perbedaan mahayana ama theravada

Started by sarita, 08 June 2008, 06:27:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sukma Kemenyan

#195
Quote from: marcedes on 20 November 2009, 05:40:21 PM
QuoteTipitaka anda katakan parah  kerancuannya, tripitaka anda katakan lebih parah kerancuannya, trs yang benar siapa ?, dhamma versi anda kah .
bro pur,
Tipitaka sendiri tidak bisa dipercayai, itu karena adanya sesuatu yg di luar Tipitaka....
makanya AjahnMun sendiri yang aliran Theravada malah mengatakan Tipitaka bukan monopoli dhamma...

dan sudah saya katakan "coba sendiri, laksanakan sendiri, rasakan sendiri"
Hati2x...
dalam mentafsirkan ucapan penuh kebijaksanaan dari seorang Ajahn

Yang kalau diralat sedikit, mungkin yang diucapkan Ajahn tersebut adalah:
"Dhamma bukan hanya di monopoli Tipitaka"

itu benar, itu cocok,
Tapi kalau ucapan tersebut yang menjadi landasan anda untuk
"Tidak menganggap Dhamma didalam Tipitaka",
Kalau boleh saya sedikit frontal, maaf...
anda bisa dikategorikan terlalu pinter hingga tersesat dalam dhamma ...


Jerry

Quote from: bond on 20 November 2009, 09:48:20 PM
Kalo Lu Sheng yen lulusan mana yak?

Tantra sex(tantrayana) itu bagian dari mahayana bukan?

Biksu2 shaolin yg mengajarkan bela diri bahkan konon dalam cerita kadangkala ikut dalam dunia persilatan , apakah itu sesuai dengan ajaran Buddha?

Apa batasan aliran2 buddhism digolongkan sebagai mahayana? kalau theravada batasannya kan sudah jelas sekali.

Varian turunannya di Jepang lebih lebih lagi.. Kalo yg bhikshu shaolin ikut perang juga biasanya utk memadamkan pemberontakan, for a greater good lah.. Senjatanya juga masih toya. Beda lg dgn yg di Jepang, ada bhikshu militan yg memang dibentuk utk siap berperang. Senjatanya udah naginata, yg seperti pegangan Kuan Kong. Trus di Jepang juga ada aliran Buddhisme yg kepala biara boleh menikah. Yah kalo bahasa politiknya partai Koalisi Reformasi lah lawan partai Orthodoks lah.. ;D
appamadena sampadetha

marcedes

Quote from: Kemenyan on 20 November 2009, 10:37:18 PM
Quote from: marcedes on 20 November 2009, 05:40:21 PM
QuoteTipitaka anda katakan parah  kerancuannya, tripitaka anda katakan lebih parah kerancuannya, trs yang benar siapa ?, dhamma versi anda kah .
bro pur,
Tipitaka sendiri tidak bisa dipercayai, itu karena adanya sesuatu yg di luar Tipitaka....
makanya AjahnMun sendiri yang aliran Theravada malah mengatakan Tipitaka bukan monopoli dhamma...

dan sudah saya katakan "coba sendiri, laksanakan sendiri, rasakan sendiri"
Hati2x...
dalam mentafsirkan ucapan penuh kebijaksanaan dari seorang Ajahn

Yang kalau diralat sedikit, mungkin yang diucapkan Ajahn tersebut adalah:
"Dhamma bukan hanya di monopoli Tipitaka"

itu benar, itu cocok,
Tapi kalau ucapan tersebut yang menjadi landasan anda untuk
"Tidak menganggap Dhamma didalam Tipitaka",
Kalau boleh saya sedikit frontal, maaf...
anda bisa dikategorikan terlalu pinter hingga tersesat dalam dhamma ...

gpp lah, tq atas nasehat nya bro...
tapi namanya juga pemula...wajar kalau tersesat ^^.tapi kan ada "pagar yang ditetapkan" dimana kita tahu kalau nyasar terlalu jauh...
hal itu sudah di sampaikan secara universal dan sudah saya posting

Quote"Bila, Gotami, engkau mengetahui hal-hal secara pasti: `Hal-hal ini menuju pada nafsu, bukan pada tanpa-nafsu; pada kemelekatan, bukan pada tanpa-kemelekatan; pada pengumpulan, bukan pada pelepasan; pada memiliki banyak keinginan, bukan pada memiliki sedikit keinginan; pada ketidakpuasan, bukan pada kepuasan; pada suka berkumpul, bukan pada kesendirian; pada kelambanan, bukan pada kebangkitan semangat; pada kehidupan yang mewah, bukan pada kesederhanaan` - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: `Ini bukanlah Dhamma; ini bukanlah Vinaya; ini bukanlah Ajaran Sang Guru.`"

