Riwayat Agung Para Buddha

Started by Sumedho, 26 May 2008, 10:47:21 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

mitta

 _/\_

ada yg punya RAPB versi hardcopy gak ya?
pinjam donkz???
:) :) :) :)
Thks

_/\_

K.K.

1745
berbaring. Pemeriksanaan hanya dapat dilakukan saat


1750
bersama dengan putraku, putriku, istri, pengikut, dan para anggota dewan[,] aku menyatakan berlindung


1754
(Dari Dhàtu-vibbaïga Sutta, Majjhima Nikàya)
-> Vibhanga


1756
"Ke mana saja kalian?, aku tidak melihat


1761
raja menulis di atas kain emas tersebut![.]


"Telah muncul di dunia ini [...] yang patut dimuliakan (Bhagavà).["]


1766
kain penutup bagian luar dan seteleh membuka kotak itu satu demi


1767
yang dimulai dengan Suppañipanna dan sekali lagi ia mengalami


1773
memasuki Jhàna Ke[ ]empat


1774
(Guru-guru lain mengatakan [...] saat kota telah benar-benar sunyi dan tenang.) Pandangan ini tidak dapat [...] memulihkan diri dari kelelahan.)


1779
(Penjelasan ini tidak dapat diterima oleh komentator).[.)]


Raja Bimbisàra Berkunjung dan Memberi Hormat


1784
Devadatta Mencoba untuk Memperoleh Kekuasaan


1790
Setelah dinyatakan sebagai bhikkhu yang tindakan dan kata-katanya tidak berhubungan dengan Saÿgha.[,] Devadatta berpikir,


1795
Penyesalan yang Terlambat


1796
Pembunuh yang Dikirim Oleh Devadatta


1797
Buddha berkata, "Sahabat, datanglah.[!] Jangan takut.[!]"


1799
Dan kemudian Beliau mengucapkan syair berikut.[,]


1800
(Pariëàho 'penderitaan' terdiri dari dua jenis, yaitu,[...] bahwa Beliau tidak mengalaminya.
-> Pariëàho (penderitaan)


1802
Devadatta meninggalkan istana, mendatangi kandang gajah dan memberitahu di pengasuh gajah,


1804
Tetapi, para penganut pandangan salah yang tidak berkeyakinan terhadap Buddha, berkata,


1805
Peristiwa Seorang Ibu dan Anaknya


1813
Perpecahan yang Diciptakan Oleh Devadatta


Pemungutan suara dilakukan dan lima ratus [bhikkhu ]muda dari Negeri Vajjã yang menetap


1814
sama sekali tidak mungkin Sàriputta dan Moggàlana menyukai ajaran Devadatta. Sesunggu[h]nya, mereka pergi


1816
[(]Juga pada keesokan harinya, Buddha menceritakan kisah Kandagalaka Jàtaka (Nataÿdaëha Vagga, Duka Nipàta), dan lain-lain sehubungan dengan Devadatta.)


1816-1817
(Berikut ini adalah daftar singkat Jàtaka yang diceritakan oleh Buddha sehubungan dengan Devadatta:
(Ekaka Nipàta: [...] dan Sa¤jãva Jàtaka.)

(Duka Nipàta: [...] dan Guttila Jàtaka.)
(Tika Nipàta: Romaka Jàtaka dan Jambukhàdaka Jàtaka.)
(Catukka Nipàta: [...] dan Khantivàdã Jàtaka.)
(Pa¤caka Nipàta: Cuëadhammapàla Jàtaka dan Sàëiya Jàtaka.[)] [pindah baris baru](Sattaka Nipàta: Kapi Jàtaka dan Parantapa Jàtaka.)
[...]
(Vãsati Nipàta: Sattigumba Jàtaka, Somanassa Jàtaka.)[)]


1820
Di Neraka Avãci yang luasnya seratus yojanà, tubuh Devadatta tingginya seratus yojanà.
-> Hanya memastikan saja, apakah betul tingginya sama dengan luasnya?

Indra

Confirm, In the great AvÊci hell one hundred yojanÈs in width, Devadatta's body is one  hundred yojanÈs in height

Yumi

Memegang erat-erat 4 jenis kemelekatan,
seorang awam meyakini bahwa jasmani yang terdiri dari 5 kelompok kehidupan adalah dirinya.

Karena pandangan salah atas kehidupan diri,
seseorang mencari kepuasan langsung melalui perbuatan jahat seperti membunuh atau mencuri, dsb
dan dengan demikian mendekati 10 perbuatan jahat.
Hal ini berarti mengumpulkan perbuatan jahat yang mengarah kepada kelahiran kembali.

Karena menginginkan kesejahteraan masa depan yang tidak lebih rendah dari kesejahteraan sekarang, seseorang melakukan perbuatan baik seperti seorang yang bajik,
seperti memberi, menjalani sila, dan melatih pikiran.
Semua perbuatan ini adalah jasa duniawi yang cenderung memperbarui kehidupan.
Mereka melakukan bentuk-bentuk kebajikan yang berhubungan dengan alam indria, atau kebajikan yang berhubungan dengan alam materi halus, atau kebajikan yang berhubungan dengan alam tanpa materi. Dengan cara-cara ini, seseorang mendekati 10 Perbuatan Baik.

10 perbuatan jahat dan 10 Perbuatan Baik cenderung memperbarui kehidupan—
2 kelompok perbuatan ini—
disebut kamma bhava atau proses penyebab kamma.


