dear pak hudoyo,
anumodana bahwa banyak non budhhis bisa mencapai khanika-samadhi
jujur saja, saya agak aneh dengan anda yang selalu menjunjung tidak perlu belajar apa2 tetapi dalam tulisan anda, amat sangat banyak sekali mengusung "sutta"
Bahkan sumber anda dalam menyebut PIKIRAN adalah Marapariyaya Sutta (sebagaimana sudah anda akui sendiri)
lalu dimana anda tidak belajar apa2-nya?
hehe ... yang betul Mulapariyaya-sutta, bukan
Marapariyaya-sutta ...
Sutta itu kan saya gunakan untuk diskusi di forum ini ... di mana banyak teman-teman masih tertarik pada sutta-sutta. ...
Di dalam retret-retret MMD, kalau tidak ada umat Buddhis-nya, saya tidak gunakan sutta itu ... Secara TEORI, seluk-beluk pikiran itu saya dengar dari beberapa sumber: Mulapariyaya-sutta ... Krishnamurti ... psikologi modern ...
Tapi bagi saya,
otoritas yang otentik adalah
pengalaman batin sendiri di dalam khanika-samadhi ...
Jadi, BUKAN Mulapariyaya-sutta, Krishnamurti atau psikologi modern itu yang
membuat saya bisa mengalami khanika-samadhi ... ketiga sumber teoretis itu hanya saya gunakan untuk
mengkomunikasikan pengalaman batin itu kepada orang lain ... Saya pribadi tidak memperoleh manfaat konkrit apa pun dari sumber-sumber itu, selain pengetahuan teoretis ...
Selain itu, dari Sutta Pitaka saya hanya menggunakan
beberapa sutta saja untuk mengkomunikasikan pengalaman batin saya:
Mulapariyaya-sutta dan
Bahiya-sutta ... itu saja, tidak lebih ... Apalagi seabrek-abrek Abhidhamma ...
Saya pernah belajar Abhidhammattha-sangaha dari Anuruddha Thera di tahun 1968 ... sampai hafal betul ... apa hasilnya? ... tidak ada sama sekali ... malah jadi beban pikiran ... merintangi meditasi ...
Itulah
kesalahan saya terbesar dalam mempelajari Buddha-Dhamma:
mengutamakan belajar secara teoretis tanpa bermeditasi ... bertahun-tahun waktu saya terbuang untuk itu ... Seandainya saya langsung mendapat guru vipassana di tahun 1968 itu ... mungkin sekarang saya sudah Sotappana
Sekarang, setelah saya mengenal vipassana, terutama dari Bahiya-sutta, baru saya sadar ... bahwa saya, yang dulu belajar Dhamma secara teoretis tanpa meditasi itu, ibarat seekor sapi yang memikul sekeranjang kitab suci tapi tidak memperoleh apa-apa darinya (pepatah Mahayana) ... Sekarang baru saya sadar, bahwa
untuk bisa masuk ke dalam khanika-samadhi, sekeranjang kitab suci itu harus ditanggalkan ...
Kesalahan saya itulah yang ingin saya bagi dengan teman-teman di forum ini yang mau mendengarkannya. ...
Semoga semjua makhluk berbahagia ...
Salam,
hudoyo