//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Riwayat Agung Para Buddha  (Read 230119 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
(3) Vinnàna paccayà nàmarupam
« Reply #345 on: 03 December 2008, 12:54:45 PM »
Karena pekerjaan 6 jenis kesadaran,
tubuh fenomena batin yang rumit dan menakjubkan seperti kontak, kehendak, pencerapan, permulaan pikiran, dll,
muncul bagaikan asap yang menyertai api,
dan bersamaan dengan munculnya tubuh fenomena batin,
muncul pula tubuh fenomena jasmani dengan 4 unsur utama sebagai landasan, yang merupakan tempat bergantungnya 24 jenis unsur jasmani,
dengan demikian seluruhnya menjadi 28 jenis unsur jasmani.

Kombinasi dari fenomena batin dan fenomena jasmani, atau batin dan jasmani
muncul, menjelma dalam berbagai bentuk dan ukuran yang tidak terhingga banyaknya.


Demikianlah, dalam berbagai alam kehidupan,
berbagai macam makhluk seperti manusia, dewa, dan binatang yang hidup dalam air, di atas tanah, dll,
makhluk mulia, makhluk rendah,
memiliki berbagai macam ciri,
semua itu merupakan gabungan batin dan jasmani,
yang muncul di dunia ini.

6 jenis kesadaran yang memunculkan unsur batinnya
masing-masing bagaikan para pengikut seorang pangeran yang berkuasa
dan juga
berbagai kelompok jasmani bagaikan perlengkapan dari pangeran.


~RAPB 2, pp. 2368-2369~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Vinnana
« Reply #346 on: 03 December 2008, 01:11:24 PM »
(Sehubungan dengan syair tiga:)

Bagaikan api yang selalu muncul diikuti oleh asap,
demikian pula kesadaran selalu muncul dengan kelompok batin bagaikan untaian serabut warna-warni di dalam permata mata kucing.

Kondisi batin bekerja dengan menakjubkan untuk memungkinkan kesadaran melakukan apa pun yang diarahkan kepadanya.

Misalnya,
ada kontak yang menghubungkan organ indria dengan objek-indria,
perasaan yang mengalami objek-indria,
kehendak yang memotivasi semua kelompok batin yang muncul untuk melakukan tugasnya masing-masing, dst.

Bersamaan dengan fenomena batin ini,
juga muncul bersamaan 4 unsur utama dan 24 jenis jasmani
yang muncul bergantung pada 4 unsur utama tersebut.

Batin dan jasmani muncul karena 6 jenis kesadaran yang mengambil bentuk yang tidak terhingga banyaknya dalam berbagai alam kehidupan, dari makhluk mulia hingga makhluk rendah.

Tidak ada 2 individu yang memiliki penampilan yang sama atau jenis batin yang sama.
Perbedaan ini terjadi karena perbedaan keinginan dari para individu yang berhubungan dengan kemelekatan.


Karena kemelekatan yang berbeda-beda,
maka demikian pula keinginan para individu yang menginginkan penampilan ini atau penampilan itu, dan jenis batin ini atau jenis batin itu, dan melakukan perbuatan, baik atau jahat.
(Demikianlah, perbedaan kemelekatan menunjukkan perbedaan perbuatan.)

Perbedaan kehendak masa lampau menentukan perbedaan alam kehidupan dengan perbedaan sifat individu
bahkan di dalam alam kehidupan yang sama.

(Demikianlah perbedaan perbuatan menentukan perbedaan alam kehidupan.)

~RAPB 2, pp. 2369-2370~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #347 on: 05 December 2008, 02:16:11 PM »
1661
“Temanku Sirigutta telah mengecewakan aku! […] yang memberikan persembahan kepada mereka).[”]


1662
“Perumah tangga, aku akan menjatuhkan denda hanya setelah melakukan penyelidikan,[.]

Demikianlah, raja menjatuhkan denda kepada Garahadinna. Para guru berpandangan salah[,] yang juga datang ke pengadilan itu sebagai saksi[,] dipukul dan diusir.


1663
Sririgutta menjawab dengan tenang,

gurumu, Bhikkhu Gotama?” kemudian Sirigutta


1665
(Ia juga meletakkan kayu-kayu rapuh di jalan setapak pada salah satu sisi selokan itu, sehingga jika para bhikkhu menginjaknya dan patah, mereka akan terjatuh ke dalam selokan api).[.)]