Proses atau potensi ini mengarah kepada munculnya kelompok-kelompok batin hasil dan tubuh kamma di dalam alam kehidupan yang bersesuaian (yaitu, sesuai dengan perbuatan yang dilakukan), apakah di alam indria, atau di alam materi halus, atau di alam tanpa materi.

Kelompok-kelompok batin hasil ini dan tubuh kamma disebut upapatti bhava.
(Perbuatan-perbuatan baik dan jahat duniawi mengarah kepada upapatti bhava dan karena itu disebut bhava.
Kelompok-kelompok batin hasil dan tubuh kamma adalah hasil dari kamma bhava.)


Demikianlah inti dari bait ini.


~RAPB 2 pp. 2381-2382~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

K.K.

1822-1823
[']Ketika terlahir kembali di alam [...] luar biasa akibat perbuatan jahatnya.'


1831
"Guru kami, Buddha, [...] tertinggi Bhavagga (alam Aråpa atau tanpa bentuk).["]


1832
Persiapan untuk Mengunjungi Buddha


1833
akan pergi dan menjumpaui Buddha.


1834
(Di belakang perempuan-perempuan tua itu terdapat barisan para sida-sida penjaga istana,[.] di belakang barisan sida-sida adalah barisan enam puluh ribu menteri yang megah dalam seragam mereka berjalan kaki.)


1837
sebuah vihàra yang indah!" ketika mereka tiba di pintu aula pertemuan


1839
(Lima ciri Tàdi [...] keyakinan, dan lain-lain.[)] (Penjelasan ini terdapat dalam Mahàniddesa).


1839-1840
(Penjelasan lain adalah, [...] adalah lima ciri Tàdi.[)] (Dari Sãlakkhandha Abhinava òãkà, Vol. II)


1841
Ajàtasattu merasa gembira dan bersemangat, dan ia menanyakan pertanyaan berikut.[,]


1843
guru berpandangan salah yaitu, Påraõa Kassapa, Mikkhali Gosàla,


1845
karena engkau mengakuinya dan memperbaik{i}nya.


1849
dari Buddha, Dhamma, dan Saÿgha." (dalam Mahàjanaka


1853-1854
melibatkan tindakan kejahatan[.] (janji yang dilakukan para umat Buddha sekarang ini yang dianggap berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Saÿgha adalah duniawi. Seperti mematuhi peraturan [...] kesadaran jahat lainnya.[)]


1854
atau rendah. (contoh yang relevan terdapat dalam Saÿyutta Nikàya).[.)]


(Upàsatãti upàsako, 'Ia mengikuti Tiga Permata, oleh karena itu ia adalah upàsaka. Upàsako, 'siswa Tiga Permata').[.)]


Moralitasnya adalah mematuhi Lima Sãla[.] (contah relevan terdapat dalam Saÿyutta Nikàya.)


1856
Kerugian dan Keuntungan Raja Ajàtasattu


dan dengan membayarkan segenggam bunga (sebagai denda ringan.)[).]


permukaan selama tiga puluh ribu tahun. Kemudian (setelah enam puluh ribu tahun) ia akan terbebas dari Lohakumbhã.["]


1859
(Penjelasan Sàma¤¤a-Phala Sutta, Silakkhandha òãkà, Vol. II).[.)]


1863
Kemudian Bhagavà mengucapkan syair berikut.[,]


1868
Pada hari ke[ ]delapan[,] ia disibukkan


1870
2-Sãhanàda Vagga, 7-Kula Sutta).[.)]


1871
oleh para bhikkhu jika para para bhikkhu belum mengunjunginya,


1875
kemudian ia meninggalkan Sàvatthã, dengan memimpin pasukan besar.


"Mengapa, tidak ada seorang pun Sakya yang memberi hormat kepadaku?"


Mahànàma si pangeran Sakya dengan budaknya Vàgamuõóà.


1877
Istrinya Mallikà adalah putri Raha Malla dari Kusinàra.

perempuan hamil pada umu[m]nya.


1883
(Alasan raja menitipkan [...] mereka boleh pulang ke istana.[)]


1884
(Baca Majjhima Paõõàsa Pàëi, Dhmmacetiya Sutta).[.)]


1889
Tetapi, jika nasib mereka sekarang dihubungkan dengan perbuatan jahat mereka pada masa lampau.[,] Kematian mereka sesuai dengan penyebabnya."


1891
Bhagavà berkata, ["]karena persembahan tiga


1892
(Kisah ini dikutip dari Komentar Jàtaka, Volume Tiga, Sattaka Nipàta, 10-Kummàsapiõói Jàtaka).[.)]


1893
penghormatan terhadap âñànàñiya Paritta―Komentar).
-> tercetak: ParittaKomentar

K.K.

1884
(Baca Majjhima Paõõàsa Pàëi, Dh[a]mmacetiya Sutta).[.)]


1902
Pemancaran màtta adalah penjaga internal


Ketika si yakk[h]a mengungkapkan


1903
(Ini adalah prosedur di mana si korban adalah seorang bhikkhu).[.)]


