendiri pun ga tau batasan batasan, gemana kita bisa berinteraksi dengan orang laen?

Sebetulnya ketika kita bilang "inilah batas kesabaran", diri kita sendirilah yang mengijinkan kita 'marah'.

antara org bijak dan org bodoh yg baik hati 

[Fudotakika]

isn`t it HUMANE? it`s ROBOT who can live without feeling.

misal kata, kita diganggu seseorang...pertamanya kita akan kasih peringatan, 'tolong jangan ganggu saya'..sebagai orang yang bisa menghargai orang lain, kita tentu saja akan menghormati peringatan itu bukan? tapi bagaimanakah sikap kamu, kalau diganggu lagi dan lagi, over and over again, ironinya gitu...mayat pun bisa digangguin gitu sampe bangun lagi, kaga jadi mati...kasar omongnya gitu loh. serasa mo gini ajeh

Dalam "SABAR", apakah itu diperlukan kebijaksanaan? ataukah seperti orang yang kelewat baek hati sehingga mau dibodohi terus??perumpamaan tentang ular yang penyet dipukulin anak anak karena tidak mendesis. pernah baca?

[san]

isn`t it HUMANE? it`s ROBOT who can live without feeling.

misal kata, kita diganggu seseorang...pertamanya kita akan kasih peringatan, 'tolong jangan ganggu saya'..sebagai orang yang bisa menghargai orang lain, kita tentu saja akan menghormati peringatan itu bukan? tapi bagaimanakah sikap kamu, kalau diganggu lagi dan lagi, over and over again, ironinya gitu...mayat pun bisa digangguin gitu sampe bangun lagi, kaga jadi mati...kasar omongnya gitu loh. serasa mo gini ajeh

Dalam "SABAR", apakah itu diperlukan kebijaksanaan? ataukah seperti orang yang kelewat baek hati sehingga mau dibodohi terus??perumpamaan tentang ular yang penyet dipukulin anak anak karena tidak mendesis. pernah baca?

IMO
Kesabaran bukan kebijaksanaan, dan kebijaksanaan bukan kesabaran.
Dan kita membutuhkan kedua-duanya kesabaran dan kebijaksanaan

CMIIW

[K.K.]

isn`t it HUMANE? it`s ROBOT who can live without feeling.

misal kata, kita diganggu seseorang...pertamanya kita akan kasih peringatan, 'tolong jangan ganggu saya'..sebagai orang yang bisa menghargai orang lain, kita tentu saja akan menghormati peringatan itu bukan? tapi bagaimanakah sikap kamu, kalau diganggu lagi dan lagi, over and over again, ironinya gitu...mayat pun bisa digangguin gitu sampe bangun lagi, kaga jadi mati...kasar omongnya gitu loh. serasa mo gini ajeh

Dalam "SABAR", apakah itu diperlukan kebijaksanaan? ataukah seperti orang yang kelewat baek hati sehingga mau dibodohi terus??perumpamaan tentang ular yang penyet dipukulin anak anak karena tidak mendesis. pernah baca?

Kesabaran dan kebijaksanaan adalah hal yang berbeda. Orang bisa sabar dengan kebijaksanaan, bisa juga sabar tanpa kebijaksanaan (seperti kata mushroom_kick, orang bodoh yang baik hati/sabar).
Saya bukan bilang harus diam saja walaupun orang lain memperlakukan kita dengan tidak pantas, tapi bilang bahwa sebetulnya "batas" dari kesabaran adalah produk dari pikiran juga. Pikiran yang membuat batas "ini adalah ditoleransi, ini adalah keterlaluan". Jadi apakah kita orang yang "pendek sabar" atau "panjang sabar" adalah diri kita sendiri yang menentukannya.