"Tetapi, Gotami, bila engkau mengetahui hal-hal secara pasti: `Hal-hal ini menuju pada tanpa-nafsu, bukan pada nafsu; pada tanpa-kemelekatan, bukan pada kemelekatan; pada pelepasan, bukan pada pengumpulan; pada memiliki sedikit keinginan, bukan pada memiliki banyak keinginan; pada kepuasan, bukan pada ketidakpuasan; pada kesendirian, bukan pada berkumpul; pada kebangkitan semangat, bukan pada kelambanan; pada kesederhanaan, bukan pada kehidupan mewah` - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: `Ini adalah Dhamma; ini adalah Vinaya; ini adalah Ajaran Sang Guru.`"
...........................

"Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini tidak membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari ajaran-ajaran seperti itu engkau bisa merasa yakin: Ini bukan Dhamma; ini bukan Vinaya; ini bukan Ajaran Sang Guru.`"

"Tetapi Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari hal-hal semacam itu engkau bisa merasa yakin: Inilah Dhamma; inilah Vinaya; inilah Ajaran Sang Guru.`"

yg pada point nya adalah "akhir dari dukkha"

dalam beberapa buku ajahn Chah, ada hal unik yg disampaikannya...
dhamma bisa dilihat dalam semua hal....asalkan jeli ^^

well, walau rada-rada di mengerti tapi arti nya bisa luas, mending praktek sendiri dan rasakan sendiri...
bro kemenyan, saya pernah berdiskusi dengan seorang bhante yg memiliki pengalaman 40+++ tahun dalam meditasi...beliau bikkhu thai...

ajaran-nya sarannya sederhana yakni "jmb 8 itu di praktek" kemudian cobalah untuk "sadar dan sabar"
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Sukma Kemenyan

#198
Kalau begitu adanya,

Dhamma yang kita kenal dalam Tipitaka, yang apa bila di praktikan
a. Apakah Menurut anda bisa membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana

atau
b. tidak bisa membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana.

Namun,
c. mengingat besarnya dan tebalnya tipitaka, sudilah kiranya anda untuk berbagi, tipitaka / sutta yang mana yang menurut anda rancu, dimana nantinya kita coba bahas bersama pada Studi Sutta/Sutra

Namo Rahula


Aghoham ashmi lokassa
("Sayalah Yang Tertinggi disemua alam semesta")

Mahayana adalah kendaraan tunggal bagi Para Bodhisattva Mahasattva untuk mencapai Penerangan Agung.

Mahayana itu bukan muncul karena ucapan atau istilah yang dibuat oleh pergaulan manusia biasa, Mahayana itu dinamakan oleh semua Buddha dari tiga masa, Mahayana itu sudah ada sejak masa Dharmakaya dari semua Tathagata yang jumlahnya seperti butiran pasir di sungai gangga.

Setiap kemunculan Tathagata di dunia, maka selalu akan diajarkan Mahayana sebagai Kendaraan Tunggal pembebasan akhir kepada para Siswa Sang Buddha.

Semua Tathagata di sepuluh penjuru dunia menyatakan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha didalam Mahayana. Mengapa demikian? Sebab karena Mahayana, maka tercapailah Nirvana Luhur.

Saat Sakyamuni Tathagata muncul di sahalokadhatu, Sang Bhagavan dimulai dari lahir hingga mencapai PariNirvana mengajarkan Dua kendaraan yakni Hinayana dan Mahayana.

Para Maha Bhiksu Sangha termasuk Aggasravaka Maha Moggallanassa dan Sariputrassa juga diangkat oleh Sang Tathagata  dengan Hinayana akibat kelalaian awal yang menyebabkan timbul pemikiran bahwa pencapaian Arhantah Maggha dan Phala sudah merupakan tujuan akhir. Tetapi akhirnya Para Maha Sravaka Sangha menyatakan penyesalan diri mereka dihadapan Sang Buddha, dan mereka semua masuk kedalam Mahayana.

Sejak Kemokshaan Sang Tathagata, timbul golongan Bhikshu yang membenci Dharma dan mulai berani untuk menyatakan untuk bebas dari vinaya atau tetap menjadi Bhikshu dengan mengubah vinaya yang telah ditetapkan Sang Bhagava.

