Beberapa hari ini gw jarang online, karena kesibukan gw yang sedang mengurusi pemilihan koko cici jakarta 2008...So, saking sibuknya sampai jarang memikirkan hal2 di luar kerjaan...
Tapi, hari ini, tiba2 diingatkan oleh mama, hari ini harus ke vihara untuk mendoakan papa yang sudah almarhum...Kebetulan besok adalah puncak acara ulambana...Akhirnya gw ijin dengan panitia untuk pergi ke vihara bersama keluarga dalam rangka mendoakan papa....
Sampai di vihara, tampak persiapan yang cukup megah untuk puncak acara ulambana besok...Puluhan dus beras, minuman kemasan, lilin, dan berbagai barang2 dipersiapkan untuk acara besok...Karena, duit sendiri lagi terbatas, yah gw cuma sebatas sumbang doa aja secara pribadi ke bokap deh...Sewaktu sedang berada ruang abu, melihat banyak makanan yang di taruh di depan guci abu, jadi terbersit pertanyaan sederhana yang gw sendiri tidak tahu pasti jawabannya..
"Sebenarnya, semua persembahan, doa, dan pemujaan ini, apakah benar2 untuk almarhum? Atau sebenarnya hanya refleksi pemuas diri untuk mengobati rasa kerinduan kita akan keluarga yang telah meninggalkan kita?" Mengapa harus ada waktu2 tertentu untuk melakukan persembahan kepada almarhum? Dan untuk apa kita melakukan persembahan? Kan belum tentu juga, keluarga yang sudah meninggal masih dalam alam rendah?Bisa saja keluarga kita sudah terlahir di alam manusia, dan bisa saja terlahir di alam dewa...
Pada siang hari tadi, gw merasa semua persembahan terasa tidak relevan...Bahkan pembacaan sutra pun terasa tidak relevan....Mengapa kita hanya mendoakan orang2 yang pernah berjodoh dengan kita?Bukankah cinta kasih sejati itu universal?Tidak terbatas hanya kepada orang2 yang pernah bersama kita, tetapi kepada semua makhluk? Mungkin kalimat terakhir terasa begitu klise, tetapi itu lah yang gw rasakan tadi siang...
Gw memandang diam ke guci abu bokap dan foto kecil yang termpampang di depannya...Tidak terasa apa2 lagi...Tidak ada rasa sedih maupun rindu...Yang ada hanya sebuah guci abu dan foto...Gw akhirnya coba melihat2 guci abu almarhum lain dengan foto2nya masing2...Betapa hidup ini adalah dukha...Kita lahir adalah dukkha, kita menjalani hidup di alam yang adalah dukkha, bahkan kita berpisah dan meninggalkan orang2 yang kita kasihi adalah dukkha..
Akhirnya, karena gw merasa pikiran ini tidak akan tenang dan tidak akan bermanfaat jika membaca sutra tetapi pikiran tidak tenang, kegiatan ke vihara hari ini hanya gw isi dengan melakukan berlutut dan dalam hati berkata "Aku berlindung kepada Guru-ku Sang Buddha, semoga aku dan semua makhluk dapat memahami dhamma, dan semoga papaku dan semua makhluk lain dapat terlahir di alam yang lebih baik dan hidup berbahagia.Sadhu 3x...."