News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Kritik dan hubungan umat Buddha

Started by D1C1, 30 October 2016, 05:15:41 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

D1C1

Alo temen2,

Tentu dalam kehidupan beragama, apapun agama itu, maupun kehidupan sosial kita tidak terlepas menerima kritikan ataupun mengkritik orang lain. Namun di dalam Culapantaka sutta dikatakan bahwa seorang bhikkhu menjadi pelupa/ kurang cerdas/ bodoh karena di masa Buddha Kassapa dia mencela bhikkhu lain yang bodoh.

Dengan melihat sesuatu pun hati kita bisa timbul rasa ingin memuji atau tidak suka atau mencela, tidak selalu harus diungkapkan dari kata2 dalam bentuk kemarahan. Apakah benar kita tidak diperbolehkan memiliki hati demikian ataupun mengkritik anggota sangha sedikitpun karena nanti kita umat umat biasa bisa menjadi spt Culapantaka?


Jual Sapi

Quote from: D1C1 on 30 October 2016, 05:15:41 PM
Alo temen2,

Tentu dalam kehidupan beragama, apapun agama itu, maupun kehidupan sosial kita tidak terlepas menerima kritikan ataupun mengkritik orang lain. Namun di dalam Culapantaka sutta dikatakan bahwa seorang bhikkhu menjadi pelupa/ kurang cerdas/ bodoh karena di masa Buddha Kassapa dia mencela bhikkhu lain yang bodoh.

Dengan melihat sesuatu pun hati kita bisa timbul rasa ingin memuji atau tidak suka atau mencela, tidak selalu harus diungkapkan dari kata2 dalam bentuk kemarahan. Apakah benar kita tidak diperbolehkan memiliki hati demikian ataupun mengkritik anggota sangha sedikitpun karena nanti kita umat umat biasa bisa menjadi spt Culapantaka?

mungkin ada yang pendapat, jika bhikkhu melakukan kesalahan, maka sikap umat sebaiknya mendiami dia, tapi jika bhikkhunya makin jadi gimana?


tidak mengkritik  mereka yang tidak salah,
memuji baik  kepada mereka  yang berbuat baik
itu karma yang baik

mengkritik mereka yang salah, tidak termasuk menanam karma buruk, mengkritik sebatas cara yang benar dan tepat, itu baik bagi diri sendiri maupun si pelaku, mana tau dia akan berubah menjadi baik.

Bagi anggota Sangha yang melakukan hal yang tidak terpuji, bahkan melanggar sila yang berat. jika kita ikut mendiami/menyembunyikan, bearti mendukung  kesalahan dia, karma buruk turut mengikuti anda.





Jual Sapi

#2
bodoh, ingatannya kurang ataupun tidak bisa menghapal parita itu bukan sikap buruk. Memang ada beberapa orang yang terlahir dengan ingatan rendah, termasuk saya, sampai saat ini blom bisa hapal namaskara gattha, biasa-biasa sajalah, liat buku juga selesai masalah  :)) :)) . Barangkali perbuatan buruk masa lalu yang masak saat ini.

Anda yang jago dalam menghapal paritta, sutta, alquran ataupun injil, belom tentu bisa memahami kehidupan ini lebih baik dari saya koq. kekuranganku cuman gak bisa menghapal, tapi kehidupan saya baik-baik saja. tidak bisa menghapal bukan bearti tidak bisa memahami.

kalo mengkritik kekurangan ini yah konyol bangat, orang yang kritik tidak bisa menerima kekurangan orang lain, beda kasusnya dengan orang yang sengaja melakukan kesalahan, karena disana ada niat buruknya. Kritik yang kita lakukan itu bermanfaat untuk menjauhkan orang dari perbuatan jahat.

D1C1

Quote from: Jual Sapi on 30 October 2016, 10:12:29 PM
mungkin ada yang pendapat, jika bhikkhu melakukan kesalahan, maka sikap umat sebaiknya mendiami dia, tapi jika bhikkhunya makin jadi gimana?


tidak mengkritik  mereka yang tidak salah,
memuji baik  kepada mereka  yang berbuat baik
itu karma yang baik

mengkritik mereka yang salah, tidak termasuk menanam karma buruk, mengkritik sebatas cara yang benar dan tepat, itu baik bagi diri sendiri maupun si pelaku, mana tau dia akan berubah menjadi baik.

Bagi anggota Sangha yang melakukan hal yang tidak terpuji, bahkan melanggar sila yang berat. jika kita ikut mendiami/menyembunyikan, bearti mendukung  kesalahan dia, karma buruk turut mengikuti anda.

Sepertinya ada perbedaan pengertian, dalam teks seringkali diterjemahkan sebagai "mempermainkan", tapi di ceramah dikatakan "mencela"/"mengkritik".

Mengkritik yg saya maksud bukan selalu berupa perkataan, bagaimana dengan kritikan yg berupa pikiran?  Jika ada anggota Sangha berbuat sesuatu yg jelas2 tidak benar, kita menyaksikan/mengalaminya, tentu di pikiran kita bisa muncul "kritikan". Apa lantas ini yang dimaksud Culapanthaka Sutta, bahwa kita akan lahir sebagai orang yang bodoh?

D1C1


D1C1


Jual Sapi

Quote from: D1C1 on 31 October 2016, 12:15:10 AM
Sepertinya ada perbedaan pengertian, dalam teks seringkali diterjemahkan sebagai "mempermainkan", tapi di ceramah dikatakan "mencela"/"mengkritik".

Mengkritik yg saya maksud bukan selalu berupa perkataan, bagaimana dengan kritikan yg berupa pikiran?  Jika ada anggota Sangha berbuat sesuatu yg jelas2 tidak benar, kita menyaksikan/mengalaminya, tentu di pikiran kita bisa muncul "kritikan". Apa lantas ini yang dimaksud Culapanthaka Sutta, bahwa kita akan lahir sebagai orang yang bodoh?

Pikiran itu gampang berkeliaran, kita manusia bukan orang suci jadi kritik dalam pikiran masih hal yang wajar walaupun kadang seorang bhikkhu melakukan hal yang bijak tapi kita gagal paham, bisa saja timbul kritik,

Pikiran itu sulit untuk terkendali bagi kita yang masih awam,  tapi untuk ucapan dan perbuatan kita masih bisa mengendalikannya. Untuk melatih mengendalikan pikiran, tentu meditasi adalah hal yang tepat. Sering kali pikiran buruk yang kita  tidak ingin muncul selalu muncul dalam pikiran kita, walaupun kita tau itu salah, dan sangat menyesal kenapa bisa timbul pikiran ini walaupun kita tidak ingin. Untuk pikiran yang lebih terkendali, anda bisa melatih vipassana, memperhatikan pikiran berkeliaran, jika sudah terlatih dengan baik, dengan mudah akan timbul pemahaman atas arah jalannya pikiran, walaupun muncul pikiran kotor, itu anda pahami semua ini hanya proses pikiran lagi berkeliaran saja, disana tidak ada penyesalan walaupun timbul pikiran buruk. Latihan ini ampuh untuk menyembuhkan mereka yang terlanjur menyesal dan bawa perasaan dalam kehidupan sehari-hari, Selain itu bisa meningkatkan kebijaksanaan dalam kehidupannya. Keputusan yang di ambil atas kebijaksanan akan menjadi banyak disetujui orang dan paling dikit dikritik orang.