Menanggapi hal ini, dilakukan Persamuan Sangha Agung untuk melafalkan kembali semua Dharma dan vinaya yang diikuti oleh semua Arhantah Patisambhidapato dimana Bhikshu Ananda juga ikut dalam Pesamuan Agung tersebut dengan menunjukkan Pencapaian Arhantah Patisambhidapato tepat sebelum kepalanya menyentuh tanah saat hendak tidur.

Dan demi menghindari semakin meluasnya tindakan Bhikshu angkara, maka golongan Bhikshu Sangha yang menghormati Dharma dan Vinaya segera bekerja cepat dengan menuliskan kembali Suttra-Suttra Mahayana khususnya Dharmaparyaya agar tidak hilang dari dunia ini. Dan perkumpulan Maha Bhisksu Sangha ini disebut sebagai Mahasanghika, artinya Sangha yang mengendarai Mahayana. Maha Sangha yang juga sebagai Pemegang Dharma Niyoga Tertinggi. Sehingga Maha Sangha (Maha Sanghika) adalah dan dinamakan sebagai Sangha pemegang Dharma Niyoga Tertinggi.

Dalam Mahayana, dijelaskan Hinayana dimana merupakan kendaraan kecil yang seharusnya tidak digunakan oleh Para Sravaka untuk membebaskan diri. Terdapat Tiga yana yang diberikan oleh Tathagata:
[1] Sravakayana
[2] PratyekaBuddhayana
[3] Bodhisattvayana (Inilah Mahayana)
(Ketiga yana diatas juga merupakan Kendaraan yang dinamakan dan dianugrahkan oleh Semua Tathagata, bukan baru ada setelah kemokshaan Sang Tathagata)

Maha Sangha terbentuk karena berusaha mempertahankan Dharma bahwa Sang Tathagata adalah banyak, tidak hanya satu, dan Tathagata Sakyamuni yang muncul dengan Tubuh Sambhogakaya di sahalokadhatu adalah perwujudan upaya kaulsalya(Perbuatan Buddha Sakyamuni). Jika saja pada saat terjadi perbedaan pendapat dari para Bhikshu tersebut dilerai oleh seorang bijaksana bhikshu yang sudah mencapai kesucian Arhantah Maggha dan Phala, maka keadaan kemerosotan Dharma dari pertikaian yang tidak perlu dapat dihilangkan.

Dengan berpegang teguh terhadap Vinaya, Seorang Bhikshu yang telah mencapai Arhantah Maggha dan Phala melanjutkan perjuangannya menyempurnakan sadparamita didalam Mahayana. Setelah sempurna sadparamitanya, maka dilanjutkan kesempurnaan dasaparamita yang dilakukan didalam kalpa-kalpa yang tak terhingga hingga memperoleh Dasa Bhumi menjadi Megha Dharma Bodhisattva Mahasattva.

Vinaya adalah aturan hidup para Maha Bhikshu Sangha dalam mencapai Sang Jalan dan Mahayana adalah kendaraan pengantar Para Arya untuk menuju ke Tanah Suci Buddha.

Tetapi masa sekarang sudah dapat dikatakan merupakan masa meredupnya Mahayana dimana Mahayana sudah hampir tidak banyak muncul lagi(Tepat seperti yang disabdakan Sang Buddha). Bahkan timbul golongan yang memecah belah Mahayana menjadi beberapa yana. Tetapi sungguh beruntung sampai sekarang Kita masih bisa melihat Suttra-Suttra Mahayana yang masih ada seperti: "Sri Saddharmapundarika","Arya Sanghata","Arya Maha Vairocana Abhisambodhi Vikurvit Adhisthana Vaipulya Sutrendraraja","Sri Vasudhara","Susiddhikara","Vimalakirti","Ushnisha Vijaya Dharani","Gunakarandravyuha","Karandramudra","MahaPariNirvana","Suvarnaprabhasa","Lankavantara","Trailokyavijaya" dan banyak lagi beserta ke 12 Strotra(12 sastra) Agung Mahayana.

