Nibanna dan Parinibanna

Started by Yong_Cheng, 01 August 2008, 02:46:06 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nevada

Quote from: 7 Tails on 14 January 2009, 11:34:48 PM
bearti dia belum mengetahui nibbana kayak gimana? cuma realisasi saja
atau memang sudah paham nibbana seperti apa?
kenapa sammasambuddha bisa menyatakan kalau nibbana itu kayak gini. kan sama2 realisasi sebelum parinibbana


Orang yang belum merealisasi Nibbana, hanya cukup mengetahui 4 Kebenaran Ariya dan mempraktekkan Jalan Mulia Beruas 8. Setelah merealisasikan Nibbana, orang itu akan paham sendiri tentang apa yang dimaksud dengan Nibbana. Parinibbana adalah kematian sepenuhnya. Bagaikan api yang kehabisan bahan bakarnya, api itu padam tak bersisa.

7 Tails

#16
maksudnya hilang, benar2 hilang alias lenyap tak berbekas (kosong)
bukankah sama saja dengan nihilisme?

maksud nya jadi sia2, berdayung2 susah akhirnya tengelam T_T
bukan nihilisme
korban keganasan

Nevada

Quote from: 7 Tails on 14 January 2009, 11:51:29 PM
maksudnya hilang, benar2 hilang alias lenyap tak berbekas (kosong)
bukankah sama saja dengan nihilisme?

Apakah yang dimaksud dengan Nibbana? Banyak jawaban yang tidak menjelaskan secara tepat tentang makna Nibbana, karena memang Nibbana adalah satu kosakata yang menjelaskan tentang keadaan yang tidak ada di alam dualistis ini. Karenanya tidak ada bahasa apa pun atau kalimat manapun yang dapat menjelaskan maknanya secara tepat. Biarpun tidak ada penjelasan yang dapat menjelaskannya, namun kita tetap memerlukan penjelasan akan Nibbana agar setidaknya dapat melihat seberkas gambarannya. Nibbana adalah padamnya nafsu keinginan, keadaan yang sepenuhnya terbebas, tidak ada rasa suka maupun duka, tidak berkondisi, tidak ada unsur-unsur yang melekat, tidak tercipta, tidak dilahirkan, yang mutlak dan terlepas dari segalanya.

Apakah "Yang Tidak Tercipta" (Asankhata) itu? Itu adalah padamnya hawa nafsu (ragakkhayo), padamnya kebencian (dosakkhayo) dan padamnya kegelapan batin (mohakkhayo). Di antara sikap yang tercipta maupun yang tidak tercipta apa pun juga, viraga (sikap yang tidak terpengaruh) adalah sikap yang paling tinggi. Lenyapnya kesombongan, menghancurkan kehausan, membasmi ikatan-ikatan, memutuskan kelangsungan, padamnya tanha, tidak terpengaruh, terhenti, penghentian kelangsungan tumimbal lahir, itulah Nibbana.

Karena Nibbana sering digambarkan dengan istilah-istilah negatif, maka banyak orang yang menganggap bahwa Nibbana adalah penghancuran diri. Ini adalah salah, karena memang tidak ada "diri" yang dihancurkan. Semua unsur yang membuat "makhluk" ada akan terurai habis karena terlapuk, sakit dan mati. Dengan melatih kesadaran dan kewaspadaan serta menghancurkan avijja-tanha (asal mula dukkha), maka semua unsur itu akan terurai tak bersisa, seperti api yang padam. Dengan tercapainya keadaan itu, maka Nibbana haruslah dipandang sebagai pembebasan mutlak. Tidak akan ada lagi kelahiran, tidak akan ada lagi "surga" atau "neraka". Semuanya, di sini, saat ini juga, pada kehidupan ini juga, kita dapat mencapai keadaan tak bersyarat itu. Namun jangan pula menganggap istilah ini sebagai hal yang positif. Positif dan negatif merupakan bagian dari Alam Semesta ini, yang mencerminkan sifat dualistis. Nibbana berada di luar itu semua. Nibbana adalah mutlak (absolute). Realisasi dari Nibbana adalah melihat semua benda dan hal lainnya menurut keadaan yang sewajarnya dan sebenarnya (yathabhutam), tanpa khayalan (ilusi maupun imajinasi) atau avijja (ketidaktahuan dan berpendapat keliru), sehingga tanha dapat terkikis habis dan dukkha dapat dilenyapkan. Kurang tepat pula bila ada pendapat yang menyatakan bahwa Nibbana adalah akibat (buah kamma) dari padamnya tanha-avijja atau hasil dari perbuatan baik yang dijalani dengan penghidupan suci. Karena sebagaimana yang sudah dijelaskna tadi, Nibbana adalah tak bersyarat, tidak tercipta dan mutlak. Nibbana bukanlah akibat dari perjuangan penyucian diri, ataupun sebab dari kebahagiaan tertinggi. Ia berada di luar sebab-akibat.

Jerry

Mangkenye pemahaman secara intelektual dikembangin bersama bhavana. Ntar juga ngerti.. Kalo cm nanya terus ya ampe akhir juga ga ada habisnya.. Akhirnya cuma muter2 di tempat nanya yg itu-itu juga :P.

