Sah! Borobudur Jadi Candi Buddha Terbesar di Dunia

Started by adi lim, 04 July 2012, 04:19:09 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

adi lim

Jakarta - "The Single Largest Buddhist Temple in the World", julukan itu kini disandang Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Guinness World Records resmi mencatat Borobudur sebagai candi Buddha terbesar di dunia.

Indonesia patut berbangga, salah satu candi peninggalan sejarah, yaitu Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, resmi menjadi candi Buddha terbesar di dunia. Klaim ini resmi dikeluarkan oleh Guinness World Records 27 Juni kemarin, di London, Inggris.

"Borobudur resmi tercatat menjadi candi Buddha terbesar di dunia," kata Direktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Prambanan Ratu Boko, Purnomo Siswoprasetyo kepada detikTravel di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, lt. 17, Jl Medan Merdeka, Jakarta, Rabu (4/7/2012).

Gelar "The Largest Buddhist Temple in the World" pun resmi disandang Borobudur. Pengakuan ini telah dicatat Guinness World Records dengan nomer klaim 396-198.

"Kita tiga bulan mengajukan Borobudur sebagai candi Buddha terbesar di dunia, dan akhirnya diakui Guinness," tambah Purnomo.

Memang tidak perlu diragukan lagi, dengan struktur batuan candi sebesar 60.000 m3, pantas menyandang gelar candi Buddha terbesar di dunia.

"Nantinya, pada setiap event akan kami munculkan Guinness World Records ini, supaya banyak orang tahu, dan semakin banyak ke Borobudur," lanjut Purnomo.

Sebagai catatan, tahun 2011 lalu Candi Borobudur sukses menarik wisatawan sebesar 250.000 orang. Untuk setengah tahun 2012 ini, jumlah turis yang datang sudah meningkat sekitar 16 persen. Semoga dengan pengakuan ini, semakin banyak wisatawan yang datang ke Borobudur

Sumber detik.com
Oleh: Putri Rizqi Hernasari
Rabu, 04/07/2012 13:42 WIB
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Mas Tidar

dikoran lokal, harga tiket masuk 20 US$
ndak tau, apakah ini berlaku untuk turis domestik / int'l ?

Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

hemayanti

"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

adi lim

Quote from: Mas Tidar on 04 July 2012, 05:53:11 PM
dikoran lokal, harga tiket masuk 20 US$
ndak tau, apakah ini berlaku untuk turis domestik / int'l ?


memang beda harga turis asing n domestik.
yang pasti turis lokal tidak seharga itu.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Mustinya ada yang nuntut gih. Tempat ibadah musti bayar.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

hemayanti

Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 05 July 2012, 01:25:59 PM
Mustinya ada yang nuntut gih. Tempat ibadah musti bayar.
kalo yang kesana umat Buddha, mungkin bisa menjaga, punya kesadaran. tapi kalo wisatawan belum tentu, maka mungkin uang tiket masuk itu untuk biaya pemeliharaan. :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

sanjiva

Quote from: adi lim on 04 July 2012, 04:19:09 PM
Indonesia patut berbangga, salah satu candi peninggalan sejarah, yaitu Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, resmi menjadi candi Buddha terbesar di dunia. Klaim ini resmi dikeluarkan oleh Guinness World Records 27 Juni kemarin, di London, Inggris.

"Borobudur resmi tercatat menjadi candi Buddha terbesar di dunia," kata Direktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Prambanan Ratu Boko, Purnomo Siswoprasetyo kepada detikTravel di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, lt. 17, Jl Medan Merdeka, Jakarta, Rabu (4/7/2012).

Boleh2 saja pemerintah bangga, tagi gw sebagai seorang umat Buddha sama sekali tidak bangga.  Apa untungnya kalau kenyataannya gw mau masuk ke sana saja harus bayar ?  Mau ngadain upacara keagamaan di sana saja harus minta ijin?  Belum lagi lihat para turis (lokal) yg seenaknya menginjak dan naik di atas stupa dan patung ?

Gw baru bangga kalau kita umat Buddha bisa mengklaim kembali candi Borobudur kembali ke pangkuan kita.  Kita umat Buddha yg mengelola dan mangatur bagaimana pantasnya, seperti candi dan kuil di Thailand, Burma, Kamboja, dll.