Sebagai Raja dari Semua Suttra, Sri Saddharma Pundarika yang diajarkan dan dianugrahkan oleh Sang Sakyamuni Tathagata merupakan Sri Saddharma Pundarika Suttram yang sudah ada jauh sebelum kemunculan Sakya Simha di sahalokadhatu. Sebagai perwujudan rasa terima kasih dan juga merupakan Suttra yang selalu dijaga dan diawasi oleh semua Tathagata, Semua Tathagata yang muncul didalam dunia dimulai dari Tathagata Dharmakaya hingga Buddha Kasyapa dan Buddha Sakyamuni selalu tidak pernah lupa untuk mengajarkan Saddharma Pundarika Suttra ini kembali di dunia. Karena Kekuatan dari Suttra inilah yang mengantarkan Sang Sakya Simha duduk dibawah Tathta Singa sebagai Sakyamuni Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha. Bahkan dengan hanya mendengarkan nama-Nya saja sudah membawa yang terberkahi tersebut menuju ke arah Bodhi. Karena Sang Tathagata tidak pernah khilaf dalam berkata-kata.

"Setelah mencapai Arhantah Maggha dan Phala, Seorang Bhiksu yang bijaksana akan melanjutkan perjuangan tanpa menundanya."

"Sang Tathagata adalah yang Tertinggi. Para Tathagata sangat teliti dalam menggunakan waktu dan tidak pernah berhenti sekalipun menolong para mahluk hidup yang masih berada diTriloka. Maka Sang Tathagata selalu muncul disaat yang tepat."
(Mahayana dhamma)

Saya mengetahui semua Dharma ini karena saya beruntung dipertemukan dengan Mahayana dalam kehidupan saya ini. Dahulu waktu kecil, pertama kali saya menulis kata Dharma adalah satu buah huruf Buddha "Fut."

dilbert

Quote from: Namo Rahula on 21 November 2009, 08:09:18 AM


Saat Sakyamuni Tathagata muncul di sahalokadhatu, Sang Bhagavan dimulai dari lahir hingga mencapai PariNirvana mengajarkan Dua kendaraan yakni Hinayana dan Mahayana.

Para Maha Bhiksu Sangha termasuk Aggasravaka Maha Moggallanassa dan Sariputrassa juga diangkat oleh Sang Tathagata  dengan Hinayana akibat kelalaian awal yang menyebabkan timbul pemikiran bahwa pencapaian Arhantah Maggha dan Phala sudah merupakan tujuan akhir. Tetapi akhirnya Para Maha Sravaka Sangha menyatakan penyesalan diri mereka dihadapan Sang Buddha, dan mereka semua masuk kedalam Mahayana.


Siapa yang lalai ? Buddha sendiri yang lalai memberikan ajaran ? ataukah Siswa Utama (aggasavaka) yang lalai menangkap ajaran BUDDHA ? Karena setahu saya, periode pembabaran dharma ala MAHAYANA adalah dalam 5 periode, (1. Avatamsaka Sutra, 2. Agamas Sutra, 3. Vaipulya Sutra, 4. Maha Prajnaparamitra Sutra. 5. Saddharmapundarika Sutra dan Maha Parinirvana Sutra)

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Namo Rahula

#201
Maha Bhiksu Sangha termasuk Aggasravaka Yang Mulia Maha Moggalanassa dan Yang Mulia Sariputrassa lalai akibat sedikit hambatan kilesa walaupun melihat Ketidakterbatasan Sang Tathagata namun tidak juga timbul keinginan untuk sepenuhnya bebas dan berdiam ke Nirvana seperti Sang Sugata, Para Maha Bhiksu Sangha waktu itu juga menimbulkan pikiran bahwa Mereka telah menyelesaikan semua pekerjaan Mereka, karena Nirvana yang sesungguhnya adalah Pembukaan gerbang Bodhisattvayana. Dan dalam Mahayana, Sang Tathagata memberitahukan bahwa Pengajaran Mahayana merupakan salah saru dari alasan kemunculan Seorang SamyakSamBuddha.

Kalau mau mengenal Mahayana dengan benar, mohon kunjungannya ke Tempat Pesamuan Maha Sangha (Maha Sanghika) yang ada. Dan jika mungkin, berdanalah makanan kepada para Maha Sangha tetapi ingat pada waktu yang tepat, karena Maha Sangha sangat menghormati vinaya dan akan menolak persembahan yang bukan pada waktunya. Jika anda memohon pembabaran Dharma, itu juga hal yang baik. Sang Tathagata tidak pernah lalai dan sangat teliti dalam memanfaatkan waktu.

Jerry

Membaca artikel Namo Rahula di atas, berarti ada kesimpulan bahwa Hinayana beda dengan Sravakayana? Benarkah begitu?