_/\_
appamadena sampadetha

Reenzia

ya nih, sekilas saia pikirkan juga mirip nihilisme....

tidak ada aku
padamnya nafsu keinginan dari aku

so....?

masih blm paham nih, kyknya lebih baik coba untuk direalisasi aja deh....
talk less, do more << iklan nih

7 Tails

karena masi lobha, moha ,dan dosa  :'( :'( :'(
korban keganasan

Nevada

Quote from: Reenzia on 15 January 2009, 12:10:24 AM
ya nih, sekilas saia pikirkan juga mirip nihilisme....

tidak ada aku
padamnya nafsu keinginan dari aku

so....?

masih blm paham nih, kyknya lebih baik coba untuk direalisasi aja deh....
talk less, do more << iklan nih

Nihilisme itu memegang konsep 'setelah meninggal, maka aku akan lenyap (kosong).'
Eternalisme itu memegang konsep 'setelah meninggal, maka aku akan selamanya di atau berada dalam kondisi...'

Nibbana tidak sejalan dengan kedua konsep ekstrimis itu. Jika ditanya apakah perealisasian Nibbana akan membawa seseorang pada suatu keadaan yang sunyata (kosong), maka itu tidak tepat. Kalau ditanya apakah perealisasian Nibbana akan membawa seseorang pada suatu keadaan yang abadi, maka itu juga tidak tepat.

Nibbana itu kondisi yang tidak tercipta. Sebagai contoh statement yang agak 'keras' ;
"Pernahkah Anda berpikir kalau Anda itu tidak pernah 'ada' di Alam Semesta ini?"


Reenzia

hoo nihilisme itu setelah meninggal yo?

tidak kosong tapi juga tidak abadi......aaaaaaaaaaaaa............
ada atau tidak ada.....

waaaaaaaaaaaaaaaaaaah...........................
itu semua bukannya karena mata kita telah 'tertutupi' oleh persepsi duniawi yg selalu bersifat dualisme, contohnya:
ada dan tidak ada
benar dan salah
berkondisi dan tak berkondisi

makanya krn masih mikir kyk gt makanya gak bs paham mengenai nibbana nih.................


7 Tails

meditasi dan sila saja belum tentu cukup kalau kita masi belum paham apa yg kita lakukan
gitu loh bos maksud aye disini :))
korban keganasan

Nevada

Mungkin jika diterangkan secara awam, 'posisi' Nibbana itu di antara ada dan tiada.
-> Jadi seperti lagunya Utopia neh...  8)


Quote from: Reenziawaaaaaaaaaaaaaaaaaaah...........................
itu semua bukannya karena mata kita telah 'tertutupi' oleh persepsi duniawi yg selalu bersifat dualisme, contohnya:
ada dan tidak ada
benar dan salah
berkondisi dan tak berkondisi

Sifat-sifat dualisme itu memang benar 'hadir' di Alam Semesta. Mereka bukan sebatas ilusi / kesalahan persepsi kita. Namun terkadang kita menciptakan suatu label yang tidak benar, sehingga apa yang sebenarnya di luar dualisme malah kita cantumkan label dualisme; karena kesalahan persepsi kita.


[at] 7 Tails

Tambah 1 lagi, panna jangan lupa yah...
Kita bisa memahami Nibbana kok, asal kita sudah merealisasikannya. Kalau Anda tidak pernah mencoba rasa manis, dijelaskan seperti apapun Anda tidak akan paham apa itu rasa manis...

7 Tails

meditasi sila dan kebijaksanan :jempol:
korban keganasan

Jerry

sekalian sila terjemahin sbg moralitas atau kebajikan. jgn stengah2 hehe ;D

yup.. stuju ma opa saka.
kalo pikirkan secara konsep nibbana ya sperti nihilisme. Lha udah nibbana trus ke mana? Jujur ini jg pertanyaan yg pernah menghantui saya dan timbul penolakan ttg ini. Tp itu krn pikiran yg mengandung 'aku'. masih tertutup debu. krn itu makanya ada yg menciptakan lg dongeng2, alasan2 ttg 'nibbana' sbg alam/kondisi diluar 31 alam kehidupan. dan lingkaran setan pun bekerja. kebohongan 1 menciptakan kebohongan laen. muter deh ampe jd ribet keq gini.. :P

_/\_
appamadena sampadetha

Reenzia

nah itu dia masalahnya....
bertanya terus kemana?
bertanya dari mana?
bertanya apa sebabnya?
bertanya apa tujuannya?

ujung-ujungnya kalo gak tau ya balik lagi berasumsi ke si Dia

Johsun

Pada dulunya, g mengira nibbana itu hampir sama seperti alam tidur lelap selama lama lamanya.
Dimana keadaan tidur lelap selama lamanya (tanpa mimpi) itu, adalah keadaan tanpa aku, tak mendngar, tak ada penglihatan, tak ada bau, tak ada nafsu, tak marah, tak benci, tak ada cinta, tak ada kesadaran, tak ada rasa bahagia, tak ada rasa duka, tak ada apapun, itulah persepsi gw mengenai keadaan tidur lelap selama lamanya tanpa mimpi.
Dulu2nya kira nibbana adalah keadaan tidur lelap abadi itu.
Ternyata bukan.
CMIIW.FMIIW.

nyanadhana

bukannya kembali ke Ibu Tua?kekekekeke,sini diboboin ama tante
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.