ALAM NERAKA

Started by Lily W, 15 April 2008, 05:10:56 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

o17co177

Quote from: willibordus on 26 May 2008, 03:02:04 PM
Quote from: o17co177 on 26 May 2008, 02:44:15 PM
lebih baik MENJALANKAN perintah -Nya

daripada sekedar

MENGETAHUI ajaran -Nya [Kutipan dari Djenali Rino]

Thanx for everythings..

sip, setuju Bro...

ngomong2 itu nickname o17co177 apakah dibaca: oil coil? Kuliah jurusan mesin?  ;D

::

o17co177 = ONCOM.. ha5..
tu nama panggilan g dr dl smpe sekarang..

g jurusan arsitektur, sekarang ngambil sipil.. biar maknyos, tp PUSING SENDIRI.. ha5..
Seaside whenever you stroll along with me
I'm merely contemplating what you feel inside
Meanwhile I ask you to be my Clementine
You say you will if you could but you can't
I love you madly
Let my imagination run away with you gladly
A brand new angle highly commendable
Seaside rendezvous

o17co177

Quote from: Sumedho on 26 May 2008, 05:02:19 PM
Quote from: o17co177 on 26 May 2008, 02:44:15 PM
lebih baik MENJALANKAN perintah -Nya

daripada sekedar

MENGETAHUI ajaran -Nya [Kutipan dari Djenali Rino]

Thanx for everythings..
Nya itu siapa bro ?

waduh kl Nya tu, masih ga jelas, krn d Buddha sendri Konsep Ketuhanannya ga jelas bgmn..
cm yang banyak dari sisi antar sesama ja..

tp sisi baiknya dari agama Buddha adalah kl menurut g..

Buddha sendiri meletakkan dirinya sejajar dengan umatnya, sebagai contohnya, kita sendiri bisa
menjadi Buddha..
Seaside whenever you stroll along with me
I'm merely contemplating what you feel inside
Meanwhile I ask you to be my Clementine
You say you will if you could but you can't
I love you madly
Let my imagination run away with you gladly
A brand new angle highly commendable
Seaside rendezvous

tesla

Quote from: o17co177 on 05 June 2008, 05:06:28 PM
Buddha sendiri meletakkan dirinya sejajar dengan umatnya, sebagai contohnya, kita sendiri bisa
menjadi Buddha..

itu kan Buddha ingin menyenangkan hati pengikutnya. kalau model kita begini paling banter jadi arahat aja deh... :))
(kalau saya seh, target saat ini cuma sotapanna...
mo senang2 dulu, tapi ga mo jatuh ke alam penderitaan...
so ambil asuransi dulu...)


Buddha menjalanin tapa siksaan 6 tahun lho... kita?
lihat KFC aja dah ngiler... ;)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

K.K.

willibordus,

Quote~ Jika seseorang tidak tahu bahwa yang ia bunuh adalah seorang Buddha, apakah si pembunuh ini juga akan tetap masuk Neraka Avici?

Baik tau atau tidak tahu, namanya ada niat membunuh tetap saja kena akibatnya. Dalam Milinda Panha, Nagasena mengatakan bahwa ada 2 jenis ketidak tahuan di mana yang satu membebaskan orang dari akibatnya (seperti kisah Chakkuphala yang buta tidak tahu ada serangga dan menginjaknya sewaktu melakukan meditasi jalan), dan ada yang tidak membebaskan orang dari akibatnya, ibarat orang minum racun, tahu atau tidak tahu, tetep mati.
Yang definisi ke dua ini contohnya adalah Yakkha yang memukul kepala Sariputta, tidak mengetahui siapa itu Sariputta. Contoh lain adalah kisah Dhammapada 72, di mana seorang melempar batu kepada seorang 'gelandangan', masuk ke telinga satu dan keluar dari telinga satu lagi sehingga meninggal. Yang dikira 'gelandangan' itu adalah seorang Pacceka Buddha, dan pelempar batu itu terlahir di Avici.



K.K.

tesla,

QuoteBuddha menjalanin tapa siksaan 6 tahun lho... kita?

Hanya sekadar sharing kisah2 aja  :)
Tidak semua Buddha menjalani tapa selama itu. Kalau tidak salah, Buddha Kassapa mencapai ke-Buddha-an setelah seminggu meninggalkan keduniawian. Jadi yang membawa pada penerangan sempurna itu adalah latihan selama kalpa yang tak terhitung banyaknya, bukan 6 tahun menyiksa diri itu. Bodhisatta Gotama harus "kehilangan arah" dan menjalani penyiksaan diri sampai hampir mati, dikatakan karena buah kamma masa lampau, di mana ketika terlahir sebagai Jotipala, ia meremehkan Buddha Dhamma dari Samma Sambuddha Kassapa.






williamhalim

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 June 2008, 02:31:09 PM
willibordus,

Quote~ Jika seseorang tidak tahu bahwa yang ia bunuh adalah seorang Buddha, apakah si pembunuh ini juga akan tetap masuk Neraka Avici?

