Seorang Pemuda di Aceh Ubrak-abrik Wihara

Started by Sunya, 03 July 2013, 10:36:38 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sunya

Selasa, 2 Juli 2013 | 15:15 WIB


Vihara di Banda Aceh yang diobrak-abrik seorang pemuda, Selasa (2/7/2013). | Kompas.com/ Raja Umar

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Seorang pemuda asal Desa Ujung Dua Belas, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, mengamuk dan merusak fasilitas Vihara Dharma Bakti di Peunayong, Banda Aceh, Selasa (2/7/2013). Akibatnya, sejumlah fasilitas rumah ibadah umat Buddha itu hancur.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Kompas.com di lokasi kejadian, pemuda yang diduga mengalami gangguan jiwa itu bernama Wahyudi (36), warga Aceh Besar. Pada Senin sekitar pukul 09.30 WIB, dia mendatangi Vihara Dharma Bhakti di Jalan Pangli Polem, kawasan Peunayong, Banda Aceh. Tiba-tiba Wahyudi mengamuk dan memecahkan kaca serta sejumlah patung Buddha dengan membabi buta.

"Pemuda itu tiba-tiba masuk ke wihara, dia langsung mengamuk dan merusak sejumlah fasilitas tempat ibadah kami. Pelaku tidak berbicara apa-apa kepada kami yang sedang duduk," jelas Hasan, salah satu pengurus wihara kepada wartawan.

"Pertama dia sudah kami keluarkan sekali dari wihara, tetapi saat dia masuk yang kedua kali, pelaku langsung memecahkan kaca dan sejumlah patung secara membabi buta," lanjut Hasan.

Hasan menambahkan, belum diketahui penyebab pemuda tersebut mengamuk dan merusak fasilitas di rumah ibadah Vihara Dharma Bakti tersebut. Setelah kejadian, pemuda tersebut langsung diamankan oleh petugas Satpol PP Kota Banda Aceh dan dilarikan ke IGD Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Banda Aceh untuk mendapatkan perawatan.

"Pelaku sudah dibawa oleh Satpol PP ke rumah sakit karena dia mengalami luka parah di bagian kaki karena terkena pecehan kaca," katanya.

Sementara itu, Fatimah, ibu kandung Wahyudi, mengatakan, putranya memang mengalami gangguan jiwa. Dia pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh selama enam bulan pada beberapa tahun lalu.

"Dulu dia sudah bisa pulang ke rumah karena menurut pihak rumah sakit jiwa dia sudah sembuh. Selama ini Wahyudi hanya menjalani rawat jalan dan berobat alternatif di kampung," ungkapnya.

Sehari-hari Wahyudi menghabiskan waktunya di Masjid Desa Ujung Dua Belas sebagai muazin.

"Anak saya baru tadi malam tidak pulang ke rumah, dan kami sudah mencarinya ke mana-mana. Tiba-tiba tadi pagi saya mendapat kabar bahwa anak saya sudah dirawat di UGD karena terluka akibat merusak wihara," jelas Fatimah.

http://regional.kompas.com/read/2013/07/02/1515355/Seorang.Pemuda.di.Aceh.Obrak-abrik.Vihara

CintaViolet

oohhh gangguan jiwa.. ya kurang dapet penjagaan n perhatian dari keluarganya brati tuh orang, jadi ngamuk kemana2..

sanjiva

Quote from: Sunya on 03 July 2013, 10:36:38 AM
[spoiler]Selasa, 2 Juli 2013 | 15:15 WIB


[/spoiler]
Vihara di Banda Aceh yang diobrak-abrik seorang pemuda, Selasa (2/7/2013). | Kompas.com/ Raja Umar
[spoiler]
BANDA ACEH, KOMPAS.com — Seorang pemuda asal Desa Ujung Dua Belas, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, mengamuk dan merusak fasilitas Vihara Dharma Bakti di Peunayong, Banda Aceh, Selasa (2/7/2013). Akibatnya, sejumlah fasilitas rumah ibadah umat Buddha itu hancur.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Kompas.com di lokasi kejadian, pemuda yang diduga mengalami gangguan jiwa itu bernama Wahyudi (36), warga Aceh Besar. Pada Senin sekitar pukul 09.30 WIB, dia mendatangi Vihara Dharma Bhakti di Jalan Pangli Polem, kawasan Peunayong, Banda Aceh. Tiba-tiba Wahyudi mengamuk dan memecahkan kaca serta sejumlah patung Buddha dengan membabi buta.

"Pemuda itu tiba-tiba masuk ke wihara, dia langsung mengamuk dan merusak sejumlah fasilitas tempat ibadah kami. Pelaku tidak berbicara apa-apa kepada kami yang sedang duduk," jelas Hasan, salah satu pengurus wihara kepada wartawan.