1903-1904
(Desa brahmana itu dikenal dengan [...] belakangan dihias dengan ukiran-ukiran.[)]


1905
(Sedikit catatan mengenai waktu [...] Sakka tidak dapat menjumpai-Nya.[)]


1909
terhadapmu tidak dapat di[ ]tahan,


1912
kilauan cahaya para dewa―hanya saja cahaya
-> Tercetak: dewahanya


1913
(Kalimat "Berbagai urusan sehubungan [...] menghabiskan waktu Sakka.[)]   


1914
katakanlah kepada Bhagavà mewakiliku, ''Yang Mulia, Sakka,


(Catatan: ada empat bangunan [...] disumbangkan Anàthapiõóika.[)]


1915
Ketika ia menjalani kereta angkasanya, roda keretanya berbunyi
-> menjalankan


1919
Bagaimana ini?" dengan merenungkan kehidupan lampau mereka, mereka melihat


1921
Kisah Magha, Pemuda dari Desa Macala


seorang pemuda di Desa Macala, Provinsi Magadha.[,] Pada suatu masa sebelum munculnya Buddha.


1924
Magha dan Sahabat-sahabatnya Ditangkap


Gajah Istana Menolak Menginjak Magha dan Teman-temannya


Sang Raja Mengetahui Kebenaran dan Memberikan Hadiah Kepada Magha dan Sahabat-sahabatnya


1926
Tetapi sekatang kita menuai jasa kebajikan


1927
Magha dan Kelompoknya Membangun Rumah Peristirahatan Besar


1929
"apa yang tertulis di sana?" seorang penduduk lainnya membacakan.[,] "Tulisan itu berbunyi, "[']Ini adalah rumah peristirahatan Sudhammà.[']"


Kita yang telah bekerja selama ini tidak menuliskan nama[,] sedangkan Sudhammà, yang


1930
Magha berkata kepadanya, "Sekarang Såjà, [...] orang lain.["]


1931
Karena menyumbangkam kayu untuk pembangunan


1932
Såjà Dihina Oleh Para Dewa Penari

para pelayannya di alam manusia yang selalu ia remehkan[,] sekarang justru

K.K.

1936
Pertanyaan Sakka dan Jawaban Bhagavà


Pertanyaan Pertama dan Jawabannya


1937
adalah karena issà, iri hati, dan macchariya, kekikiran.["]


Perbedaan Iri Hati dan Kekikiran


1938
(Ledi Sayadaw: Paramattha Dãpanã, Bab tentang faktor-faktor batin).[.)]


1939
(seseorang yang dikuasai oleh macchariya,


mencari cara lain agar tidak berbagi,[;] jika harus membagi hartanya dengan orang lain atau memberikan sumbangan,


1943
(Hal ini karena ia menghalangi orang lain menikmati kedamaian dan kenyamanan hidup di dalam tempat tinggal itu).[.)]


1945
(2) Pertanyaan Ke[ ]dua dan Jawabannya


(Sesuatu (makhluk-makhluk hidup, [...] membangkitkan kebencian.[)]


1946
(Selanjutnya),[,)]  para bhikkhu memiliki


1947
(Ini adalah iri hati yang muncul dari [...] memiliki objek yang serupa.[)]


(Dengan kata lain;[,]) seperti kasus


[(] Penjelasan ini tidak diuraikan [...] hingga Aññhasàlinã.)


(3) Pertanyaan Ke[ ]tiga dan Jawabannya


1948
(Chanda artinya keinginan [...] lobha taõhà chanda.[)]


1949
(4) Pertanyaan Ke[ ]empat dan Jawabannya

"Sakka, raja para dewa [...] keinginan tidak muncul.["]

(Vitakka, bukan hanya [...] puluh dua pandangan salah.[)]


1950
(5) Pertanyaan Ke[ ]lima dan Jawabannya


1951
Pertanyaan Ke[ ]enam, Ke[ ]tujuh, Ke[ ]delapan dan Jawabannya


1953
bersamaan dengan permulaan pikiran dan berlangsungnya pikiran (yang disebut (savitakka savicàra somanassa).


1954
Dari jenis upekkhà vedanà [...] pikiran (yang disebut (savitakka savicàra domanassa).


1955
(Sehubungan dengan hal ini, Komentar mendiskusikan beberapa topik Dhamma yang halus ini sebagai berikut.)[,]
Dalam pertanyaan ini Sakka [...] berbagai metode pengajaran-Nya.[)]


1956
Demikian pula, perasaan yang menyenangkan yang dapat dinikmati


1957
(Tiga pendekatan ini [...] fenomena batin menjadi terpahami.[)]


1961
âne¤jasappàya Sutta
-> Anañjasappaya-sutta, MN 106


mempertimbangkan kapasitas mereka (kecenderungan batin) untuk memahami.
-> kapasitas (kecenderungan batin) mereka


1962
(Objek yang terlihat, suara, bau [...] itu disebut dengan istilah 'geha.'[)]


1963
(Catatan: gehasita somanassa [...] jenis kenikmatan indria.[)]


K.K.