1670
Menjinakkan Raja Nàga Nandopananda Oleh Thera Moggallàna Sesuai Instruksi Buddha
->Penjinakkan


1679
‘Bhikkhu, di dunia ini, praktik para samaõa dan brahmana sebelum engkau yang telah setua usiamu.[,] Mereka pasti mengetahui kebebasan yang lebih tinggi

jika Aku melekat pada unsur tanah, Aku akan hidup didekatmu


1680
(Kata-kata Buddha berakhir di sini. Tetapi, catatan tambahan berikut penting untuk diperhatikan.[)]


1681
empat ribu alam semesta, lima ribu alam semesta, sepuluh ribu alam semesta[,] Brahmà Satasahassã, yang dapat

Karena engkau (berada di Alam Jhàna Pertama ini) engkau kehilangan ingatanmu.
-> (Karena engkau berada di Alam Jhàna Pertama ini,) engkau kehilangan ingatanmu.

karena Aku mengetahui (Alam âbhassara yang tidak engkau ketahui) engkau tidak sebanding
-> karena Aku mengetahui (Alam âbhassara) yang tidak engkau ketahui[,] engkau tidak sebanding


1682
(Setelah hidup di Alam Brahmà Subhakinha selama umur kehidupan 64 Mahà-kappa, Brahmà Baka mengembangkan Råpavacara Jhàna Kedua seperti sebelumnya, (saat ia jatuh dari Subhakinha) ia terlahir kembali di Alam Brahmà âbhassara yang merupakan Alam Jhàna Kedua dengan umur kehidupan delapan mahàkappa. Hidup selama umur kehidupannya selama delapan mahàkappa, ia mengembangkan lagi Råpavacara Jhàna Pertama seperti sebelumnya dan (ketika jatuh dari Alam âbhassara) ia terlahir kembali di Alam Jhàna Pertama yang berumur kehidupan 64 mahàkappa dalam perhitungan antara atau hanya satu kappa dalam perhitungan asaïkheyya.)



Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
(4) Nàmarupa paccayà salàyatanam
« Reply #348 on: 06 December 2008, 12:23:01 PM »
Dari kelompok batin-jasmani yang muncul karena kesadaran,
tubuh fenomena jasmani, rupa kàya
memunculkan 5 jenis kepekaan jasmani seperti kepekaan-mata, kepekaan-telinga, kepekaan-hidung, kepekaan-lidah, dan kepekaan-badan.
Dan tubuh fenomena batin, nàma kàya
memunculkan pikiran yaitu kepekaan-pikiran.
Masing-masing memiliki fungsi sendiri-sendiri.

Kepekaan-mata mengenali objek-objek terlihat,
kepekaan-telinga mengenali suara-suara,
kepekaan-hidung mengenali bau,
kepekaan-lidah mengenali rasa,
kepekaan-badan mengenali objek-objek sentuhan,
kepekaan-pikiran mengenali bentukan-bentukan pikiran dan gagasan-gagasan di samping melakukan aktivitas berpikir.

Karena melihat, mendengar, mencium, mengecap,
menyentuh atau kesan-kesan jasmani
dan berpikir
muncul tanpa akhir,
kaum awam menganggap semua ini sebagai,
“Aku melihat,” “Aku mendengar,” “Aku mencium,” “Aku mengecap,” “Aku mengetahui,” “Aku berpikir,” “Aku bodoh,” “Aku bijaksana,” dll,
semua ini dalam pandangan egosentris.


Demikianlah 6 jenis kepekaan memunculkan api pandangan salah sehubungan dengan 5 kelompok kehidupan.


~RAPB 2, p. 2370~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Namarupa
« Reply #349 on: 06 December 2008, 12:37:01 PM »
[…] Ada 4 jenis makhluk:
(i) Makhluk yang lahir dari telur.
(ii) Makhluk yang dikandung di dalam rahim ibunya.
(iii) Makhluk yang muncul dari kelembaban, seperti lumut.
(iv) Makhluk yang muncul sebagai individu dewasa sejak lahir.

Bagaikan buah yang memiliki biji dalam berbagai tahap pengembangan,
demikian pula makhluk yang terlahir melalui telur dan makhluk yang terlahir melalui rahim
memiliki kepekaan-mata, kepekaan-telinga, kepekaan-hidung dan kepekaan-lidah dalam berbagai tahap pengembangan pada organ-organnya masing-masing seperti mata, telinga, hidung, dan lidah.
Kepekaan-badan muncul bersamaan dengan kesadaran yang berhubungan dengan kelahiran.
Sedangkan pada makhluk-makhluk yang terlahir dewasa dan makhluk-makhluk yang terlahir dari kelembaban,
seluruh 5 jenis kepekaan jasmani muncul bersamaan dengan kesadaran yang berhubungan dengan kelahiran.
Dalam hal para brahmà,
tidak ada kepekaan-hidung, kepekaan-lidah dan kepekaan-badan.

Makhluk-makhluk memerlukan jasa masa lampau untuk memiliki sepasang mata,
karena jasa itu, tubuh kamma muncul dalam kehidupan sekarang.
4 unsur utama yang dihasilkan oleh kamma dari tubuh kamma adalah landasan bagi munculnya kepekaan-mata, jenis jasmani yang bergantung pada 4 Unsur Utama.
Demikian pula, kepekaan-telinga, kepekaan-hidung, kepekaan-lidah, dan kepekaan-badan adalah jenis jasmani yang muncul bergantung pada 4 Unsur Utama.
Semuanya adalah tubuh kamma.
(Demikianlah bagaimana tubuh fenomena jasmani, rupa kàya, memunculkan 5 jenis jasmani yang peka.)