"Pertama dia sudah kami keluarkan sekali dari wihara, tetapi saat dia masuk yang kedua kali, pelaku langsung memecahkan kaca dan sejumlah patung secara membabi buta," lanjut Hasan.

Hasan menambahkan, belum diketahui penyebab pemuda tersebut mengamuk dan merusak fasilitas di rumah ibadah Vihara Dharma Bakti tersebut. Setelah kejadian, pemuda tersebut langsung diamankan oleh petugas Satpol PP Kota Banda Aceh dan dilarikan ke IGD Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Banda Aceh untuk mendapatkan perawatan.

"Pelaku sudah dibawa oleh Satpol PP ke rumah sakit karena dia mengalami luka parah di bagian kaki karena terkena pecehan kaca," katanya.

Sementara itu, Fatimah, ibu kandung Wahyudi, mengatakan, putranya memang mengalami gangguan jiwa. Dia pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh selama enam bulan pada beberapa tahun lalu.

"Dulu dia sudah bisa pulang ke rumah karena menurut pihak rumah sakit jiwa dia sudah sembuh. Selama ini Wahyudi hanya menjalani rawat jalan dan berobat alternatif di kampung," ungkapnya.

Sehari-hari Wahyudi menghabiskan waktunya di Masjid Desa Ujung Dua Belas sebagai muazin.

"Anak saya baru tadi malam tidak pulang ke rumah, dan kami sudah mencarinya ke mana-mana. Tiba-tiba tadi pagi saya mendapat kabar bahwa anak saya sudah dirawat di UGD karena terluka akibat merusak wihara," jelas Fatimah.

http://regional.kompas.com/read/2013/07/02/1515355/Seorang.Pemuda.di.Aceh.Obrak-abrik.Vihara
[/spoiler]

Inilah artikel jawaban untuk om Indra  ;D

Quote from: Indra on 03 July 2013, 08:33:59 AM
tumben ... bukan soal politik Islam vs Buddhist

-------------------

Quote from: Sunya on 03 July 2013, 10:36:38 AM
Sehari-hari Wahyudi menghabiskan waktunya di Masjid Desa Ujung Dua Belas sebagai muazin.

Baru tahu gw kalo di aliran sono orang gila boleh berprofesi ini.  :whistle:
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

dhammadinna

Quote from: sanjiva on 03 July 2013, 11:46:33 AM
Baru tahu gw kalo di aliran sono orang gila boleh berprofesi ini.  :whistle:

^ ^ ^

Quote from: sanjiva on 03 July 2013, 11:46:33 AM
"Dulu dia sudah bisa pulang ke rumah karena menurut pihak rumah sakit jiwa dia sudah sembuh. Selama ini Wahyudi hanya menjalani rawat jalan dan berobat alternatif di kampung," ungkapnya.

sanjiva

Kalau peristiwanya dibalik, ada orang budis gila ngerusak masjid; kira2 vihara se-Aceh hancur dan dibakar ga?   Dan terjadi genoside orang2 tionghoa?  ::) :-?
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Shasika

Quote from: sanjiva on 03 July 2013, 02:57:20 PM
Kalau peristiwanya dibalik, ada orang budis gila ngerusak masjid; kira2 vihara se-Aceh hancur dan dibakar ga?   Dan terjadi genoside orang2 tionghoa?  ::) :-?

:)) :))
I'm an ordinary human only

kullatiro

Quote
BIREUEN, KOMPAS.com —Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengunjungi lokasi gempa terparah, yakni di Masjid Babusalihin, Kampung Blang Mancang, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah. Di daerah itu, 90 persen bangunan rusak total akibat diguncang gempa 6,2 SR.

Gubernur didampingi Kapolda Aceh mengunjungi korban luka-luka maupun pengungsi yang terdapat di sejumlah titik di Kecamatan ketol.
Camat Ketol Saleh, mengatakan kunjungan gubernur pertama kali
ingin menyaksikan reruntuhan bangunan Masjid Shalihin yang dikabarkan menimpa anak-anak yang tengah mengaji dan bermain-main di sekitar masjid.

http://regional.kompas.com/read/2013/07/03/1709306/Gubernur.Aceh.Kunjungi.Lokasi.Gempa.Terparah

kebetulan tanggal berita pengobrak abrik vihara dan gempa aceh terjadi pada tanggal yang sama¿

Sunya

Quote from: sanjiva on 03 July 2013, 02:57:20 PM
Kalau peristiwanya dibalik, ada orang budis gila ngerusak masjid; kira2 vihara se-Aceh hancur dan dibakar ga?   Dan terjadi genoside orang2 tionghoa?  ::) :-?

Fenomena mayoritas dan minoritas itu potensial terjadi dimana saja, tidak ada hubungannya dengan agama atau kelompok apapun.

