ini kah bentuk toleransi?

Started by Rico Tsiau, 20 July 2012, 04:06:38 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Forte

Quote from: pirate153 on 02 August 2012, 03:55:20 PM
bisa di perjelas maksud nya?
saya takut termasuk yang salah kaprah juga  _/\_
mohon pencerahan
Saya coba jelaskan dalam bentuk cerita, biar tidak bosan

Seperti yang kita tahu,

Agama I, mengenal puasa yang diawali dengan sahur dan diakhiri dengan berbuka, dan selama range waktu tersebut tidak makan dan minum
Agama K, mengenal puasa 40 hari yang di dalamnya ada pantangan garam juga, jadi makanan disajikan tanpa garam
Agama B, mengenal sila ke 7, menghindari makan makanan lewat tengah hari, tapi masih boleh minum

Alkisah, ada sekelompok teman terdiri dari Indah beragama I, Kiki beragama K, dan Budi beragama B.
Mereka bertiga sangat akur dan menghargai perbedaan.

Dan bisakah bentuk tindakan menghargai perbedaan tersebut diwujudkan dalam :
- Ketika bulan Ramadhan tiba, Indah tidak melakukan sahur, tetap makan seperti biasa hanya saja tidak menggunakan garam
- Ketika hari Uposatha tiba, Budi sahur, dan berbuka pada jam 6 sore
- Ketika hari Rabu Abu tiba, Kiki makan seperti biasa menggunakan garam, dan mulai berpuasa setelah jam 12 lewat

Semoga cerita ini bisa dipahami...


Rico Tsiau

Quote from: Forte on 02 August 2012, 04:18:11 PM
Saya coba jelaskan dalam bentuk cerita, biar tidak bosan

Seperti yang kita tahu,

Agama I, mengenal puasa yang diawali dengan sahur dan diakhiri dengan berbuka, dan selama range waktu tersebut tidak makan dan minum
Agama K, mengenal puasa 40 hari yang di dalamnya ada pantangan garam juga, jadi makanan disajikan tanpa garam
Agama B, mengenal sila ke 7, menghindari makan makanan lewat tengah hari, tapi masih boleh minum

Alkisah, ada sekelompok teman terdiri dari Indah beragama I, Kiki beragama K, dan Budi beragama B.
Mereka bertiga sangat akur dan menghargai perbedaan.

Dan bisakah bentuk tindakan menghargai perbedaan tersebut diwujudkan dalam :
- Ketika bulan Ramadhan tiba, Indah tidak melakukan sahur, tetap makan seperti biasa hanya saja tidak menggunakan garam
- Ketika hari Uposatha tiba, Budi sahur, dan berbuka pada jam 6 sore
- Ketika hari Rabu Abu tiba, Kiki makan seperti biasa menggunakan garam, dan mulai berpuasa setelah jam 12 lewat

Semoga cerita ini bisa dipahami...

logika cerita yang baik
dan menjelaskan dengan baik.
8)

pirate153

Quote from: Forte on 02 August 2012, 04:18:11 PM
Saya coba jelaskan dalam bentuk cerita, biar tidak bosan

Seperti yang kita tahu,

Agama I, mengenal puasa yang diawali dengan sahur dan diakhiri dengan berbuka, dan selama range waktu tersebut tidak makan dan minum
Agama K, mengenal puasa 40 hari yang di dalamnya ada pantangan garam juga, jadi makanan disajikan tanpa garam
Agama B, mengenal sila ke 7, menghindari makan makanan lewat tengah hari, tapi masih boleh minum

Alkisah, ada sekelompok teman terdiri dari Indah beragama I, Kiki beragama K, dan Budi beragama B.
Mereka bertiga sangat akur dan menghargai perbedaan.

Dan bisakah bentuk tindakan menghargai perbedaan tersebut diwujudkan dalam :
- Ketika bulan Ramadhan tiba, Indah tidak melakukan sahur, tetap makan seperti biasa hanya saja tidak menggunakan garam
- Ketika hari Uposatha tiba, Budi sahur, dan berbuka pada jam 6 sore
- Ketika hari Rabu Abu tiba, Kiki makan seperti biasa menggunakan garam, dan mulai berpuasa setelah jam 12 lewat

Semoga cerita ini bisa dipahami...
jawaban saya: tidak bisa
bentuk ibadah masing2 agama berbeda dan bentuk dari menghargai perbedaan agama adalah menghargai orang lain melakukan ibadah sesuai kepercayaannya
dan menurut saya pribadi tidaklah masalah untuk mengikuti ibadah agama lain selama tidak menggangu dan melanggar sila
_/\_

Forte

Quote from: pirate153 on 02 August 2012, 04:48:45 PM
jawaban saya: tidak bisa
bentuk ibadah masing2 agama berbeda dan bentuk dari menghargai perbedaan agama adalah menghargai orang lain melakukan ibadah sesuai kepercayaannya
dan menurut saya pribadi tidaklah masalah untuk mengikuti ibadah agama lain selama tidak menggangu dan melanggar sila
_/\_
Betul. Bentuk toleransi adalah menghargai orang lain melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaannya..
Memang ada beberapa ibadah agama lain tidak melanggar sila (misal : berdoa atau sholat, berbeda dengan ibadah mengorbankan hewan kurban yang jelas pelanggaran sila 1).
Namun tampaknya bro hanya berpatokan pada tidak melanggar sila, padahal ada juga yang penting, yaitu JMB8