Tubuh dari fenomena batin nàma kàya
terdiri dari kontak, perasaan, kehendak, yang memunculkan pikiran atau kepekaan-pikiran yang menyebabkan munculnya kesadaran-pikiran.
Kepekaan-pikiran adalah kesadaran pikiran itu sendiri.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa “bergantung pada kesadaran, muncullah batin dan jasmani”.
Sekarang kepekaan-pikiran menjadi kesadaran-pikiran.

Apakah makna dari ungkapan “bahwa dari keturunan itu, muncullah ibu”?

Pertimbangkanlah sebuah analogi dari sebatang pohon.
Sebatang pohon tumbuh dari sebutir biji.
Pohon itu kemudian menghasilkan biji.
Biji pertama berbeda dari biji yang dihasilkan oleh pohon itu.

Demikian pula, dari 52 unsur batin,
kesadaran mungkin pada suatu saat didominasi oleh permulaan pikiran dan berlangsungnya pikiran,
dan pada saat lain didominasi oleh usaha, viriya,
saat lain lagi didominasi oleh kegembiraan dan kepuasan,
saat lainnya didominasi oleh keinginan, atau didominasi oleh keserakahan, atau didominasi oleh kemarahan, dsb,
ketika permulaan pikiran dominan, kesadaran akan mematuhi perintah permulaan pikiran.
Demikian pula, kesadaran yang muncul di bawah pengaruh dominasi berlangsungnya pikiran, atau keserakahan, atau kemarahan.
Demikianlah unsur-unsur batin memunculkan kepekaan-pikiran.

Atau mengambil analogi lain:
api memunculkan angin, dan angin membantu api berkobar.
Kesadaran adalah bagaikan api, unsur-unsur batin adalah bagaikan angin.
Unsur-unsur batin muncul karena kesadaran, dan kesadaran juga dikondisikan oleh unsur-unsur batin.

Sebuah analogi lain.
4 Unsur Utama adalah saling bergantung.
Jika salah satu dari 3 unsur tersebut muncul, 3 unsur lainnya juga akan muncul.
Demikian pula, jika kesadaran muncul, unsur-unsur batin yang bersesuaian juga muncul bersamaan.
Jika unsur-unsur batin muncul, maka muncul pula kesadaran bersamaan dengannya.

(Demikianlah bagaimana tubuh fenomena batin memunculkan pikiran atau kepekaan-pikiran.)

~RAPB 2, pp. 2371-2372~
« Last Edit: 06 December 2008, 12:38:35 PM by Yumi »
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Namarupa
« Reply #350 on: 06 December 2008, 01:28:54 PM »
Makhluk hidup mampu menjalani fungsinya hanya karena adanya 6 landasan-indria ini,
jika tidak ia akan menjadi tidak berdaya seperti sebatang kayu.

Landasan-landasan indria ini juga disebut 6 pintu-indria.
Bukan pintu dalam arti bahwa pintu tersebut dapat terbuka namun hanya peka terhadap rangsangan-indria,
bagaikan jendela kaca yang dapat dilalui oleh cahaya.

Kepekaan-mata muncul di mata,
kepekaan-telinga muncul di telinga,
kepekaan-hidung muncul di hidung,
kepekaan-lidah muncul di lidah,
kepekaan-badan muncul di seluruh badan baik badan sendiri maupun badan makhluk lain.
Kesadaran-pikiran, atau kepekaan-pikiran muncul dalam hati.
Demikianlah seluruh badan dilengkapi dengan 6 jenis kepekaan.

Bagaikan seekor burung hinggap di atas dahan,
bayangan ayunan dahan dan gerakan burung tersebut di atas tanah muncul bersamaan,
demikian pula saat sebuah objek yang terlihat dikenali oleh kepekaan-mata,
pada saat yang sama kepekaan-pikiran mengenalinya juga.

Demikianlah, dengan dipimpin oleh kesadaran-mata,
muncullah proses-pikiran yang bersesuaian,
menghasilkan pengetahuan menyeluruh tentang peristiwa tersebut,
dan seseorang mengetahui,
“Ah, ini adalah matahari,” “Ini adalah bulan,” atau “Ah, ini adalah seorang laki-laki, (atau seekor sapi, atau seekor kerbau).”

Kepekaan-pikiran mengenali 5 jenis objek-indria yang dikenali oleh masing-masing pintu-indria selain objek-pikiran meliputi semua fenomena jasmani dan fenomena batin.

Kemudian sebuah proses-pikiran yang bersesuaian muncul di pintu-pikiran,
dan seseorang menjadi sadar sepenuhnya tentang objek-pikiran yang dikenalinya tersebut.
Ini adalah proses-alami tentang bagaimana objek-indria diterima oleh masing-masing pintu-indria
dan suatu kesadaran penuh tentangnya muncul.