CintaViolet

Quote from: sanjiva on 03 July 2013, 02:57:20 PM
Kalau peristiwanya dibalik, ada orang budis gila ngerusak masjid; kira2 vihara se-Aceh hancur dan dibakar ga?   Dan terjadi genoside orang2 tionghoa?  ::) :-?

tergantung apakah banyak oknum yang fanatis hingga memakai kekerasan dan balas dendam demi membela bendera agama...

Wolvie

Quote from: kullatiro on 03 July 2013, 06:38:16 PM
http://regional.kompas.com/read/2013/07/03/1709306/Gubernur.Aceh.Kunjungi.Lokasi.Gempa.Terparah

kebetulan tanggal berita pengobrak abrik vihara dan gempa aceh terjadi pada tanggal yang sama¿
ho oh, cuma beda jam aja, yg ngobrak abrik d pagi, gempa sore jam 2an klo ga salah.

adi lim

#10
Quote from: Sunya on 03 July 2013, 07:13:45 PM
Fenomena mayoritas dan minoritas itu potensial terjadi dimana saja, tidak ada hubungannya dengan agama atau kelompok apapun.

kayak tuhan aja lu, serba tahu
jangan2 anda ternyata tukang jual tahu :))
semua hanya persepsi kok
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

will_i_am

[belut]
Itu bukan persepsi, tapi itu merupakan kenyataan yang kita jumpai dimana-mana
[/belut]
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

dipasena

Quote from: kullatiro on 03 July 2013, 06:38:16 PM
http://regional.kompas.com/read/2013/07/03/1709306/Gubernur.Aceh.Kunjungi.Lokasi.Gempa.Terparah

kebetulan tanggal berita pengobrak abrik vihara dan gempa aceh terjadi pada tanggal yang sama¿

nurut sy itu suatu kebetulan, terjadi di hari yg sama. jgn berasumsi gempa krn vihara di obrak abrik. agak picik kita klo mengklaim bahwa gempa dikarenakan vihara di obrak abrik, dewa2 yg patung nya di hancur kan marah... dewa bkn tukang balas dendam hanya karena patung di hancurkan, krn patung bkn lah si dewa dan dewa bkn lah patung.

back to topik.

klompok mayoritas yg satu itu, slalu mengklaim suatu tindakan kejahatan dilakukan krn sakit jiwa/tidak waras/sakit, hal itu sudah lumrah di negara ini, bahkan hukum jg tdk bs menjangkau jk si pelaku beralasan sakit jiwa/tidak waras/sakit, mentok2 dibawa ke rumah sakit jiwa.

itu napa alasan sakit jiwa/tidak waras/gangguan mental/sakit sering digunakan di negara ini agar terbebas dr jerat hukum.

Shasika

Quote from: will_i_am on 04 July 2013, 10:18:31 AM
[belut]
Itu bukan persepsi, tapi itu merupakan kenyataan yang kita jumpai dimana-mana
[/belut]

belut emank bisa punya persepsi ?  ^-^

Kenyataan yang kita jumpai selalu bahwa kita sering dirugikan, padahal setelah terjadi bencana yang menolong adalah para saudara kita yang kaya2 yang justru banyak berasal dari etnis Tionghoa, saya paling KECEWA dengan perilaku yang amat merendahkan martabat bangsa sendiri, yang mereka sangka ini adalah tindakan warrior padahal yang ada justru merekalah yang merendahkan martabat mereka.  :( :(
I'm an ordinary human only

Shasika

Quote from: dato' tono on 04 July 2013, 11:46:42 AM
nurut sy itu suatu kebetulan, terjadi di hari yg sama. jgn berasumsi gempa krn vihara di obrak abrik. agak picik kita klo mengklaim bahwa gempa dikarenakan vihara di obrak abrik, dewa2 yg patung nya di hancur kan marah... dewa bkn tukang balas dendam hanya karena patung di hancurkan, krn patung bkn lah si dewa dan dewa bkn lah patung.

back to topik.

klompok mayoritas yg satu itu, slalu mengklaim suatu tindakan kejahatan dilakukan krn sakit jiwa/tidak waras/sakit, hal itu sudah lumrah di negara ini, bahkan hukum jg tdk bs menjangkau jk si pelaku beralasan sakit jiwa/tidak waras/sakit, mentok2 dibawa ke rumah sakit jiwa.

itu napa alasan sakit jiwa/tidak waras/gangguan mental/sakit sering digunakan di negara ini agar terbebas dr jerat hukum.

Jadi teringat Tsunami th.2006 yang juga bersamaan hari nya, rupam Buddha terbesar di hancurkan lantas tsunami datang, memang kita hanya bisa berkata KEBETULAN saja, tetapi kok ya terjadi lagi ya? seperti nya mereka BELUM KAPOK.
I'm an ordinary human only