1974
Sakka Datang dan Mencuci Kaki Mahàsãva


1977
(baca proses pengembangan Pandangan


1979
Jhàna-Jhàna―hingga Jhàna Keempat―adalah menurunkan
Tercetak: Jhàna-Jhànahingga Jhàna Keempatadalah menurunkan


pikiran dan berlangsungnya pikiran sa[vi]takka savicàra upekkhà,


1981
beberapa mencapai Tingkat Ke[ ]dua, beberapa mencapai Tingkat Ke[ ]tiga, dan beberapa mencapai Tingkat Ke[ ]empat,


Sakka Terlahir Kembali Sebagai Sakka untuk ke[ ]dua kalinya


1982
bab enam yang membahas tentang analisi{s} jasmani


1983
(9) (10) (11) Pertanyaan Ke[ ]sembilan, Ke[ ]sepuluh, Ke[ ]sebelas, dan Jawabannya


1984
dan kebajikan meningkat, engkau sebaiknya melakukan tindakan jasmani tersebut.["]

["]Engkau harus memahami bahwa dalam melakukan tindakan jasmani tertentu, jika kejahatan menurun


1985
dalam pertanyaan ke[ ]enam, ke[ ]tujuh, dan ke[ ]delapan, Sakka bertanya tentang


1988
sebagai ke[ ]delapan, âjãvaññhamaka Sãla, istilah khusus "pencarian" perlu disebutkan karena Delapan Sãla ini melibatkan tindakan pada pintu-jasmani dan pintu-ucapan (yaitu tindakan fisik dan ucapan), dan bukan di langit.
-> Apa artinya "bukan di langit" ini?


1990
(12) Pertanyaan Ke[ ]dua Belas dan Jawabannya


Setelah mendengarkan khotbah Bhagavà dengan penuh kegembiraan, Sakka, mengajukan pertanyaan berikutnya:


1992
Bukanlah kebiasaan Buddha untuk membiarkan hal tersebut jika si pendengar khotbah-Nya tidak cukup cerdas untuk mengungkapkan pemahamannya, atau untuk mengizinkan seorang pendengar yang cukup cerdas yang mau mengungkapkan apa yang ia pahami. Di sini Sakka cukup cerdas dan juga mau. Oleh karena itu Bhagavà mengizinkan.
-> Mungkin maksudnya bukan kebiasaan Buddha untuk mengizinkan pendengar yang cukup cerdas yang tidak mau mengungkapkan?

tesla

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

K.K.

Yang terjemahin jauh lebih "kuat".

K.K.

1993
(Sehubungan [...] Arahatta selagi memakan makanannya[.)] (Vis. I bab mengenai sãla).


1994
selama seumur hidupnya. (yaitu hingga ia meninggal dunia, Parinibbàna).[.)]


1995
mengembara selama tiga bulan vassa ini?,"


1996
(14) Pertanyaan Ke[ ]empat Belas dan Jawabannya


1998
para bhikkhu yang mennuju Nibbàna


(Demikianlah, terjadi pembicaraan antara [...] Tidak semua samaõa dan bràhmana mencapai Nibbàna.[)]


2000
Kepuasan dan Kegembiraan Sakka


2001
nafsu, untuk mengakhiri lingkaran kelahiran, untuk melepaskan kemelekatan, untuk memahami Empat Kebenaran, untuk menembus Nibbàna.["]

inilah keuntungan ke[ ]dua


2002
inilah keuntungan ke[ ]tiga

inilah keuntungan ke[ ]empat


2003
inilah keuntungan ke[ ]lima


dengan semua dewa dan b[r]ahmà lainnya.


inilah keuntungan ke[ ]enam


2003-2004
(Enam keuntungan yang diperoleh Sakka saat mendengarkan khotbah di [...]Arahatta di Alam Akaniññha.["]


Keuntungan ke[ ]enam yaitu kelahiran kembali

2004
(Kisah sebelumnya).[.)]


2007
[(]Mulai bab ini, kami akan membatasi penjelasan pada peristiwa-peristiwa dan khotbah yang terjadi pada periode vassa ke[ ]empat puluh empat dan seterusnya yang merupakan periode menjelang Parinibbàna.)


2009
dan meminta nasihat, atas rencana penyerbuanku.

bagi seorang raja?" dengan pikiran demikian

Kemudian ia berkata kepada Bhagavà.[,]

K.K.

2010
(sehubungan dengan hal ini, harus dimengerti bahwa


2011
(ii) Faktor Kemajuan, Ketidakmunduran Ke[ ]dua


2012
(iii) Faktor kemajuan, Ketidakmunduran Ke[ ]tiga


2013
Saat menetapkan pajak dan denda batu,


2014
terdiri dari orang-orang te[r]pelajar dalam


2015
adalah fak[t]or yang mendukung


(iv) Faktor Kemajuan, Ketidakmunduran Ke[ ]empat


2016
kerendahan hati. 'mendengarkan


(v) Faktor Kemajuan, Ketidakmunduran Ke[ ]lima


2017
(vi) Faktor Kemajuan, Ketidakmunduran Ke[ ]enam


2018
(vii) Faktor Kemajuan, Ketidakmunduran Ke[ ]tujuh


2026
Selagi Bhagavà memberikan khotbah mengenai tujuh faktor kemajuan kepada Brahmana Vassakàra, ia berkeinginan


2028
(Khotbah ini masih belum berakhir).[.)]


2030
(iii) Dalam faktor ketidakmunduran ke[ ]tiga


2031
(Baca Vinaya Cåëavagga Pàëi, Satta Satikakkhandhaka).[.)]


Namun berapa pun kecilnya pelanggaran.[,] Tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh Buddha artinya adalah tidak mematuhi.


mengendalikan diri dari menulis [(]sebuah (cerita) sebagai sebuah peraturan bhikkhu.

Yang Mulia Yassa yang memimpin sidang Ke[ ]dua mengajarkan Dhamma Vinaya ini kepada para bhikkhu. Ini adalah contoh tidak mengabaikan peraturan latihan yang telah ditetapkan oleh Buddha.