- Kepada siapa doa / sholat yang dilakukan oleh umat agama tetangga ? Jawabnya tuhan.
Mereka memohon dan meminta perlindungan pada tuhan. Sedangkan dalam ajaran Buddhisme, tidak dikenal adanya makhluk adikodrati, dan termasuk dalam pandangan yang keliru (CMIIW)

Jadi ada baiknya cukup membiarkan orang lain melakukan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan masing-masing, tanpa harus berusaha menyamakan apa yang sebenarnya berbeda..

pirate153

Quote from: Forte on 02 August 2012, 04:55:04 PM
Betul. Bentuk toleransi adalah menghargai orang lain melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaannya..
Memang ada beberapa ibadah agama lain tidak melanggar sila (misal : berdoa atau sholat, berbeda dengan ibadah mengorbankan hewan kurban yang jelas pelanggaran sila 1).
Namun tampaknya bro hanya berpatokan pada tidak melanggar sila, padahal ada juga yang penting, yaitu JMB8

- Kepada siapa doa / sholat yang dilakukan oleh umat agama tetangga ? Jawabnya tuhan.
Mereka memohon dan meminta perlindungan pada tuhan. Sedangkan dalam ajaran Buddhisme, tidak dikenal adanya makhluk adikodrati, dan termasuk dalam pandangan yang keliru (CMIIW)

Jadi ada baiknya cukup membiarkan orang lain melakukan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan masing-masing, tanpa harus berusaha menyamakan apa yang sebenarnya berbeda..

betul juga, terima kasih telah di cerahkan _/\_
tapi yang saya maksud sih dia berdoa cara agama dia dan saya dengan cara yang saya percayai walaupun dalam acara misal nya selamatan atau perayaan natal dsb, mereka memohon kepada Tuhan, saya berdoa semoga mereka dan semua mahluk berbahagia _/\_

Forte

Quote from: pirate153 on 02 August 2012, 05:25:55 PM
betul juga, terima kasih telah di cerahkan _/\_
tapi yang saya maksud sih dia berdoa cara agama dia dan saya dengan cara yang saya percayai walaupun dalam acara misal nya selamatan atau perayaan natal dsb, mereka memohon kepada Tuhan, saya berdoa semoga mereka dan semua mahluk berbahagia _/\_
oke.. sekarang saya coba ikuti apa yang anda inginkan, yaitu menggunakan cara agama lain, tapi isinya : semoga semua makhluk berbahagia.. Dan selanjutnya kita bahas mengenai cara berdoa :

1. Dalam agama I, pada saat sholat, ada sembah sujud dengan kiblat ke arah mekkah.
Pertanyaannya : apa manfaat seorang Buddhist mengikuti sembah sujud tersebut sesuai arah kiblat ?
Yang kita sujud hanyalah kaabah.  Sedangkan salah satu syair dari Manggala Sutta : Hormat yang patut dihormat, itulah berkah utama. Apakah kaabah merupakan sesuatu yang perlu dihormati dalam agama Buddha dan membawa berkah utama ?

2. Dalam agama K, sebelum berdoa membentuk tanda salib. Guna bentuk tanda salib sepengetahuan saya sebagai bentuk iman akan trinitas pada konsep agama K. Apa tujuan seorang Buddhist melakukan tanda salib sebelum berdoa ? Apakah Buddhist menganut konsep trinitas juga ?

Mungkin ini setidaknya yang saya pikirkan dan menjadi alasan lebih baik menggunakan cara doa masing2 saja..



pirate153

Quote from: Forte on 02 August 2012, 07:42:04 PM
oke.. sekarang saya coba ikuti apa yang anda inginkan, yaitu menggunakan cara agama lain, tapi isinya : semoga semua makhluk berbahagia.. Dan selanjutnya kita bahas mengenai cara berdoa :

1. Dalam agama I, pada saat sholat, ada sembah sujud dengan kiblat ke arah mekkah.
Pertanyaannya : apa manfaat seorang Buddhist mengikuti sembah sujud tersebut sesuai arah kiblat ?
Yang kita sujud hanyalah kaabah.  Sedangkan salah satu syair dari Manggala Sutta : Hormat yang patut dihormat, itulah berkah utama. Apakah kaabah merupakan sesuatu yang perlu dihormati dalam agama Buddha dan membawa berkah utama ?

2. Dalam agama K, sebelum berdoa membentuk tanda salib. Guna bentuk tanda salib sepengetahuan saya sebagai bentuk iman akan trinitas pada konsep agama K. Apa tujuan seorang Buddhist melakukan tanda salib sebelum berdoa ? Apakah Buddhist menganut konsep trinitas juga ?