Karena pengalaman indria ini muncul tanpa akhir dalam diri seorang awam,
dan kesadaran penuh tentangnya muncul dalam dirinya,
ia akan menganggap peristiwa tersebut sebagai,
“Aku melihatnya,” “Aku mendengarnya,” “Aku memakannya,” “Aku merasakannya,” “Aku mengetahuinya,” “Aku memikirkannya,” “Aku bodoh,” atau “Aku bijaksana,” dsb.


Miskonsepsi tentang 5 kelompok kehidupan ini,
yang merupakan panci dari alam sengsara yang penuh penderitaan (Niraya),
membakar hebat dengan kobaran api keserakahan, kebencian, kebodohan, keangkuhan, keiri-hatian, kekikiran, dsb,
demikianlah seluruh 6 pintu-indria tersebut berkobar dengan api-api kejahatan ini.
Semua ini disebabkan oleh adanya 6 landasan-indria
.


~RAPB 2, pp. 2372-2374~
« Last Edit: 06 December 2008, 01:37:51 PM by Yumi »
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #351 on: 09 December 2008, 05:44:19 PM »
1683
kelahirannya adalah putra dari kelaurga baik-baik.


1684-1685
empat kelompok (gajah-gajah, kuda-kuda, kereta, dan pasukan berjalan kaki[)] yang berbaris sambil menembakkan (anak panah), meniup (terumpet), menabuh (genderang), dan berteriak (mengancam).


1688
neyyadhamma, hal-hal yang patut diketahui (selain kehidupan-kehidupanku.)[).]


1690
(Kata ‘semua’ dan ‘sabba’ dalam bahasa […] hal-hal duniawi’[,] (‘semua pribadi’, sakkàya. Istilah lengkapnya […] tertulis ‘Sabbaÿ bhikkhave àdittaÿ’.[)]

(Kalimat Pàëi yang berarti […]  ‘sakkàya sabba’ atau ‘semua pribadi’.[)]

(Sehubungan dengan istilah ‘Sabba¤¤uta ¥àõa’ […] ‘semua ini semua itu’[)]

(Demikianlah para pembaca harus […] oleh Buddha dan Brahmà Baka.[)]


1691
Ketika Buddha berkata, “Aku mengetahui semuanya […] oleh semuanya (sakkàya sabba),[”] Beliau memberikan teka-teki.

Apa yang Beliau maksudkan adalah, “Brahmà Baka, Aku mengetahui […] semuanya (sakkàya: objek-objek duniawi).[”]



Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #352 on: 10 December 2008, 04:54:10 PM »
1691-1692
[(]Ketika Buddha berkata, “(Aku mengetahui Nibbàna) yang tidak terjangkau oleh […] lima kelompok objek duniawi dalam sifatnya yang berkondisi (saïkhata).
(Materi-materi berkondisi seperti […] tidak terjangkau oleh semua pribadi.”)


1693
Demikianlah Brahmà Baka menuduh Buddha berkata bohong; (singkatnya, Buddha menyatakan […] non-duniawi.[)] Demikianlah tuduhan salahnya kepada Buddha.


1694
“Dhamma Nibbàna itu (1) tidak dapat […] melalui sifat-sifat mereka semua (sakkàya).[”] (Dengan kata-kata ini Buddha menegaskan makna ‘semua’).[.)]

“Yang Mulia, kalau begitu, sekarang aku akan menghilang dari hadapan-Mu. (Aku akan melakukan kesaktian sehingga aku tidak terlihat oleh-Mu) Engkau lihatlah:["]


1695
Maka untuk agar dapat terlihat,

diciptakan oleh brahmà.[,] Sehingga Baka tidak mampu


1697
“Para bhikkhu, kemudian para brahmà, para pengikut dan pelayannya merasa takjub, berkata, “Teman-teman, sungguh menakjubkan kekuatan dan kemuliaan Bhikkhu Gotama!”
[-> Harusnya tidak ke alinea baru.]
Belum pernah kami […] kelahiran dan yang muncul dari kelahiran[”]


1699
Ia memiliki sifat Tàdi, ‘tidak membeda-bedakan’, mengapa?”

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
(5) Salàyatana paccayà phasso
« Reply #353 on: 11 December 2008, 01:07:30 PM »
Karena adanya 6 landasan-indria ini di tempatnya masing-masing di dalam tubuh,
objek-objek indria dengan jelas tercermin seolah-olah berdiri di depan cermin.

Objek-objek terlihat tercermin dalam kepekaan-mata,
suara tercermin dalam kepekaan-telinga,
bau tercermin dalam kepekaan-hidung,
rasa tercermin dalam kepekaan-lidah,
objek-objek sentuhan tercermin dalam kepekaan-badan,
6 jenis objek pikiran tercermin dalam kepekaan-pikiran dari kesadaran pikiran,
sesuai terjadinya peristiwa pada 5 pintu indria lainnya.