-> Dikatakan Upasena menerapkan peraturan (tidak menulis) yang sebetulnya tidak diterapkan oleh Buddha. Lalu dikatakan Yassa mengajarkan ini sebagai Dhamma-Vinaya. Bukankah ini sebenarnya berarti "mengabaikan peraturan yang telah ditetapkan oleh Buddha" tentang "tidak menerapkan apa yang tidak diterapkan oleh Buddha"? Ataukah karena peraturan ini dianggap sejalan dengan Dhamma-Vinaya yang telah ditetapkan, maka dianggap sesuai? 


K.K.

2033
(v) Sehubungan dengan faktor ketidakmunduran ke[ ]lima,

(vi) Sehubungan dengan faktor ketidakmunduran ke[ ]enam,

(vii) Sehubungan dengan faktor ketidakmunduran ke[ ]tujuh,


2035
"Saat pertama kami datang ke sini, kami berencana untuk menetap selama beberapa hari saja, tetapi karena para bhikkhu tuan rumah sangat menyenangkan, kami akan menetap di sini selama sepuluh atau dua belas tahun."
-> Confirm aja, apa betul beberapa hari jadi dua belas tahun?

(Tujuh faktor yang ke[ ]dua)


2037
dan lain-lain, juga harus menyediakan waktu untuk, bermeditasi.


2038
(Tujuh faktor yang ke[ ]tiga)


2040
penembusan Jalan. (sebagai contoh[,] dapat

(2-3) Dalam Aparihàniya Dhamma ke[ ]dua dan ke[ ]tiga,


2041
(4) Dalam Aparihàniya Dhamma ke[ ]empat,

(5) Dalam Aparihàniya Dhamma ke[ ]lima,

(6) Dalam Aparihàniya Dhamma ke[ ]enam,


2042
ketika hanya pintu ke[ ]empat yang diperbolehkan

(7) Dalam Aparihàniya Dhamma ke[ ]tujuh.


2043
Aparihàniya Dhamma ke[ ]enam dan Pandangan Cerah yang disebutkan dalam yang ke[ ]tujuh

(Tujuh faktor yang ke[ ]empat)


2044
(Tujuh faktor yang ke[ ]lima)


2045
(Khotbah ini masih [...] dan seterusnya.[)]


2048
Perbuatan yang Terang-terangan dan Perbuatan Secara Pribadi


2049
Dalam faktor ke[ ]empat ini,


2051
mencukupi kebutuhan mereka. Sehingga tidak menyusahkan si praktisi.


2052
Dua Belas Tahun Menjalani Praktik Adalah Waktu yang Normal


2055
Ini adalah contoh mangkuk makanan yang menjadi sumber makanan yang tidak habis-habisnya; manfaat ke[ ]empat dari praktik sàraõãya. Kisah ini juga membuktikan manfaat ke[ ]dua yaitu dihargai oleh banyak orang, dan manfaat ke[ ]tiga yaitu terberkahi dengan empat kebutuhan sepanjang waktu. Komentar mengutip kisah ini untuk memberikan contoh atas manfaat ke[ ]empat yang paling penting di sini.

merupakan upacara nasional besar-besaran.) ketika


2056
Ini adalah contoh dari manfaat ke[ ]lima.


2058
Therã Nàga berkata, "Bahkan jika mangkuk itu diam di atas setinggi tujuh pohon kelapa, itu tetap makanan yang dikumpulkan oleh seorang bhikkhunã, bukankah demikian Yang Mulia Therã?"
-> Apakah yang berbicara ini Thera atau Theri?

Kemudian ia berkata, "Gangguan [...] kepada diri sendiri, "O yang mulia, latihan [...] makanan seorang bhikkhunã.["] Aku tidak akan sanggup [...] berdiam dalam kewaspadaan, Therã."


2059
Ini adalah contoh dari manfaat ke[ ]enam.

Therã Nàga tidak terkena dampak bencana kelaparan, berkat praktik sàraõãya

(v) Sehubungan dengan faktor ketidakmunduran ke[ ]lima,


2060
pada semua Ariya. Dalam faktor ke[ ]enam juga,


2062
Bhagavà Mampir ke Nàëanda


2063
demikianlah praktik konsentrasi, samàdhi, mereka,


2066
(Ini adalah percakapan yang yang terjadi antara Yang Mulia Sàriputta dan Bhagavà).[.)]


2067
Mereka berkata kepada Bhagavà.[,]


2068
kerugian ke[ ]dua seorang yang tidak bermoral."

kerugian ke[ ]tiga yang menimpa seorang yang tidak bermoral."


2069
Ini adalah kerugian ke[ ]empat yang menimpa seorang yang tidak bermoral."

kerugian ke[ ]lima yang menimpa seorang yang tidak bermoral."

Lima Keuntungan yang Diperoleh Oleh Orang yang Bajik

Ini adalah keuntungan ke[ ]dua yang diperoleh orang yang bajik."

Ini adalah keuntungan ke[ ]tiga yang diperoleh orang yang bajik."


2070
Ini adalah keuntungan ke[ ]empat yang diperoleh orang yang bajik."

Ini adalah keuntungan ke[ ]lima yang diperoleh orang yang bajik."