[Fudotakika]

isn`t it HUMANE? it`s ROBOT who can live without feeling.

misal kata, kita diganggu seseorang...pertamanya kita akan kasih peringatan, 'tolong jangan ganggu saya'..sebagai orang yang bisa menghargai orang lain, kita tentu saja akan menghormati peringatan itu bukan? tapi bagaimanakah sikap kamu, kalau diganggu lagi dan lagi, over and over again, ironinya gitu...mayat pun bisa digangguin gitu sampe bangun lagi, kaga jadi mati...kasar omongnya gitu loh. serasa mo gini ajeh

Dalam "SABAR", apakah itu diperlukan kebijaksanaan? ataukah seperti orang yang kelewat baek hati sehingga mau dibodohi terus??perumpamaan tentang ular yang penyet dipukulin anak anak karena tidak mendesis. pernah baca?

Kesabaran dan kebijaksanaan adalah hal yang berbeda. Orang bisa sabar dengan kebijaksanaan, bisa juga sabar tanpa kebijaksanaan (seperti kata mushroom_kick, orang bodoh yang baik hati/sabar).
Saya bukan bilang harus diam saja walaupun orang lain memperlakukan kita dengan tidak pantas, tapi bilang bahwa sebetulnya "batas" dari kesabaran adalah produk dari pikiran juga. Pikiran yang membuat batas "ini adalah ditoleransi, ini adalah keterlaluan". Jadi apakah kita orang yang "pendek sabar" atau "panjang sabar" adalah diri kita sendiri yang menentukannya.

yeah, baby...you got what I mean...diri sendiri lah yang bisa menakar....

[Lily W]

Kesabaran dan kebijaksanaan adalah hal yang berbeda. Orang bisa sabar dengan kebijaksanaan, bisa juga sabar tanpa kebijaksanaan (seperti kata mushroom_kick, orang bodoh yang baik hati/sabar).
Saya bukan bilang harus diam saja walaupun orang lain memperlakukan kita dengan tidak pantas, tapi bilang bahwa sebetulnya "batas" dari kesabaran adalah produk dari pikiran juga. Pikiran yang membuat batas "ini adalah ditoleransi, ini adalah keterlaluan". Jadi apakah kita orang yang "pendek sabar" atau "panjang sabar" adalah diri kita sendiri yang menentukannya.

Kalo kita mengerti (memahami) Tilakkhana (anicca, dukkha  & Anatta).... maka kita akan sabar terus ketika di cela (diperlakukan tidak pantas).

Jadi ingat kata yang sering di ucapkan oleh Dr. Mehm Tin Mon..... NO I....NO SELF....etc...

[K.K.]

Kalo kita mengerti (memahami) Tilakkhana (anicca, dukkha  & Anatta).... maka kita akan sabar terus ketika di cela (diperlakukan tidak pantas).

Jadi ingat kata yang sering di ucapkan oleh Dr. Mehm Tin Mon..... NO I....NO SELF....etc...

Ya, pantas atau tidak adalah hasil bentukan pikiran (sankhara) kita. Ketika mempersepsi apa yang menurut pikiran kita tidak pantas, maka timbullah ketidakpuasan (Dukkha). Begitulah maksudnya Sabbe Sankhara Dukkha.

yeah, baby...you got what I mean...diri sendiri lah yang bisa menakar....

Ya, diri sendiri jugalah yang bisa mengubah "batasan" sabar itu. 


Buat 53121f4n71, sorry yah jurnalnya di-'rusuh'

[Fudotakika]

he eh...jadi saling sharing di sini..phai seh phai seh

[Sunce™]

hahaha... 

[53121f4n71]

Buat 53121f4n71, sorry yah jurnalnya di-'rusuh'

no problem koq... lanjuuttttttt.... 

tunggu cerita ku selanjutnya yawh... 

[SaddhaMitta]

Yan, Coba fangshen atas nama ii. mudah-mudahan bisa cepat sembuh. gw sering fangshen atas nama mama gw yang juga yang kadang-kadang kumat hypertensinya... buat gw Fangshen bermanfaat buat gw. gak tau juga gimana dengan yang lain.