Ketika objek-objek indria ini tercermin pada masing-masing pintu-indria,
masing-masing dengan kepekaannya sendiri-sendiri,
maka muncullah kontak pada masing-masing pintu-indria seperti anak korek-api digoreskan pada batu-api.


Karena adanya pintu-indria, objek-indria dan kesadaran-indria, (misalnya pada pintu-mata),
karena gabungan kepekaan-mata, objek terlihat dan kesadaran-mata,
maka kontak mata muncul dengan jelas.
Demikian pula, pada pintu-telinga,
karena gabungan kepekaan-telinga, suara dan kesadaran-telinga,
maka kontak-telinga muncul dengan jelas. [...]
Pada pintu-pikiran,
karena gabungan kepekaan-pikiran, masing-masing objek-indria yang tercermin melalui 6 pintu-indria dan kesadaran-pikiran,
maka kontak-pikiran muncul dengan jelas.

6 jenis kontak itu sangatlah kuat, bagaikan senjata Vajira milik Sakka,
dalam menafsirkan pengalaman-indria yang menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Sebuah objek terlihat yang tercermin pada pintu-mata yang menjadi kontak-mata dibedakan sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan, berkat adanya kontak.

Prinsip yang sama berlaku pada 5 pintu-indria lainnya
di mana masing-masing kontak akan menilai masing-masing objek-indria
sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan.


Dalam menjelaskan fungsi dari kontak, penyair menggunakan perumpamaan meremas buah untuk mendapatkan sari buahnya.
Buah yang manis akan menghasilkan sari buah yang manis, buah yang asam akan menghasilkan sari buah yang asam.

Demikian pula, objek terlihat yang menyenangkan,
melalui bekerjanya kontak,
akan menjadi objek yang menyenangkan bagi sang individu,
dan objek yang tidak menyenangkan sebagai objek yang tidak menyenangkan.

Demikian pula halnya dengan kontak-indria lainnya.
Objek-objek yang menyenangkan akan terlihat sebagai objek yang baik, menarik atau menyenangkan. Objek-objek yang tidak menyenangkan akan terlihat sebagai objek yang buruk, tidak menarik dan tidak menyenangkan.

Perbedaan ini antara yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan muncul dari kontak.


~RAPB 2, pp. 2374-2375~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
(6) Phassa paccayà vedanà
« Reply #354 on: 11 December 2008, 01:14:15 PM »
6 objek-indria dianggap (oleh seorang awam) sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan melalui kontak.

(Jika kita meninjau proses indria:) kita akan menemukan bahwa
6 jenis kesadaran hanya mengetahui objek-indria melalui pintu-indria masing-masing.

Ia hanya sekadar melihat sesuatu, mendengar sesuatu, mencium sesuatu, mengecap sesuatu, menyentuh atau merasakan sesuatu, dan memikirkan sesuatu atau membentuk suatu gagasan.

Kontak menerjemahkan pengalaman indria ini menjadi hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Jika suatu hal yang menyenangkan dialami melalui masing-masing pintu indria,
seseorang akan menjadi senang atau mengalami perasaan yang menyenangkan.

Jika suatu hal yang tidak menyenangkan dialami melalui masing-masing pintu indria,
seseorang akan menjadi tidak senang atau mengalami perasaan yang tidak menyenangkan.

Demikianlah 6 jenis kontak yang memberikan 6 jenis perasaan.

(Perasaan menyenangkan, sukhà vedanà)
Sukhà vedanà terdiri dari dua aspek, jasmani dan batin, aspek jasmani adalah kenyamanan fisik sedangkan aspek batin adalah kebahagiaan.

(Perasaan tidak menyenangkan, dukkhà vedanà)
Dukkhà vedanà juga terdiri dari dua aspek, jasmani dan batin, aspek jasmani adalah kesakitan fisik sedangkan aspek batin adalah tekanan batin.

Kadang-kadang sukhà vedanà dikombinasikan dengan kesejahteraan jasmani dan batin,
dan dukkhà vedanà dikombinasikan dengan penderitaan jasmani dan batin.

Vedanà terdiri dari 3 jenis: perasaan menyenangkan, perasaan tidak menyenangkan, dan perasaan yang bukan menyenangkan juga bukan tidak menyenangkan.

Tetapi, dalam syair ini,
perasaan yang bukan menyenangkan juga bukan tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kejahatan dimasukkan ke dalam kelompok perasaan tidak menyenangkan,
sedangkan perasaan yang bukan menyenangkan juga bukan tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kebajikan dimasukkan ke dalam kelompok perasaan menyenangkan. Hal ini harus diperhatikan.


~RAPB 2, pp. 2375-2376~
« Last Edit: 11 December 2008, 01:18:39 PM by Yumi »
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
6 Jenis Atau Unsur Perasaan
« Reply #355 on: 11 December 2008, 05:57:33 PM »
(i) Perasaan yang lahir dari kontak-mata, cakkhu samphassajà vedanà
(ii) perasaan yang lahir dari kontak-telinga,
(iii) perasaan yang lahir dari kontak-hidung,
(iv) perasaan yang lahir dari kontak-lidah,
(v) perasaan yang lahir dari kontak-badan,
(vi) perasaan yang lahir dari kontak-pikiran, mano samphassajà vedanà.

