Tidak ada laporan dalam literatur Pali tentang waktu dan kejadian wafatnya Mahakassapa, tetapi kronologi berbahasa Sanskerta tentang "Para Guru Dharma" memberikan kita kisah yang aneh tentang akhir hidup sang thera berdasarkan tradisi Buddhis Utara. Berdasarkan catatan ini, setelah Konsili Pertama Kassapa menyadari bahwa ia telah memenuhi tugasnya dan memutuskan untuk mencapai Parinibbana. Ia mewariskan Dhamma kepada Ananda, memberikan penghormatan terakhir pada tempat-tempat suci, dan memasuki Rajagaha. Ia bermaksud memberitahukan Raja Ajatasattu tentang kematiannya yang akan terjadi, tetapi sang raja sedang tidur dan Kassapa tidak ingin membangunkannya. Demikianlah ia naik ke puncak Gunung Kukkatapada sendirian, duduk bersila di sebuah gua, dan bertekad bahwa tubuhnya akan tetap utuh sampai datangnya Buddha yang akan datang, Metteya. Adalah kepada Metteya, Kassapa menyerahkan jubah Buddha Gotama - jubah usang yang sama yang telah diberikan Sang Bhagava kepadanya saat pertemuan pertama mereka. Kemudian Kassapa mencapai Parinibbana, atau, menurut versi lain, pencapaian meditasi atas penghentian (nirodhasamapatti). Bumi berguncang, para dewa menaburkan bunga-bunga di atas tubuhnya, dan gunung tersebut menutupinya.
Banyak sekali kontradiksi secara logika di sini.
- Parinibbana atau tidak ?
- Mati atau tidak?
- Parinibbana atau nirodhasamapatti? Tidak mungkin kedua2nya.
Pertanyaan lebih lanjut :
- Apa perlunya sampai menyerahkan jubah Buddha Gotama ke Buddha Maitreya?
Buddhism, sangha dan kepemimpinannya bukanlah suatu tahta yang diwariskan dari
satu sammasambuddha yang satu ke sammasambuddha yang berikutnya.
Mungkin semangat pewarisan kepemimpinan inilah yang dijiwai di Chan sehingga terjadi intrik2 suksesi patriach dari Bodhidharma hingga Hui Neng yang ke 5 dengan mangkok dan jubah. Mereka2 mungkin lupa pesan Buddha bahwa dhamma vinaya lah yang seharusnya menjadi 'pemimpin' mereka seterusnya.
Segera setelah itu Raja Ajatasattu dan Ananda pergi ke Gunung Kukkatapada untuk melihat Mahakassapa. Gunung tersebut sebagian terbuka dan tubuh Kassapa muncul di hadapan mereka. Raja ingin mengkremasinya, tetapi Ananda memberitahukan raja bahwa tubuh Kassapa harus tetap utuh sampai kedatangan Metteya. Gunung tersebut menutup kembali dan Ajatasattu dan Ananda berangkat meninggalkannya. Tradisi Buddhis Cina menemukan Gunung Kukkatapada di Cina Barat Daya, dan legenda Cina dipenuhi dengan laporan tentang para bhikkhu yang berkeyakinan yang, dalam perjalanan menuju gunung tersebut, berusaha melihat jenazah Kassapa duduk dalam postur bermeditasi menanti kedatangan Buddha berikutnya.
Gw jadi teringat cerita Sun Go Kong di dalam batu selama 500 tahun sebelum nanti berjumpa biksu Tong Sam Cong dan dibebaskan. Mungkin terinspirasi dari cerita di atas.