2071
mungkin dapat berpura-pura selagi hidup[,] tetapi di atas


2072
(v) Kerugian ke[ ]lima yang menimpa seorang


2076
Perdana Menteri Magadha, Sunidha, dan Vassakàra,


2079
Buddha Membabarkan Khotbah di Desa Nàtika

Tentang Para Siswa yang Kemajuan Spiritualnya Terjamin


2080
("Desa bersaudara," ¤àtika, dari kata Pàëi, dan ¤ luluh menjadi n, demikianlah asal nama Nàtika.[)]

["]Yang Mulia, di Desa Nàtika saat ini, seorang bhikkhunã bernama Nandà telah meninggal dunia. Di manakah ia terlahir kembali?"
["]Yang Mulia, di Desa Nàtika saat ini, seorang umat awam bernama Sudatta telah meninggal dunia. Di manakah ia terlahir kembali?"
["]Yang Mulia, di Desa Nàtika saat ini, seorang umat awam bernama Sujàtà telah meninggal dunia. Di manakah ia terlahir kembali?"
["]Yang Mulia, di Desa Nàtika saat ini, seorang umat awam bernama Kukkuña [...] Di manakah ia terlahir kembali?"


2081
["]ânanda, melalui hancurnya tiga belenggu, [...] sebagai manusia hanya satu kali lagi."
["]ânanda, melalui hancurnya tiga belenggu, [...] dan mencapai tiga Magga yang lebih tinggi.["]
["]ânanda, umat awam bernama Kukkuña [...] dan lenyap total di alam itu."


2081-2082
["]ânanda, lebih dari lima puluh umat [...] lenyap total di alam itu."
["]ânanda, lebih dari sembilan puluh [...] lagi di alam manusia."
["]ânanda, lebih dari lima ratus umat dari [...] tiga Magga yang lebih tinggi."


2085
Bhagavà Mampir ke Hutan Mangga Ambapàlã di Vesàlã

bagaimanakah seorang bhikkhu melatih pemahaman murni? para bhikkhu,


2086
Para Pangeran Licchavã dan Ambapàlã


2088
(Sehubungan dengan hal ini, [...] kàmànaÿ àdãnava kathà).[.)]


2089
sebagai sesuatu yang indah sub[h]a.


2090
(Sehubungan dengan hal ini, akan muncul pertanyaan, "Karena para [...] undangan kepada Bhagavà?["])


2091
Vassa Terakhir Bhagavà di Desa Veëuva


2092
[(]Alasan dari perintah Bhagavà [...] menjalani vassa di sekitar Vesàlã.)


2094
Oleh karena itu jenis ke[ ]tiga

Subkomentar sedangkan jenis ke[ ]tiga


2097
(Saat itu adalah tanggal delapan bulan Kattikà).[.)]

Yumi

Dalam hal ini, munculnya kamma bhava dan upapatti bhava bergantung pada 4 jenis kemelekatan
seperti yang telah dibahas secara terperinci dalam Sammohavinodhanã, Komentar Vibhangha akan dijelaskan secara singkat.
"Jenis bhava manakah yang dikondisikan oleh jenis kemelekatan yang mana?"

Untuk menjawab pertanyaan ini, "Seluruh 4 jenis kemelekatan dapat menjadi kondisi bagi kedua jenis bhava. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Seorang awam adalah bagaikan orang gila. Karena itu, ia tidak dapat membedakan apa yang baik dan benar, dan apa yang tidak.
Oleh karena itu, di bawah pengaruh seluruh (4 jenis) kemelekatan, ia melakukan segala jenis perbuatan, yaitu kebaikan dan kejahatan duniawi, yang cenderung memperbarui kehidupan.
Bagaimana berbagai perbuatan tersebut dilakukan akan dijelaskan di sini.

Seorang awam mungkin mengetahui atau mendengar kenikmatan indria yang berlimpah pada kasta penguasa atau kelompok-kelompok tinggi di alam manusia dan di 6 alam dewa.
Ia mungkin mendapatkan nasihat jahat dari orang lain bahwa untuk mendapatkan apa yang diinginkan, seseorang harus melakukan apa pun; bila perlu, ia harus membunuh atau mencuri.
Maka di bawah pengaruh jahat kemelekatan akan kenikmatan indria,
ia melakukan perbuatan jahat seperti membunuh untuk memuaskan keinginannya yang kuat akan kenikmatan indria.
Perbuatan jahat ini mengarah menuju kelahiran kembali di alam sengsara apaya.

Atau seorang awam mungkin memiliki godaan yang menarik untuk mendapatkan objek-indria yang ia lihat di hadapannya, atau ia mungkin ingin menyimpan dan melindungi hartanya,
dan untuk itu ia akan melakukan apa pun apakah secara moral baik atau buruk.
Ini adalah kasus (umum) dalam melakukan kejahatan yang dipengaruhi oleh kemelekatan akan kenikmatan indria.
Perbuatan jahat menyebabkan kelahiran kembali di alam sengsara.
Dalam kasus ini, di mana perbuatan jahat mengirimnya ke alam sengsara disebut kamma bhava
dan kelompok-kelompok batin hasil dan tubuh kamma yang berhubungan dengan alam sengsara disebut upapatti bhava.

(Demikianlah bagaimana kemelekatan terhadap kenikmatan indria mengarah pada proses penyebab kamma yang jahat dan hasilnya.)