Disebut unsur karena perasaan pada umumnya muncul hanya melalui 6 tersebut.

Ketika perasaan sedang dibeda-bedakan melalui masing-masing dari 6 jenis kontak tersebut, konsep menyenangkan atau tidak menyenangkan, baik atau buruk akan terbentuk dalam pikiran dari orang yang mengalami berbagai perasaan tersebut.

Ketika perasaan menyenangkan dialami, seseorang akan merasa bahagia dan secara fisik merasa nyaman.
Ketika perasaan tidak menyenangkan dialami, seseorang akan merasa tidak bahagia, tertekan dan secara fisik merasa gelisah.

Setiap orang di dunia ini memiliki tujuan utama yaitu menikmati unsur perasaan yang menyenangkan. Semua aktivitas manusia diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Unsur perasaan menyenangkan tersebut hanya membawa penderitaan kepada orang-orang awam.
Para Ariya adalah bebas dari akibat-akibat jahat.

Kaum awam berusaha keras dalam mencari perasaan menyenangkan.
Dalam kasus yang ekstrem, pencarian perasaan yang menyenangkan ini akan terjadi dalam bentuk bunuh-diri, karena seorang yang melakukan bunuh-diri menganggap bahwa kematian adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan kedamaian.


~RAPB 2, pp. 2377~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
(7) Vedanà paccayà tanhà
« Reply #356 on: 12 December 2008, 08:51:45 AM »
Saat seseorang melihat sebuah objek terlihat (yang menyenangkan),
melalui bekerjanya kontak-mata,
objek itu akan memberikan perasaan menyenangkan kepada si pengamat.
Ia akan merasa sangat senang melihatnya. “Bagus sekali! Indah sekali!” perasaan menyenangkan menyebabkan kegembiraan dan kebahagiaan.

Bagaikan ketika butir-butir nasi kering ditaburi dengan mentega, proses batin si pengamat diliputi oleh kegembiraan.
Bagaikan bunga teratai padumà yang layu disiram dengan air sejuk, ia akan merasa segar, wajahnya cerah.
(Reaksi sehubungan dengan 5 kenikmatan indria lainnya seperti mendengar suara yang merdu, mencium bau yang harum, dan lain-lain, harus dipahami dengan cara yang sama.)

Dalam menikmati perasaan menyenangkan melalui enam pintu-indria, akan merangsang nafsu untuk menikmati lebih dan lebih lagi.

Keinginan muncul terhadap perasaan menyenangkan.
Karena itu, 6 jenis perasaan menyenangkan akan memunculkan enam jenis keinginan, yaitu,
keinginan terhadap objek terlihat,
keinginan terhadap suara,
keinginan terhadap bau,
keinginan terhadap rasa,
keinginan terhadap objek-objek sentuhan,
dan keinginan terhadap bentukan-bentukan pikiran dan gagasan-gagasan.


Semua makhluk melekat pada badan-jasmaninya sendiri dalam arti bahwa mereka ingin tetap hidup.
Oleh karena itu, mereka secara alami menginginkan makanan agar tetap hidup.
Kemudian keinginan mereka menyebar ke padi sebagai makanan pokok,
dan kemudian kepada bahan-bahan untuk menghasilkan padi seperti tanah, binatang-binatang pembantu, dan bibit yang baik, dan lain-lain yang berhubungan dengan padi.

Ini adalah contoh praktis dari keinginan yang memperbanyak dirinya dimulai dari sebuah objek tertentu yang disukai.

Jika seseorang menyukai suatu objek terlihat tertentu,
kemudian memikirkan bagaimana memilikinya,
berhubungan dengannya, apakah makhluk hidup atau benda mati, menginginkannya.
(Demikian pula halnya dengan suara merdu, bau harum, objek sentuhan yang menyenangkan, dan bentukan-bentukan pikiran yang menyenangkan.)

Karena semua makhluk selalu mengejar enam objek-indria,
berusaha memuaskan nafsu-indria mereka,
mereka menjadi dikuasai oleh keinginan yang merupakan inti dari keserakahan.

Oleh karena itu mereka bahkan tidak dapat memimpikan kebenaran yang mendalam (tentang keinginan sebagai sumber dari semua penderitaan)
.

Mereka menjadi tawanan dari keserakahan mereka, mereka hidup dan mati di sana.


