[…] Ada 4 jenis makhluk:
(i) Makhluk yang lahir dari telur.
(ii) Makhluk yang dikandung di dalam rahim ibunya.
(iii) Makhluk yang muncul dari kelembaban, seperti lumut.
(iv) Makhluk yang muncul sebagai individu dewasa sejak lahir.
Bagaikan buah yang memiliki biji dalam berbagai tahap pengembangan,
demikian pula makhluk yang terlahir melalui telur dan makhluk yang terlahir melalui rahim
memiliki kepekaan-mata, kepekaan-telinga, kepekaan-hidung dan kepekaan-lidah dalam berbagai tahap pengembangan pada organ-organnya masing-masing seperti mata, telinga, hidung, dan lidah.
Kepekaan-badan muncul bersamaan dengan kesadaran yang berhubungan dengan kelahiran.
Sedangkan pada makhluk-makhluk yang terlahir dewasa dan makhluk-makhluk yang terlahir dari kelembaban,
seluruh 5 jenis kepekaan jasmani muncul bersamaan dengan kesadaran yang berhubungan dengan kelahiran.
Dalam hal para brahmà,
tidak ada kepekaan-hidung, kepekaan-lidah dan kepekaan-badan.
Makhluk-makhluk memerlukan jasa masa lampau untuk memiliki sepasang mata,
karena jasa itu, tubuh kamma muncul dalam kehidupan sekarang.
4 unsur utama yang dihasilkan oleh kamma dari tubuh kamma adalah landasan bagi munculnya kepekaan-mata, jenis jasmani yang bergantung pada 4 Unsur Utama.
Demikian pula, kepekaan-telinga, kepekaan-hidung, kepekaan-lidah, dan kepekaan-badan adalah jenis jasmani yang muncul bergantung pada 4 Unsur Utama.
Semuanya adalah tubuh kamma.
(Demikianlah bagaimana tubuh fenomena jasmani, rupa kàya, memunculkan 5 jenis jasmani yang peka.)
Tubuh dari fenomena batin nàma kàya
terdiri dari kontak, perasaan, kehendak, yang memunculkan pikiran atau kepekaan-pikiran yang menyebabkan munculnya kesadaran-pikiran.
Kepekaan-pikiran adalah kesadaran pikiran itu sendiri.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa “bergantung pada kesadaran, muncullah batin dan jasmani”.
Sekarang kepekaan-pikiran menjadi kesadaran-pikiran.
Apakah makna dari ungkapan “bahwa dari keturunan itu, muncullah ibu”?
Pertimbangkanlah sebuah analogi dari sebatang pohon.
Sebatang pohon tumbuh dari sebutir biji.
Pohon itu kemudian menghasilkan biji.
Biji pertama berbeda dari biji yang dihasilkan oleh pohon itu.
Demikian pula, dari 52 unsur batin,
kesadaran mungkin pada suatu saat didominasi oleh permulaan pikiran dan berlangsungnya pikiran,
dan pada saat lain didominasi oleh usaha, viriya,
saat lain lagi didominasi oleh kegembiraan dan kepuasan,
saat lainnya didominasi oleh keinginan, atau didominasi oleh keserakahan, atau didominasi oleh kemarahan, dsb,
ketika permulaan pikiran dominan, kesadaran akan mematuhi perintah permulaan pikiran.
Demikian pula, kesadaran yang muncul di bawah pengaruh dominasi berlangsungnya pikiran, atau keserakahan, atau kemarahan.
Demikianlah unsur-unsur batin memunculkan kepekaan-pikiran.
Atau mengambil analogi lain:
api memunculkan angin, dan angin membantu api berkobar.
Kesadaran adalah bagaikan api, unsur-unsur batin adalah bagaikan angin.
Unsur-unsur batin muncul karena kesadaran, dan kesadaran juga dikondisikan oleh unsur-unsur batin.
Sebuah analogi lain.
4 Unsur Utama adalah saling bergantung.
Jika salah satu dari 3 unsur tersebut muncul, 3 unsur lainnya juga akan muncul.
Demikian pula, jika kesadaran muncul, unsur-unsur batin yang bersesuaian juga muncul bersamaan.
Jika unsur-unsur batin muncul, maka muncul pula kesadaran bersamaan dengannya.
(Demikianlah bagaimana tubuh fenomena batin memunculkan pikiran atau kepekaan-pikiran.)
~RAPB 2, pp. 2371-2372~