Seorang awam yang lain, lebih beruntung, mendapatkan nasihat yang lebih bijaksana.
Temannya adalah orang yang bajik dalam hal tingkah laku juga dalam hal menjalani Sila.
Ia mendapatkan pengetahuan akan Kebenaran.
Ia mengetahui bahwa dengan melakukan perbuatan baik ia akan dapat terlahir kembali di alam yang baik.
Ia melakukan perbuatan-perbuatan baik dan akibatnya ia terlahir kembali di alam manusia atau di alam dewa.
Dalam kasus ini, di mana perbuatan baik mengirimnya ke alam bahagia disebut kamma bhava
dan kelompok-kelompok batin hasil dan tubuh kamma yang berhubungan dengan alam bahagia disebut upapatti bhava.

(Demikianlah bagaimana kemelekatan terhadap kenikmatan indria mengarah pada proses penyebab kamma yang baik dan hasilnya.)

Seorang awam lainnya mungkin telah mendengar atau mempunyai gagasan bahwa alam brahmà bentuk atau tanpa bentuk memiliki kenikmatan indria yang lebih tinggi daripada alam indria
dan karena tertarik pada kenikmatan indria di alam brahmà, ia melatih Jhàna bentuk atau tanpa bentuk, mencapainya,
dan, akibatnya, ia terlahir kembali di alam bentuk atau tanpa bentuk.
Dalam kasus ini, di mana perbuatan baik yang berhubungan dengan alam bentuk atau tanpa bentuk yang mengirimnya ke alam bentuk atau tanpa bentuk disebut kamma bhava
dan kelompok-kelompok batin hasil dan tubuh kamma yang berhubungan dengan alam bentuk dan kelompok-kelompok batin hasil dari alam tanpa bentuk disebut upapatti bhava.

(Demikianlah bagaimana kemelekatan terhadap kenikmatan indria mengarah pada proses penyebab kamma dan hasilnya.)

Seorang awam lainnya, melekat pada pandangan salah pemusnahan atau pemadaman
meyakini bahwa diri akan benar-benar padam hanya jika terlahir di alam indria yang bahagia, atau di alam materi halus, atau di alam tanpa materi,
dan karena itu[,]melakukan jasa yang berhubungan dengan alam indria yang mengarah kepada kehidupan bahagia di alam indria, atau jasa dengan jenis yang mulia, Mahàggata yang mulia karena tidak adanya rintangan.
Jasa yang ia hasilkan yang berhubungan dengan alam indria dan alam brahmà bentuk dan tanpa bentuk disebut kamma bhava,
dan kelompok-kelompok batin hasil dan tubuh kamma tersebut disebut upapatti bhava.

(Demikianlah bagaimana kemelekatan terhadap pandangan salah menimbulkan proses penyebab kamma dan hasilnya.)

Seorang awam lainnya, di bawah pengaruh kemelekatan terhadap ilusi diri (atta),
yakin bahwa diri akan mencapai kebahagiaan sejati di alam indria yang bahagia, atau di alam materi halus, atau di alam tanpa materi,
dan karena itu[,]ia melakukan jasa yang berhubungan dengan alam indria yang mengarah kepada kehidupan bahagia di alam indria, atau jasa dengan jenis yang mulia karena tidak adanya rintangan.
Jasa yang ia hasilkan yang berhubungan dengan alam indria dan alam brahmà materi halus dan alam tanpa materi disebut kamma bhava,
dan kelompok-kelompok batin hasil dan tubuh kamma tersebut disebut upapatti bhava.

(Demikianlah bagaimana kemelekatan terhadap ilusi diri (atta) menimbulkan proses penyebab kamma dan hasilnya.)

Seorang awam lainnya, di bawah pengaruh kemelekatan terhadap praktik salah sebagai alat untuk mencapai kesucian,
yakin bahwa praktik (baik) ini dapat dipenuhi dengan keterampilan yang dimiliki oleh seorang yang menjalaninya di alam indria yang bahagia, atau di alam materi halus, atau di alam tanpa materi,
dan karena itu[,]ia melakukan jasa yang berhubungan dengan alam indria, atau alam materi halus, atau alam tanpa materi.
Jasa yang ia hasilkan yang berhubungan dengan alam indria dan jasa yang mulia yang berhubungan dengan alam brahmà disebut kamma bhava,
dan kelompok-kelompok batin hasil dan tubuh kamma tersebut disebut upapatti bhava.

(Demikianlah bagaimana kemelekatan terhadap praktik salah menimbulkan proses penyebab kamma dan hasilnya.)


~RAPB2. pp. 2382-2385~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Yumi

Dengan kamma bhava, proses penyebab kamma, sebagai kondisi, terjadilah kelahiran kembali.
Proses penyebab kamma yang baik dan proses penyebab kamma yang buruk adalah penyebab terjadinya kelahiran kembali.

Kelahiran kembali artinya adalah munculnya kelompok-kelompok batin hasil dan tubuh kamma yang disebabkan oleh perbuatan-perbuatan baik, dan kelompok-kelompok batin hasil dan tubuh kamma yang disebabkan oleh perbuatan-perbuatan jahat.

Dalam "sankhàra paccayà vinnànàm" telah dijelaskan bahwa
karena adanya aktivitas-aktivitas kehendak, baik dan buruk, muncullah kesadaran.
Hal itu merujuk pada aktivitas-aktivitas kehendak masa lampau yang memunculkan kesadaran hasil pada saat kelahiran kembali dalam kehidupan sekarang, juga kesadaran yang mengikuti kesadaran kelahiran kembali (pavatti vinnàna).
 