Mungkin ini setidaknya yang saya pikirkan dan menjadi alasan lebih baik menggunakan cara doa masing2 saja..
saya setuju dalam kegiatan ibadah yang personal sebaiknya di lakukan masing2 dengan cara masing2
untuk sesuatu yang dilakukan secara umum seperti doa bersama dalam resepsi pernikahan, doa bersama dalam perayaan kelahiran bayi, doa bersama demi keselamatan korban bencana/perang, dsb dimana kita duduk berdampingan dengan agama2 lain dan berdoa menurut agama masing2, walau di pimpin oleh salah satu agama tetap kita bisa berdoa sesuai agama kita, walau yang lain membentuk salib atau mengangkat tangan ke atas, kita tetap bisa beranjali
_/\_

Landy Chua

paling ekstrim foto terakhir..  :))

* wkt zaman skul di skul yg basicnya kr****n , pas mereka masuk gereja siswa yg berumat lain ngaso di dalam kelas , begitu juga sebaliknya skul di skul Buddhis , non buddhis di perbolehkan utk tdk mengikuti kebaktian . nggak ada pemaksaan untuk beribadah tidak sesuai keyakinan.

* utk bbrp situasi misalnya doa wkt upacara semua siswa /siswi wajib untuk anjali baik Buddhis maupun nonbuddhis , begitu juga doa sebelum belajar dan sebelum pulang . apa yg umat Buddha pelajari "suka nggak suka"mereka (non Buddhis ) juga harus pelajari, mghafalkan sutta , cara namaskara dll .. melakukan krn memang kewajiban, kecuali kalau mau nilai agamanya kebakaran . ;D

* KEmbali pada pribadi msg2.. : bbrp guru ada yg ikut anjali wkt doa , bbrp lagi hanya menunduk , kdg walikota yg kebetulan ada acara di skul juga ikutan anjali sekalipun beliau nonBuddhis , doa nya versi Buddhis .. menghormati situasi / lingkungan dan sama sekali tidak mempengaruhi keimanan .

Forte

Quote from: Landy Chua on 03 August 2012, 11:17:13 AM
paling ekstrim foto terakhir..  :))

* wkt zaman skul di skul yg basicnya kr****n , pas mereka masuk gereja siswa yg berumat lain ngaso di dalam kelas , begitu juga sebaliknya skul di skul Buddhis , non buddhis di perbolehkan utk tdk mengikuti kebaktian . nggak ada pemaksaan untuk beribadah tidak sesuai keyakinan.

* utk bbrp situasi misalnya doa wkt upacara semua siswa /siswi wajib untuk anjali baik Buddhis maupun nonbuddhis , begitu juga doa sebelum belajar dan sebelum pulang . apa yg umat Buddha pelajari "suka nggak suka"mereka (non Buddhis ) juga harus pelajari, mghafalkan sutta , cara namaskara dll .. melakukan krn memang kewajiban, kecuali kalau mau nilai agamanya kebakaran . ;D

* KEmbali pada pribadi msg2.. : bbrp guru ada yg ikut anjali wkt doa , bbrp lagi hanya menunduk , kdg walikota yg kebetulan ada acara di skul juga ikutan anjali sekalipun beliau nonBuddhis , doa nya versi Buddhis .. menghormati situasi / lingkungan dan sama sekali tidak mempengaruhi keimanan .
kalau anjali sepengetahuan saya bukan milik Buddhisme semata. Anjali itu bentuk mudra dalam pemberian salam yang berasal dari India. Dan biasanya dilakukan oleh praktisi yoga juga

Landy Chua

Quote from: Forte on 03 August 2012, 11:27:23 AM
kalau anjali sepengetahuan saya bukan milik Buddhisme semata. Anjali itu bentuk mudra dalam pemberian salam yang berasal dari India. Dan biasanya dilakukan oleh praktisi yoga juga

yoi .. cuma situasinya kan lg doa "versi" umat Buddha.. bukan lagi yoga atau beri salam India..  posisi merangkap kedua tangan di TKP mengartikan "anjali" ritualnya umat Buddha..

Forte

Quote from: Landy Chua on 03 August 2012, 11:47:59 AM
yoi .. cuma situasinya kan lg doa "versi" umat Buddha.. bukan lagi yoga atau beri salam India..  posisi merangkap kedua tangan di TKP mengartikan "anjali" ritualnya umat Buddha..
ic.. kalau IMHO, mungkin saya memilih untuk bersikap biasa saja.

NagaSena


Top1

Quote from: Rico Tsiau on 20 July 2012, 04:06:38 PM
iseng2 browsing ketemu ini, tidak ada keterangan lain. cuma photo saja.

silahkan disimak :
[spoiler]









[/spoiler]

sesuai judul, bagaimana menurut pendapat anda?

Saya ada buat thread sejenis dan sumber-nya dari sini : http://supersyok.blogspot.com/2010/05/sami-solat-berjemaah-di-masjid.html#more

Dijelaskan sebagai berikut di situs tersebut:
QuoteMenyebut tentang solat, kami ingin berkongsi emel yang telah dikirimkan seorang pembaca SuperSyok. Situasi ini khabarnya berlaku di Perak pada awal 2009. Kisah 2 orang bekas sami Buddha yang telah memeluk Islam dan bersolat bersama jemaah masjid.

Sunya


will_i_am

hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_