Ic..ic.., tapi Pak Hud apakah mungkin eling itu datang begitu saja..tiba-tiba "ting"? [...]
Kalau Anda tengah melamun, lalu tiba-tiba eling bahwa Anda tengah melamun, sehingga lamunan itu lenyap dengan seketika, dari mana datangnya eling itu? Apakah dilatih lebih dulu?
Jawaban terhadap pertanyaan Anda itu justru ada pada paragraf saya yang Anda tanggapi. ...
Ini saya tampilkan lagi:
Jadi dalam contoh ini, ELING itu bukan hasil dari LATIHAN, atau KONSENTRASI, atau PENCATATAN ... dia datang begitu saja. ... "Tugas" kita dalam retret MMD hanyalah menyiapkan suasana yang kondusif bagi munculnya eling itu, tanpa berupaya agar eling itu muncul. ...
[...] apakah ini bisa disebut kesadaran bodhi?
Tentang apakah itu bisa disebut "kesadaran bodhi" atau tidak, itu kan cuma TEORI, tidak relevan dengan pengalaman ELING itu sendiri. ... Silakan Anda analisis sendiri.
Singkatnya: eling itu bukan "membiarkan pikiran berkelana" ... justru sebaliknya, dengan eling, setiap pikiran, emosi, keinginan dsb akan lenyap dengan sendirinya, tidak peduli betapa pun liarnya pikiran itu ... Kalau pikiran sedang liar, sedetik lagi muncul pikiran baru ... lalu eling ... sehingga lenyap kembali ... demikian seterusnya ... cuma di sini frekuensinya lebih cepat, oleh karena itu kita namakan "pikiran liar" ... tapi, dalam keadaan itu, dalam MMD tidak ada keinginan untuk membuat pikiran itu diam ... biarkan saja ... eling ... mikir ... eling ... mikir ... eling ... mikir dengan cepat, liar ... lama-kelamaan batin akan masuk dalam keheningan juga, tanpa USAHA (VIRIYA) apa pun.
Nah, ... kalau tidak percaya ... buktikan sendiri, ehipassiko. ...
Salam,
Hudoyo
Jadi Pak Hud, apakah ini berarti dalam MMD ini kita membiarkan pikiran kita kemana saja, memikirkan apa saja, toh nantinya eling tersebut muncul tiba-tiba?
"membiarkan pikiran kita kemana saja, memikirkan apa saja" - Setiap kali pikiran, perasaan, emosi dll fenomena batin muncul, bila orang eling, akan langsung lenyap kembali. ... Jadi di sini kita tidak
"membiarkan pikiran kita ke mana saja"; kita tidak "membiarkan", tidak pula "melawan, menekan, mengendalikan"; dalam MMD orang tidak berbuat apa-apa atau bersikap apa-apa, termasuk tidak "membiarkan", tidak pula "mengendalikan".
"toh nantinya eling tersebut muncul tiba-tiba" - Kalau orang sudah terbiasa, lebih banyak sadar/eling daripada tidak sadar/tidak eling, maka begitu suatu fenomena batin (pikiran, emosi, keinginan dsb) muncul, langsung diikuti oleh sadar/eling, sehingga lenyap kembali dengan segera, tidak usah menunggu sampai "nanti". Kata "nantinya" itu menyesatkan.
Apakah saat MMD dan pikiran kita tiba-tiba ingat ada hutang, apakah kita cukup eling "oh saya lagi berpikir ttg hutang nih" kemudian muncul pikiran lagi yang lain dan kita cukup'oh saya lagi berpikirittg ini" dst, apakah seperti ini?
Tidak persis seperti itu; kalimat-kalimat seperti "oh saya lagi berpikir ttg hutang nih" dan "oh saya lagi berpikir ttg ini" adalah PIKIRAN lagi sebagai REAKSI terhadap PIKIRAN sebelumnya; jadi itu pun harus dielingi sebagai PIKIRAN, yang pasti akan lenyap kalau orang eling.
Hati-hati ... kata-kata Anda,
"apakah kita CUKUP eling ..." menyiratkan adanya ALTERNATIF. Di sini tidak ada alternatif apa-apa, bukan "cukup eling"; yang ada hanya dua kemungkinan:
'eling' atau
'tidak eling'. Eling itu tidak perlu dan tidak bisa ditambahi apa-apa lagi ...
Dalam praktek MMD yang terjadi adalah, ketika muncul PIKIRAN akan hutang > sadar/eling > PIKIRAN akan hutang itu lenyap ... ketika muncul PIKIRAN yang menyenangkan > sadar/eling > PIKIRAN yang menyenangkan itu lenyap ... begitu seterusnya ... tanpa si pemeditasi campur tangan, tanpa pemeditasi BERLATIH, BERUPAYA, MEMPERTAHANKAN sadar atau eling itu.
Ini perbedaan MENDASAR antara MMD dan teknik-teknik vipassana lain. Dalam MMD tidak ada KONSENTRASI, tidak ada USAHA, tidak ada VIRIYA, tidak ada LATIHAN. Retret MMD bukan untuk BERLATIH MMD, melainkan menyediakan kesempatan & suasana yang kondusif untuk sadar/eling
tanpa tujuan/cita-cita apa pun.
Ini sukar dipahami oleh para pemeditasi MMD sendiri pada saat-saat awal ia masuk ke dalam retret MMD. Pada umumnya orang tidak bisa mengerti seperti apa itu meditasi tanpa tujuan & tanpa usaha, tanpa konsentrasi. Apalagi kalau yang bersangkutan pernah mengikuti retret vipassana versi lain, pasti bingung ketika pertama kali ikut retret MMD. Tetapi kalau ia bisa diam mengamati gerak pikirannya sendiri, pada umumnya ia bisa memahami kiat MMD, ia tahu seperti apa itu meditasi tanpa tujuan & tanpa usaha, tanpa konsentrasi. Pada saat itu ia mengerti apa artinya
"bebas dari beban meditasi", dan ia tidak akan mundur kembali kepada meditasinya yang lama yang adalah konsentrasi.
Tetapi kalau ia tidak dapat memahami kiat MMD, maka ia akan bingung sampai retret selesai, dan kemungkinan besar ia akan meninggalkan MMD. Itulah sebabnya saya katakan, meditasi itu cocok-cocokan; belum tentu MMD cocok untuk semua orang; begitu pula teknik-teknik vipassana yang lain, tidak ada satu teknik vipassana yang cocok untuk SEMUA orang.
Salam,
hudoyo