~RAPB 2, pp. 2377-2379~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #357 on: 13 December 2008, 01:16:14 PM »
1700
karena itu, Sutta ini dinamakan Brahmanimantika Sutta.
→ Brahmanimantanika (MN 49)


1702
Pada hari keberangkatannya, ia melihat ayahnya memberikan persembahan besar-besaran kepada Saÿgha yang dipimpin oleh Buddha. Kemudian ia mengirim putrinya ke rumah pedagang Ugga dengan upacara yang megah seolah-olah memperlihatkan buah
→ Rancu karena "ia" yang pertama adalah CulaSubhadda, "ia" yang ke dua adalah Anathapindika.


1703
(Guru-gurumu, Bhikkhu Gotama dan para siswa-Nya),[,)] kemuliaan


1704
(Ibu),[,)] semua tindakan fisik guru-guruku, Buddha

(Ibu),[,)] mereka (Guru-Ku, Buddha dan para siswa-Nya)


1705
(Ibu),[,)] di dunia ini banyak orang menjadi sombong saat mereka memperoleh berbagai hal atas usaha keras mereka

(Ibu),[,)] di dunia ini banyak orang menjadi sombong saat mereka menjadi terkenal dan memiliki banyak


1706
(Ibu),[,)] di dunia ini banyak orang menjadi sombong saat mereka dipuja atas usaha keras


1708
Mengetahui bahwa Buddha menerima undangan Cåëàsubhaddà, Sakka memberitahu Dewa Visukamma untuk
→ Vissukamma


1715
Setelah menghibur teman-temannya[,] ia kembali


1716
sehubungan dengan Màra yang mencoba untuk menjadi raja.
→ mencobai Buddha agar menjadi raja.


1718
[“]Gunung yang terbuat [...] perkataan, dan perbuatan.”

[“]Jika seseorang mengetahui [...] dan kebijaksanaan) untuk mengatasi nafsu indria.”


1721-1722
(Mengenai Brahmana Pokkharasàti: [...] bunga teratai lainnya. Saat mekar, aku akan memetiknya.”
(Kuncup itu tidak mekar bahkan setelah seminggu, [...] perak yang bertaburkan debu emas.)

(Si petapa berpikir, “Anak ini akan menjadi orang besar. [...] sebagai Pokkharasàti karena ia dikandung di dalam bunga teratai.)
(Tubuh brahmana itu berwarna putih bagaikan [...] dengan nama Pokkharasàti.[)] (Dari Komentar).


1724
(Catatan: Buddha tidak [...] membuka pintu”.[)]


1725
Para Bhikkhu Dicela Sebagai Berkasta Rendah untuk Pertama Kalinya


1727
Para Bhikkhu Dicela Sebagai Berkasta Rendah untuk Ke[]dua Kalinya


1728
Para Bhikkhu Dicela Sebagai Berkasta Rendah untuk Ke[]tiga Kalinya


1731
“Ambaññha (tidak berani mengangkat kepalanya lagi) saat ia[)] dikatakan sebagai putra seorang budak perempuan.


« Last Edit: 13 December 2008, 01:18:43 PM by Kainyn_Kutho »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #358 on: 13 December 2008, 01:26:18 PM »
1735
[(]Kaõha berkata demikian hanya setelah sang raja berjanji akan menyerahkan putrinya.)


1739
“Ambaññha, khattiya boleh saja mengusir seorang Khattia lainnya dengan kepala dicukur dan debu ditebarkan[,] dan dibuang dari kota


1742
pencapaian Kearahattaan. (pembaca dapat membaca ajaran ini dari terjemahan Sutta ini.)


1743
namun ia bertanya dengan nada merendahkan, “Orang seperti apakah [...] mau berdiskusi dengan mereka?[”]

Ambaññha, mengapa sang raja tidak mengizinkan brahmana itu menghadapnya? Brahmana yang diangkat olehnya? (engkau pikirkanlah
-> tidak mengizinkan brahmana yang diangkat olehnya menghadapnya?

(Sang brahmana mengetahui mantra [...] telah mengelabui raja dan mengambil perhiasan Mahàraha itu.[)]


1743-1744
(Para menteri lainnya yang merasa [...] berkonsultasi dengan brahmana itu yang berada di luar tirai.[)]

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
(8) Tanhà paccayà upàdàna
« Reply #359 on: 14 December 2008, 01:26:01 AM »
Baik sekali jika keinginan terhadap 6 objek-indria dapat disingkirkan sebelum mereka menguasai.
Jika kenikmatan dalam keinginan dibiarkan berlangsung dalam waktu yang lama,
keinginan akan berkembang menjadi kemelekatan yang berakar pada keinginan itu sendiri atau pada pandangan salah,
seseorang melekat erat pada dirinya sendiri secara internal dan kepada objek-objek indria eksternal.

Kemelekatan ada 4 jenis:
(i) kemelekatan terhadap kenikmatan indria,
(ii) kemelekatan terhadap pandangan salah,
(iii) kemelekatan terhadap praktik salah sebagai alat untuk mencapai kesucian, dan
(iv) kemelekatan terhadap ilusi diri atau jiwa.