Quote
Saat Sakyamuni Tathagata muncul di sahalokadhatu, Sang Bhagavan dimulai dari lahir hingga mencapai PariNirvana mengajarkan Dua kendaraan yakni Hinayana dan Mahayana.

dan

Quote
Dalam Mahayana, dijelaskan Hinayana dimana merupakan kendaraan kecil yang seharusnya tidak digunakan oleh Para Sravaka untuk membebaskan diri. Terdapat Tiga yana yang diberikan oleh Tathagata:
[1] Sravakayana
[2] PratyekaBuddhayana
[3] Bodhisattvayana (Inilah Mahayana)
(Ketiga yana diatas juga merupakan Kendaraan yang dinamakan dan dianugrahkan oleh Semua Tathagata, bukan baru ada setelah kemokshaan Sang Tathagata)
appamadena sampadetha

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

marcedes

Quote from: Kemenyan on 21 November 2009, 02:26:46 AM
Kalau begitu adanya,

Dhamma yang kita kenal dalam Tipitaka, yang apa bila di praktikan
a. Apakah Menurut anda bisa membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana

atau
b. tidak bisa membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana.

Namun,
c. mengingat besarnya dan tebalnya tipitaka, sudilah kiranya anda untuk berbagi, tipitaka / sutta yang mana yang menurut anda rancu, dimana nantinya kita coba bahas bersama pada Studi Sutta/Sutra


sekarang menurut anda apakah luantamaha boowa itu bohong atau tidak...
mengenai "demonstrasi para savaka-arahat di gua civaka yg di perlihatkan kepada AjahnMun"?

cobalah pakai pandangan tipitaka melihat kasus ini...
saya kira jawabannya memang keluar..lagian saya belum membaca semua sutta.

kalau anda yg memang menguasai lebih banyak sutta, tolong perlihatkan bagian sutta mana menjelaskan hal itu?
atau apa perlu saya kutip biografi itu dan dibahas...soal nya bahasa inggris saya jelek habis ^^
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Yup, dan buku itu ditulis oleh Arahat hidup.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Indra

buku itu memang sangat kontroversial, sptnya tidak valid untuk dijadikan referensi

marcedes

#207
QuoteMenanggapi hal ini, dilakukan Persamuan Sangha Agung untuk melafalkan kembali semua Dharma dan vinaya yang diikuti oleh semua Arhantah Patisambhidapato dimana Bhikshu Ananda juga ikut dalam Pesamuan Agung tersebut dengan menunjukkan Pencapaian Arhantah Patisambhidapato tepat sebelum kepalanya menyentuh tanah saat hendak tidur.

loh ,bukankah Ananda disebutkan telah mencapai Savaka-buddha sebelum sang buddha parinibbana.....ada kok dalam saddhamapundarika sutra...
benar mana neh..


Quote"Sang Tathagata adalah yang Tertinggi. Para Tathagata sangat teliti dalam menggunakan waktu dan tidak pernah berhenti sekalipun menolong para mahluk hidup yang masih berada diTriloka. Maka Sang Tathagata selalu muncul disaat yang tepat."
(Mahayana dhamma)
maaf saya agak frontal saja...[kemenyan mode on]

dikatakan SangBuddha entah ada dimana, dan sekarang pertanyaan terbesar yg tidak mungkin dijawab adalah "mengapa sang Buddha tidak lahir lagi sekarang? atau muncul entah dimana"

bukankah sekarang Ajarannya sudah terpecah belah sekte berbagai macam....kenapa ga muncul lalu menjelaskan saja semua? apa waktu nya kurang tepat?

QuotePara Tathagata sangat teliti dalam menggunakan waktu dan tidak pernah berhenti sekalipun menolong para mahluk hidup yang masih berada diTriloka.
dari pada menulis sesuatu yang luar biasa enak di dengar [ alias talk less do more]
mohon buddha muncul 7x24 jam lah..
bimbing lah saya makhluk yg berada di Triloka ini......i waiting buddha come to save me.

Quote from: Indra on 21 November 2009, 11:48:29 PM
buku itu memang sangat kontroversial, sptnya tidak valid untuk dijadikan referensi
nah arahat[ngaku-nya] hidup vs Tipitaka...kira-kira benar mana?
nah saya tunggu sdr, kemenyan menjelaskan hal ini...apa Luanta omkos[omong kosong] menurut anda...
jujur saya sendiri no comment dan lebih melihat realita...beliau guru meditasi yg sudah duduk diam berapa lama...sedangkan kita disini...duduk diam sambil jari yg main. ;D
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Indra

 [at]  marcedes, sangat tidak bijaksana engkau mengkonfrontasi saya dengan seorang bhikkhu yg Arahat pulak [ngaku-nya]

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Arahat hidup yang mengatakan citta abadi.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days