Baik tau atau tidak tahu, namanya ada niat membunuh tetap saja kena akibatnya. Dalam Milinda Panha, Nagasena mengatakan bahwa ada 2 jenis ketidak tahuan di mana yang satu membebaskan orang dari akibatnya (seperti kisah Chakkuphala yang buta tidak tahu ada serangga dan menginjaknya sewaktu melakukan meditasi jalan), dan ada yang tidak membebaskan orang dari akibatnya, ibarat orang minum racun, tahu atau tidak tahu, tetep mati.
Yang definisi ke dua ini contohnya adalah Yakkha yang memukul kepala Sariputta, tidak mengetahui siapa itu Sariputta. Contoh lain adalah kisah Dhammapada 72, di mana seorang melempar batu kepada seorang 'gelandangan', masuk ke telinga satu dan keluar dari telinga satu lagi sehingga meninggal. Yang dikira 'gelandangan' itu adalah seorang Pacceka Buddha, dan pelempar batu itu terlahir di Avici.


Iya Bro.

Cuman aku masih bingung, begini:
~ si A adalah Arahat
~ si B adalah orang biasa
~ si pembunuh adalah seorang perampok yg nggak ngerti buddhism

Jadi, kalau dinilai dari NIAT si perampok, ya sama saja ketika membunuh A atau B.
Nah, karena NIAT (Cetana) nya sudah sama, lantas faktor lain apa yg memungkinkan hasilnya berbeda? Membunuh A PASTI lahir ke Avicci, sedangkan membunuh B BELOM PASTI lahir ke Avicci.

Apakah selain NIAT, 'What/Who is The Object' juga berpengaruh? Padahal teorinya semua objek -baik atau buruk- adalah netral.

???

::






Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

nyanadhana

kalo ada orang bego membunuh gajah tapi dia ga tau itu adalah gajah dan menganggapnya semut, menurut kamu,yang dia bunuh adalah gajah atau itu adalah semut?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

K.K.

willibordus,


Sebetulnya sih kalo ditanya mekanismenya bagaimana, terus terang saya tidak bisa jawab  ;D
Kalo menurut saya, niat/cetana diumpamakan seperti benih. Faktor lainnya adalah "ladang"-nya itu. Karena semakin 'suci' seseorang semakin subur 'ladang' untuk menanam kamma, maka baik kamma baik/buruk yang ditanam ke sana, akan melimpah. Memang niat adalah kamma, tetapi kamma vipaka ditentukan oleh sangat banyak sekali kondisinya, bukan hanya oleh cetana.


K.K.

Quotekalo ada orang bego membunuh gajah tapi dia ga tau itu adalah gajah dan menganggapnya semut, menurut kamu,yang dia bunuh adalah gajah atau itu adalah semut?

;D ini juga perumpamaan yang bagus. Memang betul kita tidak bisa membenarkan kesalahan kita dengan melimpahkan kesalahan pada ketidaktahuan kita. Maka yang selalu Buddha katakan adalah "Be Mindful".

williamhalim

#24
Quote from: nyanadhana on 06 June 2008, 03:00:56 PM
kalo ada orang bego membunuh gajah tapi dia ga tau itu adalah gajah dan menganggapnya semut, menurut kamu,yang dia bunuh adalah gajah atau itu adalah semut?

dia tetap membunuh seekor gajah lah  :ngomel:

*gubraks*
Membunuh gajah is membunuh gajah, ini objek nggak bakal berubah  ~X(

Yg didiskusikan sekarang adalah effectnya, hasilnya....
kenapa hasilnya bisa berbeda (avicci or not avicci), padahal penyebabnya (batin) sama.  :-w

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Umat Awam


K.K.

willibordus,


QuoteYg didiskusikan sekarang adalah effectnya, hasilnya....
kenapa hasilnya bisa berbeda (avicci or not avicci), padahal penyebabnya (batin) sama.

Karena 'batin' itu hanya satu dari banyak faktor. Seperti api, membakar kayu kering dan kayu basah efeknya tentu saja berbeda, walaupun apinya sama. Tapi kalo detailnya, seperti saya bilang, saya tidak tahu bagaimana mekanismenya kenapa orang suci = kayu kering  ;D

williamhalim

ya frens....

ada yg bisa di ehipassiko, ada yg belom bisa...

biarlah kita pegang yg sudah bisa kita buktikan saja.
yang belom bisa, kita jadikan catatan dulu saja   :)


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

K.K.

willibordus,

Ya, setuju. Saya sendiri ga bisa bantu membuktikan apa2, hanya membagikan cerita2 yang pernah saya baca saja.  :)

_/\_

Sumedho

kalo nga salah sih kan selain faktor internal (niat dari si pelaku itu), ada faktor external, si objeknya itu jg.
cmiiw
There is no place like 127.0.0.1