(i) Kemelekatan kepada kenikmatan indria kàmupàdàna:
yaitu obsesi pada 6 jenis yang dimulai sebagai keinginan dan berkembang,
seperti pepatah Myanmar yang mengatakan,
“Jika seekor kadal tumbuh terlalu besar, ia akan menjadi seekor buaya,
jika seekor ular tumbuh terlalu besar, ia akan menjadi nàga.”
Oleh karena itu kemelekatan adalah keinginan yang terlalu kuat.


(ii) Kemelekatan kepada pandangan salah ditthupàdàna:
Pandangan salah terdiri dari 62 jenis seperti dijelaskan oleh Buddha dalam Brahmajàla Sutta (Digha Nikàya Silakkhandha Vagga). Keyakinan kuat dalam pandangan salah adalah salah satu bentuk kemelekatan.
(3 pandangan salah yang terburuk yang dapat mengirim seseorang menuju Alam Niraya termasuk dalam 62 jenis pandangan salah yang disebutkan dalam syair ini.)


(iii) Kemelekatan kepada praktik salah yang dianggap sebagai alat untuk mencapai kesucian Silabbatupàdàna:
Beberapa petapa pada masa Buddha memiliki kebiasaan seperti sapi atau anjing  ^-^ dengan kepercayaan keliru bahwa praktik demikian dapat menyucikan batin mereka dan memberikan keselamatan.
Punna dan Senja adalah 2 petapa yang menjalani praktik demikian. (Baca Majjhima Pannàsa Kukkuravatika Sutta).

Para petapa Govatika adalah salah satu dari mereka yang meyakini bahwa semua kejahatan masa lampau dapat dihapuskan jika seseorang menjalani praktik seperti sapi, yaitu, menjalani kehidupan pertapaan yang keras.

Alasan mereka adalah: menjalani hidup dengan keras seumur hidup saat ini dapat membalas semua kejahatan masa lampau,
kehidupan pertapaan pada saat ini juga tidak melakukan kejahatan baru.
Oleh karena itu semua kejahatan masa lampau dan kejahatan masa depan dapat dihapuskan,
dan hal ini akan memberikan kebahagiaan abadi.

Seorang pengikut kepercayaan ini akan merangkak dengan 4 kaki
seperti seekor sapi, tidur seperti sapi, makan seperti sapi tanpa menggunakan tangan, dan meniru semua tingkah laku sapi.

Seseorang yang menjalani praktik sapi ini dengan cara yang tidak keras akan terlahir kembali sebagai seekor sapi,
seseorang yang menjalani praktik ini dengan cara yang terlalu keras akan terlahir kembali di alam neraka setelah meninggal dunia
.


Para petapa Kukkuravatika adalah penganut praktik-anjing.
Mereka meyakini bahwa jika seseorang menjalani kehidupan dan kebiasaan seekor anjing, maka ia akan dapat terbebaskan.
Seorang pengikut kepercayaan ini akan merangkak dengan 4 kaki, makan dan tidur seperti anjing, dan meniru semua tingkah laku anjing.

Seseorang yang menjalani praktik anjing ini dengan cara yang tidak terlalu keras akan terlahir kembali sebagai seekor anjing,
seseorang yang menjalani praktik ini dengan cara yang terlalu keras akan terlahir kembali di alam neraka setelah meninggal dunia
.



(iv) Kemelekatan kepada ilusi diri (atta) attavàdupàdàna:
Kepercayaan keliru tentang diri atau atta adalah bentuk kemelekatan kuat yang lain.
Ini didasarkan pada 5 kelompok kehidupan dengan anggapan yang keliru, masing-masing dalam 4 cara, yaitu:

1. Sehubungan dengan badan jasmani:
(a) bahwa badan jasmani adalah diri—tidak mampu memisahkan badan jasmani dari dirinya,
(b) bahwa fenomena batin adalah diri—keliru menganggap bahwa diri memiliki jasmani bagaikan pohon memiliki bayangannya,
(c) bahwa fenomena batin adalah diri—keliru menganggap bahwa badan jasmani berada dalam diri bagaikan keharuman terdapat di dalam bunga,
(d) bahwa fenomena batin adalah diri—keliru menganggap bahwa diri terdapat di dalam badan jasmani bagaikan sebutir batu delima yang disimpan di dalam peti.

2. Sehubungan dengan perasaan,

3. Sehubungan dengan pencerapan,

4. Sehubungan dengan aktivitas kehendak,

5. Sehubungan dengan kesadaran.

Pandangan keliru yang sama dianut dalam 4 cara di atas.
Dengan demikian, ada 20 pandangan salah terhadap 5 kelompok kehidupan yang memunculkan 20 jenis pandangan salah yang berbeda. Pandangan ini yang berlangsung sepanjang samsàra disebut kemelekatan kepada ilusi diri atau attavàdupàdàna.

Selama 4 jenis kemelekatan di atas ada dalam diri seseorang,
tidak akan ada jalan untuk keluar dari penderitaan lingkaran kelahiran.


~RAPB 2 pp. 2379-2381~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~