Coba kalau misalnya Indonesia negara Buddhis, apa mau kalau mesjid Demak misalnya, kita jadikan kayak candi Borobudur sekarang?  Jadi obyek wisata,  mau masuk bayar, dinaikin, didudukin, dirogoh-rogoh, buang sampah seenaknya, mau acara keagamaan harus minta ijin, dll ?   Pasti sudah keluar ajakan berjihad, dijamin !    ^-^
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

hemayanti

sebagai warga indonesia dan umat Buddha, saya tetap bangga. :D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

ryu

ati2 aja tar di bom lho borobudur kalau dah terkenal.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Kelana

Quote from: ryu on 05 July 2012, 03:42:33 PM
ati2 aja tar di bom lho borobudur kalau dah terkenal.

Sepengetahuan saya, Borobudur memang sudah pernah dibom pada tahun 1985
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

hemayanti

sepertinya saya harus segera ke sana sebelum hal itu terjadi.
sayang kalo belum sempat berkunjung. ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

sanjiva

Untung gw udah ke sana tahun lalu   ;D

Gak nahan sama para pedagang asongannya.  ^-^
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Rico Tsiau


Mas Tidar

pendapat om Kwaci, sebenarnya harus dipisahkan antara tempat ibadah dan tempat sejarah sebagai objek wisata.

kalau tempat ibadah dan dikelola oleh Sangha, dalam hal ini buddhism, tentunya seperti umat/pengunjung masuk ke vihara pada umumnya, gratis.
memang kalau sudah menjadi hak kelola sangha tidak memerlukan biaya? tentu saja tetap diperlukan biaya.
Dari mana biayanya? kami ndak bisa menjawab lebih jauh krn kami bukan dayaka vihara.
tapi bisa kita nalar, keuangan vihara berasal dari: sumbangan sukarela umat (donatur tetap ataupun tidak tetap) & pemda juga memiliki Andil dengan tempat peribadatan, walaupun jumlahnya kecil.
Bisa dibayangkan jika suatu vihara seluas Borobudur sekarang, pastilah banyak para samana yang berlatih disekitaran lingkungan tsb dan lingkungan sekitarnya akan terjaga dengan baik.

tapi kenyataan dilapangan menyatakan bahwa ini adalah tempat sejarah sebagai objek wisata, jadi perlu pengelolaan, singkat kata UUD.
sejak diketemukan sampai sekarang, adakah sangha yang memiliki kemampuan mengurus-nya ?
mengingat sangha di Indonesia mulai berdiri sekitar tahun 70'an, dengan keadaan seadanya.
Semua keuangan unt pengurusan dibiayai oleh pemerintah dan kami yakin (walau tidak melihat) ada dana dari yayasan int'l dibagian pendidikan & kebudayaan, UNESCO, untuk pelestarian candi brobudur.

Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 05 July 2012, 01:25:59 PM
Mustinya ada yang nuntut gih. Tempat ibadah musti bayar.





boleh2 saja memiliki opini idealis tsb, kami ajukan pertanyaan yang simple sebagai umat buddha.
dengan melihat kodisi sekitaran candi yang bertebaran rupang sang buddha,
kalau Anda pada saat mengunjungi borobudur dan naik, apakah Anda melepas alas kaki ?

ini seperti halnya, Anda masuk ke dhammasala, apakah memakai alas kaki didalam ? selanjutnya terserah Anda.


Quote from: sanjiva on 05 July 2012, 03:13:03 PM
Boleh2 saja pemerintah bangga, tagi gw sebagai seorang umat Buddha sama sekali tidak bangga.  Apa untungnya kalau kenyataannya gw mau masuk ke sana saja harus bayar ?  Mau ngadain upacara keagamaan di sana saja harus minta ijin?  Belum lagi lihat para turis (lokal) yg seenaknya menginjak dan naik di atas stupa dan patung ?

Gw baru bangga kalau kita umat Buddha bisa mengklaim kembali candi Borobudur kembali ke pangkuan kita.  Kita umat Buddha yg mengelola dan mangatur bagaimana pantasnya, seperti candi dan kuil di Thailand, Burma, Kamboja, dll.

Coba kalau misalnya Indonesia negara Buddhis, apa mau kalau mesjid Demak misalnya, kita jadikan kayak candi Borobudur sekarang?  Jadi obyek wisata,  mau masuk bayar, dinaikin, didudukin, dirogoh-rogoh, buang sampah seenaknya, mau acara keagamaan harus minta ijin, dll ?   Pasti sudah keluar ajakan berjihad, dijamin !    ^-^
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

ryu

Quote from: Kelana on 05 July 2012, 03:55:03 PM
Sepengetahuan saya, Borobudur memang sudah pernah dibom pada tahun 1985
iya, dan takutnya jadi sasaran kembali.

Quote from: Rico Tsiau on 05 July 2012, 04:14:32 PM
bayar berapa?
aye pernah kesana 2 taon yang lalu bayar 25rb kalau ga salah.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))