Dalam syair ini "bhava paccayà jàti" merujuk pada proses penyebab kamma,
yaitu, perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan sekarang yang menimbulkan kelahiran kembali dalam kehidupan berikut, yaitu, kelompok batin hasil dan tubuh kamma yang muncul pada masa depan.
(ini akan dijelaskan lebih lanjut.)

Saat kita membahas "Ketergantungan pada aktivitas-aktivitas kehendak, muncullah kesadaran,"
kita telah melihat bagaimana aktivitas-aktivitas kehendak yang memiliki potensi-potensi yang diperlukan pada 4 tahap (samangità) yang memunculkan kesadaran.
Itu adalah penjelasan terperinci sehubungan dengan bagaimana aktivitas-aktivitas kehendak, yaitu, perbuatan baik dan perbuatan jahat pada masa lampau, menimbulkan kesadaran pada saat memasuki rahim dan kesadaran yang berkembang yang mengikutinya segera.
Proses kamma yang sama bekerja lagi pada kehidupan sekarang.
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan sekarang, baik dan buruk, juga memiliki potensi dalam 4 tahap, yang memunculkan kelompok batin hasil dan tubuh kamma pada masa mendatang.
Proses perbuatan saat ini yang mengkondisikan kelahiran kembali pada masa depan dinyatakan oleh Buddha sebagai "bhava paccayà jàti". (Menyatakan hubungan sebab-akibat dalam istilah Abhidhammà.)


Dalam syair ini, si penyair menjelaskan hubungan ini dengan menggabungkan istilah Abhidhammà atau pengertian tertinggi dengan pengertian biasa untuk mempermudah pembacaan.

Inti dari bait syair ini adalah:

Bergantung pada perbuatan-perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan sekarang, yang baik maupun yang jahat, semua makhluk pada saat kematiannya akan terlahir kembali sesuai perbuatan-perbuatan itu.
Dengan demikian,
beberapa makhluk akan terlahir di Alam Asannàsatta di mana kehidupan berlangsung hanya dengan adanya kelompok-kelompok jasmani tanpa adanya kelompok batin,
beberapa terlahir di alam kehidupan yang terdiri dari 5 kelompok kehidupan seperti di alam manusia dan alam materi halus,
dan yang lainnya terlahir kembali di alam selain Alam Asannàsatta.
Kelahiran kembali mereka digolongkan berdasarkan moralitas atau hukum kamma (kamma niyàma) yang muncul saat memasuki rahim dan pada tahap selanjutnya, kelompok-kelompok batin hasil dan tubuh kamma yang bersesuaian dengan proses penyebab kamma dari masing-masing individu, munculnya batin dan jasmani baru ini dikenal dengan istilah jàti.

(Mulai dari sini dst, istilah upapatti bhava akan digunakan sebagai istilah untuk menjelaskan "kelompok-kelompok batin hasil dan tubuh kamma".)

Saat kemunculan kelompok-kelompok batin hasil dan tubuh kamma terjadi,
yaitu, saat terjadinya upapatti bhava,
maka, sesuai aturan, 3 tahapan: saat munculnya (upàda khana), saat berlangsung (thi khana), dan saat lenyapnya (bhanga khana).
Dari tahap-tahap ini, yang pertama,
upàda khana disebut jàti (kelahiran kembali),
yang kedua thi khana disebut jàra (tua),
dan ketiga, bhanga khana disebut marana (mati).


Jàti ini, awal dari munculnya batin dan jasmani,
terjadi tidak hanya sekali pada saat terlahir kembali
namun terjadi berulang-ulang sehingga gabungan fenomena batin dan jasmani (biasanya dianggap sebagai tubuh ini) berkembang menjadi berbagai bentuk dan ukuran sesuai kamma atau penyebabnya.


Karena itu, muncullah di dunia ini, kasta-kasta seperti kasta penguasa, kasta brahmana, dll,
dan orang-orang yang memiliki kuasa dan pengaruh, yang rendah, yang mulia, yang jahat, yang baik, berbagai macam pribadi yang tidak terhingga banyaknya, berbagai macam makhluk di 3 alam kehidupan yang tidak terhingga banyaknya.

Semua variasi makhluk ini dapat terjadi karena adanya 4 kelompok kelahiran kembali, yaitu:
(i) Kelahiran kembali dari telur atau "lahir dari telur".
(ii) Kelahiran kembali sebagai embrio di dalam rahim ibu atau "lahir dari rahim".
(iii) Kelahiran kembali dari kelembaban seperti lumut, dll, atau "lahir dari kelembaban".
(iv) Kelahiran kembali seketika menjadi dewasa, yaitu, berumur kira-kira 16 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki atau "lahir langsung dewasa".

(Perhatikan bahwa tidak ada dua individu yang memiliki pribadi yang persis sama, bahkan keturunan dari ibu yang sama, beberapa lebih superior, dan beberapa lebih inferior. Hal ini karena bekerjanya proses penyebab kamma.
Buddha menyatakan ini di dalam Uparipannàsa, Culà Kamma Vibhanga Sutta di mana tercantum,
"kammam satte vibhajati yadidam hinapanitatàya: hanya kamma yang mengkondisikan makhluk-makhluk sehingga terlahir inferior atau superior.")


~RAPB2. pp. 2385-2388~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~